Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH MUSIM HUJAN PADA PETERNAKAN AYAM

PETELUR

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Bhs Indonesia


Semester 2
2023

Nama : Diky Ardiyanto


Kelas : XI MIPA 2
Absen : 08
NISN : 00583700422
Mapel : Bhs Indonesia

SMA NEGERI 1 ANDONG


2022-2023
PENGARUH MUSIM HUJAN PADA PETERNAKAN AYAM
PETELUR

i
PENGESAHAN
Makalah dengan judul “PENGARUH MUSIM HUJAN PADA PETERNAKAN AYAM
PETELUR” disahkan pada ;
Hari : Selasa
Tanggal : 21 Maret 2023
Tempat : SMA NEGERI 1 ANDONG

Guru Mapel Penulis

Supriyati S.pd Diky Ardiyanto

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah PENGARUH MUSIM HUJAN PADA PETERNAKAN AYAM
PETELUR tepat waktu.
Makalah PENGARUH MUSIM HUJAN PADA PETERNAKAN AYAM SERTA HASIL TELUR
AYAM YANG DIDAPATKAN disusun guna memenuhi tugas Ibu guru Supriyati pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia di SMA NEGERI 1 ANDONG. Selain itu, penulis juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada orang tua, ibu guru
Supriyati,teman,serta pembaca. Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan bagi penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Diky Ardiyanto

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………..i

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………………………..iv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................1-2

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................3

1.3 Tujuan...........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................4

2.1 Pengaruh musim hujan pada ternak...........................................4-5

2.2 Pakan ayam petelur …………………………………………………………………6

2.3 Sarana prasarana……………………………………………………………………6-7

2.4 Menjaga Kesehatan ternak……………………………………………………..7-9

BAB III PENUTUP...........................................................................................9

3.1 Kesimpulan................................................................................9-10

LAMPIRAN....................................................................................................11

3.3 Daftar pustsaka………………………………………………………………………11

iV
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ayam ras petelur merupakan salah satu ternak yang banyak dipelihara oleh
peternak. Prospek usaha peternakan ayam ras petelur di Indonesia dinilai sangat baik,
jika ditinjau dari sisi penawaran dan permintaan. Di sisi penawaran, kapasitas produksi
peternakan ayam ras petelur di Indonesia masih belum mencapai kapasitas produksi
yang sesungguhnya (Abidin, 2003). Hal ini terlihat dari masih banyaknya perusahaan
pembibitan, pakan ternak dan obat obatan yang masih berproduksi dibawah kapasitas
terpasang. Artinya, prospek pengembangannya masih terbuka.

Risiko produksi menjadi sorotan utama bagi peternak khusus peternakan ayam ras
petelur karena risiko ini merupakan risiko yang sangat berpengaruh terhadap
kelanjutan usaha peternak. Risiko produksi merupakan risiko yang berpengaruh
signifikan bagi peternakan ayam ras petelur. Hal ini terlihat dari angka kematian yang
tinggi dan fluktuasi produktifitas yang cukup signifikan. Pada kematian, rentannya
ternak terhadap perubahan cuaca, penyakit dan lingkungan menjadi faktor utama
penyebab kematian pada ternak. Selain itu kondisi kandang yang terbuka dan
mudahnya akses keluar masuk predator dari luar kandang membuat ayam mempunyai
potensi terserang predator sehingga menyebabkan angka kematian yang cukup tinggi.
Risiko produksi juga berdampak kepada produktifitas dalam usaha peternakan
ayam ras petelur. Fluktuasi produktifitas diakibatkan oleh perubahan cuaca dan iklim
yang yang semakin tidak menentu sebagai dampak dari global warming. Hal ini
berpengaruh terhadap produksi ternak ayam ras petelur dimana ternak akan sulit
beradaptasi dengan suhu lingkungan dan mengakibatkan produksi ternak ayam ras
petelur akan turun. Selain itu, pakan yang merupakan bahan pokok utama dalam
produksi ternak ayam ras petelur juga sangat berpengaruh pada produksi ternak ayam
ras petelur. Kualitas pakan yang tidak memenuhi standar mutu akan berdampak besar
pada produksi ternak maka perlu jaminan mutu pakan untuk mendapatkan produksi
yang baik. Serta cuaca saat ini yang sedang tidak dapat di prediksi. Curah hujan yang tinggi
beberapa waktu belakangan ini menyebabkan banyak wilayah di Indonesia terendam banjir.
Banjir yang terjadi ini baik langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi aktifitas
dunia perdagangan. Tidak berbeda dengan dunia peternakan, banyak pasokan komoditi
peternakan seperti daging unggas dan telur menjadi terhambat masuk ke pasar. Hal ini
mengakibatkan pasokan di pasar menjadi berkurang dan secara otomatis harga akan
menjadi naik dikarenakan pasokan yang terhambat tersebut. Bagi kalangan peternak
terutama peternak unggas yang jumlahnya masih mendominasi dunia peternakan,
intensitas hujan yang tinggi ini menimbulkan pesimisme akan adanya hasil ternak yang lebih
bagus dari bulan-bulan sebelumnya. Hal ini cukup beralasan karena berdasarkan
pengalaman para peternak, pada musim hujan akan banyak permasalahan yang akan
timbul, diantaranya penyakit pada ternak, kondisi lingkungan, kerusakan pakan akibat jamur
dan berbagai masalah lainnya. Langkah untuk mengatasi permasalahan ini bisa difokuskan
pada sumber daya, pakan, dan manajemen.

1
Untuk fokus pada sumber daya, kita bisa lakukan dengan pemilihan bibit Day Old
Chick (DOC) yang berkualitas dan mampu beradaptasi lingkungan. Saat ini banyak tersedia
pilihan breeder yang menyediakan DOC, sehingga memudahkan peternak dalam melakukan
pemilihan bibit sesuai kriteria masing-masing. Hal terpenting dalam pemilihan bibit, jika
terdapat bibit yang kelihatannya cacat atau kurang sehat, diusahakan jangan
diterima/langsung diafkir, karena hal itu akan mempengaruhi hasil produksi ternak kita.
Pakan juga memiliki pengaruh penting terutama pada musim penghujan seperti ini. Suhu
rendah dan kelembaban yang tinggi akan membuat pakan cepat berjamur. Hal ini perlu
diwaspadai karena jamur pada pakan tersebut dapat menimbulkan adanya penyakit
pernafasan. Karena itu pemberian pakan dengan pola FIFO (First In First Out) perlu
diterapkan untuk mencegah kejadian tersebut. Pakan yang diberikan adalah pakan yang
pertama kali datang ke kandang sehingga sirkulasi pakan tetap terjaga. Pemberian pakan
sebaiknya dilakukan sedikit demi sedikit untuk mengurangi jumlah pakan yang tersisa, atau
bisa juga membolak-balik pakan untuk mencegah pakan menggumpal. Usahakan untuk
menjaga kualitas air di dalam kandang. Penjadwalan sanitasi air perlu dilakukan untuk
memberikan air yang sehat bagi ayam. Produk seperti KLORIN-GARD dapat digunakan untuk
tujuan tersebut karena membantu mengurangi bakteri yang terdapat dalam air dan
menghilangkan lapisan biofilm dalam saluran air.

Segi manajemen kandang yang perlu mendapat perhatian adalah perbaikan atap kandang
yang bocor, dinding kandang, saluran air maupun pemberian pemanas/tirai jika diperlukan.
Jika di kandang banyak terdapat gumpalan litter maupun feses maka kandungan ammonia
akan sangat tinggi di kandang yang bisa memicu serangan pada sistem pernafasan ayam.

Pemberian vitamin seperti INTROVIT 4+ WS, INTROVIT ORAL, TM-VITA, VIT-ECO bisa
membantu ternak terhindar dari stres yang terjadi karena kondisi cuaca yang berubah.
Semprot kandang tiap selesai periode pemeliharaan dengan menggunakan SPECTARAL,
INTERCIDE, BENZAKLIN. Jika terdapat kejadian penyakit segera lakukan pengobatan dengan
medikasi yang tepat. Untuk kasus NE obati dengan DIMOXAN, DOXY-500 WS. Untuk kasus
colibacillosis beri penanganan dengan COLISTAN, CIPROLON. Untuk kasus pernafasan
gunakan INTERTRIM-500 ORAL, INTERTRIM LA. Kombinasikan pengobatan dengan vitamin
untuk mempercepat penyembuhan.

2
1.2.Rumusan Masalah

Beberapa rumusan permasalahan yang akan menjadi kajian utama pada penelitian

ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh musim hujan pada peternakan?


2. Keuntungan dan kerugian apa saja yang dialami pada saat musim hujan peternak?
3. Penyakit apa saja yang timbul pada saat musim hujan bagi ternak ayam?
4. Pakan dan vitamin apa saja yang harus ada atau di sediakan pada musim hujan bagi
ternak ayam?
5. Tempat atau kendang apa saja yang perlu ada dan disediakan pada musim hujan?

1.2. Tujuan Penelitian


1. Dapat mengetahui bagaimana pengaruh musim hujan pada peternakan
2. Dapat mengetahui keuntungan dan kerugian yang di alami pada saat musim hujan
3. Dapat mengetahui penyakit yang di timbulkan pada saat musim hujan pada ternak
4. Dapat mengetahui pakan dan vitamin apa saja yang harus di sediakan pada musim
hujan
5. Dapat mengetahui tempat atau kendang yang harus di sediakan atau disiapakan
pada musim hujan

1.4. Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai masukan untuk pelaku bisnis peternakan ayam ras petelur untuk
mengambil keputusan dan solusi pengembangan usaha dalam mengurangi
risiko dalam peternakan.
2. Sebagai bahan informasi, kajian, dan referensi bagi penelitian yang
berhubungan dengan penelitian ini.

3
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh Musim Hujan Pada Ternak


Seperti halnya pada manusia, cuaca sehari-hari bisa mempengaruhi kesehatan dan
kenyamanan ternak ayam. Kondisi udara panas dan lembab dapat mengakibatkan ayam
menjadi stres. Ayam yang mengalami stres akibat panas akan merasa tidak nyaman dan
tidak mau makan, pada ayam petelur, produksi telur akan menurun, dan dalam kondisi
tersebut ayam yang masih anakkan juga tidak dapat tumbuh dengan baik. Lebih lanjut, pada
kondisi cuaca yang sangat panas ayam bisa saja mengalami kematian.
Kondisi cuaca yang sangat dingin dan basah juga bisa mengakibatkan stres pada ternak
ayam. Pada kondisi suhu dingin atau saat hujan lebat berhari-hari atau badai, ayam bisa
mengalami pneumonia, dan kebutuhan kalori ayam juga meningkat untuk tetap
mempertahankan suhu tubuh tetap hangat. Jika ayam tidak mendapatkan makanan yang
cukup untuk mempertahankan suhu tubuhnya.
Cuaca panas dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan yang serius pada
ayam, khususnya pada kondisi cuaca panas yang diikuti dengan kelembaban yang tinggi.
Masalah yang bisa timbul sangat bervariasi dari permasalahan infertilitas hingga kematian.
Indonesia adalah negara dengan iklim tropis yang cebderung ber suhu hangat atau panas
dan kelembaban yang tinggi. Oleh karena itu, bagi peternak Indonesia yang ingin
mengembangkan peternakan sapi skala besar maupun kecil, pemilihan jenis atau bangsa
sapi yang adaptif terhadap suhu dan cuaca di Indonesia sangat penting untuk
dipertimbangkan dengan matang.
Suhu lingkungan di sekitar lokasi peternakan ayam komersial pada musim hujan berbeda
dengan suhu pada musim kemarau. Datangnya musim hujan mengakibatkan suhu
lingkungan relatif menjadi lebih rendah (udara dingin). Saat suhu terlalu dingin otak ayam
akan merespon dengan meningkatkan metabolisme untuk menghasilkan panas tubuh. Efek
suhu dingin ini terhadap anak ayam (DOC) pada masa brooding jelas lebih tampak dibanding
ayam remaja/ dewasa, karena sistem thermo regulernya belum optimal.
Pada saat suhu dingin DOC memerlukan pemanas dengan jangka waktu yang lama. Berbeda
dengan kondisi saat musim kemarau, pemanas bisa dikurangi (dimatikan) pada siang hari
karena suhu lingkungan sudah sesuai dengan kebutuhan DOC. Dampak yang timbul jika
kebutuhan pemanas dalam waktu yang lama tidak dilakukan karena suhu rendah yaitu
pertumbuhan DOC tidak merata dan banyak yang kerdil, sehingga performa ayam menjadi
jelek. Terlebih lagi jika suhu lingkungan rendah dapat mengakibatkan menurunnya imunitas,
sehingga ayam rentan terhadap penyakit.

4
Pada saat musim hujan, meningkatnya curah hujan tentu volume air tanah akan
bertambah pula. Meskipun jumlahnya bertambah adalah hal yang positif, namun hal ini
justru sering memicu masalah baru yaitu perubahan terhadap kualitas air (menurun).
Penurunan kualitas air umumnya terjadi secara fisik, kimia, maupun biologi. Penurunan
kualitas air secara fisik dapat kita lihat antara lain yaitu air menjadi keruh, berbau, dan
bercampur partikel organik atau material lumpur.
Kualitas air menurun secara biologi yaitu sumber air yang berasal dari sumur, bak
penampungan, danau atau sungai tercemar oleh bakteri patogen. Bakteri patogen yang
terdapat dalam air minum dapat menyebabkan penyakit pada ayam, terutama bakteri E. coli
(penyebab penyakit Colibacillosis) dan Salmonella sp. (penyebab penyakit Salmonellosis).
Bakteri ini bisa terbawa oleh media apa saja di lapangan.

Kelembaban udara yang tinggi pada musim hujan mengakibatkan pakan yang disimpan
dalam gudang menjadi tidak tahan lama. Hal ini disebabkan karena tingginya kelembaban
udara di sekitar kandang secara langsung akan mempengaruhi kandungan air di dalam
pakan. Pakan dengan kandungan air lebih dari 14% lebih cepat ditumbuhi jamur, sehingga
terjadi penurunan kualitas pakan.
Selain penurunan mutu pakan, baik secara kualitas (penurunan kadar nutrisi) maupun
kuantitas (penggumpalan dan kerusakan pakan), pakan yang terkontaminasi jamur juga
beresiko tercemar mikotoksin (racun jamur). Keberadaan mikotoksin menyebabkan
penurunan sistem kekebalan tubuh, sehingga ayam mudah terinfeksi agen penyakit.
Selama musim hujan, sinar matahari relatif berkurang, bahkan pada saat-saat tertentu
keadaanya bisa gelap sepanjang hari (mendung). Jika keadaan ini terjadi, peternak harus
menambah pencahayaan agar aktivitas makan dan minum ayam tidak terganggu. Selain itu,
adanya pencahayaan dalam kandang juga sangat penting untuk produksi ayam petelur.

Program pencahayaan pada kandang merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh
pada tercapainya puncak produksi, karena berhubungan dengan keseragaman kedewasaan
kelamin. Nah, jika kondisi saat musim hujan gelap seharian (tidak ada matahari) pada siang,
maka peternak perlu menambahkan pencahayaan yaitu dengan memasang lampu. Dengan
penambahan pencahayaan dalam kandang inilah menyebabkan biaya yang dikeluarkan
untuk listrik bertambah. Namun,hal ini justru lebih baik untuk mencegah produktivitas ayam
menurun akibat kurangnya intensitas pencahayaan.

5
2.2. Pakan Ayam Petelur

Musim hujan dapat menyebabkan pakan cenderung mudah lembap sehingga


menyebabkan mikroorganisme jamur mudah tumbuh. Pada musim ini tingkat kelembapan
udara cenderung tinggi mencapai 80 persen. Pakan yang sudah tercemar mikotoksin (toksin
yang dihasilkan oleh jamur) dapat menyebabkan gangguan kekebalan tubuh. Kondisi
tersebut dapat menyebabkan ayam mudah terinfeksi bibit penyakit.

Kelembaban udara yang tinggi pada musim hujan mengakibatkan pakan yang disimpan
dalam gudang menjadi tidak tahan lama. Hal ini disebabkan karena tingginya kelembaban
udara di sekitar kandang secara langsung akan mempengaruhi kandungan air di dalam
pakan. Pakan dengan kandungan air lebih dari 14% lebih cepat ditumbuhi jamur, sehingga
terjadi penurunan kualitas pakan.

Selain penurunan mutu pakan, baik secara kualitas (penurunan kadar nutrisi) maupun
kuantitas (penggumpalan dan kerusakan pakan), pakan yang terkontaminasi jamur juga
beresiko tercemar mikotoksin (racun jamur). Keberadaan mikotoksin menyebabkan
penurunan sistem kekebalan tubuh, sehingga ayam mudah terinfeksi agen penyakit.

Dengan adanya suhu yang dingin maka diperlukan makanan yang cukup sebagai
menghasilkan energi yang berguna untuk menjaga kestabilan suhu tubuh. Dengan demikian
pada saat musim penghujan pemberian makanan yang bergizi mutlak diberikan. Perhatikan
pula cara penyimpanan pakan di gudang penyimpanan pakan. Kualitas pakan yang cepat
menurun saat terkena kontak dengan udara membuat kita harus ekstra hati-hati dalam
memberikan pakan. Untuk menghindari tumbuhnya jamur dapat pula diberikan anti jamur
dan pengikat racun jamur misalnya Freetox dengan cara dicampur pakan.

2.2 Sarana Prasarana

Ternak yang baru tiba di lokasi peternakan tidak langsung ditempatkan pada kandang/
tempat pemeliharaan permanent, tetapi tempatkan dahulu pada kandang sementara untuk
proses adaptasi yang memerlukan waktu sekitar beberapa minggu. Dalam proses adaptasi
ternak diamati terhadap penyakit cacing (dengan memeriksa fesesnya), penyakit orf, pink
eye, kudis, diare, dan sebagainya. Apabila positif terhadap penyakit tertentu segera diobati
dan lakukan isolasi. Dalam adaptasi ini juga termasuk adaptasi terhadap jenis pakan yang
akan digunakan dalam usaha ternak Ayam. Pada adaptasi ini biasanya harus disiapkan
berbagai obat-obatan untuk mengantisipasi terhadap kemungkinan timbulnya berbagai
penyakit. Setelah 7-21 hari ternak dalam keadaan sehat, maka siap untuk dipindahkan
dalam kandang utama

6
Tujuan dari karantina adalah untuk memastikan ternak yang baru datang dari luar wilayah
peternakan terbebas dari penyakit. Kandang karantina harus terletak jauh dari lokasi
perkandangan ternak pejantan yang lain, hal ini bertujuan untuk menghindari penularan
penyakit oleh ternak yang baru di datangkan. Dalam pencahayaan juga sangat penting bagi
ternak supaya membunuh kuman yang terdapat dalam kandang, Perlu menjaga kebersihan
kandang terutama dari feses karena pada kandang yang kotor akan mudah menyebarkan
penyakit dan juga akumulasi amonia yang tinggi yang dapat menjadi faktor pemicu penyakit
pernapasan. Sehingga kandang perlu dibersihkan setiap hari serta lebih sering mencuci
peralatan ternak seperti tempat minum, tempat makanan, jangan sampai jamur dan bakteri
dapat berkembang biak pada peralatan ternak. Selain itu perlu pula menjaga sirkulasi udara
di dalam kandang baik, serta menjaga kandang tetap kering dan tidak lembab. Saat curah
hujan tinggi dan suhu menjadi lebih dingin, kandang dapat diberikan penghangat. Hal ini
dilakukan untuk menstabilkan suhu dalam kandang juga menghangatkan tubuh ayam.

Kandang yang lembab merupakan kondisi yang nyaman untuk agen penyakit
berkembang biak. Sehingga penting untuk melakukan desinfeksi kandang dan lingkungan
sekitar kandang setiap hari terlebih ditempat yang lembab dan jarang terkena sinar
matahari. Desinfeksi dapat dilakukan dengan Neo Antisep, Medisep atau Zaldes untuk
menekan perkembangbiakan bibit penyakit. Peternakan ayam yang menggunakan sistem
kandang terbuka dapat membuat ayam rentan terkena dampak langsung dari musim hujan.
Misalnya, naik-turun suhu dan kelembapan, arah aliran angin yang fluktuatif, serta tampias
hujan yang masuk ke kandang. Kondisi tersebut dapat memengaruhi stamina dan
produktivitas ayam. Pada kandang postal, masalah yang kerap timbul adalah kondisi litter
yang mudah lembap sehingga rentan menggumpal. Sementara itu, pada kandang panggung,
musim hujan sering menyebabkan sistem aliran di sekitar kandang terganggu.

2.4 Menjaga Kesehatan Ternak

Masalah yang harus diwaspadai peternak ayam saat musim hujan yaitu penyebaran
bibit penyakit. Terlebih lagi pada saat musim pancaroba, banyak penyakit yang dapat
menyerang ternak ayam. Hal ini dikarenakan cuaca yang selalu berubah-ubah antara panas
dan hujan pada awal pergantian musim. Ketika musim hujan datang, kelembaban udara
menjadi tinggi, suhu rendah, dan hujan akan turun terus menerus (terkadang dengan curah
hujan yang tinggi). Keadaan seperti inilah yang menjadi pemicu stress dan memicu
terserangnya penyakit pada ayam. Selain itu, lingkungan yang lembab merupakan kondisi
ideal untuk pertumbuhan bakteri, jamur, virus, dan parasit lainnya, sehingga ayam menjadi
rentan terhadap serangan penyakit. Itulah beberapa masalah yang sering dihadapi peternak
ayam saat musim hujan. Hal yang harus sangat diwaspadai saat musim hujan yaitu
timbulnya penyakit pada ayam. Karena jika ayam terserang penyakit akan mengakibatkan
kerugian yang cukup besar bagi peternak. Kerugian tersebut diantaranya dikarenakan biaya
pengobatan yang cukup mahal, kualitas hasil produksi ayam menurun (telur maupun
daging), dan turunnya produktivitas ayam. Maka dari itu, peternak harus dapat menjaga
kesehatan ternak ayam pada saat musim penghujan.

7
Kontrol populasi serangga dapat dimulai dengan mencegah adanya tempat
berkembang biaknya yakni dengan menjaga kandang tetap bersih dan kering. Populasi
serangga seperti lalat dapat dikontrol pula dengan penggunaan Flytox untuk membunuh
lalat dewasa, dan Larvatox untuk menghambat perkembangan larva lalat. Bibit penyakit
pada musim hujan lebih mudah menyebar melalui air minum. Selain itu, penularan terjadi
karena peningkatan populasi serangga yang menjadi agen penyakit dari feses ke tempat
pakan dan air minum. Apalagi pada musim hujan, telur cacing dan bakteri E.coli memiliki
daya tahan (adaptasi) yang tinggi ketika berada di luar tubuh ayam. Sistem kekebalan tubuh
berfungsi untuk mengenali, menetralisir dan mengeliminasi patogen yang masuk ke dalam
tubuh. Fungsi lain dari sistem ini adalah untuk mengenali kembali patogen yang masuk
dengan adanya sel memori serta mencegah terjadinya kerusakan sel-sel kekebalan
(imunopatologi). Jika fungsi kekebalan ini terganggu makan akan timbul suatu kondisi yang
dinamakan imunosupresif. Berbagai macam faktor bisa menimbulkan kondisi imunosupresif
ini, salah satunya adalah agen penyakit yang memiliki target pada organ-organ kekebalan
seperti limpa, bursa fabricius, seka tonsil, timus dan kelenjar harderian dimana organ-organ
tersebut merupakan penghasil sel B dan sel T yang memiliki peran dalam sistem kekebalan
tubuh. Terdapat berbagai macam penyakit yang menyebabkan gangguan pada sistem
kekebalan tubuh, antara lain penyakit Koksidiosis, Marek, Chicken Anemia Virus (CAV),
Gumboro (IBD) dll. Pada kasus penyakit Infectious Bursal Disease (IBD) / Gumboro, virus
akan menginfeksi sel B muda terutama yang terdapat pada bursa fabrisius dan organ-organ
penghasil sel B lainnya seperti limpa dan kelenjar harderian. Jenis sel B Immature ini banyak
terdapat pada ayam muda yang bursanya baru mengalami perkembangan sehingga
menyebabkan ayam muda lebih rentan terinfeksi. Infeksi yang terjadimenyebabkan
kerusakan dini pada bursa sehingga tidak mampu memberikan respon ngagsa terhadap
agen penyakit yang masuk. Faktor inilah yang menyebabkan adanya kekebalan dari induk
(Mab) menjadi penting.

Penyakit lain yang menyebabkan kondisi imunosupresif adalah CAV yang memiliki
target pada unggas sel T dan hemositoblast yang berfungsi menghasilkan sel-sel darah
seperti eritrosit, heterofil dan trombosit. Jika kedua sel ini terganggu, kemampuan untuk
memproduksi sel darah akan hilang sehingga akan muncul gejala seperti depresi karena
anemia, nekrosis pada sayap, hemoragi dan kepucatan pada sumsum tulang. Pada kondisi
lapangan gejala klinis biasanya tidak selalu terlihat, yang muncul adalah gejala dari infeksi
sekunder yang muncul karena keadaan imunosupresif yang dihasilkan penyakit tersebut.

Penyakit Koksidiosis juga dapat menyebabkan kejadian imunosupresif pada unggas.


Koksidiosis disebabkan oleh protozoa golongan Eimeria, setelah masuk ke dalam tubuh
unggas akan memperbanyak diri di dalam sel epitel saluran pencernaan. Siklus ini akan
menyebabkan kerusakan pada sel gastro intestinal. Kerusakan jaringan mukosa gastro
intestinal akan mengakibatkan gangguan fungsi digesti, penyerapan nutrisi, dehidrasi serta
mampu menekan kekebalan, dimana usus memiliki Peyer’s patch dan seka tonsil yang
merupakan bagian dari kekebalan pada saluran cerna. Di dalamnya terdapat Imunoglobulin
A (Ig A), G (Ig G) dan M (Ig M) yang berfungsi dalam menambah imun tubuh pada unggas.

8
Kerusakan pada mukosa usus dan seka tonsil akan menyebabkan pembentukan
bakteri ungags menjadi terganggu sehingga ungags akan menjadi lebih rentan terhadap
serangan penyakit lain. Ayam muda lebih sering terserang Koksidiosis tetapi ayam dewasa
juga masih berpeluang terkena mengingat tidak adanya perlindungan silang antara masing-
masing spesies Eimeria.

Kondisi imunosupresif akan mengakibatkan meningkatnya kerentanan terhadap


penyakit lain seperti NE, penyakit pernafasan serta penyakit yang lain. Penanganan kejadian
imunosupresif adalah dengan memperhatikan manajemen pemeliharaan yang baik serta
pemberian program vaksinasi yang tepat. Pemberian terapi suportif seperti vitamin juga
dapat membantu pertahan tubuh ngags dalam mengatasi kejadian imunosupresif ini.
Produk seperti Introvit 4+ WS, Introvit AD3E WS, Introvit-E-Selen WS, Vitol-140, TM-VITA,
VIT-ECO serta Introvit-B-Complex dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh ngags
dalam mengatasi kasus imunosupresif ini. Pada kasus Koksidiosis, program pemberian
antikoksi Amprolin-300 WS, Diclacoxy dan Intracox Oraljuga sangat berperan mengurangi
resiko kasus imunosupresif.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ayam yang mengalami stres akibat panas akan merasa tidak nyaman dan tidak mau
makan, pada ayam petelur, produksi telur akan menurun, dan dalam kondisi tersebut ayam
yang masih anakkan juga tidak dapat tumbuh dengan baik.Pada kondisi suhu dingin atau
saat hujan lebat berhari-hari atau badai, ayam bisa mengalami pneumonia, dan kebutuhan
kalori ayam juga meningkat untuk tetap mempertahankan suhu tubuh tetap hangat. Cuaca
panas dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan yang serius pada ayam, khususnya
pada kondisi cuaca panas yang diikuti dengan kelembaban yang tinggi. Oleh karena itu, bagi
peternak Indonesia yang ingin mengembangkan peternakan sapi skala besar maupun kecil,
pemilihan jenis atau bangsa sapi yang adaptif terhadap suhu dan cuaca di Indonesia sangat
penting untuk dipertimbangkan dengan matang. Suhu lingkungan di sekitar lokasi
peternakan ayam komersial pada musim hujan berbeda dengan suhu pada musim kemarau.
Dampak yang timbul jika kebutuhan pemanas dalam waktu yang lama tidak dilakukan
karena suhu rendah yaitu pertumbuhan DOC tidak merata dan banyak yang kerdil, sehingga
performa ayam menjadi jelek.Bakteri patogen yang terdapat dalam air minum dapat
menyebabkan penyakit pada ayam, terutama bakteri E. coli (penyebab penyakit
Colibacillosis) dan Salmonella sp.

9
Ternak yang baru tiba di lokasi peternakan tidak langsung ditempatkan pada
kandang/ tempat pemeliharaan permanent, tetapi tempatkan dahulu pada kandang
sementara untuk proses adaptasi yang memerlukan waktu sekitar beberapa minggu.

Setelah 7-21 hari ternak dalam keadaan sehat, maka siap untuk dipindahkan dalam
kandang utama Tujuan dari karantina adalah untuk memastikan ternak yang baru datang
dari luar wilayah peternakan terbebas dari penyakit.vKandang karantina harus terletak jauh
dari lokasi perkandangan ternak pejantan yang lain, hal ini bertujuan untuk menghindari
penularan penyakit oleh ternak yang baru di datangkan.Dalam pencahayaan juga sangat
penting bagi ternak supaya membunuh kuman yang terdapat dalam kandang, Perlu menjaga
kebersihan kandang terutama dari feses karena pada kandang yang kotor akan mudah
menyebarkan penyakit dan juga akumulasi amonia yang tinggi yang dapat menjadi faktor
pemicu penyakit pernapasan. Berbagai macam faktor bisa menimbulkan kondisi
imunosupresif ini, salah satunya adalah agen penyakit yang memiliki target pada organ-
organ kekebalan seperti limpa, bursa fabricius, seka tonsil, timus dan kelenjar harderian
dimana organ-organ tersebut merupakan penghasil sel B dan sel T yang memiliki peran
dalam sistem kekebalan tubuh. Pada kasus penyakit Infectious Bursal Disease (IBD) /
Gumboro, virus akan menginfeksi sel B muda terutama yang terdapat pada bursa fabrisius
dan organ-organ penghasil sel B lainnya seperti limpa dan kelenjar harderian.

Infeksi yang terjadi menyebabkan kerusakan dini pada bursa sehingga tidak mampu
memberikan respon terhadap agen penyakit yang masuk. Penyakit lain yang menyebabkan
kondisi imunosupresif adalah CAV yang memiliki target pada sel T dan hemositoblast yang
berfungsi menghasilkan sel-sel darah seperti eritrosit, heterofil dan trombosit. Jika kedua sel
ini terganggu, kemampuan untuk memproduksi sel darah akan hilang sehingga akan muncul
gejala seperti depresi karena anemia, nekrosis pada sayap, hemoragi dan kepucatan pada
sumsum tulang. Pada kondisi lapangan gejala klinis biasanya tidak selalu terlihat, yang
muncul adalah gejala dari infeksi sekunder yang muncul karena keadaan imunosupresif yang
dihasilkan penyakit tersebut. Kerusakan jaringan mukosa gastro intestinal akan
mengakibatkan gangguan fungsi digesti, penyerapan nutrisi, dehidrasi serta mampu
menekan kekebalan, dimana usus memiliki Peyer’s patch dan seka tonsil yang merupakan
bagian kekebalan pada saluran cerna. Kerusakan pada mukosa usus dan seka tonsil akan
menyebabkan pembentukan gizi menjadi terganggu sehingga unggas akan menjadi lebih
rentan terhadap serangan penyakit lain.

10
DAFTAR PUSTKA

http://scholar.unand.ac.id/43904/2/bab%20I.pdf

http://www.temanc.com/berita/pengaruh-hujan-bagi-dunia-peternakan

https://bbibsingosari.ditjenpkh.pertanian.go.id/pengaruh-cuaca-terhadap-kesehatan-
ternak-sapi/

https://ganeeta.com/artikel/masalah-yang-sering-dihadapi-peternak-ayam-saat-musim-
hujan/

https://www.ilmuternak.com/2015/06/manajemen-kesehatan-pada-ternak.html

https://www.medion.co.id/menjaga-kesehatan-ayam-laga-saat-musim-hujan/

11

Anda mungkin juga menyukai