GENETIKA
PEDIGREE
Disusun Oleh:
173112620150070
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL
2019
PRAKTIKUM VII
PEDIGREE
I. TUJUAN PRAKTIKUM
2.2 Teori
Pada genetika manusia, apabila dijumpai suatu kasus yang dicurigai sebagai
kasus pewarisan secara genetis, maka kasus tersebut dapat dipelajari dengan
menelusuri silsilah dari pembawa kasus tersebut. Misalnya suatu ketika dijumpai
kasus anak yang albino dalam suatu perkawinan antara bapak normal dengan ibu yang
normal, maka asal usul kelainan genetis ini dapat ditemukan dengan menelusuri
silsilah keluarganya. Metode untuk menelusuri silsilah ke atas guna mendapatkan
informasi genetik yang jelas disebut sebagai analisis silsilah atau pedigree analysis,
sedang individu yang mula-mula dijumpai atau dicurigai sebagai memiliki kelainan
genetik disebut sebagai propositus. Dengan melakukan analisis silsilah, maka kadang-
kadang dapat dibuktikan apakah suatu kejadian merupakan suatu kasus pewarisan
genetik ataukah sekedar kasus kebetulan saja. Kebanyakan analisis silsilah digunkan
untuk mempelajari karakter yang ditentukan oleh sepasang gen. Melalui analisis
silsilah maka dapat menurunkan pola penurunan suatu sifat (Hardjosubroto, 2001:
125).
Suatu silsilah adalah pendataan sistematik (baik berupa kata-kata atau simbol-
simbol) mengenai nenek moyang individu tertentu, atau bisa juga merupakan "pohon
keluarga" untuk sejumlah besar individu. Biasanya wanita dinyatakan dengan bulatan
dan laki-laki dengan persegi empat. Perkawainan ditunjukkan dengan garis-garis
horizontal antara dua individu. Keturunan dari suatu perkawinan dihubungkan oleh
suatu garis vertikal pada garis perkawinan. Bayang-bayang atau warna yang berbeda
yang ditambahkan pada simbol dapat menyatakan berbagai fenotip. Tiap generasi
ditempatkan pada suatu baris terpisah yang diberi label angka Romawi. Individu
dalam satu generasi diberi nomor dengan angka Arab (Stansfield, 1991: 27).
Pewarisan sifat pada setiap proses perkawinan, tidak semua sifat yang ada pada
induk atau orang tua diwariskan kepada anak-anaknya. Apabila salah satu orang tua
memilki rambut ikal (kriting) maka tidak semua anak akan memiliki rambut kriting.
Hali ini karena sifat yang diwariskan berasal dari kedua orang tua, bukan hanya satu.
Pada kasus rambut kriting, sifat rambut kriting lebih berkuasa dibandingkan dengan
sifat rambut lurus sehingga anak akan lebih banyak memiliki rambut kriting
dibandingkan dengan rambut lurus. Sifat lebih berkuasa rambut kriting ini dinamakan
dengan dominan dan sifat rambut lurus dinamakan resesif (Suryo, 2010).
Rambut lurus disebabkan karena ada interaksi gen resesif dari ibu dan ayah.
Dalam ilmu genetika, bentuk rambut yang dihasilkan dari interaksi gen itu disebut
dengan fenotip (penampakan), sedangkan interaksi gen di dalam tubuh diartikan
sebagai genotip (penyebab penampakan sifat). Genotip biasanya dituliskan dalam
suatu simbol-simbol yang menjelaskan suatu sifat. Sifat yang dominan ditulis dengan
huruf besar dan sifat resesif ditulis dalam huruf kecil. Pada rambut kriting dan lurus,
genotip yang dituliskan adalah KK atau Kk untuk rambut kriting dan kk untuk rambut
lurus. Kk tetap menghasilkan fenotip rambut kriting karena K dominan terhadap k
penyebab rambut lurus. Apabila rambut kedua orang tua adalah kriting, sedangkan
rambut anaknya adalah lurus maka kemungkinan kedua orang tua memiliki gen
heterozigot (Suryo, 2010).
Pewarisan sifat yang terdapat dalam suatu keluarga dapat diikuti untuk beberapa
generasi dengan menggunakan peta silsilah / diagram silsilah (pedigree chart). Peta
silsilah merupakan gambaran pewarisan sifat-sifat manusia yang ditulis dengan
simbol-simbol tertentu yang telah disepakati oleh para ahli genetika. Peta silsilah
termasuk alat yang paling banyak digunakan dalam penelitian genetika, dan untuk
menyusun suatu pola peta silsilah diperlukan keturunan dalam jumlah yang banyak
sedikitnya 3 generasi. Peta silsilah yang menggambarkan pewarisan sifat tertentu
dalam suatu keluarga dapat dianalisis untuk mengetahui pola pewarisan gen penentu
sifat tersebut (Anna, 1985).
Silsilah merupakan alat yang paling banyak digunakan bagi penelitian dan
gambaran pewarisan sifat-sifat manusia dan standar simbol-simbol tertentu telah
disusun oleh para ahli dalam publikasinya. Pentingnya peta silsilah tidak terbatas pada
penentuan sifat genetis suatu kondisi. Bila timbul kondisi yang tidak biasa dalam
keluarga, pertanyaan pertama adalah apakah kondisi itu diturunkan atau tidak (Anna,
1985).
Menurut Suratsih dan Victoria (2002), beberapa kegunaan pedigree antara lain:
1) Untuk mengetahui mekanisme atau pola penurunan penyakit. Dari pola yang
tampak dalam bagan riwayat keluarga dapat kita lihat pula mekanisme penurunan
suatu penyakit.
2) Untuk memperkirakan penetrance. Penetrance adalah perkiraan berapa banyak
penyakit tersebut akan timbul atau terjadi pada seseorang dengan kondisi gen tertentu.
3) Untuk memperkirakan expressivity. Expressivity adalah derajat beratnya
manifestasi klinis suatu penyakit pada kondisi gen tertentu.
4) Untuk mempelajari karakter yang ditentukan oleh sepasang gen.
5) Untuk menentukan pola penurunan suatu sifat.
Sebuah pedigree merupakan diagram yang mengandung semua hubungan
kekerabatan yang diketahui, baik dari generasi sekarang maupun generasi terdahulu
dan memuat data-data tentang sifat atau keadaan yang akan dipelajari. Individu yang
ada kelainan herediter menjadi sumber informasi bagi penyusunan sebuah pedigree
disebut probandus atau propositus.Prosedur umum yang dilakukan dalam menganalisa
pedigree adalah meneliti setiap generasi dari keluarga yang sedang dipelajari. Mulai
dari generasi tertua sampai generasi terakhir kemudian menguji pola transmisi
herediter. Transmisi herediter mana yang cocok untuk sifat yang sedang diteliti
tersebut. Bersifat dominankah atau resesif atau terkait sex atau lainnya (Arsal, 1995;
Russel,1986).
Salah satu penerapan penting dari silsilah adalah membantu menghitung
probabilitas seseorang anak yang memiliki genotip dan fenotip tertentu. Silsilah
merupakan hal yang lebih serius ketika alel-alel yang dipertanyakan menyebabkan
penyakit yang melumpuhkan atau mematikan, bukan hanya sekedar variasi manusia
yang tidak berbahaya seperti garis rambut atau konfigurasi lobus telinga. Akan tetapi
untuk kelainan yang diwariskan sebagai sifat mendelian sederhana berlaku teknik
yang sama untuk analisis silsilah. (Campbell dkk, 2008)
Dokumentasi riwayat keluarga yang teliti dan akurat sangat penting dalam
penilaian aspek genetik. Pohon silsilah keluarga dibuat dengan symbol khusus dan
dilengkapi riwayat kesehatan. Gambar pohon silsilah keluarga biasanya diawali dari
anggota keluarga yang dikonsultasikan yang disebut index case, proband, atau
propositus untuk laki-laki dan propositas untuk perempuan. Posisi proband dalam
pohon keluarga diberi tanda panah. Informasi tentang riwayat kesehatan anggota
keluarga lain yang diperlukan adalah siblings 7 (saudara kandung laki dan
perempuan), orangtua, saudara dari masing-masing orangtua, dengan disertai data
jenis kelamin, status ikatan keluarga, dan hubungannya dengan anggota keluarga lain
dicatat dengan teliti pada pohon keluarga. Urutan generasi diberi nomer dengan angka
romawi (I, II, III, dst.) sedangkan urutan individu dalam satu generasi diberi angka (1,
2, 3, dst.). Pohon keluarga dibuat minimal dalam 3 generasi (Arsal, 1995;
Russel,1986).
Gambar berikut menunjukkan simbol yang biasa dipakai dalam pembuatan pohon
silsilah keluarga:
Gambar. Simbol yang digunakan dalam pembuatan pohon keluarga (Arsal,
1995; Russel,1986).
BAHAN:
1. Lembar kerja praktikum yang berisi soal-soal mengenai pedigree, pola penurunan,
dan penyakit yang ditimbulkan.
Simbol dengan warna terang berarti normal, dengan warna gelap atau diarsir berarti
mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu.
b. Pasangan suami istri dihubungkan dengan garis mendatar
c. Anak keturunannya digambarkan sesuai urutan umur dari kiri kekanan
d. Notasi untuk generasi menggunakan huruf Romawi, generasi I,II,III, dst
e. Setiap individu dalam pedigri mempunyai nomor tertentu.
A. Pedigree 4-4
B. Pedigree 4-5
Pedigree Retinoblastoma
Pola Pewarisannya : Pedigree Autosom Dominan
Genotip :
Genotip Individu I-1 : Aa
Genotip Individu I-2 : aa
Genotip Individu II-1 : Aa Genotip ♂ ♀
Genotip Individu II-2 : aa AA Retinoblastoma Retinoblastoma
Genotip Individu II-3 : aa
Aa Retinoblastoma Retinoblastoma
Genotip Individu II-4 : Aa
aa Normal Normal
Genotip Individu II-5 : aa
Genotip Individu II-6 : Aa
Genotip Individu III-1 : AA/Aa
Genotip Individu III-2 : aa
Genotip Individu III-3 : aa
Genotip Individu III-4 : aa
Genotip Individu III-5 : aa
Genotip Individu III-6 : aa
Genotip Individu III-7 : aa
Genotip Individu III-8 : Aa
Pembahasan
Berdasarkan gambar pedigree tersebut merupakan autosom domninan karena gen dominan
adalah gen yang bisa berekspresi baik dalam keadaan homozigot (AA) atau heterozigot (Aa).
Ciri penurunan autosom dominan adalah :
Kelainan dominan terlihat pada setiap generasi fertikal
Jumlah penderita : jumlah normal = 1 : 1
Penderita pria : penderita wanita = 1 : 1
Tiap generasi sifat tersebut dapat dijumpai
C. Pedigree Praktikum 1
Jelaskan setiap jawaban dari a sampai c pada jawban pedegree di bawah ini baik yang
sesuai maupun yang tidak sesuai
Pola pewarisan pada gambar di bawah ini adalah :
Terangkai X resesif
Autosom resesif
Autosom dominan
Gambar di atas merupakan Pola Pewarisan Autsosom Dominan Karena, Gen dominan
adalah gen yang bisa berekspresi baik dalam keadaan homozigot (AA) atau heterozigot
(Aa). Terdapat 4 macam sifat gen dominan, yaitu : 1). Gen domninan penuh, 2). Gen
domninan tidak penuh, 3). Kodominan, 4). Gen dominan letal
Ciri penurunan autosom dominan adalah :
Kelainan dominan terlihat pada setiap generasi fertikal
Jumlah penderita : jumlah normal = 1 : 1
Penderita pria : penderita wanita = 1 : 1
Tiap generasi sifat tersebut dapat dijumpai
Terangkai X resesif TIDAK SESUAI karena
Gen resesif yang akan dibicarakan terletak pada kromosom X, maka disebut gen terangkai
X.
Ciri penurunannya adalah :
Penderita pria lebih banyak daripada wanita
Ibu sebagai carrier akan menurunkan kepada anak laki-lakinya
Ayah yang menderita tidak langsung menurunkan kelainan ini kepada anak laki-lakinya
Kelainan diturunkan dari kakek, melalui anak perempuannnya ke cucu laki-laki
Autosom resesif TIDAK SESUAI karena
Gen bersifat hanya bisa berekspresi apabila gen resesif itu dalam keadaan homozigot.
Ciri penurunan autososm resesif adalah :
Terjadi loncatan generasi
Ditandai dengan perkawaninan konsangginus (perkawinan kerabat dekat)
Penderita bisa pria maupun wanita
Bersifat horizontal
Genotip :
Genotip Individu I-1 : aa
Genotip Individu I-2 : Aa
Genotip Individu II-1 : aa Genotip ♂ ♀
Genotip Individu II-2 : Aa AA Sakit Sakit
Genotip Individu II-3 : Aa
Aa Sakit Sakit
Genotip Individu II-4 : aa
aa Normal Normal
Genotip Individu II-5 : aa
Genotip Individu II-6 : Aa
Genotip Individu II-7 : Aa
Genotip Individu II-8 : Aa
Genotip Individu II-9 : aa
Genotip Individu III-1 : aa
Genotip Individu III-2 : Aa
Genotip Individu III-3 : Aa
Genotip Individu III-4 : aa
Genotip Individu III-5 : Aa
Genotip Individu III-6 : aa
Genotip Individu III-7 : aa
Genotip Individu III-8 : aa
Genotip Individu IV-1 : Aa
Genotip Individu IV-2 : Aa
Genotip Individu IV-3 : aa
Genotip Individu IV-4 : Aa
Genotip Individu IV-5 : aa
Genotip Individu IV-6 : Aa
Genotip Individu IV-7 : Aa
Genotip Individu IV-8 : aa
D. Pedigree Praktikum 2
E. Pedigree PR 1
Pola Pewarisannya : Sex Influence (Botak) dan Terangkai X Resesif (Buta Warna)
Genotip :
Genotip Individu I-1 : XcY (BB/Bb)
Genotip Individu I-2 : XCXc (Bb)
Genotip Individu II-1 : X CXc (Bb/bb)
Genotip Individu II-2 : X cXc (BB)
Genotip Individu II-3 : XcY (BB/Bb)
Genotip Individu II-4 : XCY (bb)
Genotip Individu II-5 : XCXc (Bb)
Genotip Individu III-1 : XcY (bb)
Genotip Individu III-2 : XCXC/ XCXc (Bb/bb)
Genotip Individu III-3 : XCXC/ XCXc (Bb/bb)
Genotip Individu III-4 : XcY (Bb)
Pembahasan
Botak Buta Warna
XCXC :N Genotip ♂ ♀
C
X Y :N BB Botak Botak
c
XY : Buta Warna / Color Blind
Bb Botak N
XCXc : N (carrier)
bb N N
c c
XX : Buta Waarna / Color Blind
F. Pedigree PR 2
Pola pewarisan kelainan yang ada pada gambar dibawah adalah Autosom Resesif
Genotipe :
Genotip Individu I-1 : Aa/AA
Genotip Individu I-2 : AA/Aa
Genotip Individu II-1 : AA/Aa
Genotip Individu II-2 : Aa/AA
Genotip Individu II-3 : Aa/AA
Genotip Individu II-4 : AA/Aa
Genotip Individu III-1 : Aa
Genotip Individu III-2 : Aa
Genotip Individu III-3 : AA/Aa
Genotip Individu III-4 : Aa/AA
Genotip Individu III-5 : AA/Aa
Genotip Individu III-6 : AA/Aa
Genotip Individu III-7 : AA/Aa
Genotip Individu IV-1 : Aa
Genotip Individu IV-2 : Aa
Genotip Individu IV-3 : AA/Aa Genotip ♂ ♀
Genotip Individu IV-4 : AA/Aa AA Normal Normal
Genotip Individu IV-5 : AA/Aa Aa Normal (Carrier) Normal (Carrier)
Genotip Individu V-1 : AA/Aa aa Sakit Sakit
Genotip Individu V-2 : aa
Genotip Individu V-3 : AA/Aa
Genotip Individu V-4 : AA/Aa
Genotip Individu V-5 : aa
Genotip Individu V-6 : AA/Aa
Genotip Individu VI-1 : AA/Aa
Genotip Individu VI-2 : aa
Genotip Individu VI-3 : AA/Aa
Genotip Individu VI-4 : aa
Genotip Individu VI-5 : AA/Aa
Genotip Individu VI-6 : AA/Aa
Genotip Individu VI-7 : AA/Aa
Genotip Individu VI-8 : AA/Aa
G. Pedigree PR 3
Dari gambar Pola pewarisan kelaian A dan B tentukan apakah sifat keturunan pada
inividu yang di arsir disebabkan oleh gen autosom dominan atau resesif
Gambar A pola pewarisan kelainan yang disebabkan oleh : Autosom Resesif.
Gambar B pola pewarisan kelainan yang disebabkan oleh : Autosom Dominan.
Genotip ♂ ♀ Genotip ♂ ♀
Gambar A Gambar B
AA N N AA Sakit Sakit
Aa N(Carrier) N(Carrier) Aa Sakit Sakit
aa Sakit Sakit aa Normal Normal
Genotip Gambar B :
Genotip Gambar A :
Genotip Individu I-1 : aa
Genotip Individu I-1 : AA/Aa
Genotip Indivifu I-2 : AA
Genotip Indivifu I-2 : aa
Genotip Individu I-3 : aa
Genotip Individu II-1 : Aa
Genotip Individu I-4 : aa
Genotip Individu II-2 : Aa
Genotip Individu II-1 : Aa
Genotip Individu II-3 : aa
Genotip Individu II-2 : Aa
Genotip Individu II-4 : AA
Genotip Individu II-3 : aa
Genotip Individu II-5 : aa
Genotip Individu II-4 : aa
Genotip Individu III-1 : AA/Aa
Genotip Individu II-5 : aa
Genotip Individu III-2 : AA/Aa
Genotip Individu II-6 : aa
Genotip Individu III-3 : aa
Genotip Individu III-1 : aa
Genotip Individu III-4 : Aa
Genotip Individu III-2 : aa
Genotip Individu III-5 : Aa
Genotip Individu III-3 : Aa
Genotip Individu III-4 : aa
Genotip Individu III-5 : Aa
Pembahasan
Berdasarkan gambar A pada pedigree tersebut merupakan autosom resesif karena gen
resesif adalah gen yang hanya bisa berekspresi apabila gen resesif itu dalam keadaan
homozigot.
Ciri penurunan autososm resesif adalah :
Terjadi loncatan generasi
Ditandai dengan perkawaninan konsangginus (perkawinan kerabat dekat)
Penderita bisa pria maupun wanita
Bersifat horizontal
Berdasarkan gambar B pada pedigree tersebut merupakan autosom domninan karena
gen dominan adalah gen yang bisa berekspresi baik dalam keadaan homozigot (AA) atau
heterozigot (Aa).
Ciri penurunan autosom dominan adalah :
Kelainan dominan terlihat pada setiap generasi fertikal
Jumlah penderita : jumlah normal = 1 : 1
Penderita pria : penderita wanita = 1 : 1
Tiap generasi sifat tersebut dapat dijumpai
H. Pedigree PR 4
Suatu keluarga besar
mempunyai diagram silsilah
seerti gambar disamping.
Individu-individu pada
gambar yang berwarnai hitam
adalah individu dengan sifat
keturunan tertentu. Pewarisan
sifat keturunan ini disebut Sex
Limited
Pembahasan: Sex Limited,
yaitu pola penurunan yang
hanya terbatas pada jenis kelamin tertentu. Hanya muncul pada pria saja meskipun
jenis kelamin tersebut mengandung gen yang dimaksudkan. Contoh : Feminisasi
Testis.
PEMBAHASAN
XHXh XhY
XhXh XHXh XHY XhY
Perkawinan wanita normal dan pria penderita akan melahirkan anak dengan peluang :
1. Anak perempuan carrier/normal = XHXh = 25%
2. Anak laki-laki normal = XHY = 25%
3. Anak laki-laki penderita = XhY = 25%
Ciri penurunan sifat Terangkai X dominan adalah apabila ayah sakit dan ibu normal,
maka anak perempuannya sakit semua. Sedangkan ciri pada penurunan Terangkai X
resesif (gen resesif yang akan dibicarakan terletak pada kromosom X), yaitu :
1. Penderita pria lebih banyak daripada wanita
2. Ibu sebagai carier akan menurunkan kepada anak laki-lakinya
3. Ayah yang menderita tidak langsung menurunkan kelainan ini kepada anak
laki-lakinya
4. Keainan diturunkan dari kakek, melalui anak perempuannya ke cucu laki-
lakinya.
Contoh kelainan ini yaitu : Buta warna merah hijau, Hemophilia, Defisiensi G6PD,
Duchene muscular dystrophy.
Sex limited adalah terbatasnya jenis kelamin terhadap keturunan yang diturunkan. Hal
ini hanya muncul pada pria saja, meskipun jenis kelamin tersebut mengandung gen yang
dimaksudkan. Contoh : feminisasi testis.
Sex influence merupakan penurunan sifat yang dapat diturunkan kepada kedua jenis
kelamin di keturunannya, salah satunya lebih tinggi. Contoh : Botak, kuping berambut,
alopesia.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil praktikum pedigree (silsilah keluarga) ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat beberapa pola pewarisan dengan berbagai ciri-ciri tertentu, diantara Autosom
dominan, Autosom resesif, Terangkai X dominan, Terangkai X resesif, Sex limited, Sex
influence. Dan suatu pola penurunan harus dikenali ciri-ciri pada masing-masing pola
penurunannya agar dapat diketahui dengan jelas penyakit keturunan dari generasi
sebelumnya. Dengan adanya bagan silsilah ini maka dapat diketahui asal mula penyakit
genetika dapat terjadi atau diturunkan. Bagan ini juga dapat digunakan untuk
menghindari penyakit genetika yang dapat diturunkan dengan cara tidak melakukan
pekawinan dengan orang memiliki keturunan genetika yang memungkinkan untuk
diturunkan.
Saran untuk praktikum kali ini adalah praktikan dianjurkan sebaiknya lebih teliti
dalam membedakan pola pewarisan.
VII. LAMPIRAN
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Campbell.N.A..J. B. Reece, and L.A.Urry. 2008. BIOLOGI Edisi Kedelapan jilid 3. Jakarta :
Erlangga.
James, Joice, dkk. 2008. Prinsip-prinsip Sains Untuk Keperawatan. Jakarta : Erlangga
Suratsih dan Victoria Henuhili. 2002. Petunjuk Praktikum Genetika. Malang: UM Press.