Disusun oleh :
TAHUN AJARAN
2023/2024
A. Hereditas pada Manusia
Hereditas pada manusia dapat diartikan sebagai pewarisan sifat pada manusia yang
diwariskan dari orang tua ke keturunannya. Sifat yang diwariskan diantaranya :
1. Sifat fisik
2. Jenis kelamin
3. Golongan darah
4. Penyakit atau kelainan genetic
Bagan yang menunjukan pewarisan sifat pada suatu keluarga selama beberapa generasi
yang digunakan untuk menguraikan pola pewarisan dari gangguan atau kelainan
genetik suatu keluarga. Contoh : Albino, Buta Warna ,Hemofilia , dsb.
1. Pedigree Dominan
Pedigree Dominan biasanya menunjukan adanya fenotipe penderita di setiap
generasi.
2. Pedigree Resesif
Pedigree Resesif biasanya penderita bisa muncul dari kedua induk yang bukan
penderita.
Golongan darah bersifat herediter (dapat diwariskan) karena ekspresinya diatur oleh
faktor genetik yang diperoleh dari kedua orang tua. Golongan darah diklasifikasikan
berdasarkan antigen (aglutinogen) yang dimiliki oleh suatu organisme, yaitu :
1. Antigen (Aglutinogen)
2. Antibodi (Aglutinin)
Protein yang terdapat pada plasma darah, dihasilkan oleh sel limfosit untuk
menyerang antigen asing.
Di dunia ini telah ditemukan sekitar 46 jenis antigen, sehingga menghasilkan berbagai
kelompok sistem penggolongan darah, beberapa diantaranya :
(l+p)n Keterangan :
l: kemungkinan lahir anak laki-laki
p: kemungkinan lahir anak perempuan
n: jumlah anak yang diharapkan
Sifat yang dipengaruhi oleh jenis kelamin merujuk pada karakteristik fisik atau
perilaku tertentu yang cenderung lebih umum terjadi pada salah satu jenis kelamin,
yaitu pria atau wanita. Dua contoh sifat yang dipengaruhi oleh jenis kelamin adalah
kebotakan pada pria dan panjang jari telunjuk.
1. Kebotakan pada pria
Kebotakan atau alopecia androgenetika adalah kondisi di mana rambut pria
cenderung menipis dan rontok secara bertahap akibat faktor genetik dan
hormon androgen. Hormon androgen, khususnya dihidrotestosteron (DHT),
diyakini berperan dalam menyebabkan kebotakan pada pria. Sifat ini terkait
dengan jenis kelamin pria karena gen yang menyebabkan kebotakan pada pria
terletak pada kromosom seks Y. Wanita juga memiliki kromosom seks Y,
tetapi mereka memiliki tingkat hormon androgen yang lebih rendah, sehingga
mereka memiliki risiko kebotakan yang lebih rendah dibandingkan pria.
Berikut merupakan contoh gambar dan tabel genotipe dan fenotipe Kepala
Botak:
Biasanya, pada pria, panjang jari telunjuk cenderung lebih pendek daripada
panjang jari manis, sedangkan pada wanita, panjang keduanya cenderung
hampir sama atau jari telunjuk lebih panjang daripada jari manis. Perbedaan
ini diyakini berkaitan dengan tingkat hormon prenatal selama perkembangan
janin dan berhubungan dengan jenis kelamin. Meskipun demikian, penting
untuk diingat bahwa perbedaan ini bersifat statistik dan tidak selalu berlaku
untuk setiap individu. Beberapa penelitian telah menunjukkan korelasi antara
rasio panjang jari pada manusia dan beberapa sifat tertentu, seperti tingkat
kepercayaan diri atau risiko terhadap penyakit tertentu, tetapi mekanisme pasti
dan implikasi klinisnya masih sedang diteliti lebih lanjut.
Selain kedua sifat diatas, ada sifat lain yang dipengaruhi seks, yaitu barr body.
Barr body merupakan kromosom X tak aktif dalam sel somatik perempuan.
Struktur ini terletak di pinggiran sel epitel mukosa pada rongga mulut.
Barr body terpaut kromosom X. Barr body terletak dalam posisi memanjang
dan dapat dilihat pada sel somatik perempuan ketika tahap interfase. Dalam
kondisi normal, seorang perempuan hanya memiliki satu barr body untuk
setiap sel somatik. Laki-laki dapat memiliki barr body jika terkena Sindrom
Klinefelter
Selain barr body, ada struktur serupa yang disebut drumstick berupa sebuah
tonjolan berbentuk pada inti sel neutrofil. Drumstick hanya dimiliki oleh
perempuan, sedangkan laki-laki tidak memilikinya. Sebagaimana dengan barr
body, drumstick ditemukan pada sel yang tidak membelah. Adanya drumstick
diakibatkan oleh pemadatan kromosom X yang tidak aktif.
b) Sindaktili
Sindaktili merupakan kondisi jari-jari yang berlekatan karena
gen pengatur apoptosis sel terganggu. Sindaktili ini dapat
menjadi cacat bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada
anaknya. Namun, beberapa kasus sindaktili juga dapat terjadi
yang disebabkan kondisi genetik. Seperti Sindrom Down,
Sindrom Polandia, atau Sindrom Holt-Oram. Genotipe
sindaktili pada kondisi normal berbentuk ss, sedangkan
genotipe sindaktili pada penderita adalah SS atau Ss.
c) Brakidaktili
Brakidaktili merupakan keadaan seseorang yang mempunyai
jari-jari lebih pendekar. Gen yang menyebabkan penyakit ini
adalah gen dominan B yang bersifat letal. Oleh karena itu,
individu yang memiliki genotipe homozigot dominan BB akan
mengalami kematian. Adapun penyakit brakidaktili disebabkan
oleh genotipe heterozigot Bb. Keadaan genotipe homozigot
resesif bb merupakan individu normal.
d) Huntington
Huntington merupakan kerusakan saraf yang dapat
menyebabkan pergerakan tubuh terganggu. Penderita juga
mengalami kesulitan berpikir dan gangguan jiwa. Gejala
khasnya chorea, yakni gerakan menyentak atau menggeliat di
luar kendali. Hanya dengan satu gen H, maka individu
heterozigot dapat menderita penyakit ini. Perhatikan
perkawinan berikut ini.
● Penyakit Resesif
Penyakit menurun autosom resesif akan terlihat dalam keadaan resesif
homozigot. Jenisnya, yaitu albino, fenilketonuria, dan anemia sel
sabit.
a) Albino
Albino merupakan kelainan yang disebabkan karena tubuh tidak
memiliki pigmen warna kulit. Penderita akan sangat peka terhadap
cahaya berintensitas tinggi. Kelainan ini terjadi karena tidak
adanya gen pengubah tirosin menjadi melanin. normal akan
mempunyai genotipe AA atau Aa sedangkan pada Orang albino
hanya mempunyai genotipe aa.
b) Fenilketonuria
Fenilketonuria (PKU) ialah suatu penyakit yang disebabkan
seseorang tidak mampu mengubah asam amino fenilalanin
menjadi tirosin. Gejala yang menonjol adalah bau apek pada
napas, urine, kulit, atau rambut anak, muntah, dan tremor.
Fenilketonuria disebabkan gen pada kromosom 12 mengalami
mutasi. Gen tersebut adalah Ph. Penyakit ini akan muncul jika ada
homozigot resesif. Perhatikan perkawinan antarsesama individu
normal heterozigot berikut ini.
c) Anodontia
Anodontia adalah suatu kelainan yang ditandai dengan tidak
tumbuhnya sebagian atau seluruh gigi sejak lahir. Anodontia terdiri
atas anodontia total dan parsial. Penderita anodontia juga
menunjukkan ciri-ciri, seperti berambut jarang dan sulit
berkeringat.Gen resesif penyebab anodontia adalah a, sedangkan
gen dominan yang menujukkan individu normal A.