(Glycine max)
Disusun oleh :
NPM : E1D016043
Hari/jam : Selasa/08.00-10.00
Shift : B2-1
LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
laporan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan penulis semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
4.1.Hasil ............................................................................................................
4.2.Pembahasan .................................................................................................
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Produksi kedelai nasional masih rendah, yaitu hanya 1,1 ton ha-1.
Produktivitas tersebut masihdapat ditingkatkan lagi men- jadi 1,5-2,5 ton ha-1,
dengan penerapan teknologi maju dan sistem budidaya yang lebih intensif. Ada
beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas
kedelai, misalnya dengan penggunaan pupuk secara efisien, waktu tanam yang
tepat sesuai dengan daya dukung lahan, serta menggunakan varietas unggul yang
mempunyai adaptasi luas pada berbagai agroekosistem (Martodireso & Suryanto
2001).
a. Menyiapkan 2 utas tali rafia sepanjang 3,5 meter dan 1 utas tali rafia
sepanjang 2,5 meter. Kedua tali ini akan menjadi tali utama.
b. Menyiapkan potongan tali rafia sepanjang 15 cm. Warna tali rafia yang
berbeda dari tali yang digunakan pada nomor 1 akan lebih baik, tali – tali
kecil ini berfungsi sebagai tali penanda jarak tanam.
c. Mengukur dari ujung tali utama jarak 25 cm, memberi penanda dengan
spidol. Selanjutnya menyesuai dengan jarak tanam dari komoditi yang
akan di tanam, memberi tanda dengan spidol hingga selesai di ujung tali.
Untuk jarak tanam masing – masing komoditi :
Jenis Komoditi Jarak Tanam
Padi Gogo 20 cm x 20 cm
Kacang Kedelai 20 cm x 30 cm
Kacang Tanah 20 cm x 30 cm
Kacang Hijau 20 cm x 30 cm
Jagung 25 cm x 70 cm
d. Pada setiap titik spidol yang telah diberi tanda, membuat simpul – simpul
dengan tali rafia penanda jarak tanam.
3.2.1.2 Menghitung kebutuhan benih dan mempersiapkan Benih
a. Mengambil benih yang akan ditaman,benih dibersihkan dari kotoran, biji
lain, pasir dsb.
b. Benih dipilih yang masih utuh, tidak berlubang, dan tidak berjamur.
c. Menghitung jumlah benih yang dibutuhkan untuk petakan mahasiswa jika
ditanam 2 benih pada setiap lubang.
3.2.1.3 Menghitung Dosis Pupuk
a. Dosis pupuk umumnya disebut untuk luasan area perhektar.
b. Menghitung kebutuhan pupuk pada luasan lahan yang kita tanami sebagai
berikut.
luas lahan yang ditanami
Kebutuhan pupuk = X dosis pupuk perhektar
luas lahan 1 hektar
c. Menghitung dosis pupuk Urea, SP-36, dan KCL pada lahan sesuai dengan
komoditi yang di tanami. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
3.2.1.4.Penanaman
1. Membuat lubang tanam
a. Petakan dibersihkan dari gulma yang tumbuh
b. Menentukan letak lubang tanam pertama berdasarkan jarak yang akan
diaplikasikan dengan menetapkan letak tanaman sudut = 1/2 x jarak tanam.
c. Merentangkan tali cablak ukuran 3,5 meter ysng telah disiapkan
sebelumnya pada kedua sisi lahan saudara lalu diikatkan bagian ujungnya
pada ajir.
d. Merentangkan tali cablak ukuran 2,5 meter pada sisi lahan tegak lurus dan
sesuai dengan penanda lubang tanam.
e. Membuat lubang tanam dengan kedalaman 5-7 cm sesuai jarak tanam
dengan menggunakan tugal tepat pada simpul tali jarak tanam.
2. Menanam dan melakukan pemupukan dasar
a. Memasukkan Furadan 3G sekitar 10 butir per lubang tanaman
b. Menanam benih yang tersedia dengan cara memasukkan benih sebanyak 1
atau 2 butir sesuai intruksi Co.Assisten pada setiap lubang tanam.
c. Setelah selesai, lalu memindahkan tali cablak 2,5 m ke tanda jarak tanam
berikutnya. Jangan memindahkan tali cablak 3,5 m.
d. Memeriksa bahwa lubang tanam ada benih dan Furadan yang dimasukkan,
kemudian lubang tanam ditutup dengan tanah yang remah.
e. Melakukan pemupukan dasar dengan dosis sebagaimana pada tabel
halaman 11 dengan cara membuat alur terlebih dahulu berjarak 10 cm
sejajar dengan barisan tanaman, kemudian menaburkan pupuk lalu
menimbunnya.
f. Melakukan pengairan dengan cara menyiram pada setiap alur lubang
tanam hingga tanah cukup basah.
g. Membuat tabel dan memberi nama praktikan, NPM, Shift Praktikum,
nama tanaman pada petakan dengan map plastik berukuran 30 cm x 15 cm.
Keterangan:
Sampel 1: 16 Sampel 6: 49
Sampel 2: 39 Sampel 7: 64
Sampel 3: 1 Sampel 8: 48
Sampel 4: 40 Sampel 9: 41
Sampel 5: 19 Sampel 10: 7
Penentuan Sampel
Sampel = 10% x populasi
10
Sampel = 100 x 100
Sampel = 10 sampel
Pengamatan OPT
Gulma Hama
-Rumput paitan -Belalang
-Rumput Grinting -Kepik Hijau
-Teki -Semut
-Rumput Lulungan -Ulat Potong
-Rumput Corodan
1 26 cm 7 1
2 28 cm 6 -
3 18 cm 5 -
4 23 cm 6 -
5 16 cm 5 -
6 13 cm 4 -
7 19 cm 5 1
8 20 cm 6 1
9 12 cm 5 1
10 24 cm 7 2
4.1.2.1.2 Tanggal Pengamatan II: 31 Oktober 2017
1 47 cm 18 7
2 49 cm 13 2
3 30 cm 8 2
4 45 cm 9 2
5 31 cm 7 2
6 24 cm 7 3
7 40 cm 13 3
8 43 cm 14 4
9 24 cm 8 3
10 46 cm 13 4
1 52 cm 40 5
2 57 cm 26 2
3 40 cm 18 2
4 54 cm 22 2
5 37 cm 17 2
6 29 cm 15 2
7 42 cm 22 3
8 46 cm 27 3
9 25 cm 17 3
10 52 cm 30 4
4.1.2.1.4 Tanggal Pengamatan IV: 14 November 2017
1 52 cm 48 7
2 57 cm 25 2
3 41 cm 24 2
4 59 cm 31 2
5 39 cm 21 2
6 30 cm 20 3
7 45 cm 23 3
8 48 cm 26 4
9 27 cm 24 3
10 53 cm 35 4
10 Sampel 8
Sampel 9
0
Pengamatan pengamatan pengamatan pengamatan Sampel 10
1 2 3 4
20 Sampel 6
Sampel 7
10
Sampel 8
0 Sampel 9
Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan
Sampel 10
1 2 3 4
Grafik 2.2 Jumlah Daun rata-rata
30
25
20
15
10 Jumlah Daun rata-
rata
5
0
4 Sampel 5
3 Sampel 6
Sampel 7
2
Sampel 8
1
Sampel 9
0
Sampel 10
Pengamatan 1Pengamatan 2Pengamatan 3Pengamatan 4
4.2. Pembahasan
Praktikan melakukan praktikum Dasar-Dasar Agronomi di lahan percobaan
dekat gedung laboratorium Agronomi selama kurang lebih sealama 3 bulan.
Praktikum diawali dengan beberapa tahap sehingga mendapatkan hasil
pengamatan yang telah dipaparkan. Tahapan pertama praktikum diawali dari
persiapan area tanam, seperti membuat petakan dengan ukuran 2x3 meter.Kemudi
an menggemburkan tanah dengan cara mencangkul. Disaat menggemburkan tanah
di petakan dengan menggunakan cangkul,kami mengalami sedikit kendala yang
dikarenakan padatnya tanah pada petakan sehingga menyulitkan kami untuk
menggemburkannya,namun dengan perlahan kamipun dapat menyelesaikan
pembuatan petakan.Setelah persiapan lahan selesai, dilakukan persiapan tanam.
Sebelum penanaman kacang kedelai, yang pertama kali dilakukan yaitu dengan
membuat cablak untuk mengatur jarak tanam.Lubang tanam pada petakan
sebanyak 100 lubang dengan jarak 20 x 30 cm. Lubang dibuat menggunakan tugal
dengan kedalaman +- 2cm dan setiap lubang ditanam masing-masing dua benih
kacang tanah sehingga total 200 benih.
Setelah pengolahan lahan selesai, maka dilakukan penanaman, benih
dimasukkan pada lubang tanam dengan memberikan Furadan 3G bersamaan
dengan benih. Hal ini bertujuan agar butiran benih yang ditanam tidak
diganggu/dimakan oleh serangga. Setelah benih dimasukkan ke dalam lubang
tanam dan ditutup, hal yang dilakukan selanjutnya yaitu membuat siring kecil
tempat meletakkan/menebar pupuk disekitar area benih.
Cara pemupukannya yaitu semua pupuk dicampur jadi satu,kemudian pupuk
pun ditebar pada siring kecil tersebut dekat barisan tanaman (sekitar 5 cm dari
barisan tanaman dengan kedalaman antara 2-3 cm), pupuk ditabur sepanjang
larikan kemudian ditutup kembali dengan tanah. Pupuk yang digunakan yaitu
Urea, SP-36, dan KCL, dengan dosis pupuk untuk kacang kedelai adalah 50 g
Urea pada pemberian urea pertama,dan 100 g pada pemberian urea kedua,100 g
SP- 36 dan 75 g KCL. Kegiatan ini dilakukan agar kebutuhan hara untuk tanaman
tercukupi pada saat tumbuh jika tidak dilakukan pemupukan akan terjadi
devisiensi unsure hara sehingga akan menyebabkan terganggunya proses fisiologi
pada tanaman dan berakibat pada penurunan hasil produksi kedelai. Pemberian
pupuk pun harus sesuai dosis atau takaran, karena pemupukan yang berlebihan
juga berdampak buruk pada pertumbuhan kedelai, maka setiap pemberian pupuk
harus memperhatikan Dosis. Untuk pemberian pupuk urea diberikan dua kali,
pertama pada awal penanaman, lalu diberikan lagi pada minggu kelima setelah
tanam.
Tidak ada perawatan khusus yang dilakukan terhadap tanaman kedelai yang
kami tanam. Setelah dilakukan penanaman, perawatan yang dilakukan yaitu
dengan melakukan penyiraman secara rutin terhadap tanaman agar kebutuhan air
yang dibutuhkan tanaman tercukupi sehingga tidak terjadi gangguan pada proses
fisiologi tanaman yang berakibat pada kematian tanaman.
Setelah satu minggu tanam kacang kedelai menunjukkan pertumbuhannya.
Perkecambahan kacang tanah merupakan tipe perkecambahan epigeal,karena terja
di pertumbuhan memanjang dari hipokotil yang menyebabkan plumula dan
kotiledon terdorong ke permukaan tanah, serta kotiledon berada di atas tanah.
Pada saat itu juga dilakukan penghitungan daya tumbuh pertama.
Jumlah benih yang tumbuh yaitu sebanyak 52 benih dari 200 benih yang
ditanam, kemudian dilakukan perhitungan daya tumbuh dan diketahui benih
presentase benih yang tumbuh yaitu sebesar 26%,terdapat cukup banyak benih
yang tidak tumbuh yaitu sebanyak 148 benih, hal ini terjadi karena benih
membusuk akibat terlalu banyak memberikan furadan pada setiap lubang tanam.,
sehingga dilakukan penyulaman untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh
tersebut, penyulaman yaitu penanaman kembali benih dengan cara dan perlakuan
yang sama pada waktu penanaman awal. Penyulaman yang dilakukan hanya pada
lubang yang benihnya tidak tumbuh.
Pada setiap lubang tanam, terdapat dua tanaman namun tanaman yang akan
dibiarkan hidup hanya satu tanaman saja, maka dari itu dilakukan penjarangan,
penjarangan dilakukan setelah tanaman berumur 1 bulan. Penjarangan dilakukan
dengan cara mencabut salah satu tanaman dari dua tanaman yang tumbuh pada
satu lubang. Hal ini perlu dilakukan agar kepadatan populasi mencapai tingkat
yang paling optimal dan tidak terjadi kompetisi untuk medapatkan unsure hara
sehingga tercapai hasil yang optimal.
Pengamatan pertumbuhan kacang kedelai dilakukan pada 10 sampel tanaman
sampel yang diamati. Penentuan tanaman sampel dilakukan secara acak.
Pengambilan sampel dilakukan pada tanaman tengah, tanaman pinggir tidak
termasuk dalam pengambilan sampel. Hal ini dilakukan karena jika tanaman
pinggir dijadikan sampel, maka potensi gangguannya tinggi karena tidak ada
penghalang jika serangan hama datang.
Kesepuluh tanaman sampel diamati pertumbuhan vegetatifnya, meliputi tinggi
tanaman, jumlah cabang tanaman, jumlah daun tanaman selama 4 minggu. Dilihat
dari pertumbuhan tinggi tanaman, tanaman kacang kedelai yang kami tanam
mengalami kenaikan batang setiap minggunya. Hal ini menujukkan bahwa
pertumbuhan kacang kedelai tidak mengalami hambatan atau bisa dikatakan
normal. Tinggi tanaman diukur mulai dari batang yang berada diatas permukaan
tanah sampai titik tumbuh atas tanaman batang pokok/ inti dengan menggunakan
penggaris.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, terlihat bahwa jumlah daun
tanaman selalu mengalami penambahan selama fase vegetatifnya, dari data
pengamatan terlihat pada minggu ke 2-3, jumlah daun mengalami peningkatan
yang cukup pesat. Dan kemudian mengalami penurunan jumlah daun pada saat
mulai mendekati waktu panen. Ini merupakan hal yang wajar karena tanaman
tidak lagi mengalami pertumbuhan vegetatif, melainkan telah mengalami masa
pertumbuhan generatif, dimana hasil fotosintesis sebagian besar digunakan untuk
memacu pertumbuhan bunga dan polong, sehingga pertambahan tinggi dan
jumlah daun tidak nampak lagi.
Pengamatan pertumbuhan vegetatif tanaman kacang kedelai selanjutnya
adalah mengamati jumlah cabang. Cabang mulai tumbuh pada pengamatan
minggu pertama. Cabang baru tersebut akan terus berkembang hingga memasuki
minggu ke 5. Dari kesepuluh sampel yang diamati, terlihat pada masing-masing
sampel memiliki jumlah cabang yang berbeda, terdapat beberapa sampel yang
jumlah cabangnya cukup banyak, namun ada juga beberapa sampel yang hanya
memiliki sedikit cabang. Hal ini kemungkinan dapat terjadi karena tidak
meratanya unsure hara yang terkandung didalam tanah ataupun karena hal-hal
yang lain.
Kegiatan yang dilakukan selanjutnya adalah mengendalikan Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT). Pengendalian OPT yang dilakukan yaitu dengan
penyiangan gulma, penyiangan gulma dilakukan secara manual yaitu dengan
menggunakan tangan atau alat bantu seperti koret, hal ini dilakukan dengan tujuan
untuk menekan populasi gulma sampai jumlah tertentu hingga tidak menimbulkan
gangguan terhadap tanaman. Gulma yang tumbuh di area petakan meliputi jenis
gulma berdaun sempit dan jenis gulma berdaun lebar diantaranya rumput paitan
(Axonopus campressus), rumput grinting (Cynodon dactyon), rumput lulungan
(Eleusune indila), rumput corodon (Centotheca lappaceae),teki (Cyperus
rotundus) dan rumput kentangan atau borreria. Selain itu, pengendalian OPT juga
dilakukan dengan mengamati dan mengendalikan hama pengganggu seperti ulat,
kepik hijau dan belalang dengan menggunakan alat saprotan handsprayer.
Setelah tanaman berumur ± 3 bulan, maka dilakukan pemanenan. Selanjutnya
tanaman yang telah dipanen tersebut dilakukan pengamatan kembali yaitu
meliputi pengamatantinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, bobot segar
tanaman, jumlah polong dan luas daun. Dari jumlah cabang produktif terlihat pada
sampel 1 dan 8 yaitu terdapatnya jumlah cabang produktif yang cukup banyak.
Jumlah bobot segar tanaman diperoleh dari berat total dari akar sampai pada
daun sampel tanaman yang telah dicabut dari lahan. Tanaman lalu dicuci agar
bersih dari tanah, lalu satu persatu tanaman sampel ditimbang. Penimbangan
kacang kedelai ditimbang secara keseluruhan mulai dari daun, batang, akar dan
polong kacang. Kemudian dilanjutkan dengan penimbangan berat tajuk, berat
tajuk merupakan berat tubuh tanaman yang ditimbang mulai dari ujung daun
sampai pada akar.
Pada praktikum Dasar-dasar agronomi ini,tanaman yang di budidaya dan
diamati tidak hanya kacang kedelai saja,melainkan juga komoditi lain seperti padi
gogo,jagung,kacang tanah dan kacang hijau.
1. Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
Tanaman kacang tanah ditanam dengan jarak tanam 20 x 30 cm pada
luasan lahan 2 x 3 m. Bertumbuh dengan baik dan cukup subur sampai saat
pemanenan tumbuhan dengan baik,dan polong dari kacang tanah tidak terlalu
banyak dan belum sempurna. Apabila dilakukan pemanenan dengan seminggu
atau dua minggu kemungkinan akan menghasilakan kacang yang baik dan bagus,
dan polong yang dihasilkan akan banyak dari polong dihasilkan sebelumnya.
Proses terjadinya polong pada kacang tanah itu disertain jatuhnya serbuk bunga
ketanah dan berkembang jadi polong. Pada tanaman kacang tanah sulit
terindetifikasi adanya gulma karna lahan dipenuhi dengan daun kacang tanah yang
banyak yang menutupi lahan lain. Dan pada saat pemanenan, ternyata banyak
polong-polong yang di makan oleh hama (tikus).
2. Kacang Hijau (Vigna radiata L)
Pada tanam kacang hijau di tanam dengan jarak tanamn 20 x 30 cm pada
luasan lahan 2 x 3 m. Tanaman kacang hijau tumbuh dengan baik dan cukup subur
dan polong yang dihasilkan dari tanaman kacang hijau cukup banyak. Tetapi,
banyak polong yang busuk dan daun yang terserang penyakit. Hal ini disebabkan
karena faktor cuaca yang belakangan ini sering terjadi hujan sehingga polong
mudah busuk dan tanaman kacang hijau pun mudah terserang penyakit.
3. Padi Gogo
Tanaman padi gogo ditanam dengan jarak tanam 20 x 20 cm dengan luasan
lahan 2 x 3 m. Pertumbuhan padi gogo juga terlihat bagus dan baik, daun tidak
terlalu banyak terserang oleh hama, dan padi gogo tinggi sangat bagus, tetapi pada
saat pemananen belum terlihan bunga dari padi gogo dikarnaka belum waktunya.
Padi gogo seharusnya memiliki pengairan tapi pada saat pratikum tidak ada
pengairan digantikan dengan penyiraman yang rutin . Hasil dari pengamatan padi
gogo tidak terlihat banyak gulma dan hama yang menyerangnya.
4. Jagung (Zea mays)
Tanaman jagung ditanam dengan jarak tanam 25 x 75 cm dengan luasan
lahan 2 x 3 m. Pertumbuhan tanaman jagung pada pratikum sangat bagus dari
tinggi tanaman,daun dan buah tanaman. Pada tanaman jagung meliki tinggi yang
sekitar 3 m lebih dan daun dari tanaman jagung tidak terserang dari hama. Pada
lahan tanaman jagung tidak terdapat gulma sehingga pada perawatan tidak terlalu
susah. Tanaman jagung pada saat pemanenan mendapatkan buah yang kurang
baik dikarnakan belum waktu sesengguhnya panen sudah dilakukan pemanenan
jadi hasil yang didapat tidak begitu menguntungkan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Persiapan tanam dimulai dari pengolahan lahan. Pengolahan tanah atau lahan
dilakukan dengan cara mencangkul sedalam 20-30 cm dan kemudian
menggemburkannya. Penanaman dilakukan dengan cara menggunakan kayu atau
tugal sedalam ± 2 cm masing-masing lubang ditanami 2 butir benih dengan jarak
tanam 20 cm x 30 cm lalu lubang yang ditanam di tutup tanah secara tipis.
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk urea, SP-36 dan KCL. Hal ini
dilakukan dengan cara memberikan pupuk pada kiri dan kanan lubang tanam
kemudian menutupnya dengan tanah. Pengamatan pertumbuhan vegetatif kacang
hijau yaitu mengamati tinggi tanaman, menghitung jumlah daun tanaman dan
menghitung jumlah cabang pada tanaman sampel. Perhitungan tinggi tanaman
dilakukan dengan mengukur batang tanaman yang berada di atas permukaan tanah
sampai pada titik tumbuh tanaman. Daun yang dihitung yaitu daun yang telah
mekar sempurna.
5.2 Saran
Sebaiknya Pada saat pemananenan agar dapat di jelaskan terlebih dahalu
kemudian dilakukan pemananenan agar saat pemanenan tidak terjadi kekeliriuan
saat menggamati tanaman yang dipanen.
DAFTAR PUSTAKA
Gill, S.S. and N. Tuteja. 2011. Reactive Oxygen Species and Antioxidant
Machinery in Abiotic Stress. Plant Physiology and Biochemistry. 48 : 909-
930.
Haryono. 2013. Strategi Kebijakan Kementrian Pertanian dalam Optimalisasi
Lahan Suboptimal Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Prosiding
Seminar Nasional Lahan Suboptimal “Intensifikasi Pengelolaan Lahan
Suboptimal dalam Rangka Mendukung Kemandirian
Pangan Nasional”. Palembang (ID): 20-21 September 2013. ISBN
979587-501-9.
Kartasapoetra, G. 1985. Teknik Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: Bina Aksara
Kavitha, D., J. Prabhakaran, K. Arumugam. 2012. Phytotoxic Effect of Purple
nutsedge (Cyperus rotundus L.) on Germination and Growth of Finger
millet (Eleusine coracona Gaertn.). International Journal of Research in
Pharmaceutical and Biomedical Scence. 3 : 615-619.
Pedrol, M..N., I. Gomzales and M.J. Reigosa. 2006. Allelopathy and Abiotic
Stress. In M.J.
Qasem, J.R. and C.L. Foy. 2001. Weed Allelopathy : Its Ecological Impacts
and Future Prospects. Journal of Crop Production. 4 : 43-119.
Rukmana, Ir H. Rahmat. 1996. Kedelai, Budidaya dan Pasca Panen.Yogyakarta:
Kanisius
Suhaeni,N. 2007. Petunjuk Praktis Menanam Kedelai. Bandung: NUANSA
LAMPIRAN
`
Gambar 12. Pengendalian OPT dengan saprotan