Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI

BUDIDAYA KACANG KEDELAI

(Glycine max)

Disusun oleh :

Nama : Kirana Chandra Putri

NPM : E1D016043

Hari/jam : Selasa/08.00-10.00

Shift : B2-1

Dosen Pembimbing : Ir. Merakati Handajaningsih, M.Sc

Co-ass : Reko Saputra Jaya (E1J015088)

LABORATORIUM AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
laporan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan penulis semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Bengkulu, 07 Desember 2017

Kirana Chandra Putri


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................................

DAFTAR TABEL .................................................................................................

DAFTAR GRAFIK ..............................................................................................

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................

1.1.Latar belakang ..............................................................................................


1.2.Tujuan ........................................................................................... .............

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................

BAB III METODOLOGI ......................................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................

4.1.Hasil ............................................................................................................
4.2.Pembahasan .................................................................................................

BAB V PENUTUP ................................................................................................

5.1 Kesimpulan .................................................................................................


5.2 Saran ............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................


DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.2.1.1 Pengamatan minggu I.................................................................

Tabel 4.1.2.1.2 Pengamatan minggu II .................................................................

Tabel 4.1.2.1.3 Pengamatan minggu III ..............................................................

Tabel 4.1.2.1.4 Pengamatan minggu IV ..............................................................

Tabel 4.1.2.2.1 Pengamatan tinggi tanaman rata-rata .........................................

Tabel 4.1.2.2.2 Pengamatan jumlah daun rata-rata .............................................

Tabel 4.1.2.2.3 Pengamatan jumlah cabang rata-rata ........................................


DAFTAR GRAFIK

1.1 Grafik Tinggi Tanaman .................................................................................


1.2 Grafik Tinggi Rata-rata Tanaman .................................................................
1.3 Jumlah Daun .................................................................................................
1.4 Jumlah Daun Rata-rata ..................................................................................
1.5 Jumlah Cabang ..............................................................................................
1.6 Jumlah Cabang Rata-rata ..............................................................................
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Persiapan lahan ..................................................................................


Gambar 2. Pengolahan Tanah ............................................................................
Gambar 3. Tanaman kacang kedelai berumur 5 hari ..........................................
Gambar 4. Tanaman Kacang Kedelai Berumur 9 hari ........................................
Gambar 5. Gulma pada petakan Lahan ...............................................................
Gambar 6. Tanaman Kacang Kedelai Berumur 11 hari ......................................
Gambar 7. Tanaman kacang kedelai berumur 18 hari ........................................
Gambar 8. Sebelum penyiangan gulma ...........................................................
Gambar 9. Setelah Penyiangan Gulma................................................................
Gambar 10. Penyiraman Tanaman Kacang Kedelai ...........................................
Gambar 11. Hama yang menyerang tanaman .....................................................
Gambar 12. Pengendalian OPT dengan saprotan ................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Praktikum lapangan dasar-dasar agronomi merupakan serangkaian kegiatan di
kebun percobaan yang berisikan materi identifikasi dan praktik kegiatan budidaya
tanaman.Melalui praktikum ini mahasiswa akan memperoleh pengalaman empiris,
melakukan kegiatan mulai dari pengolahan lahan, pengenalan tanaman,penggunaa
n sarana produksi (benih, pupuk, pestisida),penanaman benih,pembibitan tanaman
,pemeliharaan tanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit dan
pemanenan.
Sejumlah jenis tanaman penting yang diusahakan Indonesia berasal dari
tempat lain di dunia. Tanaman kedelai diduga berasal dari dataran Cina. Sumber
genetic (plasma nutfa) tanaman kedelai tumbuh di daerah pegunungan Cina
bagian tengah dan barat, serta dataran rendah sekitarnya. Dan kedelai masuk ke
Indonesia dimulai pada tahun 1750 di pulau Jawa dan Bali. Sekarang tanaman
kedelai menjadi salah satu tanaman yang sering dibudidayakan di Indonesia.
Salah satu budidaya tanaman yang sering dilakukan adalah budidaya tanaman
kacang kedelai. Kacang kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan komoditas
pertanian yang sangat dibutuhkan di Indonesia, karena dapat dikonsumsi dalam
berbagai produk makanan olahan seperti tahu, tempe, susu, dan masih banyak lagi
produk olahan yang lainnya. Selain untuk pakan ternak, kedelai juga digunakan
sebagai bahan baku industri maupun bahan penyegar. Kandungan gizi kedelai
cukup tinggi antara lain 35 g protein, 53 g karbohirat 18 g lemak dan 8 g air dalam
100 g bahan makanan, bahkan untuk varietas unggul tertentu, kandungan
proteinnya 40-43 g (Suprapto, 2004). Selain itu kedelai juga mengandung mineral
– mineral seperti Ca, P, dan Fe serta kandungan vitamin A dan B (Rukmana dan
Yuniarsih, 2001). Kedelai juga merupakan tumbuhan serbaguna, karena akarnya
memiliki bintil pengikat nitrogen bebas.
Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahun selalu meningkat seiring dengan
pertambahan penduduk dan perbaikan pendapatan perkapita. Oleh karena itu,
diperlukan suplai kedelai tambahan yang harus diimpor karena produksi dalam
negeri belum dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Lahan budidaya kedelai pun
diperluas dan produktivitasnya ditingkatkan.
Permitaan kedelai akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah
penduduk, membaiknya pendapatan perkapita, meningkatnya kesadaran
masyarakat akan kecukupan gizi, dan berkembangnya berbagai industry pakan
ternak. Menurut data dari world bank mdan world development report (1993)
serta international rice research institute (1994) bahwa perkiraan jumlah penduduk
dunia tahun 2025 naik menjadi 8.345 juta. Penduduk Indonesia pada tahun 2025
naik menjadi 275 juta. Peningkatan jumlah penduduk dunia, khususnya Indonesia,
akan berpengaruh terhadap kenaikan permintaan kebutuhan pangan termasuk
permintaan produksi kedelai( Rukmana,1996).
Terdapat hubungan antara habitat suatu varietas dengan persyaratan
pengaturan tanaman yang akhirnya berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil. Hal
ini berkaitan dengan percabangan, ketegakan batang dan sudut daun yang
berbeda-beda. Demikian pula terbentuknya buku subur atau produktif, pengisian
biji yang akhirnya berpengaruh pada hasil panen.
Jumlah populasi tanaman ditentukan oleh jarak tanam atau jumlah tanaman
per rumput (hill). Peningkatan populasi tanaman sampai dengan tingkat tertentu
dapat meningkatkan produktivitas lahan. Namun, setelah mencapai produktivitas
maksimum, peningkatan populasi akan menurun, sedangkan produktivitas per
tanaman kemungkinan memiliki pola tetap sampai dengan tingkat populasi
tertentu kemudian menurun.
Didalam penilitian,erat kaitan nya dengan pengamatan, pentingnya penelitian
disini yaitu sebagai suatu cara yang dilakukan untuk mencapai keberhasilan suatu
penilitian,terdapat banyak definisi dari pengamatan itu sendiri. Pengamatan dapat
di bagi menjadi 2 yaitu pengamatan kuantitatif dan pengamatan kualitatif.
Pengamatan kualitatif adalah pengamatan yang dilakukan alat indra tanpa me
ngacu kepada satuan pengukuran baku tertentu, tidak menggunakan alat ukur.
Contohnya pengamatan warna daun,pengamatan rasa buah-buahan,pengamatan
bentuk paruh burung, pengamatan bentuk biji-bijian.
Pengamatan kuantitatif adalah pengamatan yang dilakukan dengan mengguna-
kan alat ukur yang mengacu pada satuan baku tertentu. Contohnya pengamatan
panjang daun,pengamatan lebar daun, pengamatan berat biji,pengamatan jumlah
daun,pengama-tan tinggi batang dll.

1.2. Tujuan Praktikum


Mahasiswa dapat melakukan budidaya tanaman kacang kedelai (Glycine max)
mulai dari persiapan lahan tanam, penanaman , pemberian pupuk, pengendalian
OPT, pengamatan vegetatif tanaman dan menganalisis pertumbuhan tanaman.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kedelai merupakan salah satu tanaman C3 yang berarti tidak banyak


membutuhkan sinar matahari yang cukup dalam setiap pertumbuhan tanaman
tersebut dan peka terhadap pencahayaan. Tanaman C3 merupakan tanaman yang
memerlukan intensitas cahaya matahari yang lebih rendah sehingga tanaman ini
dapat membentuk rantai carbon sebanyak 3 buah dalam menambat carbon
dioksida (CO2) dalam melangsungkan fotosintesis.
Untuk tanaman kedelai tidak perlu diadakan naungan karena salah satu
tanaman C3 sehingga tanaman kedelai lebih efektif pada suhu antara 23-270 C dan
ketinggian antara 0,5-500 m dari permukaan laut. Tanaman kedelai termasuk
tanaman dikotil yang berarti memiliki kayu pada bagian batangnya dan termasuk
dalam famili polog-polongan.
Tanaman Kacang Kedelai mempunyai sistematika sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Subfami : Faboidae
Genus : Glycine (L.) Mer.
Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan utama yang potensial
dikembangkan di Indonesia karena kedelai merupakan salah satu
komoditas tanaman pangan yang penting dan merupakan tanaman kacang-
kacangan utama yang diusahakan di dunia sebagai sumber protein nabati,
bahan baku industri, maupun bahan pakan ternak. Indonesia merupakan negara
produsen kedelai terbesar ke enam di dunia, setelah Amerika Serikat, Brazil,
Argentina, China, dan India. Walaupun demikian, produksi kedelai
domestiknya belum mampu mencukupi kebutuhan kedelai nasional yang terus
meningkat. Padahal pemerintah telah mencanangkan program swasembada
kedelai nasional. Pada tahun 2025 diperkirakan kebutuhan pangan nasional
terutama padi, jagung, dan kedelai akan semakin meningkat. Hal ini dapat
ditanggulangi dengan melakukan perluasan lahan pertanian sebesar 4.7 juta
ha dengan rincian 1.4 juta ha lahan padi, 2 juta ha lahan kedelai dan 1.3 juta ha
lahan jagung (Haryono 2013).
Kedelai berperan penting sebagai sumber protein, karbohidrat dan minyak
nabati. Setiap 100 g biji kedelai mengan- dung 18% lemak, 35% karbohidrat, 8%
air, 330 kalori, 35% protein dan 5,25% mineral (Suprapto 1985). Kedelai
merupakan bahan makanan penting, dan telah digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan tempe, tahu, tauco, kecap, tauge dan sebagai bahan campuran
makanan ternak. Tepung kedelai merupakan bahan bakuuntuk membuat susu,
keju, roti,kue dan lain-lain. Dari industri berbahan dasar kedelai bisa dihasilkan
produk-produk non makanan, seperti kertas, cat cair, tinta cetak, tekstil dan
mikrobiologi (Suhaeni,2007).

Produksi kedelai nasional masih rendah, yaitu hanya 1,1 ton ha-1.
Produktivitas tersebut masihdapat ditingkatkan lagi men- jadi 1,5-2,5 ton ha-1,
dengan penerapan teknologi maju dan sistem budidaya yang lebih intensif. Ada
beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas
kedelai, misalnya dengan penggunaan pupuk secara efisien, waktu tanam yang
tepat sesuai dengan daya dukung lahan, serta menggunakan varietas unggul yang
mempunyai adaptasi luas pada berbagai agroekosistem (Martodireso & Suryanto
2001).

Varietas berperan penting dalam produksi kedelai, karena untuk mencapai


hasil yang tinggi sangat ditentukan oleh potensi genetiknya. Potensi hasil di
lapangan dipengaruhi oleh interaksi antara faktor genetik dengan pengelolaan
kondisi lingkungan. Bila pengelolaan lingkungan tumbuh tidak dilakukan
dengan baik, potensi hasil yang tinggi dari varietas unggul tersebut tidak
dapat tercapai (Adisarwanto 2006).

Dewasa ini dikenal beberapa varietas unggul yang beredar di masyarakat,


diantaranya varietas Anjasmoro, Kipas Merah dan Grobogan. Varietas Anjasmara
memiliki potensi hasil 2,25ton ha-1, tahan rebah, polong tidak mudah rebahpecah,
agak tahan terhadap penyakit karat daun, ukuran biji besar (16 g/100 biji),umur
panen 83-93 hari, polong tidak mudah pecah, agak tahan terhadap penyakit karat
daun dan fusarium, bobot biji 12 g/100 biji, umur panen 85-90 hari., bobot biji 18
g/100 biji, umur panen 76 hari (Balitkabi 2005).
Selain varietas, pengaturan jarak tanam merupakan faktor penting dalam
upaya meningkatan hasil tanaman kedelai. Jarak tanam yang terlalu jarang
mengakibatkan besarnya proses penguapan air dari dalam tanah, sehingga proses
pertumbuhan dan perkembangan terganggu. Sebaliknya jarak tanam yang terlalu
rapat menyebabkan terjadinya persaingan tanaman dalam memperoleh air, unsur
hara dan intensitas matahari (Kartasapoetra 1985). Tingkat kerapatan tanaman
berhubungan dengan populasi tanaman dan sangat menentukan hasil tanaman.
Suhaeni (2007) menyatakan varietas kedelai yang berumur sedang, jarak tanam
yang dianjurkan adalah 40 cm x 15 cm, dan varietas berumur pendek, sebaiknya
menggunakan jarak tanam 40 cm x 10 cm atau 30 cm x 15 cm.
Karakter morfofisiologi tanaman, seperti ketebalan daun dan laju
pertumbuhan tanaman, merupakan karakter tanaman yang diduga mem-
pengaruhi tingkat produktivitas, karena dapat mem- pengaruhi kecepatan proses
fotosintesis. Laju pengisian biji yang tinggi dan berlangsung relatif lama akan
menghasilkan bobot biji yang tinggi selama biji sebagai sink dapat menampung
hasil asimilat. Sebaliknya, bila sink cukup banyak tetapi hasil asimilat rendah
mengakibatkan kehampaan biji. Keterbatasan source sering terjadi pada periode
pengisian biji kedelai, tetapi keterbatasan sink terjadi dalam kondisi tanpa
cekaman.
Biji kedelai [Glycine max (L.) Merr.] merupakan salah satu bahan pangan
berprotein tinggi yang dikenal luas di masyarakat. Kebutuhan biji kedelai dari
tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk, namun produksi kedelai secara nasional masih cukup rendah. Faktor
yang menjadi kendala dalam meningkatkan produksi kedelai antara lain adalah
interferensi gulma (cekaman biotik) dan lengas tanah yang rendah
(cekaman abiotik). Kedua faktor tersebut sering terjadi secara bersamaan
dikarenakan pengelolaan gulma yang kurang sempurna dan penanaman kedelai
kebanyakan dilakukan pada akhir musim penghujan. Teki merupakan gulma yang
sangat penting pada berbagai tanaman budidaya termasuk kedelai. Hal tersebut
dikarenakan gulma teki sulit diberantas baik secara manual maupun dengan
herbisida, hal tersebut menyebabkan penurunan produksi berbagai komoditas
pertanian yang disebabkan oleh gangguan gulma teki bisa mencapai 89%
(Kavitha et al, 2012; Baloch et al,2015).
Pertumbuhan tanaman secara umum diartikan sebagai penambahan ukuran
volume yang bersifat irreversible, terutama disebabkan oleh pembentangan sel
akibat tekanan turgor. Pertumbuhan juga dapat diukur sebagai penambahan bobot,
jumlah sel dan jumlah protoplasma (Taisz & Zeiger, 1998). Menurut (Pedrol et
al., 2006), tumbuhan yang berada pada kondisi di bawah cekaman akan
mengalami penurunan kecepatan berbagai proses fisiologisnya seperti absorpsi air
dan hara, fotosintesis, respirasi, pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi
sehingga tidak mencapai potensi genotipnya. Tumbuhan yang mengalami
berbagai cekaman biotik maupun abiotik pada umumnya menunjukkan
kenaikan konsentrasi Reaxtive Oxygen Species (ROS) yang dapat menyebabkan
terjadinya cekaman oksidatif (Gill & Tuteja, 2010; Akinson & Urwin, 2012),
tetapi respon tumbuhan terhadap cekaman ganda berbeda dengan responnya
terhadap masing masing cekaman tunggalnya (Akinson & Irwin, 2012). Hal
tersebut disebabkan oleh sentralisasi sistem respon tumbuhan terhadap
berbagai cekaman (Lehman & Blum, 1999).
Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang tidak
dikehendaki, umumnya mempunyai sifat yang sangat konsumtif terhadap faktor
tumbuha, kompetitif dan invasif. Pengaruh merugikan gulma terhadap tanaman
secara langsung melalui dua faktor yang saling terkait dan sulit dipisahkan,
disebut sebagai interferensi. Kedua faktor tersebut adalah alelopati dan kompetisi
terhadap faktor tumbuh yang terbatas (Qasem & Foy, 2001; Morvillo et
al.,2011). Kompetisi antara tanaman dengan gulma menyebabkan penurunan
tingkat ketersediaan air bagi tanaman maupun gulma, sementara sintesis dan
akumulasi alelokimia distimulasi oleh adanya kompetisi (Gawronska & Golisz,
2006; Morvillo et al., 2011) dan tingkat lengas tanah yang rendah (Pedrol et al.,
2006).
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
 Tali rafia  Parang
 Meteran  Map plastik
 Spidol  Alat tulis
 Gunting  Alat ukur
 Ajir  Timbangan
 Tugal  Jangka sorong
 Cangkul  Gembor
 Sabit  Penggaris

3.1.2. Bahan
 Benih ( kacang tanah )
 Pupuk Urea
 SP 36
 Furadan 3G
 Pestisida (Decis 25 E)
 KCL

3.2. Cara Kerja


3.2.1. Acara I Persiapan Tanam
3.2.1.1. Membuat alat Bantu Jarak Tanam (Cablak/Caplak)

a. Menyiapkan 2 utas tali rafia sepanjang 3,5 meter dan 1 utas tali rafia
sepanjang 2,5 meter. Kedua tali ini akan menjadi tali utama.
b. Menyiapkan potongan tali rafia sepanjang 15 cm. Warna tali rafia yang
berbeda dari tali yang digunakan pada nomor 1 akan lebih baik, tali – tali
kecil ini berfungsi sebagai tali penanda jarak tanam.
c. Mengukur dari ujung tali utama jarak 25 cm, memberi penanda dengan
spidol. Selanjutnya menyesuai dengan jarak tanam dari komoditi yang
akan di tanam, memberi tanda dengan spidol hingga selesai di ujung tali.
Untuk jarak tanam masing – masing komoditi :
Jenis Komoditi Jarak Tanam
Padi Gogo 20 cm x 20 cm
Kacang Kedelai 20 cm x 30 cm
Kacang Tanah 20 cm x 30 cm
Kacang Hijau 20 cm x 30 cm
Jagung 25 cm x 70 cm

d. Pada setiap titik spidol yang telah diberi tanda, membuat simpul – simpul
dengan tali rafia penanda jarak tanam.
3.2.1.2 Menghitung kebutuhan benih dan mempersiapkan Benih
a. Mengambil benih yang akan ditaman,benih dibersihkan dari kotoran, biji
lain, pasir dsb.
b. Benih dipilih yang masih utuh, tidak berlubang, dan tidak berjamur.
c. Menghitung jumlah benih yang dibutuhkan untuk petakan mahasiswa jika
ditanam 2 benih pada setiap lubang.
3.2.1.3 Menghitung Dosis Pupuk
a. Dosis pupuk umumnya disebut untuk luasan area perhektar.
b. Menghitung kebutuhan pupuk pada luasan lahan yang kita tanami sebagai
berikut.
luas lahan yang ditanami
Kebutuhan pupuk = X dosis pupuk perhektar
luas lahan 1 hektar
c. Menghitung dosis pupuk Urea, SP-36, dan KCL pada lahan sesuai dengan
komoditi yang di tanami. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tanaman Dosis Setiap Jenis Pupuk (kg/ha)


Urea SP 36 KCL
Pertam: Kedua : 15 hari
Saat tanaman setelah tanam
Jagung 100 100 100 100
Kacang Tanah 50 100 100 100
Kacang Hijau 50 100 100 75
Kacang Kedelai 50 100 100 75
Padi Gogo 100 100 150 75

3.2.1.4.Penanaman
1. Membuat lubang tanam
a. Petakan dibersihkan dari gulma yang tumbuh
b. Menentukan letak lubang tanam pertama berdasarkan jarak yang akan
diaplikasikan dengan menetapkan letak tanaman sudut = 1/2 x jarak tanam.
c. Merentangkan tali cablak ukuran 3,5 meter ysng telah disiapkan
sebelumnya pada kedua sisi lahan saudara lalu diikatkan bagian ujungnya
pada ajir.
d. Merentangkan tali cablak ukuran 2,5 meter pada sisi lahan tegak lurus dan
sesuai dengan penanda lubang tanam.
e. Membuat lubang tanam dengan kedalaman 5-7 cm sesuai jarak tanam
dengan menggunakan tugal tepat pada simpul tali jarak tanam.
2. Menanam dan melakukan pemupukan dasar
a. Memasukkan Furadan 3G sekitar 10 butir per lubang tanaman
b. Menanam benih yang tersedia dengan cara memasukkan benih sebanyak 1
atau 2 butir sesuai intruksi Co.Assisten pada setiap lubang tanam.
c. Setelah selesai, lalu memindahkan tali cablak 2,5 m ke tanda jarak tanam
berikutnya. Jangan memindahkan tali cablak 3,5 m.
d. Memeriksa bahwa lubang tanam ada benih dan Furadan yang dimasukkan,
kemudian lubang tanam ditutup dengan tanah yang remah.
e. Melakukan pemupukan dasar dengan dosis sebagaimana pada tabel
halaman 11 dengan cara membuat alur terlebih dahulu berjarak 10 cm
sejajar dengan barisan tanaman, kemudian menaburkan pupuk lalu
menimbunnya.
f. Melakukan pengairan dengan cara menyiram pada setiap alur lubang
tanam hingga tanah cukup basah.
g. Membuat tabel dan memberi nama praktikan, NPM, Shift Praktikum,
nama tanaman pada petakan dengan map plastik berukuran 30 cm x 15 cm.

3.2.2. Acara II Daya Tumbuh, Penjarangan, Penyulaman Tanaman dan


Penetuan Sampel
a. Melakukan pengamatan secara umum terhadap semua tanaman meliputi
tipe perkecambahan, daya tumbuh tanaman
Σ tanaman yang tumbuh
Daya tumbuh = X 100%
Σ benih yang ditanam
Luas Area
Populasi tanaman =Jarak Tanam
b. Membuat diagram tanaman pada petakan masing-masing di kertas.
c. Membuat nomor 1 sampai seterusnya, namun tidak termasuk tanaman
yang berada di pinggir setelah menentukan berapa sampel (10 % dari
populasi).
d. Membuat tanda pada tanaman dilapangan sesuai sampel yang dipilih.
e. Merawat tanaman dengan baik sampai panen.
f. Mengumpulkan data yang peroleh untuk ditandatangani oleh co-ass.

3.2.3. Acara III Pengamatan Pertumbuhan Vegetatif Tanaman dan


Pengendalian OPT
3.2.3.1. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman
a. Melakukan pengamatan peubah pertumbuhan tanaman vegetatif tanaman
sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Melakukan pengamatan peubah
perkembangan generatif tanaman ketika tanaman telah masuk fase
generatif.
b. Mevariabelkan pertumbuhan yang diamati yaitu Mengukur Tinggi
Tanaman, Menghitung Jumlah Daun, Menghtung Jumlah Anakan.
c. Melakukan pengamatan peubah pertumbuhan vegetatif tanaman sejak
tanaman berumur 3 minggu setelah tanam (3 MST). Melakukan
pengamatan peubah perkembangan generatif tanaman ketika tanaman telah
memasuki fase generatif.
d. Mengukur tinggi tanaman pada tanaman monokotil mengukur tinggi dari
pangkal batang/ permukaan tanah hingga ujung daun tertinggi dengan
menguncupkan tanaman secara vertikal. Sedangkan pada tanaman dikotil
mengukur tinggi tanaman dari pangkal batang / permukaan tanah hingga
titik tumbuh tanaman.
e. Menghitung jumlah daun dari seluruh daun yang berwarna hijau dan telah
membuka sempurna pada setiap tanaman sampel.
f. Menghitung anakan tanaman dengan teliti, lalu mencatat hasil untuk di
tanda tangani Coass.
3.2.3.2. Pengamatan Pengendalian OPT
a. Mengamati jenis gulma yang tumbuh (gulma daun lebar atau gulma daun
sempit) lalu memfotokan jenis gulma tersebut.
b. Melakukan pengendalian gulma secara manual (mekanik) dengan cara
mencabuti atau menggunakan sengkuit/arit semua gulma yang tumbuh
pada petakan dan sekitar petakan, mengumpulkan semua gulma dan buang
jauh dari petakan tanaman.
c. Mengamati gejala dan kelainan dijumpai yang disebabkan oleh hama atau
penyakit.
d. Melakukan pengendalian terhadap organism penggangu tanaman.Jika me
mungkinkan pengendalian hama melakukannya secara mekanik dengan
cara menangkap dan membunuh hama yang menggangu tanaman. Jika
serangan sudah diatas ambang batas, mengendalikan dengan pestisida
sesuai dengan kebutuhan. Mengkonsultasikan dengan co. Asisten atau
dosen pembimbing.

3.2.4. Acara IV Teknik Pengamatan Dan Metode Analisis Pertumbuhan


Tanaman
a. Mengambil sampel sebagai objek pengamatan dengan cara mencabut bata
ng tanaman kacang tanah (akar dan batang) yang telah bersih oleh tanah.
b. Memotong kacang tanah sehingga akar dan batang yang masih memiliki
daun terpisah 2 bagian.
c. Menimbang batang yang masih memiliki daun lalu menimbang akar
seterusnya begitu hingga sampel 5.
d. Mencatat hasil pengamatan dalam suatu tabel yang sistematis.
e. Melakukan perhitungan analisis pertumbuhan tanaman dari data dengan
bobot bagian tanaman diatas permukaan tanah
rumus NPA = bobot bagian tanaman dibawah permukaan tanah ,

3.2.5. Acara V Panen


a Melakukan pemanenan bagian vegetatif dan bagian ekonomis tanaman
apabila sudah menunjukkan tanda-tanda siap panen atau sudah waktunya
panen.
b Melakukan pengukuran:
 Menimbang jumlah bobot basah (akar dan batangnya).
 Menimbang bobot tajuk.
 Menimbang bobot akar.
 Menghitung jumlah polong kacang tanah.
 Menghitung jumlah daun.
 Menghitung tinggi tanaman.
 Menghitung jumlah cabang produktif
 Menghitung NPA dari jumlah bobot basah perumpun.
c Mencatat seluruh data untuk di acc co. Asisten.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


4.1.1 Daya Tumbuh dan Penentuan Sampel
 Daya Tumbuh Tanaman
∑ 𝐵𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ
Daya Tumbuh Tanaman = ∑ 𝐵𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚 x 100%
56
Daya Tumbuh Tanaman = 200 x 100%
Daya Tumbuh Tanaman = 26 %
 Tipe Perkecambahan kacang tanah : tipe epigeal
 Popolasi Tanaman
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴𝑟𝑒𝑎
Populasi Tanaman = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑇𝑎𝑛𝑎𝑚
2𝑚 𝑥 3𝑚
Populasi Tanaman = 0,2𝑚 𝑥 0,3𝑚
6𝑚
Populasi Tanaman = 0,06𝑚
Populasi Tanaman = 100 populasi
 Denah penentuan sampel:
X X X X X X X X X X
X 1 9 17 25 33 41 49 57 X
X 2 10 18 26 34 42 50 58 X
X 3 11 19 27 35 43 51 59 X
X 4 12 20 28 36 44 52 60 X
X 5 13 21 29 37 45 53 61 X
X 6 14 22 30 38 46 54 62 X
X 7 15 23 31 39 47 55 63 X
X 8 16 24 31 40 48 56 64 X
X X X X X X X X X X

Keterangan:
Sampel 1: 16 Sampel 6: 49
Sampel 2: 39 Sampel 7: 64
Sampel 3: 1 Sampel 8: 48
Sampel 4: 40 Sampel 9: 41
Sampel 5: 19 Sampel 10: 7
 Penentuan Sampel
Sampel = 10% x populasi
10
Sampel = 100 x 100
Sampel = 10 sampel
 Pengamatan OPT
Gulma Hama
-Rumput paitan -Belalang
-Rumput Grinting -Kepik Hijau
-Teki -Semut
-Rumput Lulungan -Ulat Potong
-Rumput Corodan

4.1.2. Pengamatan Vegetatif Tanaman

4.1.2.1 Tabel hasil pengamatan perminggu


4.1.2.1.1 Tanggal pengamatan I : 24 Oktober 2017

Sampel Tinggi tanaman Jumlah daun Jumlah cabang

1 26 cm 7 1

2 28 cm 6 -

3 18 cm 5 -

4 23 cm 6 -

5 16 cm 5 -

6 13 cm 4 -

7 19 cm 5 1

8 20 cm 6 1

9 12 cm 5 1

10 24 cm 7 2
4.1.2.1.2 Tanggal Pengamatan II: 31 Oktober 2017

Sampel Tinggi tanaman Jumlah daun Jumlah cabang

1 47 cm 18 7

2 49 cm 13 2

3 30 cm 8 2

4 45 cm 9 2

5 31 cm 7 2

6 24 cm 7 3

7 40 cm 13 3

8 43 cm 14 4

9 24 cm 8 3

10 46 cm 13 4

4.1.2.1.3 Tanggal Pengamatan III: 07 November 2017

Sampel Tinggi tanaman Jumlah daun Jumlah cabang

1 52 cm 40 5

2 57 cm 26 2

3 40 cm 18 2

4 54 cm 22 2

5 37 cm 17 2

6 29 cm 15 2

7 42 cm 22 3

8 46 cm 27 3

9 25 cm 17 3

10 52 cm 30 4
4.1.2.1.4 Tanggal Pengamatan IV: 14 November 2017

Sampel Tinggi tanaman Jumlah daun Jumlah cabang

1 52 cm 48 7

2 57 cm 25 2

3 41 cm 24 2

4 59 cm 31 2

5 39 cm 21 2

6 30 cm 20 3

7 45 cm 23 3

8 48 cm 26 4

9 27 cm 24 3

10 53 cm 35 4

4.1.2.2 Tabel rata-rata


4.1.2.2.1 Table Pengamatan Tinggi Tanaman rata-rata
Sampel Tinggi Tanaman (cm) Pengamatan minggu ke-
Ke- 1 2 3 4
1 26 47 52 52
2 28 49 57 57
3 18 30 40 41
4 23 45 54 59
5 16 31 37 39
6 13 24 29 30
7 19 40 42 45
8 20 43 46 48
9 12 24 25 27
10 24 46 52 53
Rata- 19,9 37,9 43,4 45,1
rata
Grafik 1.1 Tinggi Tanaman
70
Sampel 1
60
Sampel 2
50 Sampel 3
40 Sampel 4
Sampel 5
30
Sampel 6
20 Sampel 7

10 Sampel 8
Sampel 9
0
Pengamatan pengamatan pengamatan pengamatan Sampel 10
1 2 3 4

Grafik 1.2 tinggi tanaman rata-rata


50
45
40
35
30
25
20
tinggi rata-rata
15 tanaman
10
5
0
4.1.2.2.2 Tabel Pengamatan Jumlah Daun rata-rata
Sampel Jumlah daun Pengamatan minggu ke-
Ke- 1 2 3 4
1 7 18 40 48
2 6 13 26 25
3 5 8 18 24
4 6 9 22 31
5 5 7 17 21
6 4 7 15 20
7 5 13 22 23
8 6 14 27 26
9 5 8 17 24
10 7 13 30 35
Rata- 5,6 11 23,4 27,7
rata

Grafik 2.1 Jumlah Daun


60
Sampel 1
50 Sampel 2
Sampel 3
40
Sampel 4
30 Sampel 5

20 Sampel 6
Sampel 7
10
Sampel 8
0 Sampel 9
Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan
Sampel 10
1 2 3 4
Grafik 2.2 Jumlah Daun rata-rata
30
25
20
15
10 Jumlah Daun rata-
rata
5
0

4.1.2.2.3 Tabel Pengamatan Jumlah cabang rata-rata


Sampel Jumlah cabang minggu ke-
Ke- 1 2 3 4
1 1 3 5 7
2 - 1 2 2
3 - 1 2 2
4 - 1 2 2
5 - 1 2 2
6 - 1 2 3
7 1 2 3 3
8 1 2 3 4
9 1 2 3 3
10 2 3 4 4
Rata- 0,6 1,7 2,8 3,2
rata
Grafik 3.1 Jumlah Cabang
8
Sampel 1
7 Sampel2
6 Sampel 3
5 Sampel 4

4 Sampel 5

3 Sampel 6
Sampel 7
2
Sampel 8
1
Sampel 9
0
Sampel 10
Pengamatan 1Pengamatan 2Pengamatan 3Pengamatan 4

Grafik 3.2 Jumlah Cabang rata-rata


3.5
3
2.5
2
1.5
1 Jumlah Cabang rata-
rata
0.5
0
4.1.3 Pengamatan Saat Panen
Tinggi Jumlah Jumlah Jumlah Bobot Luas Daun
Sampel Tanaman Daun Cabang Polong Segar (grafimetri)
Tanaman
1 52 48 7 89 160 g 70 cm2
2 57 25 2 95 140 g 45 cm2
3 41 24 2 32 90 g 37,5 cm2
4 59 31 2 46 95 g 44 cm2
5 39 21 2 45 80 g 35 cm2
6 30 20 3 27 45 g 27 cm2
7 45 23 3 62 165 g 48,6 cm 2
8 48 26 4 116 190 g 56,95 cm2
9 27 24 3 27 90 g 37 cm2
10 53 35 4 72 115 g 42 cm2

4.2. Pembahasan
Praktikan melakukan praktikum Dasar-Dasar Agronomi di lahan percobaan
dekat gedung laboratorium Agronomi selama kurang lebih sealama 3 bulan.
Praktikum diawali dengan beberapa tahap sehingga mendapatkan hasil
pengamatan yang telah dipaparkan. Tahapan pertama praktikum diawali dari
persiapan area tanam, seperti membuat petakan dengan ukuran 2x3 meter.Kemudi
an menggemburkan tanah dengan cara mencangkul. Disaat menggemburkan tanah
di petakan dengan menggunakan cangkul,kami mengalami sedikit kendala yang
dikarenakan padatnya tanah pada petakan sehingga menyulitkan kami untuk
menggemburkannya,namun dengan perlahan kamipun dapat menyelesaikan
pembuatan petakan.Setelah persiapan lahan selesai, dilakukan persiapan tanam.
Sebelum penanaman kacang kedelai, yang pertama kali dilakukan yaitu dengan
membuat cablak untuk mengatur jarak tanam.Lubang tanam pada petakan
sebanyak 100 lubang dengan jarak 20 x 30 cm. Lubang dibuat menggunakan tugal
dengan kedalaman +- 2cm dan setiap lubang ditanam masing-masing dua benih
kacang tanah sehingga total 200 benih.
Setelah pengolahan lahan selesai, maka dilakukan penanaman, benih
dimasukkan pada lubang tanam dengan memberikan Furadan 3G bersamaan
dengan benih. Hal ini bertujuan agar butiran benih yang ditanam tidak
diganggu/dimakan oleh serangga. Setelah benih dimasukkan ke dalam lubang
tanam dan ditutup, hal yang dilakukan selanjutnya yaitu membuat siring kecil
tempat meletakkan/menebar pupuk disekitar area benih.
Cara pemupukannya yaitu semua pupuk dicampur jadi satu,kemudian pupuk
pun ditebar pada siring kecil tersebut dekat barisan tanaman (sekitar 5 cm dari
barisan tanaman dengan kedalaman antara 2-3 cm), pupuk ditabur sepanjang
larikan kemudian ditutup kembali dengan tanah. Pupuk yang digunakan yaitu
Urea, SP-36, dan KCL, dengan dosis pupuk untuk kacang kedelai adalah 50 g
Urea pada pemberian urea pertama,dan 100 g pada pemberian urea kedua,100 g
SP- 36 dan 75 g KCL. Kegiatan ini dilakukan agar kebutuhan hara untuk tanaman
tercukupi pada saat tumbuh jika tidak dilakukan pemupukan akan terjadi
devisiensi unsure hara sehingga akan menyebabkan terganggunya proses fisiologi
pada tanaman dan berakibat pada penurunan hasil produksi kedelai. Pemberian
pupuk pun harus sesuai dosis atau takaran, karena pemupukan yang berlebihan
juga berdampak buruk pada pertumbuhan kedelai, maka setiap pemberian pupuk
harus memperhatikan Dosis. Untuk pemberian pupuk urea diberikan dua kali,
pertama pada awal penanaman, lalu diberikan lagi pada minggu kelima setelah
tanam.
Tidak ada perawatan khusus yang dilakukan terhadap tanaman kedelai yang
kami tanam. Setelah dilakukan penanaman, perawatan yang dilakukan yaitu
dengan melakukan penyiraman secara rutin terhadap tanaman agar kebutuhan air
yang dibutuhkan tanaman tercukupi sehingga tidak terjadi gangguan pada proses
fisiologi tanaman yang berakibat pada kematian tanaman.
Setelah satu minggu tanam kacang kedelai menunjukkan pertumbuhannya.
Perkecambahan kacang tanah merupakan tipe perkecambahan epigeal,karena terja
di pertumbuhan memanjang dari hipokotil yang menyebabkan plumula dan
kotiledon terdorong ke permukaan tanah, serta kotiledon berada di atas tanah.
Pada saat itu juga dilakukan penghitungan daya tumbuh pertama.
Jumlah benih yang tumbuh yaitu sebanyak 52 benih dari 200 benih yang
ditanam, kemudian dilakukan perhitungan daya tumbuh dan diketahui benih
presentase benih yang tumbuh yaitu sebesar 26%,terdapat cukup banyak benih
yang tidak tumbuh yaitu sebanyak 148 benih, hal ini terjadi karena benih
membusuk akibat terlalu banyak memberikan furadan pada setiap lubang tanam.,
sehingga dilakukan penyulaman untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh
tersebut, penyulaman yaitu penanaman kembali benih dengan cara dan perlakuan
yang sama pada waktu penanaman awal. Penyulaman yang dilakukan hanya pada
lubang yang benihnya tidak tumbuh.
Pada setiap lubang tanam, terdapat dua tanaman namun tanaman yang akan
dibiarkan hidup hanya satu tanaman saja, maka dari itu dilakukan penjarangan,
penjarangan dilakukan setelah tanaman berumur 1 bulan. Penjarangan dilakukan
dengan cara mencabut salah satu tanaman dari dua tanaman yang tumbuh pada
satu lubang. Hal ini perlu dilakukan agar kepadatan populasi mencapai tingkat
yang paling optimal dan tidak terjadi kompetisi untuk medapatkan unsure hara
sehingga tercapai hasil yang optimal.
Pengamatan pertumbuhan kacang kedelai dilakukan pada 10 sampel tanaman
sampel yang diamati. Penentuan tanaman sampel dilakukan secara acak.
Pengambilan sampel dilakukan pada tanaman tengah, tanaman pinggir tidak
termasuk dalam pengambilan sampel. Hal ini dilakukan karena jika tanaman
pinggir dijadikan sampel, maka potensi gangguannya tinggi karena tidak ada
penghalang jika serangan hama datang.
Kesepuluh tanaman sampel diamati pertumbuhan vegetatifnya, meliputi tinggi
tanaman, jumlah cabang tanaman, jumlah daun tanaman selama 4 minggu. Dilihat
dari pertumbuhan tinggi tanaman, tanaman kacang kedelai yang kami tanam
mengalami kenaikan batang setiap minggunya. Hal ini menujukkan bahwa
pertumbuhan kacang kedelai tidak mengalami hambatan atau bisa dikatakan
normal. Tinggi tanaman diukur mulai dari batang yang berada diatas permukaan
tanah sampai titik tumbuh atas tanaman batang pokok/ inti dengan menggunakan
penggaris.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, terlihat bahwa jumlah daun
tanaman selalu mengalami penambahan selama fase vegetatifnya, dari data
pengamatan terlihat pada minggu ke 2-3, jumlah daun mengalami peningkatan
yang cukup pesat. Dan kemudian mengalami penurunan jumlah daun pada saat
mulai mendekati waktu panen. Ini merupakan hal yang wajar karena tanaman
tidak lagi mengalami pertumbuhan vegetatif, melainkan telah mengalami masa
pertumbuhan generatif, dimana hasil fotosintesis sebagian besar digunakan untuk
memacu pertumbuhan bunga dan polong, sehingga pertambahan tinggi dan
jumlah daun tidak nampak lagi.
Pengamatan pertumbuhan vegetatif tanaman kacang kedelai selanjutnya
adalah mengamati jumlah cabang. Cabang mulai tumbuh pada pengamatan
minggu pertama. Cabang baru tersebut akan terus berkembang hingga memasuki
minggu ke 5. Dari kesepuluh sampel yang diamati, terlihat pada masing-masing
sampel memiliki jumlah cabang yang berbeda, terdapat beberapa sampel yang
jumlah cabangnya cukup banyak, namun ada juga beberapa sampel yang hanya
memiliki sedikit cabang. Hal ini kemungkinan dapat terjadi karena tidak
meratanya unsure hara yang terkandung didalam tanah ataupun karena hal-hal
yang lain.
Kegiatan yang dilakukan selanjutnya adalah mengendalikan Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT). Pengendalian OPT yang dilakukan yaitu dengan
penyiangan gulma, penyiangan gulma dilakukan secara manual yaitu dengan
menggunakan tangan atau alat bantu seperti koret, hal ini dilakukan dengan tujuan
untuk menekan populasi gulma sampai jumlah tertentu hingga tidak menimbulkan
gangguan terhadap tanaman. Gulma yang tumbuh di area petakan meliputi jenis
gulma berdaun sempit dan jenis gulma berdaun lebar diantaranya rumput paitan
(Axonopus campressus), rumput grinting (Cynodon dactyon), rumput lulungan
(Eleusune indila), rumput corodon (Centotheca lappaceae),teki (Cyperus
rotundus) dan rumput kentangan atau borreria. Selain itu, pengendalian OPT juga
dilakukan dengan mengamati dan mengendalikan hama pengganggu seperti ulat,
kepik hijau dan belalang dengan menggunakan alat saprotan handsprayer.
Setelah tanaman berumur ± 3 bulan, maka dilakukan pemanenan. Selanjutnya
tanaman yang telah dipanen tersebut dilakukan pengamatan kembali yaitu
meliputi pengamatantinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, bobot segar
tanaman, jumlah polong dan luas daun. Dari jumlah cabang produktif terlihat pada
sampel 1 dan 8 yaitu terdapatnya jumlah cabang produktif yang cukup banyak.
Jumlah bobot segar tanaman diperoleh dari berat total dari akar sampai pada
daun sampel tanaman yang telah dicabut dari lahan. Tanaman lalu dicuci agar
bersih dari tanah, lalu satu persatu tanaman sampel ditimbang. Penimbangan
kacang kedelai ditimbang secara keseluruhan mulai dari daun, batang, akar dan
polong kacang. Kemudian dilanjutkan dengan penimbangan berat tajuk, berat
tajuk merupakan berat tubuh tanaman yang ditimbang mulai dari ujung daun
sampai pada akar.
Pada praktikum Dasar-dasar agronomi ini,tanaman yang di budidaya dan
diamati tidak hanya kacang kedelai saja,melainkan juga komoditi lain seperti padi
gogo,jagung,kacang tanah dan kacang hijau.
1. Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
Tanaman kacang tanah ditanam dengan jarak tanam 20 x 30 cm pada
luasan lahan 2 x 3 m. Bertumbuh dengan baik dan cukup subur sampai saat
pemanenan tumbuhan dengan baik,dan polong dari kacang tanah tidak terlalu
banyak dan belum sempurna. Apabila dilakukan pemanenan dengan seminggu
atau dua minggu kemungkinan akan menghasilakan kacang yang baik dan bagus,
dan polong yang dihasilkan akan banyak dari polong dihasilkan sebelumnya.
Proses terjadinya polong pada kacang tanah itu disertain jatuhnya serbuk bunga
ketanah dan berkembang jadi polong. Pada tanaman kacang tanah sulit
terindetifikasi adanya gulma karna lahan dipenuhi dengan daun kacang tanah yang
banyak yang menutupi lahan lain. Dan pada saat pemanenan, ternyata banyak
polong-polong yang di makan oleh hama (tikus).
2. Kacang Hijau (Vigna radiata L)
Pada tanam kacang hijau di tanam dengan jarak tanamn 20 x 30 cm pada
luasan lahan 2 x 3 m. Tanaman kacang hijau tumbuh dengan baik dan cukup subur
dan polong yang dihasilkan dari tanaman kacang hijau cukup banyak. Tetapi,
banyak polong yang busuk dan daun yang terserang penyakit. Hal ini disebabkan
karena faktor cuaca yang belakangan ini sering terjadi hujan sehingga polong
mudah busuk dan tanaman kacang hijau pun mudah terserang penyakit.
3. Padi Gogo
Tanaman padi gogo ditanam dengan jarak tanam 20 x 20 cm dengan luasan
lahan 2 x 3 m. Pertumbuhan padi gogo juga terlihat bagus dan baik, daun tidak
terlalu banyak terserang oleh hama, dan padi gogo tinggi sangat bagus, tetapi pada
saat pemananen belum terlihan bunga dari padi gogo dikarnaka belum waktunya.
Padi gogo seharusnya memiliki pengairan tapi pada saat pratikum tidak ada
pengairan digantikan dengan penyiraman yang rutin . Hasil dari pengamatan padi
gogo tidak terlihat banyak gulma dan hama yang menyerangnya.
4. Jagung (Zea mays)
Tanaman jagung ditanam dengan jarak tanam 25 x 75 cm dengan luasan
lahan 2 x 3 m. Pertumbuhan tanaman jagung pada pratikum sangat bagus dari
tinggi tanaman,daun dan buah tanaman. Pada tanaman jagung meliki tinggi yang
sekitar 3 m lebih dan daun dari tanaman jagung tidak terserang dari hama. Pada
lahan tanaman jagung tidak terdapat gulma sehingga pada perawatan tidak terlalu
susah. Tanaman jagung pada saat pemanenan mendapatkan buah yang kurang
baik dikarnakan belum waktu sesengguhnya panen sudah dilakukan pemanenan
jadi hasil yang didapat tidak begitu menguntungkan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Persiapan tanam dimulai dari pengolahan lahan. Pengolahan tanah atau lahan
dilakukan dengan cara mencangkul sedalam 20-30 cm dan kemudian
menggemburkannya. Penanaman dilakukan dengan cara menggunakan kayu atau
tugal sedalam ± 2 cm masing-masing lubang ditanami 2 butir benih dengan jarak
tanam 20 cm x 30 cm lalu lubang yang ditanam di tutup tanah secara tipis.
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk urea, SP-36 dan KCL. Hal ini
dilakukan dengan cara memberikan pupuk pada kiri dan kanan lubang tanam
kemudian menutupnya dengan tanah. Pengamatan pertumbuhan vegetatif kacang
hijau yaitu mengamati tinggi tanaman, menghitung jumlah daun tanaman dan
menghitung jumlah cabang pada tanaman sampel. Perhitungan tinggi tanaman
dilakukan dengan mengukur batang tanaman yang berada di atas permukaan tanah
sampai pada titik tumbuh tanaman. Daun yang dihitung yaitu daun yang telah
mekar sempurna.

5.2 Saran
Sebaiknya Pada saat pemananenan agar dapat di jelaskan terlebih dahalu
kemudian dilakukan pemananenan agar saat pemanenan tidak terjadi kekeliriuan
saat menggamati tanaman yang dipanen.
DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto. 2006. Budidaya Dengan Pemupukan Yang Efektif dan


Pengoptimalan peran Bintil Akar Kedelai. Jakarta: Penebar Swadaya
Akinson, N.J. and P. E. Urwin. 2012. The Interaction of Plant Biotic and Abiotic
Stresses : From Genes to The Field. Journal of Experimntal Botany.
63 : 3523-3543.

BALITKABI. 2005. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-Kacangan dan Umbi-


Umbian.Malang
Baloch A.H.,H.U. Rehman, Z. Ibrahim, M.A. Buzdar and S. Ahmad. 2015. The
biology Balochistani weed : Cyperus rotundus Linneaus. A. Review.
Pure Appl. Biol. 4(2) : 171-180.

Gill, S.S. and N. Tuteja. 2011. Reactive Oxygen Species and Antioxidant
Machinery in Abiotic Stress. Plant Physiology and Biochemistry. 48 : 909-
930.
Haryono. 2013. Strategi Kebijakan Kementrian Pertanian dalam Optimalisasi
Lahan Suboptimal Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Prosiding
Seminar Nasional Lahan Suboptimal “Intensifikasi Pengelolaan Lahan
Suboptimal dalam Rangka Mendukung Kemandirian
Pangan Nasional”. Palembang (ID): 20-21 September 2013. ISBN
979587-501-9.

Kartasapoetra, G. 1985. Teknik Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: Bina Aksara
Kavitha, D., J. Prabhakaran, K. Arumugam. 2012. Phytotoxic Effect of Purple
nutsedge (Cyperus rotundus L.) on Germination and Growth of Finger
millet (Eleusine coracona Gaertn.). International Journal of Research in
Pharmaceutical and Biomedical Scence. 3 : 615-619.

Lehman, M..E. and U. Blum. 1999. Influence of Pretreatment Stresses on


Inhibitory Effects of Ferulic Acid, an Allelopathic Phenolic Acid. Journal
Chemicals Ecology. 25 :1517-1529.
Martodireso & Suryanto. 2001. Pemupukan Organik Hayati. Yogyakarta:Kanisius

Morvillo, C.M., E.B. de la Fuente, A. Gil, M.A. Martinez-Ghersa and J.I.


Gonzalez- Andujar. 2011. Competitive and Allelopathic Interference
between Soybean Crop and Annual Wormwood (Artemesia annua L.)
under Field Conditions. European Journal of Agronomy.34 : 211-221.

Pedrol, M..N., I. Gomzales and M.J. Reigosa. 2006. Allelopathy and Abiotic
Stress. In M.J.
Qasem, J.R. and C.L. Foy. 2001. Weed Allelopathy : Its Ecological Impacts
and Future Prospects. Journal of Crop Production. 4 : 43-119.
Rukmana, Ir H. Rahmat. 1996. Kedelai, Budidaya dan Pasca Panen.Yogyakarta:
Kanisius
Suhaeni,N. 2007. Petunjuk Praktis Menanam Kedelai. Bandung: NUANSA
LAMPIRAN

Gambar 1. Persiapan lahan Gambar 2. Pengolahan Tanah

Gambar 3. Tanaman kacang kedelai berumur 5 hari


Gambar 4. Tanaman Kacang Kedelai Berumur 9 hari

Gambar 5. Gulma pada petakan Lahan


Gambar 6. Tanaman Kacang Kedelai Berumur 11 hari

Gambar 7. Tanaman kacang kedelai berumur 18 hari


Gambar 8. Sebelum penyiangan gulma Gambar 9. Setelah Penyiangan Gulma

Gambar 10. Penyiraman Tanaman Kacang Kedelai


Gambar 11. Hama yang menyerang tanaman

`
Gambar 12. Pengendalian OPT dengan saprotan

Anda mungkin juga menyukai