Anda di halaman 1dari 39

BAB I

LATAR BELAKANG

Amelogenesis Imperfecta (AI) adalah salah satu contoh kelainan formasi


dari enamel atau permukaan luar gigi permanen yang diturunkan secara genetik.
Karakteristik dari AI terjadi hipokalsifikasi, hipoplasia, atau hipomaturasi yang
menyeluruh. Amelogenesis Imperfect dapat diturunkan melalui pewarisan
autosom dominan, autosom resesif dan x-linked resesif.
Penurunan atau pewarisan sifat atau juga yang lebih dikenal dengan
hereditas merupakan suatu

pewarisan sifat atau watak dari induk kepada

keturunannya baik secara biologis melalui gen (DNA) atau secara sosial melalui
pewarisan gelar, atau status sosial. Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh
kromosom dan gen. Di dalam sel terdapat inti sel (nucleus) yang letaknya agak ke
tengah sel. Didalam inti sel terdapat kromosom. Kromosom hanya tampak jika
dilihat dalam mikroskop pada saat sel membelah diri. Pada saat sel tidak
membelah diri, kromosom tampak berupa benang-benang halus yang disebut
kromatin. Kromosom merupakan bahan yang bertanggungjawab terhadap
penurunan sifat keturunan. Di dalam kromosom terdapat bahan genetik yaitu
DNA. Peran DNA melibatkan fungsi RNA. Sperma dan sel telur dibuat oleh
perkembangan disebut sel benih (germ cell), sel ini mengandung 46 kromosom
yang dibentuk menjadi 23 pasang, dalam setiap pasang kromosom terdiri dari 1
kromosom pihak ayah dan 1 kromosom pihak ibu.
Kelainan dan penyakit genetic adalah penyimpangan dari sifat umum atau
sifat rata-rata manusia. Berdasarkan sifat alelnya maka kelainan dan penyakit
genetic dapat digolongkan sebagai berikut :
-

Kelainan dan penyakit genetic yang disebabkan factor alel dominan


autosomal

- Kelainan dan penyakit genetic yang disebabkan factor alel resesif


autosomal
-

Kelainan dan penyakit genetic yang disebabkan alel tertaut dengan


kromosom seks/kelamin yang dibagi menjadi X-Linked Dominan, XLinked Resesif dan Y-Linked
Untuk mengetahui penurunan sifat kita kepada anak kita

nantinya

biasanya dilakukan konsultasi genetika. Konsultasi Genetika adalah konsultasi


dengan seorang dokter untuk mendapatkan penjelasan mengenai pengaruh
kelainan genetik serta risiko individual yang mungkin terjadi akibat meneruskan
kelainan genetik kepada anak-anak. Juga bisa berkonsultasi mengenai pengaruh
kelainan genetik warisan tersebut terhadap kualitas hidup anak-anak. Serta cara
mengatasi atau mengobatinya dan dokter akan menjelaskan tentang pedegrinya.
Pedigree adalah diagram yang menunjukkan garis keturunan dari leluhur
(pasangan perkawinan dan keturunan yang dihasilkan dari generasi ke generasi)
dalam satu populasi.
Berdasarkan tutorial kami yang pertama dalam blok Sistem Tubuh III ini,
kami menentukan empat learning objectives yaitu memahami dan menjelaskan
konsultasi genetika beserta tujuannya, pewarisan gen dan pedegerinya, jenis-jenis
kelainan gen beserta kesalahan kode genetiknya, serta kelainan kode genetik dan
ekspresi gen pada amelogenesis imperfect. Kelompok kami menentukan learning
objectives tersebut berdasarkan skenario yang membahas tentang penyakit
amelogenesis

imperfecta

beserta

kelainan

kode

genetik

yang

menjadi

penyebabnya. Kelompok tutorial kami menambahkan learning objective tentang


penyakit lain yang merupakan contoh penyakit kelainan gen, hanya saja dibatasi
tentang penjelasan singkat penyakit tersebut serta perubahan kode genetik yang
terjadi. Untuk tambahan pengetahuan, kami memasukkan pengertian serta tujuan
dari konsultasi genetika bagi masyarakat yang telah berkeluarga dan ingin
memastikan kualitas keturunannya.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

1. Genetic Counseling
Konseling genetic adalah praktek untuk membantu individu dan
keluarga memahami medis, psikologis, social dan reproduksi implikasi
dari kondisi genetik dan bawaan.
Elemen dari konseling genetik yaitu:
- Penilaian, dari kesempatan untuk kambuh atau terjadinya kondisi,
setelah
-

pengumpulan

informasi

dan

membangun/memverifikasi

diagnosa
Edukasi (pemberian informasi) tentang warisan, sejarah alam,
pengujian pilihan, manajemen medis, pencegahan, dukungan sosial

dan penelitian.
Konseling dan dukungan psikologis untuk membantu klien beradaptasi
dengan situasi dan pilihan mereka, dan untuk masalah psikologis,
kekeluargaan dan social yang berasal dari risiko atau kondisi dalam
keluarga.

2. Amelogenesis Imperfecta
Amelogenesis imperfect adalah kelompok cacat diwariskan
pembentukan enamel gigi yang menunjukkan baik klinis dan genetic
heterogenitas.
Formasi ini sangat dikendalikan melalui interaksi dari sejumlah
molekul matriks organic yang mencakup enamelin, (ENAM; 4q21)
amelogenin (AMELX; Xp22.3-p22.1), ameloblastin (AMBN; 4q21),
tuftelin

(TUFT1;

1q21),

amelotin

(AMELOTIN;

4q13),

dentinsialophosphoprotein (DSPP; 4q21.3) dan berbagai enzim seperti


kallikrein4 (KLK4; 19q13.3-q13.4) dan matriks metalo proteinase 20
(MMP20; 11q22.3-Q23).
3. Penyakit Genetika

Penyakit genetik atau kelainan genetik adalah sebuah kondisi yang


disebabkan oleh kelainan satu atau lebih gen yang menyebabkan sebuah
kondisi klinis.
Beberapa penyebab penyakit genetik antara lain:
-

Ketidaknormalan jumlah kromosom


Mutasi gen berulang yang dapat menyebabkan sindrom X rapuh
Gen rusak yang diturunkan dari orang tua. Dalam kasus ini, penyakit
genetik juga dikenal dengan istilah penyakit keturunan . Kondisi ini
terjadi ketika individu lahir dari dua individu sehat pembawa gen rusak
tersebut, tetapi dapat juga terjadi ketika gen yang rusak tersebut
merupakan gen yang dominan.

4. Ekspresi Protein
Ekspresi gen merupakan
informasi

rangkaian

genetik

(dalam

bentuk

menjadi protein,dan

lebih

jauh

proses

penerjemahan

urutan basa pada DNA atau RNA)


lagi: fenotipe.

Informasi

yang

dibawa bahan genetik tidak bermakna apa pun bagi suatu organism apabila
tidak diekspresikan menjadi fenotipe. Ekspresi genetik besertadinamika
yang mempengaruhinya dipelajari dalam genetika molekular beserta
cabang-cabangnya seperti genomika, traskriptomika, proteomika serta
metabolomika.
5. Pedegree
Bila kita dapat menunggu generasi-generasi berikutnya untuk
mempelajari suatu sifat menurun pada manusia, maka kita harus melihat
ke

belakang,

pada

generasi

sebelumnya,

yaitu

dengan

jalan

mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang sifat tersebut pada


seluruh anggota keluarga, baik yang masih hidup maupun yang sudah
meninggal, kemudian menggambarkannya dalam satu silsilah keluarga
(pedigree). Kebanyakan analisis pedigree digunakan untuk mempelajari
karakter yang ditentukan oleh sepasang gen. Melalui analisis pedigree kita
dapat menurunkan pola penurunan suatu sifat (Agus dan Sjafaraenan,

2013). Dokumentasi riwayat keluarga yang teliti dan akurat sangat penting
dalam penilaian aspek genetik. Pohon keluarga dibuat dengan simbol
khusus dan dilengkapi riwayat kesehatan
Berdasarkan

kamus, pedigree artinya

silsilah

atau

asal-usul.

Sedangkan analysis berarti pemeriksaan yang teliti. Jadi kalau diartikan


secara harfiah (kata demi kata), pedigree analysis berarti pemeriksaan
yang teliti terhadap silsilah atau asal usul. Beberapa kegunaan analisis
pedigree diantaranya sebagai berikut :
1.

Untuk

mengetahui

bagaimana

timbulnya

suatu

penyakit

Kadang-kadang, bila ditelaah lebih lanjut beberapa jenis penyakit atau


kelainan akan menunjukkan adanya kejadian berulang yang dialami
oleh lebih dari satu orang yang masih memiliki hubungan saudara
satu sama lain. Berdasarkan pola yang ditunjukkan dari catatan
silsilah keluarga (bagan riwayat keluarga/family tree), kita dapat
memperkirakan sifat suatu penyakit. apakah penyakit tersebut bersifat
diturunkan dari orang tua atau tidak diturunkan. Salah satu contohnya
adalah hemofilia. Pada awalnya, tidak diketahui bahwa hemofilia
adalah kelainan yang dapat diturunkan. Setelah para ahli melakukan
analisis terhadap silsilah keluarga Ratu Victoria, maka jelas terlihat
bahwa hemofilia adalah kelainan yang dapat diturunkan.
2. Untuk Mengetahui Mekanisme atau Pola Penurunan Penyakit
Dari pola yang tampak dalam bagan riwayat keluarga dapat kita lihat
pula mekanisme penurunan suatu penyakit. Contoh: hemofilia adalah
penyakit yang diturunkan melalui kromosom X.
3. Untuk memperkirakan penetrance. Penetrance adalah perkiraan
berapa banyak. penyakit tersebut akan timbul atau terjadi pada
seseorang dengan kondisi gen tertentu.

4. Untuk memperkirakan expressivity. Expressivity adalah derajat


beratnya derajat manifestasi klinis suatu penyakit pada kondisi gen
tertentu.
Analisis

pedigree

dilakukan

dengan

cara

terlebih

dahulu

menggambarkan silsilah keluarga dalam diagram sehingga terbentuk


bagan riwayat keluarga (family tree). Informasi yang terdapat dalam
silsilah inilah yang kemudian dianalisis. Ketika membuat bagan dipakai
ketentuan gambar antara lain (Harliani, 2008).

6. Kode kinetik
Kode genetik ialah suatu cara untuk menetapkan jumlah serta urutan
nukleotida yang berperan dalam menentukan posisi yang tepat dari tiap
asam amino dalam rantai peptida yang bertambah panjang. Sekarang yang
menjadi soal, berapa nukleotida yang diperlukan untuk mengkode
penempatan asam amino dalam protein.
Beberapa kodon dinamakan kodon nonsens (tidak berarti), karena
tidak merupakan kode untuk salah satu asam amino pun, misalnya UAA,
UAG, dan UGA. Sedangkan kodon UAG (kodon untuk terjemahan
metionin) disebut sebagai kodon permulaan (starting codon), karena proses
penerjemahan kodon-kodon pada ARN-d di ribosom selalu dimulai dengan
kodon AUG, dan diakhiri dengan salah satu kodon nonsens (stop codon) di
atas (Stanley dan Andrykovitch, 1984).
Menurut Bawa (1991), kode genetik mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
a. Kode genetik adalah kode triplet; masing-masing kodon dari 64 kodon
yang ada bersifat unik, terdiri atas kombinasi tiga jenis nukleotida yang
terdapat pada molekul ARN-d sebagai hasil salinan dari kode genetik yang
terdapat dalam molekul ADN.

b. Dari kodon-kodon yang memerinci 120 asam amino, terdapat 18 kodon


yang sinonim, artinya beberapa kodon memerinci sebuah asam amino.
Dengan demikian, kodon-kodon tersebut mengalami degenerasi. Jika tidak
mengalami degenerasi, maka dari 64 kodon yang ada, terdapat 44 kodon
yang tidak berguna. Asam amino yang dirinci oleh sebuah kodon hanyalah
metionin dan triptofan. Pada asam amino yang dirinci oleh kodon-kodon
yang sinonim, dua huruf yang pertama tetap, sedangkan huruf yang ketiga
dapat berubah. Misalnya, alanin dirinci oleh kodon GSU, GSS, GSA, dan
GSG; semua kodon yang mulai dengan huruf AS (ASU, ASS, ASA, ASG)
memerinci treonin.
c. Di antara 64 kodon tersebut ada tiga buah kodon yang tidak ikut
memerinci asam amino, yaitu: UAA, UAG, dan UGA. Ketiga kodon ini
dinamai kodon nonsense (tidak mempunyai arti) atau kodon terminal (stop
codon), karena jika kodon tersebut dibaca di ribosom, maka penyusunan
satu rantai polipeptida harus diakhiri. Jadi, yang benarbenar merupakan
kodon yang memerinci asam amino hanya 61 buah, itupun banyak yang
sinonim.
d. Kodon pada ARN-d harus dibaca dari suatu titik permulaan tertentu dan
dengan arah yang tertentu pula sehingga penerjemahan kode genetik tidak
salah. Pembacaan kode genetik dimulai dari ujung 5 ke arah ujung 3,
sedangkan kodon permulaan (starting codon) untuk mulai membaca adalah
AUG, yaitu kode untuk asam amino metionin. Walaupun proses
penerjemahan kode selalu dimulai dari kodon AUG, tidaklah berarti bahwa
pada setiap rantai polipeptida yang telah selesai dibentuk, asam amino yang
pertama harus metionin sebab metionin permulaan sering dibuang dari suatu
rantai polipeptida.
e. Kode genetik bersifat universal, artinya kodon yang sama berlaku untuk
asam amino yang sama, baik untuk asam amino pada virus, bakteri, fungi,
maupun untuk asam amino pada tumbuhan dan hewan yang derajatnya lebih

tinggi. Dalam hal ini yang merupakan perkecualian adalah kodon pada
beberapa siliata, mitokondria, dan kloroplast.

7. Autosomal dominan dan resesif


a. Autosomal dominan
Autosomal dominan adalah salah satu dari beberapa cara yang sifat
atau gangguan yang dapat diturunkan melalui keluarga. Autosomal dominan
juga bisa diartikan sebagai pola pewarisan di mana seorang individu yang
terkena memiliki

satu salinan

sepasang kromosom autosomal.

gen mutan dan

satu gen

normal pada

Sebaliknya, penyakit resesif autosomal

mengharuskan individu memiliki dua salinan dari gen mutan. Individu


dengan penyakit dominan

autosomal memiliki

kesempatan 50-

50 melewati gen mutan dan oleh karena itu gangguanke masing-masing anakanak mereka.
"Autosomal" berarti bahwa gen tersebut terletak di salah satu
nomor, atau non-seks, kromosom. "Dominan" berarti bahwa satu salinan dari
mutasi penyakit terkait sudah cukup untuk menyebabkan penyakit. Hal ini
berbeda dengan gangguan resesif, di mana dua salinan dari mutasi yang
diperlukan untuk menyebabkan penyakit.
Pewarisan dominan berarti gen abnormal dari salah satu orang tua
dapat menyebabkan penyakit, meskipun gen yang sesuai dari orang tua lain
adalah normal. Gen abnormal mendominasi.
b. Autosomal resesif
Autosomal Resesif adalah Sebuah kondisi genetik yang muncul
hanya pada individu yang telah menerima dua salinan gen autosom, satu
salinan dari setiap orangtua. Gen pada autosom, kromosom nonsex. Orang tua
adalah pembawa yang hanya memiliki satu salinan gen dan tidak
menunjukkan sifat tersebut karena gen bersifat resesif untuk gen mitra

normal. Penyakit autosomal

resesif adalah

penyakit genetik yang

diwariskan ke anak melalui kromosom kedua orang tua.


Jika, kedua orang tua adalah pembawa, ada kemungkinan 25% dari
anak kedua mewarisi gen abnormal dan akibatnya, mengembangkan penyakit.
Ada kemungkinan 50% anak mewarisi hanya satu gen abnormal dan menjadi
pembawa, seperti orang tua, dan ada kemungkinan 25% anak kedua mewarisi
gen normal.

8. Terangkai kromosom x dominan dan resesif


a. Terangkai kromosom x dominan
X -linked warisan dominant, kadang-kadang disebut sebagai dominasi
terkait-X , adalah modus warisan genetik dimana gen dominan dilakukan
pada kromosom X. X-linked dominan adalah cara langka yang sifat atau
gangguan dapat diturunkan melalui keluarga . Sebuah gen abnormal tunggal
pada kromosom X bisa menyebabkan penyakit yang dominan terkait-seks.
Pewarisan dominan terjadi ketika gen abnormal dari salah satu
orangtua mampu menyebabkan penyakit , meskipun gen yang sesuai dari
orang tua lain adalah normal . Gen abnormal mendominasi pasangan gen .
Untuk gangguan dominan X -linked : Jika ayah membawa gen X yang
abnormal, semua putrinya akan mewarisi penyakit dan tidak ada anakanaknya yang lelaki yang akan memiliki penyakit. Itu karena putri selalu
mewarisi kromosom X ayah mereka . Jika ibu membawa gen X yang
abnormal, setengah dari semua anak-anak mereka (putra dan putri) akan
mewarisi kecenderungan penyakit.

b. Terangkai kromosom x resesif

X-linked adalah modus warisan di mana mutasi pada gen kromosom


X menyebabkan fenotip yang disalurkan kepada laki-laki ( yang tentu
homozigot untuk mutasi gen karena mereka hanya memiliki satu kromosom
X ) dan pada wanita yang homozigot untuk mutasi gen ( yaitu mereka
memiliki salinan dari mutasi gen pada masing-masing dimana mereka
mempunyai dua kromosom X ).
Warisan X-Linked berarti bahwa gen menyebabkan sifat atau
gangguan terletak pada kromosom X. Wanita memiliki dua kromosom X,
sedangkan pria memiliki satu X dan satu kromosom Y. Perempuan pembawa
yang hanya memiliki satu salinan mutasi biasanya tidak mengekspresikan
fenotip, meskipun perbedaan dalam kromosom X dinonaktifkan dapat
menyebabkan berbagai tingkat ekspresi klinis pada wanita pembawa karena
beberapa sel akan mengekspresikan satu alel X dan beberapa akan
mengekspresikan lainnya .
9. Terangkai Y (Y-Linked)
Y-linked adalah pewarisan genetik yang terangkai pada kromosom Y.
Penyakit ini hanya diturunkan kepada laki-laki.
10. Homozigot
Homozigot adalah bentuk fenotipe dimana pada kromosomnya, alel yang
menempati

lokus

yang

sama.

Homozigot merupakan

salah

satu

keadaan genotipe. Individu homozigot memiliki kromosom dengan alel yang


sama pada setiap lokus gen-gennya. Lokus dengan genotipe homozigot
memiliki alel yang sama.\
11. Heterozigot
Heterozigot adalah satu dari bentuk genotipe yang mungkin terjadi
pada individu. Pada keadaan heterozigot, alel-alel yang menempati
suatu lokus berbeda-beda
individu diploid misalnya,

untuk
keadaan
10

setiap

kromosom.
ini

Pada

dilambangkan

sebagai Aa atau B1B2 (pilihan huruf terserah, bisa juga singkatan baku
untuk gen). Kondisi heterozigot dalam pertanian dimanfaatkan dalam
pembentukan varietas hibrida karena berhubungan dengan gejala heterosis.
12. Gen
Gen (dari bahasa

Belanda: gen)

adalah

unit

pewarisan

sifat

bagi organisme hidup. Bentuk fisiknya adalah urutan DNA yang menyandi
suatu protein, polipeptida,
organisme

yang

atau

seuntai RNA yang

memilikinya.

adalah suatu lokasi tertentu

Batasan

pada genom yang

memiliki fungsi bagi


modern

berhubungan

gen
dengan

pewarisan sifat dan dapat dihubungkan dengan fungsi sebagai regulator


(pengendali), sasaran transkripsi, atau peran-peran fungsional lainnya.
PewarisanGenetika

Autosom

Dominan

3.1

Gonosom

Resesif

BAB III
PEMBAHASAN

Terpaut Y

Terpaut X

Mapping

Dominan

Resesif

Perubahan Kode Genetik dan Ekspresi Gen

11

Kelainan Genetik

3.2
3.2.1

Pembahasan Learning Objective


Genetic Conseling
Genetic counseling merupakan suatu proses komunikasi dengan
konsulen untuk membahas resiko terjadinya kelainan genetic dalam suatu
keluarga. Genetic counseling bertujuan untuk memberkan informasi dan
support kepada seseorang yang memiliki silsilah kelainan genetic dalam
keluarganya.
Berikut adalah hal-hal yang dilakukan dalam konseling genetik,
antara lain :
1. Reaching Accurate Diagnosis
Hal-hal yang dilakukan adalah mencari tahu tentang sejarah
keluarga pasien. Hal tersebut berguna untuk menegakan diagnosis.
Kemudian,

melakukan

pemeriksaanfisik.Pemeriksaan

yang

dilakukanbergunauntukmencaritahuadanyapenyakitkonseling.Selainitu
pemeriksaan lain yang dapatdilakukanpemeriksaanradiologidananalisis
DNA.
2. Estimation of Recurrence Risk
Hal yang dilakukan meliputi pembuatan pedigree dan menerapkan
perhitungan risiko terjadinya penyakit. Dengan adanya pedigree dapat
dilihat kelainan genetik yang pernah diderita keluarga pasien.

12

3. Genetic Counseling
Pada genetic counseling, konselor memberikan alternatif-alternatif
yang dapat diambil oleh keluarga pasien untuk menghindari
terulangnya kasus yang sama. Selain itu konselor juga melakukan
kalkulasi risiko
4. Decision making
Konselor hanya memberikan pilihan-pilihan kepada keluarga
pasien sehingga harus menghormati semua keputusan yang akan
diambil.
Proses konseling tergantung pada bentuk uji yang dilakukan, yaitu
dapat berupa:
1. Uji untuk konfirmasi diagnosis klinik pada pasien dengan gejala
tertentu.
2. Uji presimtomatik dipakai untuk konfirmasi individu yang diprediksi
menderita penyakit genetic awitan lanjut (late onset), seperti familial
breast cancer (autosomal dominan).
3. Uji carrier dilakukan untuk mengidentifikasi individu sehat yang
diduga carrier dan dapat menurunkan alel mutan pada keturunannya.
4. Uji prenatal dilakukan untuk menegakkan diagnosis atau konfirmasi
penyakit genetic pada fetus.
3.2.2

Pewarisan Kelainan Gen dan Pedegree


Tipe-Tipe Pewarisan Kelainan Gen pada Amelogenesis Imperfect

1. Tipe hypoplasia enamel


a. Amelogenesis imperfect, autosomal dominan dengan permukaan gigi
yang berlubang
- Lubang-lubang yang tersebar secara acak di permukaan gigi yang
disebut cekungan mempunyai dasar berwarna coklat setelah gigi
erupsi. Oleh karena stain masuk ke dalam cekungan itu, gigi akan
terlihat seperti bintik-bintik hitam
b. Amelogenesis imperfect, autosomal dominan berbentuk pita
- Tidak adanya enamel pada sebagian permukaan gigi atau seperti
jalur demi jalur dan terlihat bagaikan pita, paling sering menyerang
gigi sulung
c. Amelogenesis imperfect, autosomal dominan dengan permukaan licin
- Mahkota gigi kecil, berbentuk konus menyebabkan hilangnya
kontak dengan gigi sampingnya

13

Permukaan gigi keras mengkilat dan berwarna kuning hingga


coklat kekuningan
d. Amelogenesis imperfect, autosomal dominan dengan permukaan kasar
- Enamel lebih tebal dan keras karena celah dan kerutan yang halus
- Gigi mudah patah
- Warna gigi terlihat kuning hingga coklat kekuningan
e. Amelogenesis imperfect, autosomal resesif dengan permukaan kasar
- Permukaan enamel berbutir-butir dan kasar
- Enamel sangat tipis menyebabkan gigi mudah fraktur
f. Amelogenesis imperfect, terikat X dominan dengan permukaan licin
- Enamel terlihat sangat tipis, permukaannya kelihatan seperti kaca,
mengkilat, dan mempunyai warna kuning coklat
2. Tipe hipomaturasi
a. Amelogenesis imperfect, autosomal dominan dengan tipe taurodonsia
- Gambaran dentin yang kurang kontras
- Enamel dan dentin tidak/sedikit dapat dibedakan
b. Amelogenesis imperfect, autosomal dominan dengan permukaan gigi
tertutup salju
- Daerah enamel yang terkena terlihat bercak dengan titik putih
mirip sebuah gunung dengan puncak gunung bersalju
c. Amelogenesis imperfect, autosomal resesif berpigmen
- Enamel mempunyai ketebalan normal dengan kelunakan yang
sedang
- Enamel lunak dan mudah matah
- Banyak karang gigi
- Erupsi berwarna oranye, coklat sampai kuning-putih
d. Amelogenesis imperfect, terikat X resesif
- Sering dijumpai pada anak laki-laki, menunjukkan bercak-bercak
putih dan gigi geligi tetap kuning tua
3. Tipe hipokalsifikasi
a. Amelogenesis imperfect, autosomal dominan
- Enamel terlihat normal dan lebih lunak
Gigi yang baru erupsi ditutupi enamel pudar, berwarna seperti madu

14

Pedegree Amelogenesis Imperfect


a. Autosomal Dominan
1. Ibu normal dengan ayah normal

? ?
Keterangan:
Perkawinan antara ayah normal dan ibu normal akan menghasilkan
semua keturunan normal 100 %.
2. Ibu normal dengan ayah sakit

Keterangan:
Perkawinan antara ayah sakit dan ibu normal akan menghasilkan
semua keturunan sakit 100 %.

15

3. Ibu sakit dengan ayah normal

Keterangan:
Perkawinan antara ayah normal dan ibu sakit akan menghasilkan
semua keturunan sakit 100%

?
Keterangan:
Perkawinan antara ayah normal dan ibu sakit (heterozigot) akan
menghasilkan 50% keturunan sakit dan 50% keturunan normal
b. Autosomal Resesif
1. Ibu normal dengan ayah normal

16

? ?
Keterangan:
Perkawinan antara ayah normal dan ibu normal akan menghasilkan
semua keturunan normal 100 %.

?
Keterangan:
Perkawinan antara ayah normal dan ibu normal carrier akan
menghasilkan 50% keturunan normal dan 50% keturunan normal
carrier

Keterangan:
Perkawinan antara ayah normal carrier dan ibu normal akan
menghasilkan 50% keturunan normal dan 50% keturunan normal
carrier
17

Keterangan:
Perkawinan antara ayah normal carrier dan ibu normal carrier akan
menghasilkan keturunan 50% normal carrier, 25% normal, dan 25%
sakit
2. Ibu normal dengan ayah sakit

Keterangan:
Perkawinan antara ayah sakit dan ibu normal akan menghasilkan 100%
keturunan normal carrier

Keterangan:
Perkawinan antara ayah sakit dan ibu normal carrier akan
menghasilkan 50% keturunan normal carrier dan 50% keturunan sakit

18

3. Ibu sakit dengan ayah normal

Keterangan:
Perkawinan antara ayah normal dan ibu sakit akan menghasilkan 100%
keturunan normal carrier
c. Terikat X Dominan
1. Ibu normal dengan ayah normal

Keterangan

Perkawinan antara ayah normal dan ibu normal akan menghasilkan


semua keturunan normal 100 %.

2. Ibu normal dengan ayah sakit

19

Keterangan :
Perkawinan antara ibu normal dan ayah yang mengalami kelainan akan
menghasilkan 50 % anak yang mengalami kelainan dan 50 % anak
normal. gen kelainan yang di miliki ayah. 100 % diturunkan kepada
semua anak perempuannya, sehingga yang mengalami kelainan adalah
semua anak perempuannya dan semua anak laki-lakinya normal.
3. Ibu sakit dengan ayah normal

Keterangan

Perkawinan antara ibu sakit dan ayah normal akan menghasilkan


keturunan yang 100 % mengalami kelainan.

4. Ibu sakit (heterozigot) dengan ayah normal

20

Keterangan

Penderita heterozigot pada autosom dominan juga mengalami


kelainan, hal ini disebabkan karena gen dominan menutupi gen resesif.
Ketika ibu yang mengalami kelainan menikah dengan ayah normal
maka menghasilkan keturunan 50 % normal dan 50 % nya lagi sebagai
penderita.
d. Terikat X Resesif
1. Ibu normal dengan ayah normal

Keterangaan :
Perkawinan antara ayah normal dan ibu normal akan menghasilkan
keturunan 100% normal, baik laki-laki maupun perempuan.

21

Keterangan :
Perkawinan antara ayah normal dan ibu normal tetapi carrier akan
menghasilkan keturunan 50% anak perempuannya normal,50% anak
perempuan sakit, 50% anak laki-laki normal, dan 50% anak laki-laki sakit.
2. Ibu normal dengan ayah sakit

Keterangan :

22

Perkawinan ayah normal dan ibu sakit akan menghasilkan keturunan


100% anak perempuannya normal dan 100% anak laki-lakinya sakit.
3. Ibu sakit dengan ayah normal

Keterangan :
Perkawinan ayah sakit dan ibu normal akan menghasilkan keturunan
100% anak perempuannya normal carrier dan 1005 anak laki-laki nya
normal

23

Keterangan :
Perkawinan anatara ayah sakit dan ibu normal carrier akan menghasilkan
keturunan 50 % anak perempuannya normal carrier, 50% anak
perempuannya sakit, 50% anak laki-lakinya normal dan 50% anak lakilakinya sakit.
3.2.3

Jenis-Jenis Kelainan Genetik pada Autosom dan Gonosom

Penyakit genetik autosomal dominan


1. Achondroplasia
Achondroplasia adalah suatu gangguan genetik yang mengakibatkan
hambatan pertumbuhan tulang yang dapat di diagnosis sejak bayi lahir dan
pada awal kehidupan mereka.
Normalnya setiap orang mempunyai dua kopi gen yang berurutan dari
no.1 sampai dengan 22 (autosomal gen).Setiap orang mempunyai dua kopi
gen yang berlokasi pada kromosom no.4, dimana gen pada kromosom no.4 ini
sangat berperan dalam pertumbuhan tulang. Gen inidisebut fibroblast growth

24

factor reseptor-3 (FGFR3). Individu yang menderita achondroplasia


mempunyai salah satu kopi gen FGFR3 yang dapat menyebabkan kelainan.
osteogenesis imperfecta (OI) type 4 adalah suatu kondisi dimana
tulang sangat rapuh dan cenderung mudah patah. Kerapuhan tulang
disebabkan oleh kurangnya produksi protein yang sangat penting dalam
pembentukan tulang yaitu collagen. Bilamana semua tulang dalam tubuh
mengalami hal ini maka pertumbuhan tulang sangat terhambat yang
mengakibatkan terjadinya penyakit achondroplasia, atau semua tulang dalam
tubuh akan menjadi pendek.

2. Huntingtons Disease (HD)


Huntungtons Disease adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan
neurology genetic atau gangguan saraf, yang mengakibatkan terjadinya
suatu pergerakan tubuh yang tidak normal, disebut chorea. Penyakit ini juga
menyebabkan pergerakan tubuh tidak terkoordinasi, yang juga dapat
mempengaruhi mental dan tingkah laku tidak normal.
Gen yang menyebabkan Huntingtons Disease adalah Huntingtin
(Htt), atau gen interesting Transcript 15 (IT15), dansekarang popular
dinamakan gen HD. Gen tersebut berlokasi pada lengan pendek kromosom
no.4 (4p16.3). Pada bagian pertama dari rantai karbon 5end dari gen
tersebut, pada sequen basa trinukleotida/codon repeat cytosin-adenin-guanin
(CAG), yang selalu berulang-ulang (mis: CAGCAGCAGCAG..dst). pada
manusia normal gen IT15 mengandung 11 sampai 34 ulangan codon CAG
ataubasa nitrogen, yang terkode sebagai asam amino glutamin. Jumlah kodon
CAG triplet dalam IT15 sama dengan asam amino glutamine pada protein
huntington. Pada seseorang yang menderita HD, ulangan codon CAG
mencapai 37 sampai 121, bila ini terjadi maka disebut sebagai stutter.

25

3. Neurofibromatosis
Neurofibromatosis (NF) adalah penyakit syaraf yang diturunkan yang
berefek pada otak, sumsum tulang belakang, saraf dan kulit, tumor atau
neurofibroma, berkembang sepanjang saraf tubuh atau pada permukaan kulit
dan dibawahkulit. Para ilmuwan mengklasifikasikan NF menjadi dua tipe
yang berbeda yaitu neurofibromatosis tipe 1 (NF1) dan tipe 2 (NF2).Penyakit
NF1 pada awalnya disebut penyakit Recklinghausens NF.Sedangkan NF2
yang menyebabkan bilateral acoustic NF, sentral NF atau vestibular NF.
Gen penyebab NF1 berlokasi pada kromosom no.17,sedangkan gen penyebab
NF2 berlokasipadakromosom no.22.
4. Marfan Disease (MarfanSyndrom)
Penyakit

keturunan

ini

menyerang

jaringan

ikat

sehingga

menyebabkan gangguan pada otot skeletal, dermal, kardiak, aortik, ocular dan
dural, yang mengakibatkan dilatasi pada daerah tersebut.
Penyakit ini disebabkan oleh berbagai bentuk mutasi mis-sense,
pada gen yang terkode untuk fibrilin 1, yang merupakan glikoprotein elastinmatriks berguna untuk pembentukan seluler mikrofibril. Gen tersebut
berlokasi pada lengan panjang kromosom no.15 (15q21), dengan pola
transmisi autosomal dominan dengan bentuk komplit penetrans. Apabila tubuh
tidak memproduksi fibrilin 1, akibatnya jaringan ikat tidak terlalu kuat,
sehingga makin lama jaringan ikat semakin lemah untuk mengikat diantara
jaringan (coonective tissue weakens). Fibrilin1 juga sangat berperan dalam
pertumbuhan dan perkembangan organ didalam tubuh, sehingga defek pada
fibrilin1 mengakibatkan tubuh bertambah tinggi, tubuh kurus memanjang,
juga pada anggota gerak, jari tangan dan kaki.

Penyakit Genetik Autosomal Resesif


1. Sickle Cell Anemia

26

Sickle Cell Anemia merupakan penyakit abnormalitas pda sel


darah merah yang menyebabkan sel tersebut berbentuk seperti bulan sabit.
Hal ini disebabkan karena mutasi DNA. Mutasi yang terjadi pada
penderita sickle cell anemia menyebabkan basa timin bersubstitusi dengan
basa adenin. Kode pada DNA yang seharusnya CTT bersubstitusi menjadi
CAT yang menyebabkan penerjemahan kode pada RNA yang semula GAA
menjadi abnormal GUA. Sehingga, asam amino yang dihasilkan berupa
Valin. Sel darah merah yang berbentuk seperti bulan sabit ini
mengakibatkan pengikatan O2 menjadi tidak efisien dan menyebabkan
terjadinya anemia.
2. Sistik fibrosis
Sistik fibrosis (CF), disebut juga mucoviscidosis adalah penyakit
yang diturunkan dan berpengaruh pada gangguan seluruh fungsi organ
tubuh, menyebabkan cacat bawaan yang mengakibatkan kematian.
Penyakit ini pertama diketahui sebagai CF pada pancreas dan berkembang
menyebabkan

berkurangnya

produksi

enzim

dalam

pancreas.

Meningkatnya sekresi cairan mukosa yang diikuti dengan menurunnya


respon imun menyebabkan timbulnya infeksi pada paru-paru, dan kadang
susah diobati dengan antibiotika. Penyakit berkembang dan menyebabkan
infeksi sinus (sinusitis), hambatan pertumbuhan, diarhee dan berpotensi
terjadinya kemandulan (terutama pada pria).
CF disebabkan oleh terjadinya mutasi pada gen yang disebuat
cystic fibrosis transmembrane conductance regulator (CFTR). Gen
CFTR ditemukan pada lokus q31.2 dari kromosom 7, yang mempunyai
panjang pasangan basa 180.000 dan membentuk protein yang mengandung
1480 asam amino. Paling sering terjadi mutasi adalah hilangnya (deletion)
dari F508 () dari tiga nukleotida, yang mengakibatkan hilangnya asam
amino phenylalanine (F) pada posisi ke 508 dari protein.
3. Spinal muskular atrofi

27

Spinal Muscular Atrophy (SMA) adalah gangguan genetik yang


berefek pada saraf motorik bagian bawah, yang terciri dengan
melemahnya otot tubuh secara perlahan karena hilang atau berkurangnya
fungsi saraf bagian bawah. Saraf motorik juga disebut anterior horn
cells, mengontrol pergerakan otot, yang sangat penting untuk aktivitas
pergerakan tubuh misalnya untuk duduk, menjangkau sesuatu, merangkak,
berjalan, mengontrol pergerakan kepala dan leher, dan menelan.
Dilaporkan survival motor neuron1 (SMN1), yang merupakan
gen pada kromosom no 5 adalah gen penyebab utama penyakit SMA.
Sedangkan survival motor neuron2 (SMN2), gen yang letaknya dekat
dengan SMN1 yang menyebabkan keparahan penyakit. Posisi gen defek
pada kromosom no5, dimana gen SMN1 dan SMN2 terletak berdekatan
yang menyebabkan penyakit SMA.
Penyakit Genetik X-Linked Dominan
1. Aicardi sindrom
Aicardi sindrom adalah penyakit gangguan perkembangan saraf
yang jarang ditemukan yang terciri dengan tidak berkembangnya corpus
callosum (bagian otak), perkembangan abnormal dari otak, chorioretinal
lacunae, dan beberapa gangguan penalaran.
Aicardi sindrom sering ditemukan pada usia dini sekitar 5 bulan
sampai pada umur 32 tahun dengan rata-rata ditemukan sekitar umur 88
bulan. Laju hambatan pertumbuhan dari anak penderita Aicardi dimulai
pada usia sekitar 10 tahun, atau dibawahnya yaitu pada umur sekitar 5
tahun. Rata-rata penderita dapat bertahan hidup sekitar umur 16 sampai 23
tahun. Komplikasi penyakit yang paling sering terlihat adalah gangguan
sistem gastrointestinal.
Hampir semua kasus penyakit Aicardi dilaporkan terjadi pada
wanita. Ada beberapa kasus ditemukan pada anak laki terbukti mempunyai
kelainan kromosom berjumlah 47 kromosom termasuk seks kromosom
XXY (normal XY), kelainan tersebut masuk dalam gangguan lain yag
disebut Klinefelter syndrome.

28

Peyakit akan menjadi fatal bila terjangkit pada anak laki normal dengan
kromosom normal (kromosom XY), karena anak laki tersebut hanya
mempunyai satu kromosom X. Artinya Aicardi sindrom yang diturunkan
dari kromosom X dari ibunya yang dominan karena terjadi mutasi pada
kromosom Xnya, maka anak laki yang diturunkan hanya mempunyai satu
kromosom X sehingga berakibat terjadinya kematian pada anak laki
normal yang hanya mempunyai satu kromosom X tersebut.
Hipofosfatemia
Penyakit kondisi metabolik genetik tersebut juga disebut X-link
hipopfosfatemia, adalah penyakit genetik yang menyebabkan gangguan
metabolisme fosfat.Analisis kromosom X-link pada suatu keluarga
campuran perancis-kanada dilaporkan bahwa penyakit terjadi pada
kromosom 12q13.
Skema dari mutasi homozygot dalam protein VDR resisten
herediter terhadap 1,25(OH)2D. Titik hitam menunjukkan substitusi asam
amino karena adanya titik mutasi dan perubahan codon.
2. Buta Warna
Buta warna adalah suatu kondisi pada seseorang atau individu yang
pada penglihatannya mengalami gangguan dalam membedakan warna.
Secara alamiah gangguan ini sering terjadi secara diturunkan atau
gangguan genetik, tetapi dapat juga terjadi karena gangguan mata, saraf
atau gangguan otak yang disebabkan oleh pemaparan bahan kimia.
Buta warna dapat diturunkan secara genetik, tetapi yang paling
sering adalah terjadinya mutasi kromosom X yang diturunkan. Hasil
penelusuran maping human genom menunjukkan bahwa buta warna
berasal sedikitnya dari 19 kromosom yang berbeda dan dari gen yang
berbeda pula.
Sekitar 5-8 % pria, kurang dari 1 % wanita menderita buta warna,
baik salah satu warna, warna kombinasi, atau mutasi menjadi buta warna.
Mengapa pria lebih beresiko buta warna daripada wanita, karena pria
hanya mempunyai satu kromosom X (XY, dimana kromosom Y lebih
pendek daripada kromosom X), wanita mempunyai dua kromosom X
(XX). Bila wanita mendapat keturunan kromosom X yang mengalami
29

mutasi (wanita sebagai karier), dia masih mempunyai satu kromosom X


yang normal, sehingga dia tidak menderita. Tetapi bila dia menurunkan
kromsom X yang bermutasi kepada anak lakinya maka anak tersebut akan
menderita buta warna.
Penyakit destropi muskularis/muskuler destropi (muscular dystrophi/
MD)
Penyakit muskuler destropi(MD) adalah penyakit yang diturunkan
secara genetik yang ditandai oleh kelemahan secara perlahan pada otototot tubuh. Kejadian itu disebabkan oleh kesalahan atau hilangnya
informasi genetik yang berfungsi untuk mensintesis protein yang
digunakan untuk membentuk dan menjaga kesehatan otot.
Penyakit terjadi bila ayah sebagai penderita dan ibu sebagai karier.
Penyakit terjadi karena terjadi mutasi dari gen DMD yang berlokasi pada
kromosom X (Xp21). Gen DMD terkode untuk protein dystrophin, dimana
dystrophin adalah struktur protein yang penting pada jaringan otot.
Dystrophin merupakan komponen untuk stabilitas dystroglican complex
(DGC), yang berlokasi pada membran sel.
Analisis DNA yang menunjukkan penyakit DMD, setiap lajur
menunjukkan DNA individu yang berbeda, terlihat beberapa pita hilang
pada penderita DMD.
Penyakit Genetik X-Linked Resesif
1. Hemofilia
Hemofilia merupakan salah satu penyakit yang diwariskan terpaut
kromosom X resesif. Penyakit ini umumnya diderita pria, sedangkan
wanita lebih banyak sebagai pembawa sifat (karier). Penderita penyakit
hemofilia mengalami kesukaran dalam proses pembekuan darah. Pada saat
terjadi luka, trombosit akan dikeluarkan untuk mengaktifkan 13 protein
faktor selanjutnya akan membentuk benang-benang fibrin untuk menutup
luka. Pada penderita hemofili, terjadi mutasi sehingga ada salah satu
protein pembekuan darah yang hilang. Hemofilia dibagi menjadi dua,
yaitu :
a.

Hemofilia A
30

Hemofilia A merupakan jenis penyakit hemofilia yang paling banyak


diderita. Penderita hemofilia tipe ini mengalami kekurangan atau
kehilangan protein faktor VIII. Penyebabnya, 45% berupa mutasi inversi.
Penyebab lain yang muncul adalah adanya translokasi basa tunggal yang
semula arginin menjadi stop codon yang menghentikan sintesis protein
faktor VIII. Selanjutnya, dapat disebabkan karena delesi ribuan nukleotida.
b.
Hemofilia B
Hemofilia B disebut juga penyakit christmas disease. Penderita hemofili
tipe ini mengalami defisiensi protein faktor IX. Penyebab dari mutasi yang
menyebabkan hilangnya protein diantaranya mutasi spontan (de novo),
delesi lengan panjang X dan delesi besar pada gen.
Penyakit Genetik Y Linked
Kelainan kromosom Y ada dua tipe yaitu kelainan yang lebih sering
dijumpai dan yang jarang dijumpai. Yang sering dijumpai adalah individu masih
mempunyai kromosom Y tapi tidak berfungsi sehingga individu tersebut
berpenampilan seperti wanita (female phenotype), waktu lahir anak tersebut alat
kelaminnya seperti wanita. Kekurangan kromosom X menyebabkan terjadinya
infertilitas, dimana individu berpenampilan setengah-setengah tidak pria dan tidak
juga wanita. Penyebab dapat disebabkan karena tidak sempurnanya pembentukan
kromosom Y, yang paling sering adalah kariotipe 46X, plus serpihan dari fragmen
Y. Akibatnya adalah terjadinya hambatan perkembangan testis, kondisi tersebut
bayi dapat terlihat jelas kelamin jantan baik internal atau eksternal, ataupun
kadang penampilan genitalnya tidak jelas.

3.2.4

Perubahan

Kode

Genetik

dan

Ekspresi

Protein

pada

Amelogenesis Imperfecta
Amelogenesis Imperfecta adalah penyakit turunan yang terjadi
pada saat pembentukan enamel pada gigi susu dan tetap. Kekurangan

31

jaringan enamel sebagian atau seluruhnya mengakibatkan mahkota kasar,


berwarna kuning sampai cokiat yang cenderung rusak.

Amelogenesis Imperfect ada 3 tipe yaitu:


Tipebipoplastik :
Kerusakan matrik email oleh karena hancurnya ameloblast secara
dini dalam pembentukan cekungan-cekungan.
Tipe bipomaturatif :
Ameloblas dapat memproduksi matriks email tapi tidak mampu
mersorbsi matrik ml dalam ukuran cukup.
Tipe hipoklasifikasi :
Email dengan bahan organik sebesar 10% (yang normal hanya 5%)
sehingga email superficial sangat lunak tidak teratur dan dapat
dikeruk dengan alat tumpul.

Amelogenesis Imperfecta (AI) adalah kelainan formasi dari enamel

atau permukaan luar gigi permanen yang diturunkan. Karakteristik dari AI


terjadi hipokalsifikasi, hipoplasia, atau hipomaturasi yang menyeluruh.

Gejala klinis Amelogenesis Imperfekta adalah sebagai berikut :


Mempunyai gigi yang berwarna abnormal antara putih opaque,

kuning, coklat sampai abu-abu.


Dentin dan pulpa normal, banyak kehilangan enamel.
Mempunyai resiko tinggi terhadap karies.
Sangat sensitif terhadap perubahan suhu.

Amelogenesis terbagi atas empat tipe utama yaitu sebagai berikut :


a.
Tipe hipoplastik
Yaitu kurangnya email yang normal, menyebabkan mahkota gigi-gigi
nampak pucat, coklat kekuningan, berlubang-lubang atau beralur. Secara
radiografis seluruh gigi lengkap, tetapi mahkota gigi-gigi terlihat sangat
tipis atau tidak ada email. Gigi-gigi mirip preparasi mahkota dengan tanda
khas ruang interdental yang lebar.
b.

Tipe hipomatur

32

Tipe ini mempunyai email yang normal banyaknya, tetapi emailnya lunak
dan kurang mineral, karenanya sonde gigi bila ditekan akan melubangi
permukaan email. Pada tipe ini, mahkota-mahkota gigi berkontak di
interproksimal, tetapi tampak berkapur, kasar, beralur, dan ada perubahan
warna. Email mudah patah.
c.
Tipe kalsifikasi
Pada tipe ini, gigi mempunyai email yang lunak, tetapi hialng jauh leboh
cepat dan mengakibatkan terbukanya dentin segera sesudah erupsi. Warna
gigi biasanya mempunyai gigi-gigi berwarna madu dengan corak
permukaan kasar, gigi-gigi tidak erupsi multipel dan gigitan terbuka
interior.
d.
Tipe hipoplasia-hopomaturasi dengan tipe taurodontisme
Pada tipe ini memperlihatkan gigi-gigi yang kekuning-kuningan dengan
bercak-bercak opak, berlubang-lubang di servikal, atrisi dantaurodontisme.

Kelainan yang menyertai amelogenesis adalah sebagai berikut :


o
Karies
o
Kegoyangan gigi
o
Deep bite
o
Kehilangan dimensi vertikal

Penatalaksanaan kelainan amelogenesis imperfekta adalah sebagai

berikut :
o
Gigi goyang stabilisasi dengan splint
o
Deep bite& penurunan dimensi vertical Pembuatan restorasi
sementara/ peninggian gigit sampai oklusi normal.
o
Karies & loss enamel yang banyak krn A.I pembuatan restorasi
tetapporcelain fused to metal.

Penatalaksanaan pada penderita amelogenesis imperfekta adalah

sebagai berikut :
o
Dental Health Education (DHE)
o
Kontrol Plak
o
Perbaikan Oral Hygiene
o
Aplikasi Fluoride
o
Perbaikan Kebiasaan Makan dan Kesehatan Rongga Mulut

33

Perawatan untuk amelogenesis imperfekta biasanya adalah

mahkota penuh untuk alasan estetik.


B.Perubahan-Perubahan Struktur Dentin
1. Displasia Dentin
Displasia dentin adalah kelainan pada dentin yang melibatkansirkum pulpa
dentin dan morfologi akar, sehingga akar terlihat pendek yang disebabkan
herediter yang diturunkan secara autosomal dominan. Ditandai oleh
perubahan-perubahan dalam bentuk dentin yaitu kelainan pada dentin yang
melibatkan sirkum pulpa dentin dan morfologi akar, sehingga akar terlihat
pendek. Ketidaknormalan tersebut diklasifikasikan dalam dua tipe yaitu :
Tipe 1 ( displasia dentin radikuler )
Pada tipe ini gigi-gigi sulung dan tetap secara klinis tampak normal tetapi
radiograf menunjukan kelainan perkembangan akar dengan hamper tidak
ada pembentukan akar sama sekali dan ada batu pulpa besar serta
penyumbatan pulpa total dari gigi-gigi sulung sebelum erupsi gigi,
ditandai dengan gigi-gigi yang goyang dan radiolusensi periapikal multipel
yang tak diketahui sebabnya.
Tipe II ( displasia dentin coronal )
Pada tipe ini saluran pulpa gigi-gigi sulung sering kali tersumbat karena
mengalami dentinogenesia imperfekta. Sebaliknya pada gigi tetap secara
klinis tampak normal, kecuali saluran-saluran pulpa yang lebih sempit dan
berbentuk bunga widuri yang sering kali ditempati oleh dentikel-dentikel.
Akar gigi kemungkinan pendek, tumpul, menguncup, dan dapat
mempunyai garis radiolusens horizontal.

Amelogenesis Imperfecta Merupakan kelainan herediter yang

tampak sebagai perubahan pengaturan atau struktur gen yang berhubungan


dengan

email.

Ditemukan

dalam

bentuk

hipoklasifikasi

enamel,

hipoklasifikasi email, hipoplasia email atau keduanya namun dentin dan


pulpa normal. Baik gigi susu maupun tetap dapat terserang. Insidennya
adalah 1 dalam 15000 orang.

34

Banyak pola herediter yang ditemui, diantaranya adalah autosomal

dominan, resesif, X-linked, sehingga jumlah individu yang terkena dalam


satu keluarga dapat bervariasi. Bentuk yang paling sering adalah X linked
dan menarik karena gen X mengatur ukuran dan bentuk gigi manusia.
Kelainan ini mempunyai riwayat keluarga. Oleh karena itu, beberapa
anggota keluarga dapat mempunyai penyakit ini dalam beberapa generasi.
Cacat dalam gen ini menyebabkan email mengalami hipoklasifikasi atau
hipoplasia.

Secara klinis dapat bervariasi barupa ceruk, lekukan, defek


horizontal atau vertikal dan tidak ada hubungannya dengan kronologis
perkembangannya. Tipe yang paling umum adalahhipoklasifikasi yang
bervariasi dan ketebalan gigi normal, bewarna coklat, rapuh serta lunak.
Kalkulus dapat terbentuk banyak sekali pada daerah yang rusak sehingga
menyebabkan fraktur email menjauhi dentin. Begitu email fraktur, dentin
terlihat terlihat sehingga cepat rusak, meninggalkan hanya akar. Pada
radiogram tampak email hampir tak terlihat, seperti bayangan atau sama
sekali tidak ada.

Etiologi
Enamel merupakan jaringan yang mengalami mineralisasi tingkat

tinggi dengan lebih dari 95% volumenya disusun oleh kristal-kristal


hidroksiapatit yang begitu besar dan sangat teratur. Pembentukan struktur
kristal hidroksiapatit ini disinyalir dikontrol secara ketat oleh ameloblas
melalui interaksi sejumlah molekul matriks organik yang mencakup
amelogenin, enamelin, ameloblastin, tuftelin, amelotin, dan dentin
sialophosphoprotein. Gangguan yang terjadi pada satu atau lebih dari gengen ini dapat menebabkan terjadinya amelogenesis imperfekta.

Salah satu gen yang paling besar pengaruhnya terhadap


pembentukan enamel adalah amelogenin. Gen ini merupakan protein yang
disekresi oleh ameloblas dan berfungsi untuk membentuk matriks organik
enamel. Mutasi yang dilaporkan biasa terjadi pada gen ini adalah
penghapusan beberapa bagian dari gen, single base mutation, dan
pemberhentian kodon prematur. Beberapa bagian gen ini bersifat kritis
35

terhadap penhaturan ketebalan enamel, sementara bagian lainnya berperan


penting dalam mineralisasi enamel.

Gambaran klinis
Secara klinis, amelogenesis imperfekta dapat tampak bervariasi antara lin
berupa ceruk, lekukan, defek horizontal atau vertikal dan tidak ada
hubungan dengan kronologis perkembangannya. Tipe yang paling umum
adalah hipokalsifikasi yang bervariasi dan ketebalan gigi normal, berwarna
cokelat, rapuh serta lunak.
BAB IV
KESIMPULAN

Kelainan genetic merupakan suatu penyakit atau kelainan yang terjadi


dikarenakan ada kerusakan pada gen atau kromosom. Penderita penyakit genetic
dapat menularkan penyakitnya pada anak melalui pewarisan sifat.
Terdapat lima macam pewarisan sifat atau hereditas yaitu autosomal
dominan, autosomal resesif, x-linked dominan, x-linked resesif dan y-linked.
Penyakit yang diturunkan secara autosomal dominan bersifat penderita harus
memiliki gen dominan dalam kromosomnya. Penderita penyakit keturunan jenis
ini dipastikan memiliki satu orang tua yang menderita penyakit.contoh penyakit
yang diturunkan secara autosomal dominan adalah thalassemia, archondroplasia,
Huntington disease, neurofibromatosis dan marfan sindrom. Penyakit yang
diturunkan secara autosomal resesif berciri-ciri pencerita harus memiliki gen
homozigot resesif agar menderita penyakit terebut. Contoh penyakitnya sickle
cell anemia, dan albino. Penyakit yang diturunkan secara x-linked dominan
berciri-ciri alel dominan dapat menutupi sifar resesif. Biasanya ibu penderita dan
ayah normal atau ibu karier ayah normal. Contoh penyakit x-linked dominan
adalah

hypoplasia enamel, rakhitis, sindrom fragile X, aicardi sindrom,

incontinentia pigmentri, CGH. Penyakit yang diturunkan secara x-linked resesif

36

berciri-ciri penderita memiliki dua alel homozigot resesif. Apabila ibu penderita
maka 100% anak laki-laki akan menderita tetapi apabila ayah menderita, tidak
akan menurunkan sifatnya ke anak laki-laki. Contoh penyakit x-linked resesif
adalah hemophilia. Penyakit y-linked diturunkan hanya kepada anak laki-laki dan
diderita hanya oleh laki-laki. Contoh penyakit hipertrichosis, weebed toes, dan
hystrix gravier.
Perlu dilakukan genetic counseling untuk menghindari dan merencanakan
agar keluarga terhindar dari penyakit menurun yang berbahaya. Genetic
counseling merupakan suatu proses komunikasi dengan konsulen untuk
membahas resiko terjadinya kelainan genetic dalam suatu keluarga. Genetic
counseling bertujuan untuk memberkan informasi dan support kepada seseorang
yang memiliki silsilah kelainan genetic dalam keluarganya.

37

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Rosana dan Sjafaraenan. 2013. Penuntun Praktikum Genetika Dasar.


Universitas Hasanuddin: Makassar.
Darmono.Jurnal.Autosomal Dominan dan Resesif.Riset Bidang Toksikologi.
Darmono.Jurnal.Kelainan Seks Kromosom X dan Y link. Riset BidangToksikologi.
Dewi, Safrina. 2012. Modul Pembelajaran Analisa Genetika. Malang: Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya.
Fransiskus Leo. 2008. Amelogenesis imperfecta pada anak. USU e-repository.
Hemagaran, Gemimaa . M, Arvind. 2014. Amelogenesis Imperfecta Literature
Review. e-ISSN: 2279-0853, p-ISSN: 2279-0861.Volume 13. Diakses pada
tanggal 04 Desember 2015
Leksikon. Istilah Kesehatan Jiwa & Psikiatrik. Edisi 2. Penerbit buku

38

kedokteran. Alih bhs: dr. Tun K.Bastaman, Sp.KJ et al


PhD, Judith Tsipis. 2007. Genetic Counseling: What is it? Who does it?. Brandeis
University.
Redana, Dewa Nyoman. 2011. Kode Genetik (Kodon) Sebagai Bukti Dari Konsep
Tat Twam Asi (Suatu Kajian Lintas Domain). Volume 10 Nomor 3.

Lampiran
SKENARIO
Skenario 1. Pewarisan genetik
(Dr. drg. Purwanto, M. Kes & Dr. drg. I Dewa Ayu Susilawati, M. Kes)
Seorang ibu memiliki suami menderita penyakit genetic amelogenesis
imperfect, melakukan Genetic Counseling untuk menanyakan bagaimana dengan
anak-anaknya nanti, apakah juga akan mewarisi penyakit suaminya?
Dikenal lima macam pewarisan kelainan gen, Autosomal (dominan dan
resesif), terangkai-kelamin X (dominan dan resesif, dan terangkai-Y. Dengan
menggunakan pedegri, pola-pola pewarisan berbagai kelainan tersebut dapat
dipelajari. Sehubungan dengan itu, mahasiswa ditugaskan menyusun pedegri
dengan varian sebagai berikut: (1) Ayah (normal) dan Ibu (normal); (2) Ayah
(sakit) dan Ibu (normal); (3) Ayah (normal) dan Ibu (sakit). Selain itu dengan
memperhatikan kondisi homozigot dan heterozigot. Apa yang terjadi, pada
keturunan laki-laki dan wanita mereka? Ambil kesimpulan dari berbagai pedegri
anda. Juga telusuri, kode genetic dan ekspresi protein yang mengalami kelainan
pada berbagai penyakit tersebut.

39

Anda mungkin juga menyukai