Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

ACARA 14

MENYUSUN SILSILAH GENETIS MANUSIA

Nama : Wafiyudin

Npm :E1J016117

Shift :D2.Senin (14.00-16.00)

Kelompok :4

LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori

Genetika disebut juga ilmu keturunan. Ilmu ini mempelajari berbagai aspek yang
menyangkut pewarisan sifat, bagaimana sifat keturunan (hereditas) itu diwariskan dari
generasi ke generasi, serta variasi-variasi yang mungkin timbul di dalamnya atau yang
menyertainya. Pewarisan sifat tersebut dapat terjadi melalui proses seksual. Genetika
berusaha menjelaskan material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik),
bagaimana informasi tersebut diekspresikan (ekspresi genetik), dan bagaimana informasi
tersebut dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain (pewarisan genetik).
Adanya sifat – sifat yang ada pada tetua, menjadikan keturunannya memiliki sifat –
sifat itu. Namun pada keturunannya merupakan perpaduan dari dua sifat yang berbeda.
Adanya perkawinan membuat keanekaragaman tiap generasi. Pada praktikum ini, yang
pertama dilakukan adalah survey tentang adanya gen botak pada seseorang. Menurut teori,
sifat botak merupak sifat yang akan terus menurun dari generasi ke genarasi. Kebotakan dapat
terjadi secara keseluruhan pada kepala atau juga hanya bagian tertentu saja yang botak.
Namun bagaimana pun kedua hal tersebut merupakan sifat botak yang menurut teori adakn
diwariskan pada generasi selanjutnya. Hal yang kedua akan disurvei adalah mengenai
pewarisan golongan darah. Setiap perpaduan antara dua individu akan menghasilkan
keturunan yang memiliki golongan darah yang sama atau perpaduan keduanya. Golongan
darah yang dikenal saat ini adalah A, B, AB, dan O (Dimas.2010).
Agar supaya pewarisan sifat keturunan yang terdapat di dalam suatu keluarga dapat
diikuti untuk beberapa generasi, maka perluh sekali dibuat suatu diagram silsilah (Pedigree
chart), dari keluarga itu. Diagram silsilah yang pertama-tama dikenal terbuat dari tanah liat,
ditemukan di Iran dan diduga berasal dari tahun 3100 sebelum Masehi. Beberapa analisa
tentang diagram silsilah pada manusia telah dimulai pada akhir abad ke-19 oleh Francis
Galton (Suryo, 2010).
Bidan genetika, diagram silsilah digunakan untuk melacak hal-hal seperti ciri spesifik,
sifat bawaan, kelainan genetika dan pewarisan penyakit pada suatu keluarga atau garis
keturunan. Lambang-lambang yang telah baku digunakan untuk menyatakan laki-laki,
perempuan, perkawinan dan keturunan. Perkawinan dinyatakan dengan garis penghubung
horizontal antara laki-laki dan perempuan, sedangkan keturunan diletakkan pada baris
berikutnya dengan susunan berurutan dari kiri ke kanan menurut tanggal kelahiran dan
dihubungkan vertikal ke garis perkawinan kedua orang tuanya. Pewarisan karakter yang
dipelajari dinyatakan dengan garis penghubung tebal, dan ketidakhadiran karakter
ditunjukkan dengan simbol terbuka (Sinta, 2011).
Secara kebetulan, penyakit genetika yang diwariskan secara Mendelian pertama kali
ditemukan pada keluarga kerajaan inggris, yaitu keluarga dari keturunan Ratu Victoria.
Penyakit yang diturunkan oleh keluarga kerajaan ini adalah penyakit hemophilia, yaitu
penyakit kelainan genetis yang disebabkan karena kegagalan system darah untuk
membekukan darah pada waktu luka. Jika demikian maka akan terjadi pendarahan terus-
menerus dan menyebabkan kematian karena penderita tersebut kehabisan darah. Asal usul
penyakit ini diduga dari Ratu Victoria (Ratu Inggris abad ke 18) atau dari salah seorang ibu
bapaknya. Kelainan mutasi ini kemudian diwariskan secara turun-temurun menurut garis ibu.
Pada dewasa ini para penderita penyakit ini dapat dirawat secara medis, sehingga tidak harus
menderita sampai ajal. Penderita dilarang keras untuk melakukan kegiatan yang menyebabkan
luka, termasuk khitan (Suryati, Dotti. 2014).
Manusia begitu mulianya sehingga tidak mungkin bagi kita mengadakan percobaan
genetika berupa menyilangkan manusia sama seperti Gregor Mendel menyilangkan kacang
kapri. Karena berdasarkan perlakuan kita pada hewan dan tumbuhan, adalah mustahil bagi
kita untuk mengawin-ngawinkan manusia yang genotifnya diketahui atau ingin diketahui.
Akan tetapi kita ketahui adanya beberapa sifat herediter pada manusia yang diwariskan secara
Mendelian. Pengetahuan itu diperoleh bukan dari silangan manusia, melainkan dari silsilah
atau bagan keturunan yang dibuat manusia.
Silsilah yang lengkap umumnya dimiliki oleh suatu keluarga besar kerajaan,
bangsawan, untuk tujuan-tujuan tertentu saja yang non-genetis. Namun, apabila didalam
silsilah itu didapati pola-pola pewarisan yang Mendelian, maka kita lebih dapat
merunutkannya lebih mudah. Suatu kebetulan penyakit genetic yang diwariskan secara
Mendelian pertama kali ditemukan pada keluarga kerajaan Inggris, ialah keluarga keturunan
Ratu Victoria. Penyakit menurun ini adalah penyakit Hemofilia yaitu kelainan genetis
disebabkan karena kegagalan system darah untuk membekukan daarh pada waktu luka. Jika
demikian maka akan terjadi pendarahan terus-menerus dan menyebabkan kematian karena
penderita kehabisan darah. Asal usul penyakit ini diduga dari Ratu Victoria (Ratu Inggris
abad 18) atau dari salah seorang ibu bapaknya. Kelainan mutasi ini kemudian diwariskan
secara turun-menurun menurut garis ibu. Pada dewasa ini para penderita penyakit ini dapat
dirawat secara medis, sehingga tidak harus menderita sampai ajal. Penderita dilarang untuk
melakukan kegiatan yang menyebabkan luka, termasuk khitan. (Penuntun, 2017).
Sifat-sifat pada manusia diwariskan kepada keturunannya mengikuti pola pewarisan
tertentu. Sifat-sifat tersebut meliputi fisik, fisiolosgis, dan psikologis. Didalam kehidupan
sehari-hari kita menjumpai adanya beberapa sifat fisik yang dominant. Sifat dominant hampir
selalu muncul pada keturunannya, misalnya mata sipit, kulit gelap, rambut keriting.
Umumnya, bangsa Asia Timur hingga Asia Tengah (Jepang, Cina) bermata sipit. Demikian
pula halnya dengan kulit gelap, dan rambut keriting. Dikatakan bahwa sifat mata sipit, kulit
gelap, dan rambut keriting merupakan sifat yang dominant. Beberapa sifat fisik lain yang
diturunkan contohnya adalah bentuk daun telinga, alis mata , kumis, bulu dada, bentuk jari
tangan, kegemukan, dll. Sifat-sifat tersebut merupakan warisan dari kedua orang tua.
Penentuan seks pada makhluk hidup ditentukan oleh kromosom seksnya. Terdapat beberapa
macam cara yang digunakan untuk menentukan jenis kelamin makhluk hidup berdasarkan
kromosom seksnya. Contohnya, pada belalang menggunakan sistem X-0 (22 + X Jantan; 22 +
XX Betina), pada ayam sistem Z-W (76 + ZZ Jantan; 76 + ZW Betina), dan pada lebah sistem
haplo-diploid ( haploid Jantan, diploid Betina). Sedangkan pada manusia, sistem yang
digunakan adalah X-Y. Betina normal akan dihasilkan jika kromosom seksnya XX dan jantan
normal jika kromosom seksnya XY. Tanda-tanda jenis kelamin manusia secara anatomi baru
akan mulai terlihat pada umur embrio sekitar dua bulan, karena sebelum waktu itu, bentuk
gonadnya cenderung sama dan masih bisa berubah menjadi ovarium atau testis, terkandung
pada kondisi hormon di tubuh embrio tersebut. (Istamar Syamsuri, 2004:123)
Sebuah tes DNA silsilah meneliti pada DNA seseorang nukleotida di lokasi tertentu
untuk melihat silsilah genetik . Hasil tes tidak dimaksudkan untuk menentukan penyakit
genetik tertentu atau gangguan mereka dimaksudkan hanya untuk memberikan informasi
silsilah. Tes DNA silsilah umumnya melibatkan membandingkan hasil individu yang hidup
untuk silsilah pada masa lampau. (Wikipedia )
Mempelajari genetika bukan merupakan hal yang mudah, karena meskipun manusia di
seluruh muka bumi ini sangat banyak, namun jumlah anggota tiap keluarga umumnya sedikit.
Selain itu jangka waktu antara generasi cukup lama dan adanya faktor agama, moral, kode
etik, yang tidak memungkinkan untuk membuat suatu persilangan atau perkawinan yang
dikontrol seperti yang dilakukan Mendel pada kecang ercis .
Untuk mengetahui bagaimana timbulnya suatu penyakit Kadang-kadang, bila ditelaah
lebih lanjut beberapa jenis penyakit atau kelainan akan menunjukkan adanya kejadian
berulang yang dialami oleh lebih dari satu orang yang masih memiliki hubungan saudara satu
sama lain. Berdasarkan pola yang ditunjukkan dari catatan silsilah keluarga (bagan riwayat
keluarga/family tree), kita dapat memperkirakan sifat suatu penyakit. apakah penyakit tersebut
bersifat diturunkan dari orang tua atau tidak diturunkan.
BAB II

BAHAN DAN METODE

2.1 Bahan dan Alat


Data genetis (golongan darah, batas rambut jidat, ujung lidah membulat atau tidak,
cuping telinga) dari mahasiswa dan keluarganya.
2.2 Cara kerja:
Dibuat silsilah keluarga berdasarkan data keluarga masing-masing (kakek/nenek,
Ayah/Ibu, saudara sekandung, bila mungkin lebih lengkap). Kemudian mengestimasikan
genotipe keluarga Anda.
BAB III

HASIL PENGAMATAN
BAB IV

PEMBAHASAN

Sifat-sifat pada manusia diwariskan kepada keturunannya mengikuti pola pewarisan


tertentu. Sifat-sifat tersebut dapat meliputi fisik, fisiologis, dan psikologis.

Menurut data golongan darah yang ada pada keluarga saya dimulai dari kakek dan
nenek dari ayah saya yang memiliki golongan darah, yaitu kakek memiliki golongan darah A
dan nenek memiliki golongan darah O. Fenotipe A x O ketika genotype yang heterozigot,
yaitu IAIO x IOIO. Setelah di silangkan, maka salah satu turunannya (fenotipe F1) memiliki
golongan darah A dan O. Dari tiga saudara anak pertama (perempuan) memiliki golongan
darah O, anak kedua (laki-laki) memiliki golongan darah A, anak ketiga (laki-laki/ayah)
memiliki golongan darah O,kemudian ayah menikah dengan ibu yang memiliki gologan darah
B. fenotipe B x O yang heterozigot, yaitu IBIO x IOIO ,sehingga setelah terjadi penyilangan
maka salah satu turunannya (fenotipe F1) memiliki golongan darah B atau O, pada keturunan
pertama (saya) memiliki golongan darah B kemudian keturunan kedua (adik,perempuan
memiliki golongan darah O)
Pada data genetis untuk batasan rambut jidat yang di simbolkan (W), yaitu dominan
(WW) dan resesif (ww). Kakek dan nenek saya memiliki batasan rambut jidat yang
resesif(ww),sehingga keturunan yang dihasilkan semua memiliki batas rambut yang
resesif,termasuk ayah saya,kemudian ayah menikah dengan ibu yang meimiliki batas rambut
yang dominan (WW). Sehingga setelah terjadi penyilangan maka semua turunannya (fenotipe
F1) memiliki batas rambut yg dominan heterozigot,pada keturunan pertama (saya) memiliki
batas rambut yang dominan begitu pula dengan keturunan kedua (adik,perempuan memiliki
batas rambut yang dominan heterozigot.
Kemudian, untuk data genetis berupa ujung lidah membulat atau tidak yang di
simbolkan (R), yaitu dominan (RR) dan resesif (rr). Kakek memiliki ujung lidah yang
resesif/tidak membulat (rr) dikawinkan dengan nenek memiliki ujung lidah yang membulat
(RR). ). Sehingga setelah terjadi penyilangan maka semua turunannya (fenotipe F1) memiliki
ujung lidah yang dominan heterozigot,pada keturunan pertama (saya) memiliki ujung lidah
yang dominan begitu pula dengan keturunan kedua (adik,perempuan) memiliki ujung lidah
yang dominan heterozigot.
Pada data genetis untuk cuping telinga yang di simbolkan (E), yaitu telinga yang tidak
menempel/dominan (EE) dan telinga yang menempel/resesif (ee). Kakek dan nenek saya
memiliki cuping telinga yang menempel/resesif (ee) sehingga keturunannya, yaitu kami
semua memiliki cuping telinga yang menempel yaitu dominan (ee).
BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai penyusunan silsilah genetis manusia,
maka dapat disimpulkan bahwa :
 Setiap sifat yang ada pada setiap tetua selalu diwariskan kepada keturunannya.
 Sifat yang diturunkan tetua selalu menghasilkan sifat yang sama pada keturunannya
walaupun sifalnya tidak sama persis dengan tetuanya.
 Sifat yang diwariskan kepada keturunannya selalu mengikuti pola-pola tertentu.baik berupa
fisik maupun psikologi.
 Jika perkawinan dua tetua memiliki sifat yang bebeda, maka keturunanya akan mengikuti
salah satu dari tetuanya.
 Jika perkawinan dua tetua memiliki sifat yang sama, baik dominan ataupun resesif maka
turunannya akan sama sifatnya dari kedua tetuanya.
DAFTAR PUSTAKA

Crowder, L. V. 1997. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


Dimas.2010.Ilmu pewarisan sifat. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Sinta.2011. Genetika.Universitas Brawijaya : Malang
Suryati, Dotti. 2017. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi
Universitas Bengkulu.
Suryo. 2010. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai