III
PEDEGREE
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat melihat kelainan genetik seseorang
dengan melihat pedigree suatu keluarga yang dapat kita gunakan sebagai bahan
pemebelajaran kita tentang kelainan genetika pada manusia.
C. Tujuan pratikum
Dari uraian diatas adapun tujuan pemebelajaran ini adalah untuk mengetahui
silsilah keluarga seseorang terutama pada kondisi dimana terdapat penderita dengan
kelainan genetic.
D. Manfaat manfaat
Dari pratikum ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu untuk mengetahui
silsilah keluarga seseorang terutama pada kondisi dimana terdapat penderita dengan
kelainan genetic.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian pedegree
Pedigree adalah bagan yang menunjukkan pewarisan suatu sifat selama beberapa
generasi. Sebuah pedigree umumnya dibuat untuk keluarga, dan menguraikan pola
warisan dari gangguan genetik.
Pada genetika manusia, apabila dijumpai suatu kasus yang dicurigai sebagai kasus
pewarisan secara genetis, maka kasus tersebut dapat dipelajari dengan menelusuri silsilah
dari pembawa kasus tersebut. Misalnya suatu ketika dijumpai kasus anak yang albino
dalam suatu perkawinan antara ayah normal dengan ibu yang normal, maka asal-usul
kelainan genetis ini dapat ditemukan dengan menelusuri silsilah keluarganya. Metode
untuk menelusuri silsilah ke atas guna mendapatkan informasi genetik yang jelas disebut
sebagai analisis silsilah atau pedigree analysis, sedang individu yang mula-mula dijumpai
atau dicurigai memiliki kelainan genetik disebut sebagai propositus. Dengan melakukan
analisis silsilah, maka kadang-kadang dapat dibuktikan apakah suatu kejadian merupakan
suatu kasus pewarisan genetik ataukah sekedar kasus kebetulan saja. Kebanyakan analisis
silsilah digunkan untuk mempelajari karakter yang ditentukan oleh sepasang gen. Melalui
analisis silsilah maka dapat menurunkan pola penurunan suatu sifat (Hardjosubroto,
2001).
Suatu silsilah adalah pendataan sistematik (baik berupa kata-kata atau simbol-
simbol) mengenai nenek moyang individu tertentu, atau bisa juga merupakan "pohon
keluarga" untuk sejumlah besar individu. Biasanya wanita dinyatakan dengan bulatan dan
laki-laki dengan persegi empat. Perkawinan ditunjukkan dengan garis-garis horizontal
antara dua individu. Keturunan dari suatu perkawinan dihubungkan oleh suatu garis
vertikal pada garis perkawinan. Bayang-bayang atau warna yang berbeda yang
ditambahkan pada simbol dapat menyatakan berbagai fenotip. Tiap generasi ditempatkan
pada suatu baris terpisah yang diberi label angka Romawi. Individu dalam satu generasi
diberi nomor dengan angka Arab (Stansfield, 1991).
Prinsip tentang pewarisan sifat pertama kali dikemukan oleh Gregor Mendel,
dikatakan bahwa gen dari anak merupakan perpaduan (persilangan) dari gen-gen dari
kedua orang tuanya. Beberapa jenis penyakit atau kelainan akan menunjukkan adanya
kejadian berulang yang dialami oleh lebih dari satu orang yang memiliki hubungan
saudara satu sama lain. Berdasarkan pola yang ditunjukkan dari catatan silsilah keluarga,
kita dapat memperkirakan sifat suatu penyakit, apakah penyakit tersebut bersifat
diturunkan dari orang tua atau tidak. Dari pola yang tampak pada bagan riwayat keluarga
(pedigree) dapat kita ketahui mekanisme penurunan suatu penyakit. (Suryo,.2008).
Pewarisan sifat yang terdapat dalam suatu keluarga dapat diikuti untuk beberapa
generasi dengan menggunakan peta silsilah / diagram silsilah (pedigree chart). Peta
silsilah merupakan gambaran pewarisan sifat-sifat manusia yang ditulis dengan simbol-
simbol tertentu yang telah disepakati oleh para ahli genetika. Peta silsilah termasuk alat
yang paling banyak digunakan dalam penelitian genetika, dan untuk menyusun suatu pola
peta silsilah diperlukan keturunan dalam jumlah yang banyak sedikitnya 3 generasi. Peta
silsilah yang menggambarkan pewarisan sifat tertentu dalam suatu keluarga dapat
dianalisis untuk mengetahui pola pewarisan gen penentu sifat tersebut (Anna, 1985).
Silsilah merupakan alat yang paling banyak digunakan bagi penelitian dan
gambaran pewarisan sifat-sifat manusia dan standar simbol-simbol tertentu telah disusun
oleh para ahli dalam publikasinya. Pentingnya peta silsilah tidak terbatas pada penentuan
sifat genetis suatu kondisi. Bila timbul kondisi yang tidak biasa dalam keluarga,
pertanyaan pertama adalah apakah kondisi itu diturunkan atau tidak (Anna, 1985).
Menurut Suratsih dan Victoria (2002), beberapa kegunaan pedigree antara lain:
1) Untuk mengetahui mekanisme atau pola penurunan penyakit. Dari pola yang tampak
dalam bagan riwayat keluarga dapat kita lihat pula mekanisme penurunan suatu
penyakit.
2) Untuk memperkirakan penetrance. Penetrance adalah perkiraan berapa banyak
penyakit tersebut akan timbul atau terjadi pada seseorang dengan kondisi gen tertentu.
3) Untuk memperkirakan expressivity. Expressivity adalah derajat beratnya manifestasi
klinis suatu penyakit pada kondisi gen tertentu.
4) Untuk mempelajari karakter yang ditentukan oleh sepasang gen.
5) Untuk menentukan pola penurunan suatu sifat.
Sebuah pedigree merupakan diagram yang mengandung semua hubungan
kekerabatan yang diketahui, baik dari generasi sekarang maupun generasi terdahulu dan
memuat data-data tentang sifat atau keadaan yang akan dipelajari. Individu yang ada
kelainan herediter menjadi sumber informasi bagi penyusunan sebuah pedigree disebut
probandus atau propositus.Prosedur umum yang dilakukan dalam menganalisa pedigree
adalah meneliti setiap generasi dari keluarga yang sedang dipelajari. Mulai dari generasi
tertua sampai generasi terakhir kemudian menguji pola transmisi herediter. Transmisi
herediter mana yang cocok untuk sifat yang sedang diteliti tersebut. Bersifat dominankah
atau resesif atau terkait sex atau lainnya (Arsal, 1995; Russel,1986).
Salah satu penerapan penting dari silsilah adalah membantu menghitung
probabilitas seseorang anak yang memiliki genotip dan fenotip tertentu. Silsilah
merupakan hal yang lebih serius ketika alel-alel yang dipertanyakan menyebabkan
penyakit yang melumpuhkan atau mematikan, bukan hanya sekedar variasi manusia yang
tidak berbahaya seperti garis rambut atau konfigurasi lobus telinga. Akan tetapi untuk
kelainan yang diwariskan sebagai sifat mendelian sederhana berlaku teknik yang sama
untuk analisis silsilah. (Campbell dkk, 2008)
Dokumentasi riwayat keluarga yang teliti dan akurat sangat penting dalam
penilaian aspek genetik. Pohon silsilah keluarga dibuat dengan symbol khusus dan
dilengkapi riwayat kesehatan. Gambar pohon silsilah keluarga biasanya diawali dari
anggota keluarga yang dikonsultasikan yang disebut index case, proband, atau propositus
untuk laki-laki dan propositas untuk perempuan. Posisi proband dalam pohon keluarga
diberi tanda panah. Informasi tentang riwayat kesehatan anggota keluarga lain yang
diperlukan adalah siblings 7 (saudara kandung laki dan perempuan), orangtua, saudara
dari masing-masing orangtua, dengan disertai data jenis kelamin, status ikatan keluarga,
dan hubungannya dengan anggota keluarga lain dicatat dengan teliti pada pohon keluarga.
Urutan generasi diberi nomer dengan angka romawi (I, II, III, dst.) sedangkan urutan
individu dalam satu generasi diberi angka (1, 2, 3, dst.). Pohon keluarga dibuat minimal
dalam 3 generasi (Arsal, 1995; Russel,1986).
Gambar berikut menunjukkan simbol yang biasa dipakai dalam pembuatan pohon
silsilah keluarga:
Gambar. Simbol yang digunakan dalam pembuatan pohon keluarga (Arsal, 1995;
Russel,1986).
Autosomal Resesif
Autosomal Resesif adalah Sebuah kondisi genetik yang muncul hanya
pada individu yang telah menerima dua salinan gen autosom, satu salinan dari
setiap orangtua. Gen pada autosom, kromosom nonsex. Orang tua adalah
pembawa yang hanya memiliki satu salinan gen dan tidak menunjukkan sifat
tersebut karena gen bersifat resesif untuk gen mitra normal. Penyakit
autosomal resesif adalah penyakit genetik yang diwariskan ke anak melalui
kromosom kedua orang tua.
Jika kedua orang tua adalah pembawa, ada kemungkinan 25% dari anak
kedua mewarisi gen abnormal dan akibatnya, mengembangkan penyakit. Ada
kemungkinan 50% anak mewarisi hanya satu gen abnormal dan menjadi
pembawa, seperti orang tua, dan ada kemungkinan 25% anak kedua mewarisi
gen normal. Secara terperincinya yakni :
a. Jika kedua orang tua membawa gen, ada 25% kemungkinan di setiap
kehamilan bahwa anak mereka akan mewarisi gen mutasi dari setiap orangtua
(dua gen) dan memiliki penyakit.
b. 50% kemungkinan di setiap kehamilan bahwa anak mereka akan menerima
satu gen berubah dan menjadi carrier.
c. 25% kemungkinan di setiap kehamilan bahwa anak mereka tidak akan
menerima gen berubah dan menjadi tidak carrier atau memiliki penyakit.
d. Jika hanya satu orangtua membawa gen, ada kemungkinan 50% pada
setiap kehamilan bahwa anak akan Menerima gen berubah dan menjadi
carrier.
e. Tidak menerima gen berubah dan menjadi tidak carrier atau memiliki
penyakit. Jika orangtua tidak membawa gen, anak tidak akan memiliki jenis
penyakit
Cystic fibrosis (CF) adalah contoh dari gangguan resesif autosomal.
Seorang anak CF memiliki gen CF pada kedua kromosom 7 dan sebagainya,
dikatakan homozigot untuk CF. Setiap orang tua memiliki satu CF dan satu
gen normal dan dipasangkan begitu dikatakan heterozigot untuk CF.
Contoh lain dari gangguan resesif autosomal meliputi:
a.Sindrom Alport, suatu bentuk nefritis, penyakit ginjal
b. Penyakit Canavan otak.
c. Neutropenia bawaan, kondisi darah
d.Sindrom Ehlers-Danlos, penyakit jaringan ikat
e.Ellis-van Creveld sindrom, cacat lahir
f. Demam Mediterania familial dengan serangan demam dan nyeri
g.Fanconi anemia, kelainan darah progresif dengan risiko tinggi leukemi.
h.Penyakit Gaucher (penyakit genetik umum Yahudi
i. Mucopolysaccharidosis (MPS), serangkaian gangguan penyimpanan
karbohidrat
j. Osteogenesis imperfecta (penyakit tulang rapuh)
k. Fenilketonuria (PKU), penyakit yang baru lahir diuji
l. Penyakit sel sabit.
X-Linked Dominant
Jika ada empat anak ( dua laki-laki dan dua perempuan ) dan ayah dipengaruhi
(abnormal X , ia memiliki penyakit ) tapi ibu tidak, statistiknya yakni :
a. Dua gadis dengan penyakit
b. Dua anak laki-laki tanpa penyakit
Ini tidak berarti bahwa anak-anak tentu akan terpengaruh. Saat ini, hanya ada
beberapa yang dikenal manusia sifat dominan X –linked yakni Xg blood group,
vitamin D resistant rickets, Rett's syndrome, dan Fragile X syndrome
X-LINKED RESESIF
Jadi, X-Linked Resesif yakni Sebuah gen pada kromosom X yang mengungkapkan
dirinya hanya ketika tidak ada gen yang berbeda hadir pada saat itu lokus (tempat
pada kromosom). Misalnya, Duchenne distrofi otot (DMD) adalah gangguan resesif
terkait-X. Seorang anak DMD memiliki gen DMD pada nya kromosom X tunggal
(sehingga dikatakan homozigot untuk DMD). Meskipun lebih jarang, seorang gadis
dapat memiliki DMD (oleh beberapa cara yang berbeda, misalnya, jika dia memiliki
gen DMD pada kedua kromosom X-nya dan jadi homozigot untuk DMD).
Contoh lain gen terpengaruh kelamin adalah gen autosomal B yang mengatur
kebotakan pada manusia. Gen B dominan pada pria tetapi resesif pada wanita.
Sebaliknya, gen b dominan pada wanita tetapi resesif pada pria. Akibatnya, pria
heterozigot akan mengalami kebotakan, sedang wanita heterozigot akan normal. Untuk
dapat mengalami kebotakan seorang wanita harus mempunyai gen B dalam keadaan
homozigot.
Panjang Jari Telunjuk terhadap jari manis. Apabila kita meletakkan tangan kita pada suatu
alas dimana terdapat sebuah garis mendatar demikian rupa sehingga ujung jari manis
menyentuh garis tersebut, maka dapat kita ketahui, apakah jari telunjuk kita akan lebih
panjang ataukah lebih pendek dari jari manis. Jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen
yang dominan pada orang laki-laki, tetapi resesif pada orang perempuan.
Tabel Ekspresi gen terpengaruh kelamin pada jari manis dan telunjuk
Pada laki-laki dikenal tanda-tanda keamin sekunder, seperti kumis, janggut, suara
basar, walaupunbanyak juga laki-laki yang tidak berkumis, tak berjanggut dan memiliki
suara kecil. Pada perempuan, tanda itu berupa tumbuhnya payudara. Tanda kelamin
sekunder itu dipengaruhi oleh hormon kelamin. Kegiatan hormon seperti ini dipengaruhi
oleh gen-gen yang ekspresinya terbatas pada salah satu jenis kelamin saja (sex limited
genes), walapun gen-gen tersebut terdapat pada kedua jenis kelamin. Ada beberapa sifat
keturunan yang dipengaruhi oleh gen-gen semacam ini, misalnya warna kupu semanggi.
Kupu jantan selalu berwarna kuning, teapi yang betina dapat kunin dan putih. Warna putih
dominan, tetapi hanya terlihat pada kupu betina.
BAB III
Metodelogi Percobaan
A. Waktu dan tempat pratikum
Pratikum ini dilakukan dilakukan pada hari senin,tanggal 14 oktober
2019 di laboratorium mikrobiologi dan genetika UNAS.
C. Cara Kerja
Menentukan ciri-ciri atau sifat yang spesifik yang terdapat dalam soal (pola
penurunan/pewarisan sifat dan penyakit yang dapat diwaariskan/diturunkan).
Mengerjakan soal mengenai pedigree dengan menjawab pola penurunan dan
penyakit yang ditimbulkan.
Simbol yang dipakai
a. = simbol untuk laki-laki normal
Simbol dengan warna terang berarti normal, dengan warna gelap atau diarsir
berarti mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu.
b. Pasangan suami istri dihubungkan dengan garis mendatar
c. Anak keturunannya digambarkan sesuai urutan umur dari kiri kekanan
d. Notasi untuk generasi menggunakan huruf Romawi, generasi I,II,III, dst
e. Setiap individu dalam pedigri mempunyai nomor tertentu.
BAB III
Hasil dan Pembahasan
Autosomal Resesif adalah Sebuah kondisi genetik yang muncul hanya pada individu
yang telah menerima dua salinan gen autosom, satu salinan dari setiap orangtua. Gen pada
autosom, kromosom nonsex. Orang tua adalah pembawa yang hanya memiliki satu
salinan gen dan tidak menunjukkan sifat tersebut karena gen bersifat resesif untuk gen
mitra normal. Penyakit autosomal resesif adalah penyakit genetik yang diwariskan ke
anak melalui kromosom kedua orang tua.
Jika kedua orang tua adalah pembawa, ada kemungkinan 25% dari anak kedua
mewarisi gen abnormal dan akibatnya, mengembangkan penyakit. Ada kemungkinan
50% anak mewarisi hanya satu gen abnormal dan menjadi pembawa, seperti orang
tua, dan ada kemungkinan 25% anak kedua mewarisi gen normal.
Pedigree suatu keluarga di bawah ini menunjukkan cacat/sifat pada symbol yang
hitam/diarsir
= Botak
= Buta warna ( terpaut seks resesif)
= Botak dan buta warna
= Normal
Jelaskan setiap jawaban dari a sampai c pada jawaban pedigree dibawah ini
baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai.
Pola pewarisan dibawah ini merupakan pola pewarisan ?
a. Terangkai X resesif
b. Autosom resesif
c. Autosom dominan
a. Terangkai X resesif
Tidak sesuai karena, ibu sebagai carier akan menurunkan kepada anak laki-
lakinya. Ayah yang menderita tidak langsung menurunkan kelainan ini kepada
anak laki-lakinya. Kelainan diturunkan dari kakek melalui anak perempuannya ke
cucu laki-laki.
b. Autosom resesif
Tidak sesuai karena, terjadi loncatan generasi. Ditandai dengan perkawinan
konsangginus (perkawinan kerabat dekat). Penderita bisa pria maupun wanita.
c. Autosom dominan
Sesuai karena :
1. Kelainan dominan terlihat pada setiap generasi bersifat fertikal.
2. Jumah penderita : jumlah normal 1 : 1
3. Penderita pria : penderita wanita 1 : 1.
4. Tiap generasi sifat tersebut dapat dijumpai.
Tentukan genotip :
Genotip indiviu I – 1 : XhY
Genotip individu II – 2 : XhY
Genotip individu II–3 : XHXh
Genotip individu II - 4 : XhY
Genotip
I-a = AA III-h = aa
I-b = Aa III-i = Aa
II-c = AA III-j = Aa
II-d = AA III-k = AA
II-e = Aa IV-l = AA
II-f = Aa IV-m= Aa
Jawab : III-g = AA
a. Pola pewarisan pada bagan merupakan bukan pola pewarisan autosom
dominan karena pada bagan tidak menunjukkan adanya kelainan di
setiap generasi dan bersifat vertikal.
b. Pola pewarisan pada bagan termasuk pola pewarisan autosom resesif
karena pada bagan menunjukkan adanya loncatan generasi. Selain itu
pola pewarisan pada bagan ditandai dengan perkawinan konsanginus
(perkawinan kerabat dekat).
c. Pola pewarisan pada bagan bukan termasuk pola pewarisan terangkai
X resesif, hal ini karena penderita laki-laki tidak lebih banyak dari
penderita perempuan. Selain itu keturunan tidak hanya diturunkan oleh
kakek melalui anak perempuan ke cucu laki-lakinya.
BAB IV
Kesimpulan dan saran
Kesimpulan
Dari pratikum yang dilakukan dapat disimpulkan analisis pedigree terdapat
beberapa pola pewarisan dengan berbagai ciri-ciri tertentu. diantara Autosom
dominan, Autosom resesif, Terangkai X dominan, Terangkai X resesif, Sex limited,
Sex influence.
Saran
Untuk pemahaman lebih lanjut tentang pedigree manusia dan pola pewarisan sifat
perlu pembelajaran lebih lanjut.
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
James, Joice, dkk. 2008. Prinsip-prinsip Sains Untuk Keperawatan. Jakarta : Erlangga
Russel. 1986. Genetics, Little Brown and Company. USA: New York Press.