Anda di halaman 1dari 41

Demokrasi Terpimpin adalah suatu sistem

pemerintahan yang ditawarkan Presiden Soekarno yang


merupakan suatu gagasan pembaruan kehidupan
politik, sosial dan ekonomi

Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi kerakyatan


yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan yang berintikan
musyawarah utuk mufakat secara gotong-royong di
antara semua kekuatan nasional yang progresif
revolusioner dengan berporoskan NASAKOM
(Nasionalisme, Agama, dan Komunisme)
kata “ dipimpin”-> demokrasi yang harus dipimpin oleh
PM terakhir pada saat itu
Sistem ini lahir sebagai bentuk pelurusan atau
perbaikan terhadap Demokrasi Liberal yang belum
pernah mencapai kestabilan secara nasional dan
Dewan Konstituante yang gagal menyelesaikan
tugasnya, yaitu merancang UUD yang baru
Hal ini membuat Presiden Soekarno berkeinginan untuk
menyederhanakan partai-partai politik dan membentuk
kabinet yang berintikan 4 partai yang menang dalam
Pemilu1955.
Isi Konsepsi Presiden 21 Februari 1957
1. Sistem Demokrasi Liberal akan diganti dengan Demokrasi
Terpimpin
2. Akan segera dibentuk Kabinet Gotong Royong yang
menteri menterinya terdiri atas anggota dari PNI, Masyumi,
NU dan PKI
3. Pembentukan Dewan Nasional yang anggotanya terdiri
dari golongan fungsional di dalam masyarakat
Dalam pembaruan Pembentukan kabinet gotong
struktur politik harus royong berdasarkan imbangan
diberlakukan sistem kekuatan masyarakat yang
demokrasi terpimpin terdiri atas wakil partai-partai
yang didukung oleh politik dan kekuatan golongan
kekuatan-kekuatan yang politik baru yang diberi nama
mencerminkan aspirasi oleh Presiden Soekarno
masyarakat secara golongan fungsional atau
seimbang. golongan karya.
UPAYA MENUJU DEMOKRASI TERPIMPIN YANG
DIRINTIS OLEH PRESIDEN SOEKARNO SEBELUM
DIKELUARKANNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959

1) Pembentukan Dewan Nasional pada 6 Mei 1957


2) Mengeluarkan keputusan pada tanggal 19 Februari
1959 tentang pelaksanaan Demokrasi Terpimpin
dalam rangka kembali ke UUD 1945
3) Larangan bagi semua kegiatan politik

4) Pertemuan untuk mencapai kesepakatan


Minggu, 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengumumkan Dekrit
Presiden yang memuat tiga hal pokok, yaitu :
 Pembubaran Konstituante.
 Berlakunya kembali UUD 1945 bagi seluruh bangsa
Indonesia dan tidak berlakunya UUD Sementara 1950
 Pembentukan MPRS dan DPAS
Dampak Positif :
 Menyelamatkan negara dari perpecahan dan krisis politik
berkepanjangan.
 Memberikan pedoman yang jelas, yaitu UUD 1945 bagi
kelangsungan negara.
 Merintis pembentukan lembaga tertinggi negara, yaitu MPRS
dan lembaga tinggi negara berupa DPAS yang selama masa
Demokrasi Parlemen tertunda pembentukannya.
Dampak Negatif :

 Ternyata UUD 1945 tidak dilaksanakan secara murni dan


konsekuen. UUD yang harusnya menjadi dasar hukum
konstitusional penyelenggaraan pemerintahan pelaksanaannya
hanya menjadi slogan-slogan kosong belaka.

 Memberi kekuasaan yang besar pada presiden, MPR, dan


lembaga tinggi negara. Hal itu terlihat pada masa Demokrasi
terpimpin dan berlanjut sampai Orde Baru.

 Memberi peluang bagi militer untuk terjun dalam bidang


politik. Sejak Dekrit, militer terutama Angkatan Darat menjadi
kekuatan politik yang disegani. Hal itu semakin terlihat pada
masa Orde Baru dan tetap terasa sampai sekarang.
 MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara)

Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1959)


terdiri dari anggota DPR + utusan daerah dan utusan
golongan
Ketua MPRS (Chaerul Saleh)
Tugas : menyusun Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN)
 DPAS (Dewan Pertimbangan Agung Sementara)

Penetapan Presiden No. 3 Tahun 1959


Ketua (Presiden Soekarno)
Wakil Ketua (Roeslan Abdulgani)
Tugas : mengajukan usulan kepada Pemerintah dan menjawab
pertanyaan Presiden
 Kegagalan Konstituante hasil Pemilu 1955 dalam
menyusun UUD yang baru
 Pergantian Kabinet terlalu
cepat sehingga pembangunan
ekonomi nasional berjalan tersendat
 Pergolakan daerah dan gerakan separatis
 Demokrasi liberal memberi kebebasan
untuk mendirikan partai politik, partai
memberikan kepentingan partainya
dibandingan kepentingan bangsa dan
negara
Dekret mendapat sambutan baik masyarakat
hampir 10 tahun -> berharap dengan Dekret akan tercipta
suatu stabilitas politik.
Dekret dibenarkan dan diperkuat oleh MA dan didukung
oleh TNI dan dua partai besar “PNI dan PKI serta MA
Kasad Jend. Nasution menginstruksikan kepada seluruh
jajaran TNI-AD untuk melaksanakan dan mengamankan
dekret tersebut. Dukungan kemudian datang dari DPR

Melalui Dekret Presiden, Konsep Demokrasi Terpimpin yang


dirumuskan Presiden Soekarno direalisasikan pemberlakuan
melalui Staatsnoodrecht, hukum negara dalam keadaan bahaya
perang. Langkah politik ini terpaksa diambil karena keadaan
tatanegara dalam keadaan krisis yang membahayakan persatuan
dan kesatuan bangsa dan juga mengancam keutuhan NKRI
Soekarno membubarkan Kabinet Djuanda dan membentuk
Kabinet Kerja -> Ir. Soekarno (PM)
Menteri Pertama -> Ir. Djuanda
Wakil -> dr. Leimena dan dr. Subandrio
Kabinet dilantik 10 Juli 1959 “ Tri Program Kabinet Kerja”
Tugas : mengatasi masalah sandang pangan serta meningkatkan
keamanan di dalam negeri dan pengembalian Irian Barat

17 Agustus 1959 -> dalam pidato peringatan kemerdekaan RI,


Presiden Soekarno menafsirkan pengertian demokrasi
terpimpinnya.
Dalam pidato tersebut, Presiden Soekarno menguraikan ideologi
Demokrasi Terpimpin yang isinya mencakup revolusi, gotong
royong, demokrasi, anti imperialisme-kapitalisme, anti demokrasi
liberal dan perubahan secara total.
17 Agustus 1959 -> Presiden Sukarno pidato
PENEMUAN KEMBALI REVOLUSI KITA
landasan pelaksanaan demokrasi terpimpin
DPA -> agar pidato tersebut dijadikan GBHN “Manifesto
Politik Republik Indonesia atau Manipol “
sesuai Ketetapan MPRS No. I/MPRS/1960

Konflik antara DPR dan Presiden terjadi ketika DPR menolak


Rencana Anggaran Belanja Negara tahun 1960. Penolakan ini
berdampak pembubaran DPR oleh Presiden Soekarno pada tanggal
5 Maret 1960. Ia kemudian mendirikan DPR Gotong Royong (DPR-
GR). Pelantikan dilaksanakan pada 25 Juni 1960

Tugas DPR-GR melaksanakan Manipol, merealisasikan Amanat


Penderitaan Rakyat (Ampera) dan melaksanakan Demokrasi
Terpimpin
Kedudukan DPR-GR adalah Pembantu Presiden/Mandataris MPRS
dan memberikan sumbangan tenaga kepada Presiden untuk
melaksanakan segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh MPRS
Pembubaran DPR (hasil pemilu 1955) -> reaksi dari banyak pihak ->
dianggap bertentangan dengan UUD 1945 antara lain dari pimpinan
NU dan PNI -> menggabungkan diri -> LIGA DEMOKRASI “ NU,
Masyumi, Partai Katolik, Parkindo, IPKI dan PSII dan beberapa
panglima daerah yang memberikan dukungan

LIGA DEMOKRASI -> agar dibentuk DPR yang demokratis dan


konstitusional

FRONT NASIONAL -> Sebuah organisasi massa yang


memperjuangkan cita-cita proklamasi dan nilai yang terkandung di
dalam UUD 1945 -> diketuai Presiden Sukarno

Tujuan -> menyelesaikan revolusi nasional Indonesia, melaksanakan


pembangunan semesta nasional dan mengembalikan
Irian Barat kedalam wilayah RI
 Langkah Presiden Sukarno -> regrouping kabinet
Ketetapan Presiden No. 94 tahun 1962 ttg pengintegrasian
lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara dengan
eksekutif

MPRS, DPR-GR, DPA, MA dan Dewan Perancang Nasional


dipimpin langsung Presiden. Pengintegrasian lembaga2 tsb
dengan eksekutif -> pimpinan lembaga diangkat Menteri
serta ikut dalam sidang-sidang kabinet, merumuskan dan
mengamankan kebijakan pemerintah pada lembaganya
masing-masing

MPPR (Musyawarah Pembantu Pimpinan Revolusi)-> Badan


pembantu Pemimpin Besar Revolusi (PBR) dalam
mengambil kebijakan khusus dan darurat untuk
menyelesaikan revolusi
 MPPR (Musyawarah Pembantu Pimpinan Revolusi)->
Badan pembantu Pemimpin Besar Revolusi (PBR) dalam
mengambil kebijakan khusus dan darurat untuk
menyelesaikan revolusi

Keanggotaan MPPR -> sejumlah menteri yang mewakili


MPRS, DPR-GR, Departemen2, angkatan dan para pemimpin
partai politik Nasakom
Penilaian terhadap pelaksanaan Demokrasi
Terpimpin yang dilaksanakan oleh Presiden
Soekarno pertama kali muncul dari M. Hatta,
melalui tulisannya dalam Majalah Islam Panji
Masyarakat pada tahun 1960 yang berjudul
“demokrasi kita”.

Hatta mengungkapkan kritiknya kepada


tindakan-tindakan Presiden, tugas-tugas DPR
sampai pada pengamatan adanya ‘krisis
demokrasi’, yaitu sebagai demokrasi yang tidak
kenal batas kemerdekaan, lupa syarat-syarat
hidupnya dan melulu menjadi anarki lambat
laun akan digantikan oleh diktator.
Perkembangan politik Demokrasi Terpimpin terpusat pada Presiden
Sukarno dengan TNI AD- dan PKI sebagai pendukung utama

Semboyan “ Kembali ke UUD 1945”

Soekarno mengajarkan pentingnya kaum nasionalis, agama dan


komunis bersatu “Nasakom” Usdek (UUD 1945, sosialisme ala
Indonesia, Demokrasi Terpimpin, ekonomi terpimpin dan
kepribadian Indonesia

Ajaran ini sangat menguntungkan PKI -> seolah-olah partai ini telah
ditempatkan pada garda terdepan dalam pelaksanaan Demokrasi
Terpimpin -> PKI berusaha menyaingi TNI dengan memanfaatkan
dukungan Soekarno untuk menekan pengaruh TNI AD
PEMBEBASAN IRIAN BARAT

Dalam perundingan KMB tahun 1950, masalah penyerahan Irian


Barat ditangguhkan 1 tahun dan berhasil dicapai dalam suatu
kompromi pasal di Piagam Penyerahan Kedaulatan

Namun upaya penyelesaian secara bilateral “gagal” dan pemerintah


mengajukan permasalahan ini ke Sidang Majelis Umum PBB “gagal”
Indonesia -> jalan diplomasi aktif dan efektif , puncaknya KAA
Jalan lain -> melancarkan aksi-aksi pembebasan Irian Barat
“ pengambilalihan semua perusahaan milik Belanda di
Indonesia oleh kaum buruh. Hub Indonesia-Belanda ->
memuncak 17 Agust 1960, ketika Indonesia
memutuskan hub. diplomatik dengan pemerintah
Kerajaan Belanda
Presiden Sukarno -> pidatonya 30 Sept 1960 di depan Sidang
Majelis Umum PBB -> menegaskan kembali sikapnya ttg upaya
mengembalian Irian Barat ke Pangkuan RI “Membangun Dunia
Kembali”
Dampak-> dibuka kembalinya perdebatan Irian Barat di PBB
Usulan agar pihak Belanda menyerahkan kedaulatan Irian Barat
kepada RI. Usulan datang dari wakil AS di PBB “Ellsworth Bunker”

Setelah upaya merebut Irian Barat tidak berhasil, Indonesia -> jalur
militer. Belanda mengajukan protes kepada PBB ->Belanda
mendatangkan bantuan dengan mengerahkan kapal perangnya ke
perairan Irian, kapal induk Karel Doorman

19 Desember 1961 di depan rapat raksasa di Yogyakarta, Presiden


Sukarno -> mengeluarkan suatu komando untuk berkonfrontasi
secara militer dengan Belanda “TRI KOMANDO RAKYAT “ TRIKORA
Isi TRIKORA :

1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda

2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat

3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan


kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa

Langkah pertama :

pembentukan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat di bawah


Komando Mayor Jenderal Soeharto

Kapal MTB Macan Tutul, berhasil ditembak Belanda -> Komodor Yos
Sudarso dan Kapten Wiratno gugur
15 Agustus 1962 -> ditandatangani perjanjian Pemerintah
Indonesia – Pemerintah Belanda di New York “ Perjanjian New York”

Hal pokok :
penyerahan pemerintahan Irian Barat dari pihak Belanda ke PBB
UNTEA -> menyerahkan Irian Barat ke pemerintah Indonesia 1 Mei
1963

Berdasarkan Perjanjian New York, pemerintah Indonesia


berkewajiban untuk menyelenggarakan Penentuan Pendapat Rakyat
(PEPERA) di Irian Barat dengan ketentuan kedua belah pihak harus
menerima apapun hasil dari Pepera tsb.

Tindak Lanjut -> pemulihan hub. Indonesia-Belanda dengan


membuka kembali kedutaan Belanda di Jakarta dan kedutaan
Indonesia di Den Haag
KONFRONTASI TERHADAP MALAYSIA

Munculnya keinginan Tengku Abdul Rahman dari persekutuan


Tanah Melayu dan Lee Kuan Yu dari Republik Singapura untuk
menyatukan kedua negara tsb -> Federasi Malaysia

Rencana pembentukan Federasi Malaysia -> tentangan dari Filipina


dan Indonesia
Filipina menentang -> memiliki keinginan atas wilayah Sabah di
Kalimantan Utara, wilayah Sabah secara historis adalah millik Sultan
Sulu
Presiden Soekarno menentang -> pembentukan Federasi Malaysia
merupakan sebagian dari rencana Inggris untuk mengamankan
kekuasaannya di Asia Tenggara
Pembentukan Federasi Malaysia -> proyek neokolonialisme Inggris
yang membahayakan Revolusi Indonesia.
untuk meredakan ketegangan Konferensi Maphilindo (Malaysia,
Filipina dan Indonesia) di Filipina 31 Juli- 5 Agust 1963
menghasilkan tiga dokumen penting :
Deklarasi Manila
Inti pokok tiga dokumen tersebut
Indonesia dan Filipina menyambut baik pembentukan Federasi
Malaysia jika rakyat Kalimantan Utara menyetujui hal itu

Mengenai pembentukan Federasi Malaysia, ketiga kepala


pemerintahan setuju untuk meminta Sekjen PBB melakukan
pendekatan terhadap persoalan ini
Sekretaris Jenderal PBB membentuk tim penyelidik dipimpin oleh
Lawrence Michelmore -> tugasnya di Malaysia 14 Sept 1963
sebelum misi PBB menyelesaikan tugasnya dan melaporkan hasil
kerjanya.
Federasi Malaysia diproklamasikan tgl 16 Sept 1963.
Pemerintah RI -> proklamasi tsb sebagai pelecehan atas martabat
PBB
Pemerintah RI -> proklamasi tsb sebagai pelecehan atas martabat
PBB dan pelanggaran yang secara jelas menyatakan bahwa
penyelidikan kehendak rakyat Sabah dan Serawak harus terlebih
dahulu dilaksanakan sebelum Federasi Malaysia diproklamirkan

Presiden Soekarno tidak dapat menerima tindakan PM Tengku


Abdul Rahman karena menganggap referendum tidak dijalankan
secara semestinya.
Aksi demonstrasi besar terhadap kedutaan RI di Kuala Lumpur
terjadi di Jakarta 17 Sept 1963
hub. diplomatik Indonesia- Malaysia diputuskan
21 Sept -> Pemerintah RI memutuskan hub. ekonomi dengan Malaya,
Singapura, Serawak dan Sabah
akhir tahun 1963 -> pemerintah RI menyatakan dukungannya
terhadap perjuangan rakyat Kalimantan Utara dalam melawan
Neokolonilisme Inggris
Konflik di Asia Tenggara -> menarik perhatian beberapa negara
dan menghendaki penyelesaian pertikaian secara damai
(AS, Jepang dan Thailand)

Upaya -> melakukan pertemuan menteri2 luar negeri (Indonesia,


Malaysia dan Filipina di Bangkok) 2x -> tidak menghasilkan
keputusan hasil yang positif

3 Mei 1964 -> Presiden Soekarno -> Dwi Komando Rakyat


“DWIKORA”
isi DWIKORA :
1. Memperkuat ketahanan revolusi Indonesia
2. Membantu perjuangan revolusioner rakyat Malaysia, Singapura,
Sabah, Serawak dan Brunei untuk membubarkan negara boneka
Malaysia
Di tengah berlangsungnya Konfrontasi Indonesia Malaysia, Malaysia
dicalonkan menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Kondisi ini mendorong pemerintah Indonesia mengambil sikap
menolak pencalonan Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB
Sikap Indonesia disampaikan Presiden Soekarno pidato -> 31 Des
1964“ keluarnya Indonesia dari PBB adalah karena masuknya
Malaysia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB tgl 7
Januari 1965
keluarnya Indonesia dari PBB -> Indonesia kehilangan satu forum
yang dapat digunakan untuk mencapai penyelesaian persengketaan
dengan Malaysia secara damai
politik luar negeri bebas aktif mengalami pergeseran. Indonesia
memihak Blok Timur, disebabkan kekecewaan pemerintah
Indonesia terhadap sikap PBB dan negara2 Barat lainnya yang
dianggap kurang mendukung perjuangan pembebasan Irian Barat
sehingga persoalan tersebut memakan waktu yang lama.
Pasca- keluarnya Indonesia dari PBB, Soekarno menyelenggarakan
Conference of The Emerging Forces (CONEFO)
CONEFO -> gagasan Presiden Soekarno untuk membentuk suatu
kekuatan blok baru yang beranggotakan negara-
negara berkembang untuk menyaingi 2 kekuatan blok
(Blok Uni Soviet dan Blok Amerika Serikat)
CONEFO dimaksudkan sebagai tandingan terhadap PBB
(Gd. DPR dan Jembatan Ampera)
yang beranggotakan negara-negara berkembang atau negara-
negara NEFO
NEFO (New Emerging Forces) -> kekuatan2 baru yang mewakili
keadilan dan pembebasan, kelompok negara2 terjajah (dan bekas
jajahan, kelompok negara2 yang berjuang untuk merdeka dan yang
belum lama merdeka melawan OLDEFOS (Indonesia, Vietnam
Utara, Tiongkok, Korea Utara)
OLDEFOS (Old Established Forces ) -> kelompok negara2 yang
kapitalis, imperialis (Inggris, Amerika, Belanda dll) “ kelompok
negara2 penjajah (kolonial)
Munculnya politik Mercusuar yang dipelopori Presiden Soekarno
Politik Mercusuar -> politik mencari kemegahan dalam pergaulan
antarbangsa di dunia (pembangunan besar-
besaran di Indonesia
untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat
negara-negara berkembang
untuk menjadikan Indonesia sebegai
Mercusuar yang dapat menerangi jalan bagi
NEFO
Proyek-proyek besar dan spektakuler pun diselenggarakan
dengan harapan dapat menempatkan Indonesia pada kedudukan
terkemuka di kalangan NEFO, dan membutuhkan biaya yang
sangat besar
misal : pembangunan Monas, pertokoan Sarinah, Hotel Indonesia,
Jembatan Semanggi, dan kompleks Stadion Senayan -> tempat pesta
olahraga GANEFO
#Pengiriman misi Safari Berdikari keempat negara di Timur Tengah
dan delapan negara Afrika. Misi ini bertujuan menarik dukungan
terhadap gagasan untuk mengkonfrontasi Nefos dan Oldefos
#Pembentukan Poros Jakarta, Phnom Penh, Hanoi, Peking, Pyong Yang
sebagai poros anti imperialisme dan anti kolonialisme -> menyeret
Indonesia mendekatkan diri kepada negara2 komunis .
Kedekatan dengan Tiongkok melalui persekutuan Jakarta-Beijing saat
kunjungan Menlu Subandrio ke negeri itu Zhou Enlai sempat
menawarkan persenjataan untuk mempersenjatai milisi rakyat yang
mungkin dapat diorganisasi PKI -> G30 S/PKI
Faktor-faktor penyebab :
1. Konfrontasi dengan Malaysia
2. Posisi Indonesia sebagai negara yang baru merdeka membuat
Indonesia membutuhkan banyak bantuan modal asing
3. Ketidakadilan PBB terhadap negara-negara yang baru merdeka
seperti Indonesia membutuhkan bantuan suara di PBB akan
membuat suara Indonesia didengar oleh PBB
B. PERKEMBANGAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

Kehidupan ekonomi pada masa Demokrasi Terpimpin


 angka inflasi,
 defisit anggaran
 sulitnya bahan kebutuhan hidup sehari-hari
 tinggi angka pengangguran

Pemerintah Indonesia menerapkan sistem ekonomi Etatisme


(seluruh kegiatan ekonomi diatur dan dikendalikan pemerintah)

Badan Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas)


Tugas -> menyusun rencana pembangunan jangka panjang dan
jangka pendek baik nasional dan daerah, mengawasi laporan
pelaksanaan pembangunan dan menyiapkan dan menilai
Mandataris untuk MPRS
Sanering (pemotongan nilai mata uang)
untuk mengatasi inflasi yang tinggi dalam masyarakat mata uang
kertas yang nilai nominalnya Rp500 dan Rp1.000 masing2 nilainya
diturunkan menjadi 10% saja
a. Uang kertas pecahan bernilai Rp500 -> Rp50
b. Uang kertas pecahan bernilai Rp1.000 -> Rp100
c. Pembekuan simpanan di Bank yang melebihi Rp 25.000

Dewan Perancang Nasional (Depernas)


Tugas utama -> memberikan isi kepada proklamasi melalui grand
strategy yaitu perencanaan overall dan hubungan pembangunan
dengan Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin
program kerja (Pola Pembangunan Semesta Berencana)
 Pola proyek pembangunan
 Pola penjelasan pembangunan
 Pola pembiayaan pembangunan
Pemerintah Indonesia membentuk Bank Tunggal Milik Negara
(menyatukan semua bank negara ke dalam satu wadah perbankan
yang berfungsi sebagai bank sentral, bank sirkulasi dan bank umum

Pemerintah Indonesia melakukan pencetakan uang besar-besaran


untuk menutupi defisit negara. Namun pencetakan uang tanpa
perhitungan matang justru menimbulkan inflasi hingga mencapai
400% pada masa Demokrasi Terpimpin
Deklarasi Ekonomi (Dekon)
Tujuan -> menciptakan perekonomian yang bersifat nasional,
demokratis dan bebas dari unsur imperialisme untuk mencapai
sistem ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin
Indonesia harus berpegang pada “ekonomi berdikari”

Kondisi ekonomi semakin memburuk karena anggara belanja


negara terus meningkat tanpa diimbangi dengan pendapatan
negara yang memadai (pembangunan proyek mercusuar)

Dampak :
ekonomi semakin semrawut dan kenaikan barang mencapai 200-
300%, pemerintah mengeluarkan kebijakan devaluasi -> kebijakan
untuk menekan inflasi (pecahan mata uang Rp 1.000,00 (uang lama)
diganti Rp 1,00 (uang baru) ))
Tindakan tersebut diikuti dengan pengumuman kenaikan harga
bahan bakar yang mengakibatkan reaksi penolakan masyarakat
MHS dan masyarakat demonstrasi menyuarakan aksinya

isi TRITURA (Tiga Tuntutan Rakyat) :


Pembubaran PKI
Perombakan Kabinet Dwikora
Penurunan harga/perbaikan ekonomi
TUGAS
1. Sebutkan (3) faktor yang melatarbelakangi
lahirnya Demokrasi Terpimpin ?
2. Sebutkan isi dari :
a. Dekret Presiden
b. Trikora
c. Dwikora
d. Tritura
3. Jelaskan mengenai proyek politik Mercusuar
yang dilakukan Presiden Sukarno pada masa
Demokrasi Terpimpin, berikan contohnya?
TUGAS
4. Pada masa Demokrasi Terpimpin, Indonesia
memutuskan keluar dari keanggotan PBB,
Jelaskan penyebabnya?

5. Kehidupan ekonomi bangsa Indonesia belum


membaik hingga akhir periode Demokrasi
Terpimpin. Jelaskan penyebab kebijakan
perekonomian pada masa Demokrasi Terpimpin
gagal?

Anda mungkin juga menyukai