Anda di halaman 1dari 20

PAPER ILMU TERNAK PERAH

“PERBANDINGAN PEMELIHARAN TERNAK SAPI PERAH 10, 50 DAN 100


EKOR”

OLEH :

Kelas A (semester 5)

Nama Nim

Muna Yuniarti 1703511012

Dimas Chandra Saputra 1703511013

Frederico Mario Djawa Naju 1703511037

PROGRAM STUDI SARJANA PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2019

i
KATA PENGANTAR

Tugas ini diajukan sebagai latihan matakuliah ilmu ternak perah (MK5007). Tujuan
penulisan tugas ini sebagai salah satu syarat mengikuti kuliah ilmu ternak perah selain itu
agar lebih mengetahui pengetahuan tentang peliharaan sapi 10, 50 dan 100 ekor.

Denpasar, November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
1.1 Latar belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan dan manfaat ............................................................................................................. 1
BAB II .................................................................................................................................................... 2
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................................................. 2
2.1 Pakan dan minum ................................................................................................................. 2
2.2 Perkandangan ....................................................................................................................... 3
2.2.1 Jarak antar kandang (gang)......................................................................................... 4
2.2.2 Selokan ........................................................................................................................... 4
2.2.3 Feed alley dan service alley .......................................................................................... 5
2.2.4 Sistem Pemerahan ......................................................................................................... 5
2.2.5 Suhu dan Kelembaban Kandang ................................................................................. 5
2.2.6 Sanitasi Kandang .......................................................................................................... 5
2.2.7 Sarana dan Prasarana .................................................................................................. 6
BAB III................................................................................................................................................. 12
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 12
3.1 Ruang atau Kandang .......................................................................................................... 12
3.2 Kamar atau tempat penyimpanan..................................................................................... 13
3.3 Fasilitas ................................................................................................................................ 14
BAN IV................................................................................................................................................. 16
PENUTUP............................................................................................................................................ 16
4.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan produksi
menuju swasembada, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan taraf hidup
rakyat. Untuk mencapai tujuan tersebut, sub sektor peternakan meletakkan salah satu
prioritas utamanya pada pengembangan usaha ternak sapi perah (Putranto, 2006).
Sapi perah merupakan salah satu ternak yang produksi utamanya adalah susu.
Perkembangan usaha peternakan sapi perah di Indonesia terus meningkat dari tahun ke
tahun, salah satunya akibat peningkatan permintaan susu dan daging. Peningkatan
permintaan sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat
terhadap gizi seimbang akan sumber protein hewani.
Susu sebagai hasil utama dari ternak perah khususnya sapi perah dihasilkan melalui
suatu peternakan sapi perah. Kualitas dan kuantitas serta kontinuitas produksi susu dari
suatu perusahaan peternakan sapi perah sangat penting untuk menjamin kelangsungan
produksi dari peternakansapi perah. Dalam menjaga kelangsungan produksi susu yang
stabil dan tidak terjadi kesalahan manajemen yang mengakibatkan keadaan sapi tidak
sesuai kriteria produksi atau laktasi.
Tatalaksana pemeliharaan, merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat
berpengaruh terhadap peningkatan populasi dan produktivitas sapi perah .

1.2 Rumusan masalah


a. Bagaimana perbandingan antara ruang, kamar, peralatan serta fasilitas bagi sebuah
peternakan sapi perah fries holland?
b. Bagaimana perbandingan ruang, kamar, peralatan serta fasilitas dalam efisiensi ekonomi,
tenaga kerja serta faktor-faktor lainnya terkait?

1.3 Tujuan dan manfaat


a. Mengetahui bagaimana perbandingan antara ruang, kamar, peralatan serta fasilitas bagi
sebuah peternakan sapi perah fries holland.
b. Mengetahui bagaimana perbandingan ruang, kamar, peralatan serta fasilitas dalam
efisiensi ekonomi, tenaga kerja serta faktor-faktor lainnya terkait.

1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pakan dan minum
Bahan pakan ternak adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan digunakan oleh
ternak. Bahan pakan dapat berasal dari tanaman dan hewan. Semua bahan pakan baik
yang berasal dari tanaman maupun hewan terdiri dari air dan bahan kering. Bahan kering
dapat dibedakan menjadi bahan organik dan bahan anorganik. Bahan organik meliputi
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, sedangkan bahan anorganik meliputi mineral.
Hijauan diberikan siang hari setelah pemerahan sebanyak 30 – 50 kg/ekor/hari. Pakan
berupa rumput bagi sapi perah dewasa umumnya diberikan sebanyak ± 10 % dari bobot
badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1 – 2 % dari BB. Sapi yang sedang menyusui (
laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25 % hijauan dan konsentrat dalam
ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya ditambah dengan jenis kacang –
kacangan ( legum ).
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang diberikan kepada ternak yang sebagian atau
keseluruhannya dapat dicerna tetapi tidak mengganggu kesehatan ternak tersebut seperti
pakan hijauan (rumput, daun-daunan), limbah pertanian (jerami padi, jerami jagung,
jerami kedelai, pucuk tebu), leguminosa (daun Lamtoro, Gliricida, Kaliandra, Turi, dan
kacang-kacangan) limbah industri pertanian (dedak, bekatul, pollard, onggok, bungkil-
bungkilan) dan lain-lain (Anonimus, 2001).
Pemberian air minum dilakukan secara ad-libitum. Hal ini sesuai pendapat Syarief
dan Sumoprastowo (1985) bahwa air minum diberikan secara ad-libitum, karena sapi
rata-rata membutuhkan 34 kali dari jumlah susu yang dihasilkan. Pentingnya kebutuhan
air juga karena susu yang dihasilkan 87 % berupa air dan sisanya adalah bahan kering
(Sudono, dkk. 2003).
Tempat pakan maupun tempat minum seharusnya terbuat dari beton semen, tempat pakan
harus selalu dibersihkan setiap akan melakukan pemberian pakan yang baru. Sebaiknya
tempat pakan memiliki permukaan yang halus agar sapi dapat makan sampai tuntas dan
memudahkan dalam pembersihannya (Makin, 2011). Menurut Bakri dan Saparinto (2015)
Tempat minum otomatis pada ternak sapi perah sangat efektif karena tempat minum
otomatis sangat mudah digunakan oleh ternak, dilengkapi dengan plastik sebagai bahan
pembuatan sehingga tidak mudah rusak dan aman, selain itu bentuknya yang seperti
mangkuk dengan posisi kantup yang tepat sebagai keluarnya air saat terkena tekanan.
Pemberian air minum pada sapi perah dibutuhkan karena susu 87% terdiri dari air dan
50% dari tubuh sapi terdiri dari air. (Pasaribu et al,. 2015). Pakan hijauan rumput yang
diberikan rata-rata sekitar 17 kg/ekor/hari.

2
2.2 Perkandangan
Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan
sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam suatu
peternakan (Syarif dan Sumoprastowo, 1985). Kandang merupakan suatu bangunan yang
memberikan rasa aman dan nyaman bagi ternak. Kandang berfungsi untuk melindungi
sapi terhadap gangguan luar yang merugikan (Sudono et al., 2003). Lokasi kandang harus
dekat dengan sumber air, tidak membahayakan ternak dan tidak berdekatan dengan
pemukiman penduduk. Lokasi usaha peternakan diusahakan bukan areal yang masuk
dalam daerah perluasan kota dan juga merupakan daerah yang nyaman dan layak untuk
peternakan sapi perah (Syarif dan harianto, 2011). Kandang yang dibuat untuk sapi perah
disediakan dengan berbagai tipe kandang yaitu kandang pedet, kandang pedet lepas sapih,
kandang sapi dara, kandang sapi dewasa atau kandang sapi masa produksi, kandang sapi
kering kandang (Prasetya, 2012).
Daerah – daerah yang cerah dengan matahari penuh tinggi atap kandang sebaiknya
antara 3,6 – 4,2 m. Ketinggian tersebut sudah cukup untuk membatasi difusi radiasi
matahari yang diterima sapi didalam kandang. Pembuatan ventilasi untuk daerah tropis
sebaik nya menggunakan ventilasi dinding terbuka dengan penempatan kandang pada
letak dataran yang tinggi sehingga ventilasi akan mendapat hembusan angin yang akan
mereduksi panas nya suhu tubuh sapi FH (Yani dan Purwanto, 2006). Menurut Sutar
(1981) Produktivitas sapi perah akan optimal, apabila dipelihara pada kandang yang
bersuhu berkisar antara 18 – 21°C dan kelembaban udara 55%. kelembaban yang ideal
untuk sapi perah adalah 60% - 70% (Sudono et al., 2003).
Sistem perkandangan sapi perah ada 3, yaitu (1) Conventional type/stanchion barn
dimana kandang diberi penyekat diantara sapi sehingga ternak tidak bisa bergerak dengan
bebas, (2) Loose housing dimana ternak dilepas di kandang yang luas dan dapat bergerak
bebas kemana-mana, (3) sistem kandang freestall pada prinsip nya sama dengan kandang
loose housing. Pada kandang freestall diberikan tempat untuk istirahat sapi yang disekat –
sekat untuk tiap satu ekor sapi (Muljana, 1985). Ukuran kandang seharusnya memberikan
luas daerah sekitar 3 m2 untuk satu sapi. Kandang freestall baik loose housing untuk sapi
yang berproduksi tinggi karena sapi dapat selalu bergerak bebas yang menjaga kesehatan
tulang dan mencegah kelumpuhan pada sapi (Anderson,2008).
Perkandangan ternak perah selalu dilengkapi dengan unit komponen utama, yang
pertama yaitu unit kandang ternak, unit pemerahan menyediakan bangunan untuk proses
pemerahan dan tempat penyimpanan susu sementara, unit bangunan untuk tempat
penyimpanan pakan, dan bangunan untuk tempat penyimpanan air, kemudian bangunan
untuk unit penanganan limbah, dibangun kantor untuk pengawasan peternakan (Santosa,
1995).
Berbagai macam kandang menurut kegunaan nya dibagi menjadi enam, yaitu 1)
kandang sapi perah laktasi; 2) kandang pejantan; 3) kandang dara; 4) kandang sapi kering
kandang; 5) kandang pedet; 6) Kandang Karantina (Makin, 2011).
Kandang sapi perah di daerah dataran tinggi sebaik nya bangunan kandang berbentuk
semi terbuka dimana terdapat dinding setinggi 1 m dan ventilasi terbuka lebar sehingga
keluar masuknya udara dari dalam dan luar kandang berjalan sempurna (Siregar,1996).
Menurut (Anderson,2008) kandang sapi perah untuk kapasitas besar sebaik nya memiliki

3
ukuran panjang 68 m, lebar 20 m dan tinggi 6 m dan dibuat untuk dua deret sapi yang
dilengkapi dengan bedding sebanyak 108 buah yang dipisah bagian kiri sebanyak 54 buah
dan bagian sebelah kanan sebanyak 54 buah, ukuran panjang tempat pakan adalah 40 m,
lebar 75 cm dan tinggi 50 cm sedangkan tempat minum mempunyai ukuran panjang 18
m, lebar 21 cm dan tinggi 20 cm.
Bangunan kandang harus memberikan jaminan hidup yang sehat dan aman bagi sapi
dan tidak menimbulkan kesulitan dalam melakukan tata laksana (Prasetya, 2012). Oleh
karena itu kandang harus memiliki, kontruksi, bentuk dan kandang harus dilengkapi
dengan atap, dinding, ventilasi, lantai, tempat pakan, tempat air minum, selokan/parit,
tempat penampungan kotoran, petak kandang, feed alley dan service alley (Firman,
2010).
Kontruksi atap dibuat dari seng dan anyaman bambu karena biaya murah dan bahan
dapat tahan lama. Bahan atap bisa mengunakan, asbes, seng, genting, daun tebu, daun
kelapa, ijuk, dan alang – alang (Siregar, 1996). Sudut kemiringan atap adalah 30˚ agar air
hujan dapat mengalir sampai habis keluar dari atap (Muljana, 1985).
Batas disekeliling kandang dapat dilengkapi dengan dinding atau tanpa dinding
(dinding terbuka), tergantung dari kondisi iklim setempat (Makin, 2011). Bahan dinding
bisa berupa tembok beton, kandang bisa dibuat dinding semi terbuka dimana dinding
hanya dibangun setinggi 1,5 meter, atau masih diatas punggung sapi.
Sirkulasi udara harus lancar agar keadaan udara didalam dapat selalu bersih, maka
ventilasi kandang yang baik untuk sapi perah di daerah tropis cukup ventilasi alami, yang
pengadaanya erat sekali dengan perlengkapan dinding terbuka atau semi terbuka (Firman,
2010).
Kandang untuk sapi perah sebaik diberikan petak kandang dengan ruang sepanjang
1,75 meter dan lebar 1,2 meter yang dilengkapi dengan tempat makan dan minum
(Santosa, 1995). Kandang freestall memiliki dua tipe bentuk tempat peristirahatan yaitu
tipe menggunakan karpet karet dan mengunakan pasir halus, kedua tipe nya sama – sama
bertujuan untuk memberikan perlindungan untuk ambing dan kulit sapi (Palmer, 2005).

2.2.1 Jarak antar kandang (gang)


Gang melintang dibuat sejajar dengan sapi bertujuan agar saat sanitasi kotoran
mudah dibersihkan dan tidak mengganggu kenyamanan sapi. Jarak yang dibuat
dalam gang sebaiknya mempunyai lebar 1 meter, dan lantai gang dibuat kasar
agar tidak licin karena akan dapat membahayakan pekerjaan. Pembuatan selokan
ditengah – tengah gang berguna untuk mempermudah dalam pembersihan
kandang (Bakri dan Saparinto, 2015).

2.2.2 Selokan
Selokan harus cukup besar agar mempermudah pengaliran air pembuangan,
dan memudahkan untuk membersihkan nya (Prasetya,2012). Ukuran selokan
sebaiknya mempunyai lebar 50 cm dan memiliki kedalaman ± 5 cm dan berakhir
dengan kedalaman yang lebih dalam sekitar 15 cm sehingga air dapat mengalir
dari tempat yang tingi ketempat yang rendah (Anitasari, 2008).

4
2.2.3 Feed alley dan service alley
Pembuatan Feed alley berguna dalam penggunaan tempat pakan, yaitu
sebagai ruang aktivitas untuk pekerja memberikan pakan untuk ternak, ukuran
feed alley untuk perekor sapi 1 m x 0.5 m. Service alley dalam perkandangan
harus ada yang bertujuan untuk jalur pekerja dalam aktivitas kandang tanpa
menggangu kenyamanan sapi (Lean, 2003).

2.2.4 Sistem Pemerahan


Proses pemerahan menggunakan mesin perah portable mesin perah ini dapat
berpindah – pindah dari satu tempat ketempat yang lain susu hasil pemerahan dari
mesin perah ini ditampung diember pada setiap mesin. Proses pemerahan susu
dengan mesin perah instalasi menggunakan bucket dengan cara memerah sapi
secara bergantian, alat perah berfungsi menggunakan pompa vakum yang dapat
menghisap susu dari mesin perah melalui selang angin yang saling berhubungan
(Firman, 2010). Pemerahan sapi dengan mesin perah instalasi menggunakan
bucket, tekanan udara diatur untuk menyedot susu dan kemudian dialirkan
kedalam bucket karena vakum yang berfungsi sebagai pompa penyedot (Syarif
dan Harianto, 2011).
Proses pemerahan susu secara manual atau proses pemerahan dengan tangan
meliputi 3 metode yaitu whole hand (tangan penuh) memerah dengan cara
menggenggam puting, Stripping (perah jepit) memerah dengan cara puting
diletakan diantara ibu jari dan telunjuk yang digeserkan dari pangkal puting
kebawah sambil memijat dan dengan metode kneleven (perah pijit) memerah
dengan cara menggenggam puting, tetapi dengan membengkokan ibu jari
(Makin, 2011).

2.2.5 Suhu dan Kelembaban Kandang


Produktivitas sapi perah akan optimal, apabila dipelihara pada suhu berkisar
antara 18 – 21°C dan kelembaban udara 55% (Sutar, 1981). kelembaban yang
ideal untuk sapi perah adalah 60% - 70% (Sudono et al., 2003).

2.2.6 Sanitasi Kandang


Sanitasi selain tindakan untuk menjaga kebersihan juga untuk mencegah
terjangkitnya penyakit serta meminimalkan kemungkinan penularan penyakit.
Pembersihan pada kandang meliputi palung, lantai dan selokan kandang. Sapi
dimandikan setiap sebelum pemerahan agar kotoran pada tubuh sapi tidak
mengkontaminasi susu saat terjadi proses pemerahan (Anitasari, 2008). Sanitasi
kandang dan peralatan dilakukan sebelum memulai pemeliharaan sapi perah,
baik itu untuk sapi pedet maupun untuk sapi dara. Sanitasi kandang dan peralatan
dilakukan dengan cara membersihkan lingkungan didalam kandang dan
lingkungan diluar kandang. Sanitasi diluar kandang dilakukan dengan membabat
semak-semak, menyapu dan mengumpulkannya ditempat yang aman, sehingga
tidak mengganggu atau menimbulkan penyakit pada ternak, yang sedang
dipelihara. Setelah lingkungan dibersihkan selanjutnya dilakukan pencucian
kandang dengan air hingga bersih dan baru kemudian disemprot dengan

5
desinfektan (Firman, 2010). Menurut (Makin, 2011) mensterilkan peralatan dan
kandang dilakukan dengan cara membersihkan peralatan menggunakan air lalu
penyemprotan pada permukaan pralatan dengan desinfektan kemudian
pengapuran pada seluruh lantai dan dinding kandang untuk membunuh bakteri.
Tingkat kebersihan lantai kandang dapat mempengaruhi kejadian masistis
subsklinis karena tersentuhnya puting/ambing dengan lantai akan selalu terjadi
(Aziz et al., 2013).

2.2.7 Sarana dan Prasarana


Untuk keberhasilan dalam usaha bidang agribisnis ternak ruminansia
perah (dalam kegiatan pemeliharaan sapi perah, kerbau perah, ternak dan
kambing perah) sangat ditentukan oleh bagaimana peternak atau siswa mampu
mempersiapkan kandang, peralatan dan sarana kandang. Ada beberapa macam
peralatan dan sarana pendukung kandang yang perlu dipersiapkan oleh peternak
apabila akan memulai usaha ternak perah yaitu :

1) Sekop. Peralatan ini dapat dipergunakan untuk mengambil atau membuang


kotoran, baik kotoran ternak sapi, kerbau, ternak maupun kambing,
disamping untuk membuang kotoran ternak dapat juga membuang limbah
padat yang ada di lingkungan sekitar kandang. Disamping itu peralatan ini
juga dapat dipergunakan untuk mengaduk atau mencampur pakan kosentrat
atau penguat.
2) Sapu. Sapu lidi adalah peralatan kandang yang dipergunakan untuk
membersihkan kandang dan lingkungan di sekitar kandang, sapu sebaiknya
yang dibuat dari lidi daun pohon aren atau daun pohon kelapa. Karena sapu
dari lidi ini lebih kuat dan lebih cocok dipergunakan di kandang ternak.
3) Ember atau dalung. Peralatan kandang yang dipergunakan untuk membawa
atau mengangkut air, makanan penguat, untuk memandikan ternak dan lain
sebagainya. Agar ember atau dalung yang dipergunakan di kandang
mempunyai umur pakainya kuat dan lama , maka ember atau dalung yang
dipakai sebaiknya yang anti karat (korosi), seperti ember plastik.
4) Selang air. Peralatan slang air ini dipergunakan untuk mengalirkan air dari
tempat yang permukaannya lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah.
Disamping itu slang juga dapat dipergunakan untuk memandikan ternak,
mencuci kandang dan peralatan.
5) Sikat. Sikat merupakan peralatan yang dipergunakan untuk menggosok
badan ternak pada saat ternak dimandikan, dapat dipergunakan untuk
menggosok atau membersihkan lantai kandang, membersihkan dinding
kandang, membersihkan tempat pakan dan tempat minum dan lain
sebagainya. Sikat ini sebaiknya yang terbuat dari bahan ijuk atau nilon.
6) Kereta dorong (wheel barrow). Kereta dorong (wheel borrow) ini merupakan,
dapat dipergunakan untuk mengangkut pakan konsentrat, kotoran atau
limbah padat seperti (sampah, sisa-sisa rumput, dan limbah lainnya) ke

6
tempat pembuangan, tempat penampungan ataupun tempat penanganan
limbah.
7) Arit atau sabit. Peralatan parang dan sabit ini dipergunakan untuk
memotong dan mencincang hijauan makanan ternak, disamping itu dapat
juga dipergunakan untuk membabat alang-alang atau semaksemak belukar
yang berada di lingkungan sekitar kandang.
8) Cangkul . Cangkul adalah peralatan kandang yang dipergunkan untuk
membersihkan saluran-saluran atau selokan yang agak macet. Dilain dapat
pula dipergunakan untuk membersihkan semak, gulma yang ada
dilingkungan kandang.
9) Tali. Tali adalah peralatan untuk mengikat ternak sapi, kerbau, ternak dan
kambing perah ataupun untuk keperluan lainnya. Tali yang diipergunakan
untuk pengikat sebaiknya tidak terlalu kecil, karena mudah putus, juga
dapat melukai kulit ternak.
10) Timbangan. Timbangan merupakan peralatan kandang yang diperlukan di
dalam kegiatan ternak ruminansia perah. Pada umumnya ternak ruminansia
perah seperti sapi, kerbau, ternak dan kambing yang akan diperah diawali
dengan kegiatan penimbangan untuk mengetahui pertumbuhan.. Misalnya
penambahan jumlah pakan yang diberikan, atau pemberian obat atau vitamin
sebagai perangsang nafsu makan dan lain sebagainya.
Ada beberapa macam jenis timbangan yang sering dipergunakan
selama proses pemeliharaan berlangsung, dan spesifikasinyapun berbeda-
beda antara yang satu dengan yang lainnya. Tinggal peternak memilih dalam
menyediakan dan memakainya, untuk menimbang apa ! apakah untuk
menimbang sarana produksi seperti pakan, susu, obat, atau untuk
menimbang ternak . Kira-kira beratnya berapa yang akan di timbang, dan
tempat penimbangannya digunakan di tempat terbuka atau di dalam ruangan
dan lain sebagainya.
11) Chopper (mesin memotong/ mencacah rumput ) Mesin Chopper (mesin
memotong/ mencacah rumput ) berfungsi untuk mencacah / memotong
rumput baik kering maupun basah. Panjang perahan dapat diatur dari 3 -10
cm, sesuai dengan kebutuhan ternak yang dipelihara. Kalau jumlah ternaknya
hanya satu, dua hingga 5 ekor saja mungkin alat ini tidak mempunyai tidak
bermasalah. Karena alat ini mahal harganya terkecuali apabila untu usaha
komersil. Kadang- kadang sering dijumpai di peternakan bahwa : bentuk
chopper, ukuran tipe atau model, dam spesifikasi tergantung yang
diinginkankannya
12) Tempat pakan dan minum Tempat pakan pada umumnya dibuat atau
dipasang permanen disisi kandang seperti tempat pakan untuk ternak sapi,
dan kerbau. Tempat pakan dapat dibuat dari bahan papan dan beton. Kadang-
kadang tempat pakan tidak dibuat permanen, akan tetapi cukup dengan
baskom atau ember plastik yang tahan pecahTempat minum hampir sama
dengan tempat pakan, baik itu pembuatannya maupun bahan untuk
membuatnya. Tempat minum penempatannya biasanya berdekatan dengan

7
tempat pakan. Pada saat membuat tempat minum usahakan sedemikian rupa
sehingga mudah untuk dibersihkan.
13) Milk Can. Sapi perah, kerbau perah, ternak dan kambing perah yang sudah
laktasi setiap hari diperah susunya. Pelaksanaan pemerahan pada umumnya
dilakukan 2 kali sehari. Sebelum sapi perah, kerbau perah, ternak dan
kambing perah air susunyadiambil biasanya sapi perah, kerbau perah, ternak
dan kambing perah dimandikan terlebih dahulu agar supaya sapi bersih dari
kotoran yang menempel ditubuhnya. Pada saat memandikan atau
membersihkan pada bagian ambing dan puting susunya. Karena apabila
ambing dan puting susunya kotor maka akan mempengaruhi kualitas air susu
yang dihasilkan.
14) Dreching gun. Pada perusahaan besar : traktor, mesin pencampur pakan,
front loading, penampung tetes, silo, mesin pendingin susu. Selain peralatan
kandang tersebut, masih ada sarana pendukung lainnya yang sangat penting
demi berhasilnya dalam usaha di bidang agribisnis ternak ruminansia ( sapi
perah, kerbau perah, ternak dan kambing perah) peralatan pedukung lainya,
diantaranya:
a. Peralatan kesehatan- gunting kuku, rennet/pisau kuku, drencing gun
(alat pencecok), trokar atau alat suntik. Gunting kuku dan renet
digunakan untuk memotong kuku ternak, sapi, kerbau, ternak dan
kambing perah. Kuku sapi, kerbau, ternak dan kambing perah sebaiknya
di perah agar tidak mengganggu produksi susu dan berat badan. Apalagi
ternak-ternak tersebut tidak pernah dikeluarkan hanya di dalam kandang
saja. Ternak yang berada di dalam kandang secara terus menerus pada
pertumbuhan kukunya akan lebih cepat panjang dibanding dengan
ternak-ternak yang sering dikeluarkan ke padang gembala saat berjalan,
dapat merupakan tempat bersarangnya bibit penyakit.
b. Drencing gun
Drencing gun atau pencekok ini dapat dipergunakan untuk memberi
obat cacing pada ternak ruminansia, baik ternak yang sakit atau tidak
sakit. Drencing gun pada umumnya digunakan hanya sesekalai atau dua
kali saja, selama proses pemerahan ternak tersebut berlangsung, yaitu
pada saat ternak sapi, kerbau, ternak dan kambing baru datang dari pasar
atau baru dibeli. Ternak sapi, kerbau, ternak dan kambing yang baru
dibeli dari pasar atau dari petani kemungkinan besar adalah terserang
penyakit cacing, sehingga perlu diberi obat cacing. Karena pada
umumnya patani peternak kecil jarang melakukan program pemberian
obat cacing tersebut. Terkecuali bagi petani/peternak yang sudah
bepengalaman atau perusahaan peternakan ada program pemberian obat
cacing pada ternaknya. Pemberian obat cacing pada awal kegiatan
pemerahan dengan tujuan apabila ada ternak yang terkena penyakit
cacing, kegiatan pemberian obat cacing dalam rangka pengobatan.
Sedangkan bagi ternak yang tidak terserang penyakit cacing kegiatan
pemberian obat cacing dalam rangka pencegahan. Oleh karena itu

8
ternak-ternak yang akan diperah sebaiknya diberi obat cacing terlebih
dahulu di awal proses kegiatan pemeliharaannya, hal ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya serangan penyakit cacing.
c. Trokar
Trokar merupakan salah satu alat kesehatan yang dipergunakan untuk
penanganan terhadap ternak ruminansia yang terkena penyakit bload.
Bload adalah penyakit yang menyerang ternak ruminansia dengan jenis
dan bangsa perut kembung dan apabila dipukul akan terdengar suara
seperti kendang. Penyakit bload ini dapat disebabkan karena ternak
memakan hijauan yang masih berembun dan ternak di gembala terlalu
pagi. Dengan alat trokar ini ternak yang terserang penyakit bload dapat
ditangani, dengan cara menusukkannya alat trokar tersebut ke perut,
kemudian menjabutnya agar angin atau gas yang berada di dalam perut
ternak dapat keluar. Dalam penggunaan alat trokar ini disarankan bagi
yang sudah ahli, sehingga perlu ketrampilan atau kompetensi yang
cukup.
d. Alat suntik.
Alat suntik adalah alat yang dipergunakan untuk menyuntik ternak, baik
itu pada waktu pemberian obat terhadap ternak yang sakit atau pada saat
pemberian vitamin pada ternak. Sebetulnya secara aturan yang berhak
menggunakan alat suntik ini adalah dokter hewan, namun kenyataan di
lapangan tidak jarang ditemui petani peternak atau pengelola ternak
menggunakan alat ini untuk memberi vitamin atau mengobati pada saat
ternaknya sedang sakit.
Seperti apa yang pernah disinggung dibagian atas, bahwa peralatan
kesehatan ini digunakan hanya pada saat-saat tertentu saja, tidak setiap
hari. Namun peralatan ini sangat perlu, karena sangat menunjang demi
berhasilnya kegiatan ternak ruminansia perah.
e. Mixer
Mixer adalah mesin pencampur pakan ternak, dengan tujuan agar bahan
pakan yang dicampur dapat homogen. Sehingga antara partikel satu
dengan yang lain menjadi pakan yang siap diberikan untuk konsumsi
ternak. Pencampuran yang baik akan menghasilkan pakan yang
homogen, pakan yang tercampur homogen akan menghasilkan konsumsi
zat gizi yang seimbang dan memperkecil keragaman produksi susu.
Hampir sama dengan alat chopper, alat mixer pada umumnya
dipergunakan di peternakan ruminansia yang berskala usaha besar
dengan modal usaha yang besar pula. Bagi peternak yang berskala usaha
masih kecil satu, dua atau tiga ekor saja, mungkin alat ini seandainya
tidak ada atau tidak dimiliki tidak masalah. Berbeda dengan peternak
yang berskla usaha besar alat.
f. Sarana Angkutan
Sarana angkutan ada bermacam-macam diantaranya : truk, mobil pickup,
mini traktor, hand traktor, kendaraan roda dua dll.Jenis sarana angkutan

9
berupa traktor biasanya dipergunakan untuk mengangkut sarana
produksi baik pakan hijauan, pakan kosentrat maupun pupuk kandang
di lingkungan dalam peternakan. Agar supaya sarana angkutan dapat
dipergunakan secara optimal tanpa adanya gangguan atau kerusakan
pada saat dipergunakan, maka sarana angkutan tersebut perlu dicek
sebelum digunakan.
Adapun bagian-bagian yang dicek misalnya : sistem pendingin, oli
mesin, gear box dan bahan bakar. Apabila bahan bakarnya kurang
segera diisi. Seluruh bagian yang perlu pelumas dilumasi, saringan udara
dicek dan dibersihkan sesuai petunjuk. Kondisi ban dan tekanan ban
dicek untuk keamanan, batasan beban maksimum dalam proses
pengangkutan yang ditetapkan harus ditaati dll
Setelah sarana angkutan tersebut dicek dengan teliti sebelum digunakan,
maka barulah alat atau sarana angkutan tersebut dioperasikan. Agar pada
saat mengoperasikan alat atau sarana angkut tersebut berjalan dengan
aman, maka pada saat mengoperasikan harus mematuhi aturan-aturan
yang ada, misalnya : pada saat menjalankan kendaraan atau sarana
angkut kecepatan jalannya tidak berlebihan, muatan tidak berlebihan,
membersihkan setelah dipergunakan dan menyimpan atau memarkir
ditempat yang aman. Hal yang tidak kalah penting, memperbaiki atau
melaporkan kepada petugas maintenent apabila ada kerusakan-kerusakan
setelah atau pada saat dipergunakan untuk mengangkut.
g. Gudang pakan
Gudang pakan merupakan sarana pendukung yang sangat penting,
karena gudang pakan berfungsi untuk menyimpan bahan pakan, pakan
baik itu konsentrat maupun pakan lainnya. Sebaiknya gudang pakan
yang dibangun harus memenuhi persyaratan, agar pakan yang disimpan
tidak cepat rusak (berjamur, bau tengik, dan berlendir) yang akhirnya
akan menurunan kualitas pakan. Gudang pakan sebaiknya dibangun
dekat kandang, dengan harapan untuk mempermudah pengangkutan atau
mempercepat pada saat pengambilan pakan di saat diperlukan. Besar
kecilnya ukuran bangunan gudang pakan disesuaikan dengan jumlah
pakan yang akan disimpan dalam gudang. Bagi perusahaan peternakan
yang berskala usaha besar dan membuat atau mencampur pakan sendiri,
biasanya ukuran bangunan gudangnya besar serta dilengkapi dengan
mesin penggiling (dish mill) dan mesin pencampur pakan ( mixer).
h. Gudang Alat
Gudang alat atau gudang penyimpanan peralatan disetiap perusahan
peternakan, pasti ada. Gudang alat pada umumnya dibangun tidak jauh
dari bangunan kandang, karena untuk mempermudah pekerja atau
petugas untuk mengambil dan mengembalikanya setelah alat tersebut
dipergunakan. Alat-alat peternakan setelah dipergunakan sebelum
disimpan digudang alat, sebaiknya dicuci atau dibersihkan terlebih
dahulu, dengan tujuan agar alat tersebut awet atau tahan lama. Gudang

10
alat ini merupakan sarana pendukung kandang, sehingga perlu
disediakan, apalagi jumlah ternak yang dipelihara banyak. Dengan
jumlah ternak yang dipelihara banyak otomatis peralatan yang
diperlukan juga banyak sehingga perlu disimpan digudang alat tersebut.
i. Penampungan Air
Bak pemampungan air merupakan sarana pendukung kandang yang
sangat penting, karena berfungsi untuk menampung air. Dimana air
tersebut dapat digunakan untuk memberi minum ternak, memandikan
ternak, mencuci kandang dan peralatan, mengairi tanaman hijauan
pakan ternak dan lain sebaginya. Bak penampungan air pada umumnya
dibangun atau diletakkan dekat dengan bangunan kandang, dapat dibuat
permanen dari bahan beton, ataupun dapat pula berupa tower air, drem
air yang dipasang dimenara atau tempat khusus dekat dengan bangunan
kandang. Bak penampungan air yang dibangun diatas menara dekat
dengan bangunan kandang akan mempermudah pada saat pemakaiannya.
Karena aliran atau tekanan air lebih kencang, bila dibandingkan dengan
bak penampungan air yang diletakkan dibawah dekat bangunan kandang.

11
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Ruang atau Kandang
Kandang merupakan bangunan sebagai tempat tinggal ternak yang bertujuan untuk
melindungi berbagai gangguan.hal ini di dukung oleh pernyataan oleh (Sugeng, 2003) yaitu
Kandang merupakan tempat tinggal ternak sepanjang waktu, sehingga pembangunan kandang
sebagai salah satu faktor lingkungan hidup ternak, harus bisa menjamin hidup yang sehat dan
nyaman. Disamping untuk melindungi ternak dari gangguan luar yang dapat merugikan
contohnya seperti: hujan, terik matahari, angin, binatang buas dan lain lain. Selain itu
kandang juga di butuhkan untuk memudahkan peternak mengelola ternaknya. Menurut
Purnomoadi, (2003) ada dua bentuk tipe kendang sapi perah yaitu: kandang konvensional dan
kandang bebas. Kandang konvensional yaitu kendang dimana ternak yang dipelihara di buat
sejajar atau yang biasanya disebut dengan system stall. Ada 3 macam stall yaitu: stall tunggal,
stall ganda tail to tail, dan stall face to face. Kandang bebas merupakan jarak atau areal yang
cukup luas dengan atap diatasnya. Kandang ini biasanya ditempati populasi sapi tanpa adanya
batasan sedikit pun.

Table.1 jenis kandang peternakan sapi perah


10 ekor 50 ekor 100 ekor
 Kandang konvensional  Kandang Konvensional  Kandang Konvensional
tipe stall tunggal semi modern tipe stall modern tipe stall ganda tail
- Kandang pedet ganda tail to tail, stall head to tail, stall head to head
- Kandang beranak to head - Kandang
- Kandang sapi betina - Kandang isolasi/karantina
dewasa dan laktasi isolasi/karantina - Kandang pedet
- Kandang pedet - Kandang pembibitan
- Kandang pembibitan - Kandang beranak
- Kandang beranak - Kandang dara
- Kandang dara - Kandang sapih
- Kandang pejantan
- Kandang sapih
- Kandang sapi betina
- Kandang pejantan
dewasa dan laktasi
- Kandang sapi betina
dewasa dan laktasi
 Efisiensi biaya:
Penggunaan kandang konvensional tipe stall tunggal pada pemeliharaan 10 ekor
ternak sapi perah sangat efisien dalam penggunaan biaya, karena kandang yang dibuat
hanya dalam satu jajaran saja. Pada pemeliharaan 10 ekor ternak sapi perah, kandang
yang digunakan hanya mencakup 3 kandang yaitu kandang sapi betina dewasa dan
laktasi, kandang pedet dan kandang beranak. Sedangkan pada pemeliharaan 50 dan 100
ekor ternak sapi perah laktasi kandang yang digunakan ada 8 macam kandang yaitu
kandang isolasi/karantina, kandang pedet, kandang pembibitan, kandang beranak,
kandang dara, kandang sapih, kandang pejantan dan kandang sapi betina dewasa dan
laktasi, tetapi ada perbedaan khususnya di kandang 100 ekor ternak sapi perah yang
sudah menggunakan kandang modern. Biaya yang dikeluarkan tentu akan berbeda setiap

12
kandang yang berbeda populasi ternaknya. Kandang yang berisi 100 ekor ternak sapi
perah menggunakan biaya yang lebih tinggi dibandingkan kandang yang berisi 50 dan
10 ekor ternak sapi perah karena kandang yang digunakan sudah modern dan alat-alat
yang digunakan sudah menggunakan mesin otomatis dengan skala industri.
 Tenaga kerja:
Dalam pemeliharaan 10 ekor ternak sapi perah membutuhkan 1 orang pekerja dan
untuk pemeliharaan 50 dan 100 ekor ternak sapi perah membutuhkan 1-2 orang pekerja,
yang mengurusi kandang mulai dari kebersihan kandang, kebersiahan ternak dan lain-
lain. Dalam pemeliharaan 50 dan 100 ekor ternak sapi perah dalam manajemennya sudah
menggunakan bantuan mesin untuk mempermudah pekerja melakukan pekerjaannya.
Status pendidikannya minimal SMA/SMK untuk yang mengurusi segala urusan kandang
10 ,50 dan 100 ekor ternak sapi perah

3.2 Kamar atau tempat penyimpanan


Salah satu jenis bangunan yaitu unit kamar susu perlu diperhatikan tata letaknya untuk
mencegah air susu terkontaminasi oleh mikroorganisme. Kamar susu sebaiknya terpisah dari
kandang atau gudang pakan. Susu segar yang dihasilkan harus segera ditangani dengan cepat
dan benar hal ini dikarenakan sifat susu yang sangat mudah rusak dan mudah terkontaminasi
salah satu caranya dengan membuat kamar susu. Menurut Syarif dan Sumoprastowo (1990)
setelah susu diperah kemudian dibawa kekamar susu, penanganan susu yan dilakukan adalah
penyaringan, pendinginan dan pemanasan.

Table.2 Kamar atau tempat penyimpanan


Jumlah Penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan
ternak pakan peralatan/Gudang susu
10 ekor x  x
50 ekor   
100 ekor   
 Efisiensi biaya:
Dalam pemeliharaan 10 ekor ternak sapi perah tempat penyimpanan pakan tidak
diperlukan karena pakan yang dibutuhkan untuk 10 ekor ternak sapi perah tidaklah
banyak. Selain tempat penyimpanan pakan, tempat atau kamar susu untuk 10 ekor ternak
sapi perah juga tidak terlalu dibutuhkan karena setelah selesai memerah susu sapi, air
susu langsung diserahkan kepada pihak koperasi yang akan menangani air susu tersebut
selain itu juga untuk menghemat pengeluaran biaya karena pemeliharaan 10 ekor ternak
sapi perah masih dalam skala kecil. Gudang penyimpanan peralatan untuk pemeliharaan
10 ekor ternak sapi perah masih diperlukan untuk mempermudah pencarian saat akan
dibutuhkan.
Pemeliharaan 50 dan 100 ekor ternak sapi perah memerlukan tempat penyimpanan
pakan karena pakan yang dibutuhkan lumayan banyak dan juga perlu stok pakan untuk
hari berikutnya. pakan yang dibutuhkan selain hijauan juga berupa silase atau pakan
fermentasi. Banyak nya jumlah ternak sapi perah maka, produksi susu yang dihasilkan
juga banyak oleh karena itu kamar susu perlu di buat agar susu yang dihasilkan tidak
cepat rusak dan mendapatkan penanganan yang lebih baik.

13
 Tenaga kerja:
Dalam pemeliharaan 10 ekor ternak sapi perah membutuhkan 1 orang pekerja yang
menangani dalam pemberian pakan karena pakan tidak memiliki tempat penyimpanan
maka setelah mencari pakan untuk ternak sapi perah, pakan diangin-anginkan terlebih
dahulu kemudian langsung diberikan kepada ternak. Pekerja yang mengurusi gudang
peralatan maupun penanganan susu sama dengan perkerja yang menangani dalam
pemberian pakan yaitu hanya 1 orang pekerja. Dalam pemeliharaan 50 dan 100 ekor
ternak sapi perah, pekerja yang digunakan juga 1 orang perkerja karena dalam
manajemennya sudah menggunakan bantuan mesin untuk mempermudah pekerja
melakukan pekerjaannya.
3.3 Fasilitas
Dalam manajemen pemerahan sapi perah 10 50 dan 100 ekor terdapat berbagai
perbedaan fasilitas baik dalam pemerahan, kebersihan ternak, pemberi pakan, penangan
limbah dan semua itu memeiliki berbagai fungsi yang membantu peternak dalam menejemen
usaha sapi perah. Fasilitas yang dibutuhkan setiap kandang adalah sama, yaitu berupa tempat
pakan, minum air, instalasi air dan lain lain. Luas kendang keseluruhan di tentukan dengan
memperhitungkan luas yang di perhitungkan tiap ekor sapi, kapasitas yang di tetapkan
perkandang dan fasilitas-fasilitas yang ada.

Kandang sapi perah yang baik adalah kandang yang sesuai dan memenuhi persyaratan
kebutuhan dan kesehatan sapi perah. Persyaratan umum kandang untuk sapi perah yaitu
sirkulasi udara cukup dan mendapat sinar matahari sehingga kandang tidak lembab
(kelembaban ideal 60%-70%), lantai kandang selalu kering, tempat pakan yang lebar dan
tempat air dibuat agar air selalu tersedia sepanjang hari (Sudono dkk, 2003).

Table.3 Fasilitas peternakan sapi perah


10 ekor 50 ekor 100 ekor
Pemerahan - Manual (whole - Potable milking - Flat barn &
hand) machine herringbone
- Ember stainless - Ember stainless milking machine
- Milk can - Milk can - Antiseptik
- Saringan - Saringan susu
- Antiseptik - Antiseptik
Kebersihan ternak - Sumber air dari - Sumber air dari - Sumber air dari
sumur Tandon Tandon
- Steam air - Steam air - Steam air
- Sikat - Sikat - Sikat
Pemberian pakan - Manual dengan - Cooper - Cooper
metode cut carry - Silo - Silo
- Traktor - Tractor
Penangan limbah - Pupuk kompos - Pupuk kompos - Pupuk kompos
- Biogas - Biogas
 Efisiensi biaya:
Terdapat perbedaan efisiensi biaya antara menejemen 10 ekor sapi perah 50 ekor dan
100 ekor dimana pada menejemen 10 ekor sapi belum menggunakan teknologi seperti
teknologi dalam pembersian kendang pemerahan serta pemberian makanan yang

14
tentunya menggunakan tenaga mesin dimana tidak akan memakan banyak biaya, namun
dalam pemerahan 10 ekor sapi metode pemerahannya sangat lama dibandingkan metode
pemerahan 50 dan 100 ekor sapi perah.
Dalam menejemen pemerahan sapi 50-100 ekor cenderung menggunakan teknologi
untuk membantunya dalam memenejemen tentunya akan menaikan biaya produksi yang
sangat tinggi namun pada peternakan sapi perah 50-100 dalam efesiensi waktu
pemerahan sangatlah baik dan efisien karena semuanya diatur dengan cepat dan tepat
menggunakan teknologi yang bagus.
 Tenaga kerja:
Untuk tenaga kerjanya sendiri dalam menejemen 10 ekor sapi bisanya di butuhkan 2-3
tenaga kerja yang memiliki fungsi tertentu di bagianya seperti bagian pemerahan,
kebersihan kandang, mencari rumput dan memberi pakan. Di lihat dari fasilitas-fasilitas
yang digunakan, memang memerukan tenaga kerja manusia dalam setiap keperluanya.
Untuk tenaga kerja dengan jumlah ternak perah 50-100 ekor biasanya hanya
memerlukan tenaga kerja sebanyak 1-2 orang untuk menjalankan fungsi menejemen,
ditinjau dari alat-alat yang digunakan sebagian besar menggunakan tenaga mesin yang di
control untuk menjalankannya yang menjadikanya lebih efisien.

15
BAN IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kandang
 10 ekor ternak perah induk laktasi menggunakan kandang konvensional tipe
stall tunggal.
 50 ekor ternak perah induk laktasi menggunakan kandang konvensional semi
modern tipe stall ganda tail to tail, stall head to head.
 100 ekor ternak perah induk laktasi menggunakan kandang konvensional
modern tipe stall ganda tail to tail, stall head to head.
Kamar atau Tempat penyimpanan
 10 ekor ternak perah tidak memiliki kamar pakan dan kamar susu hanya
memiliki kamar peralatan
 50 ekor dan 100 ekor ternak perah memiliki kamar pakan, kamar susu dan
kamar peralatan.
Peralatan dan fasilitas
 Pemerahan untuk 10 ekor ternak perah menggunakan cara manual (whole hand),
50 ekor ternak perah menggunakan portable milking machine, dan 100 ekor
ternak perah menggunakan Flat barn & herringbone milking machine
 10 ekor ternak sapi dibersihkan dengan menggunakan sumber air dari sumur,
sedangkan 50 ekor dan 100 ekor ternak perah sapi dibersihkan dengan
menggunakan sumber air dari tandon.
 Dalam pemberian pakan 10 ekor ternak perah menggunakan manual sedangkan
50 ekor dan 100 ekor ternak perah menggunakan cooper dan mempunyai tempat
penyimpanan pakan yang bernama silo dan cara pemberian pakannya
menggunakan traktor
 Limbah 10 ekor ternak perah diolah menjadi pupuk kompos sedangkan 50 ekor
dan 100 ekor ternak perah limbahnya diolah menjadi pupuk kompos dan biogas.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sugeng, Y.B. 2003. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta

Sudono, A., R.F. Rosdiana dan B.S. Setiawan. 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif.
Agromedia Pustaka. Jakarta

Williamson and Payne. 1993. Pengantar peternakan di Daerah Tropis. Gadjah Mada
University Press. Yogjakarta

Purnomoadi 2003. Dilat Kuliah Ilmu Ternak Potong dan Kerja. Fakultas
PeternakanUniversitas Diponegoro. Semarang 78 – 79
Syarif, M. Z Dan C. D. A. Sumoprastowo. 1990. Ternak Perah. C.V. Yasaguna, Jakarta

Adika Putra. 2009. Potensi Penerapan Produksi Bersih Pada Usaha Peternakan Sapi Perah.
Universitas Diponegoro. Semarang.

17

Anda mungkin juga menyukai