(1959-1966)
LATAR BELAKANG
Akibat dari pelaksanaan sistem pemerintahan
Parlementer dengan demokrasi liberal kehidupan
politik dan ekonomi secara nasional belum pernah
mencapai kestabilan. Karena diantara partai politik
yang berkuasa di kabinet dengan partai-partai oposisi
pada dasarnya saling menjatuhkan. Demikian juga,
Badan Konstituante hasil pemilu 1955 yang
diharapkan mampu menyusun sebuah
UUD/Konstitusi baru, ternyata tidak mampu
menjalankan tugasnya baik.
• Kegagalan Badan Konstituante menjalankan
tugasnya dari tahun 1955-1957 menyebabkan
munculnya keguncangan keamanan nasional.
Dari keadaan ini Presiden Soekarno
menawarkan suatu gagasan yang di- namakan
dengan Konsepsi Presiden 1957 (BP ; hal 82,
paragraf 2).
a) sebagai pembaruan struktur politik
(demokrasi terpimpin)
b) dibentuknya kabinet gotong royong
(kekuatan wakil partai dan kekuatan
fungsional atau golongan karya)
Selanjutnya Presiden telah merintis menuju
demokrasi terpimpin dengan pembentukan
Dewan Nasional 6 Mei 1957. Dan lewat
Dewan Nasional, muncul usulan untuk
kembali ke UUD 1945 (A.H. Nasution),
namun tidak mendapat dukungan dari wakil
partai. Walaupun pada awalnya muncul
keraguan, namun dengan dukungan AD
(Nasution) akhirnya Presiden Soekarno
menyetujui kembali ke UUD 1945
Langkah Presiden untuk pelaksanaan demokrasi terpimpin
dan kembali ke UUD 1945 disampaikan dihadapan anggota
DPR, 2 Maret 1959 sebab :
Hak mengubah tata negara secara mendasar
ada pada Badan Konstituante.
Badan Konstituante kemudian mengadakan sidang.
Namun tidak pernah kuorum (tidak pernah lengkap
kehadiran anggota Badan Konstituante dari
persyaratan minimal), untuk menetapkan kembali ke
UUD 1945. Karena setiap sidang anggota yang hadir
kurang dari 2/3 jumlah seluruhnya.
Dan sejak 3 Juni 1959 terjadi reses. Kondisi menjadi
sangat genting, KSAD (A.H.Nasution) larangan kegiatan
politik.
DEKRIT PRESIDEN 5
JULI 1959 DAN
PELAKSANAAN
DEMOKRASI
TERPIMPIN
LATAR BELAKANG
DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959
1. Kegagalan Konstituante
Merumuskan UUD baru
2. Jalan buntu kembali ke
UUD 1945
Hasilnya ?
Lebih banyak yang memilih
kembali kepada UUD 1945
DEKRIT PRESIDEN 5
JULI 1959
ISI DEKRIT
1. Pembubaran Konstituante
2. Berlakunya kembali UUD 1945
dan tidak berlakunya UUDS 1950
3. Membentuk MPRS (anggota DPR
dengan utusan2 dan golongan)
dan DPAS
DEMOKRASI TERPIMPIN
ORDE BARU