PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi Masa Demokrasi Parlementer
(1950 hingga 1959) belum pernah mencapai kestabilan secara nasional. Kabinet yang silih
berganti membuat program kerja kabinet tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya.
Partai-partai politik saling bersaing dan saling menjatuhkan. Mereka lebih mengutamakan
kepentingan kelompok masing-masing. Di sisi lain, Dewan Konstituante yang dibentuk
melalui Pemilihan Umum 1955 tidak berhasil menyelesaikan tugasnya menyusun UUD baru
bagi Republik Indonesia. Padahal Presiden Soekarno menaruh harapan besar terhadap Pemilu
1955, karena bisa dijadikan sarana untuk membangun demokrasi yang lebih baik. Hal ini
seperti yang diungkapkan Presiden Soekarno bahwa “era” demokrasi raba-raba’ telah
ditutup”. Namun pada kenyataannya, hal itu hanya sebuah angan dan harapan Presiden
Soekarno semata.
Lebih jauh Presiden juga menekankan bahwa Demokrasi Liberal yang dipakai saat itu
merupakan demokrasi impor yang tidak sesuai dengan jiwa dan semangat bangsa Indonesia.
Untuk itu ia ingin mengganti dengan suatu demokrasi yang sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia, yaitu Demokrasi Terpimpin.
1
suatu gagasan pembaruan kehidupan politik, kehidupan sosial dan kehidupan ekonomi.
Gagasan Presiden Soekarno ini dikenal sebagai Konsepsi Presiden 1957. Pokok-pokok
pemikiran yang terkandung dalam konsepsi tersebut, pertama, dalam pembaruan struktur
politik harus diberlakukan sistem demokrasi terpimpin yang didukung oleh kekuatan-
kekuatan yang mencerminkan aspirasi masyarakat secara seimbang. Kedua, pembentukan
kabinet gotong royong berdasarkan imbangan kekuatan masyarakat yang terdiri atas wakil
partai-partai politik dan kekuatan golongan politik baru yang diberi nama oleh Presiden
Soekarno golongan fungsional atau golongan karya.
b. Rumusan Masalah
2
BAB ll
PEMBAHASAN
Pada pemilu tanggal 15 Desember 1955 berhasil memilih anggota DPR dan
konstituante (dewan penyusun UUD Pada tanggal 10 November 1956 konstituante
dilantik dengan tugas utama merumuskan UUD yang baru sebagai pengganti UUDS
1950, kemudian konstante mu bersidang dengan pidato pembukaan dan presiden
untuk menyusun dan menetapkan UUD RI tanpa ada pembatasan waktu. Namun,
ketika itu situasi dalam negen terjadi pergolakan di daerah-daerah yang memuncak
menjadi pemberontakan PRRI/Permesta. Berkaitan dengan keadaan tersebut sampai
dengan awal tahun 1957 konstituante belum juga berhasil menyelesaikan tugasnya
untuk merumuskan UUD yang baru.
Pada tanggal 3 Juni 1959, konstituante mengadakan reses (masa istirahat) yang
ternyata untuk selama-lamanya. Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak
dinginkan, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Letnan Jenderal A.H. Nasution, atas
nama Pemerintah/Penguasa Perang Pusat (Peperpu) mengeluarkan peraturan Nomor
Prt/Peperpu/040/1959 yang isinya larangan melakukan kegiatan-kegiatan politik Pada
tanggal 16 Juni 1959, Ketua Umum PNI. Suwiryo, mengirimkan surat kepada
Presiden Soekarno agar mendekretkan berlakunya kembali UUD 1945 dan
membubarkan konstituante.
a. Pembubaran konstituante.
b. Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kemball UUD 1945.
c. Pembentukan MPRS dan DPAS.
3
2. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin
Adapun sisi negatif berlakunya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yaitu sebagai berikut.
a. Memberi kekuasaan besar kepada Presiden, MPR, dan lembaga tinggi negara.
b. Memberi peluang bagi militer untuk terjun dalam dunia politik.
a. Pembentukan MPRS
4
pengangkatan anggota MPRS sebagai lembaga tertinggi negara harus melalui
pemilihan umum sehingga partai-partai yang terpilih oleh rakyat memiliki anggota
anggota yang duduk di MPR. Ketua MPRS adalah Khairul Saleh, dengan tugas
MPRS hanya terbatas pada menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hasil pemilu tahun 1955 dibubarkan pada
tanggal 5 Maret 1960 karena DPR menolak RAPBN tahun 1960 yang diajukan
pemerintah. Presiden kemudian mengeluarkan penetapan presiden yang menyatakan
bahwa DPR dibubarkan dan sebagai gantinya presiden membentuk Dewan
Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR GR). Oleh karena bukan hasil pemilihan
umum, semua anggota DPR GR ditunjuk oleh presiden. Peraturan maupun tata tertib
DPR GR ditentukan oleh presiden, akibatnya DPR GR mengikuti kehendak serta
kebijakan pemerintah. Tindakan presiden tersebut bertentangan dengan UUD 1945,
sebab berdasarkan UUD 1945 presiden tidak dapat membubarkan DPR.
5
presiden sendiri. Keanggotaan DPAS terdiri dari satu orang wakil ketua (Ruslan
Abdulgani), 12 orang wakil partai us de politik, 8 orang utusan daerah, dan 24 orang
wakil golongan. Tugas DPAS adalah memberi Rongjawaban atas pertanyaan
presiden dan mengajukan usul kepada pemerintah. Pelantikan DPAS dilakukan di
Istana Negara pada tanggal 15 Agustus 1959.
Seperti MPRS dan DPR GR, DPAS menempatkan diri di bawah pemerintah.
Alasan- nya adalah DPAS yang mengusulkan agar pidato presiden pada hari
Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1959 yang berjudul Penemuan
Kembali Revolusi Kita yang dikenal dengan manifesto politik (manipol) Republik
Indonesia ditetapkan sebagai GBHN berdasarkan Penpres No. 1 Tahun 1960 dan
Ketetapan MPRS Nomor 1/MPRS/1960. Inti manipol adalah USDEK (Undang-
Undang Dasar 1945, sosialisme Indonesia, demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin,
dan kepribadian Indonesia) sehingga lebih dikenal dengan manipol USDEK.
Pada tanggal 9 Juli 1959, presiden membentuk Kabinet Kerja. Dalam kabinet
ini Presiden Soekarno bertindak sebagai perdana menteri, sedangkan Ir. Juanda
menjadi menteri pertama. Kabinet ini dilantik pada tanggal 10 Juli 1959 dengan
programnya yang disebut triprogram Kabinet Kerja. Isi triprogram Kabinet Kerja
yaitu sebagai berikut.
6
3. Arah Politik Luar Negeri Indonesia pada Masa Demokrasi Terpimpin
Peran aktif Indonesia pada awal masa Demokrasi Terpimpin dapat dilihat dari
hal-hal berikut.
Arah politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin terjadi
penyimpangan. Penyimpangan tersebut dari politik luar negeri bebas aktif menjadi
condong pada salah satu poros. Pada waktu itu diberlakukan politik konfrontasi
yang diarahkan pada negara-negara kapasitas.
7
penyelenggaraan Ganefo (Games of the New Emerging Forces) yang menelan
biaya miliaran rupiah. Untuk penyelenggaraan Ganefo dibangun kompleks
olahraga Senayan. Pesta olahraga ini diikuti oleh 48 kontingen. Memasuki tahun
1965, Indonesia membentuk poros Jakarta-Peking dan poros Jakarta-Phnom Penh-
Hanoi-Peking-Pyongyang. Dengan terbentuknya poros semacam ini membuat
Indonesia semakin mendekatkan diri pada negara-negara komunis.
Pada tanggal 7 Januari 1965 dalam sebuah rapat umum antipangkalan militer
asing, Presiden Soekarno menyatakan bahwa Indonesia keluar dari PBB. Penyebab
keluarnya Indonesia dari PBB . adalah karena tidak menyetujui Malaysia menjadi
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
8
Salah satu hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diselenggarakan di Den Haag,
Belanda pada tanggal 23 Agustus-2 September 1949 adalah masalah Irian Barat
(sekarang Papua) akan diselesaikan dalam waktu satu tahun sesudah pengakuan
kedaulatan. Dengan keputusan tersebut, temyata ada perbedaan penafsiran antara
Indonesia dan Belanda. Bangsa Indonesia menafsirkan bahwa Belanda akan
menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia, tetapi temyata Belanda menafsirkan hanya
akan merundingkan masalah Irian Barat dan bukan diserahkan ke Republik Indonesia.
a. Perjuangan Diplomasi
9
Konfrontasi ekonomi dilakukan dengan pengambilalihan perusahaan-perusahaan
milk Belanda.
1) Pada tahun 1956, secara sepihak Indonesia membatalkan hasil KMB dan
diumumkan pembatalan utang-utang Republik Indonesia kepada Belanda.
2) Selama tahun 1956 dilakukan pemogokan buruh di perusahaan-perusahaan
Belanda, melarang terbitan film berbahasa Belanda, dan membolkot
kepentingan-kepentingan Belanda di Indonesia.
3) Selama tahun 1958-1959 dilakukan nasionalisasi terhadap #700 perusahaan-
perusahaan Belanda di Indonesia serta mengalihkan pusat pemasaran
komoditas Republik Indonesia dan Rotterdam (Belanda) ke Bremen, Jerman.
Tujuan pembentukan Front Nasional Pembebasan Irian Barat yaitu sebagai berikut.
10
2) Melaksanakan pembangunan semesta nasional.
3) Mengembalikan Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia.
Melihat hubungan yang tegang antara Indonesia dan Belanda tersebut, PBB dalam
sidang umum tahun 1961 kembali memperdebatkan masalah Irian Barat. Sekjen PBB U
Thant meminta Ellsworth Bunker (diplomat Amerika Serikat) untuk menengahi
perselisihan Indonesia dan Belanda.
C. Konfrontasi Militer
Setelah itu, diadakan rapat Dewan Pertahanan Nasional dan gabungan kepala staf
serta Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat. Hasil rapatnya yaitu sebagai berikut.
1) Membentuk Provinsi Irian Barat gaya baru dengan putra Irian sebagai gubernurnya.
2) Membentuk Komando Mandala yang langsung di bawah ABRI.
11
melaksanakan Trikora Presiden Soekarno membentuk Komando Mandala Pembebasan
Irian Barat yang berkedudukan di Makassar. Pada bulan yang sama, juga ditetapkan
susunan Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat. Susunan Komando Tertinggi
Pembebasan Irian Barat yaitu sebagai berikut.
1. Panglima Besar Presiden/Panglima Tertinggi Soekarno
2. Wakil Panglima Besar Jenderal A.H. Nasution
3. Kepala Staf Mayor Jenderal Ahmad Yani
Kepala Staf Umum: Kolonel Ahmad Taher Tugas Komando Mandala yaitu sebagai
berikut
1) Menyelenggarakan organisasi militer pembebasan Irian Barat.
2) Memimpin dan mempergunakan segenap pasukan bersenjata, barisan perlawanan
rakyat, ataupun potensi nasional lainnya dalam lingkungan kekuasaannya untuk
membebaskan Irian Barat.
Operasi-operasi yang direncanakan Komando Mandala di Irian Barat dibagi dalam tiga
fase, yaitu sebagai berikut.
1) Fase infiltrasi (penyusupan) sampai akhir 1962 Fase ini yaitu dengan
memasukkan sepuluh kompi di sekitar sasaran tertentu untuk menciptakan
daerah bebas de facto yang kuat sehingga sulit dihancurkan oleh musuh. 2)
Fase eksploitasi (mulai awal 1963). Fase ini yaitu dengan mengadakan
serangan terbuka terhadap militer lawan dan menduduki pos pertahanan
musuh yang penting.
12
2) Fase konsolidasi (awal 1964). Fase ini yaitu dengan mendudukkan kekuasaan
Republik Indonesia secara mutlak di seluruh Irian Barat.
Melihat situasi yang genting, akhirnya pada bulan Maret 1962 Amerika Serikat
melalui seorang diplomatnya (Ellsworth Bunker) mengajukan usul yang dikenal dengan
Bunker Isi Rencana Bunker yaitu sebagai berikut.
2) Sesudah sekian tahun, rakyat Irian Barat harus diberi kesempatan untuk
menentukan pendapat, apakah tetap berada dalam negara Republik Indonesia
atau memisahkan diri.
3) Pelaksanaan penyerahan Irian Barat akan selesai dalam waktu dua tahun.
Pihak Republik Indonesia menyambut baik usul Amerika Serikat dan mendapatkan
simpati internasional. Belanda tidak memberikan tanggapan. Menghadapi sikap
Belanda tersebut, Komando Mandala mulai bulan Maret sampai Agustus 1962
melakukan serangkaian operasi. Operasi ini meliputi Operasi Banteng di Fak-Fak dan
Kaimana, Operasi Serigala di sekitar Sorong dan Teminanbuan, Operasi Naga di
Merauke, serta Operasi Jatayu di Sorong. Kaimana, dan Merauke. Pada fase eksploitasi
direncanakan melakukan serangan terbuka (Operasi Jayawijaya) yang akan
dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 1962 Namun, operasi ini batal dilaksanakan
karena antara Indonesia dan Belanda terjadi persetujuan pada tanggal 15 Agustus 1962.
13
a. Belanda akan menyerahkan Iran Barat kepada penguasa pelaksana sementara
PBB UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority) pada tanggal 1
Oktober 1962.
b. Pada tanggal 1 Oktober 1962, bendera PBB akan berkibar di Irian Barat
berdampingan dengan bendera Belanda, yang selanjutnya akan diturunkan pada
tanggal 31 Desember 1962 untuk digantikan dengan bendera Indonesia
mendampingi bendera PBB.
c. Pemerintah UNTEA berakhir pada tanggal 1 Mei 1963. Pemerintahan
selanjutnya diserahkan kepada pihak Indonesia dan bendera PBB diturunkan.
d. Selama masa UNTEA, sebanyak-banyaknya tenaga (pegawai) Indonesia akan
dipergunakan. sedangkan tenaga dan tentara Belanda akan dipulangkan
selambat-lambatnya tanggal 1 Mei 1963.
e. Pada tahun 1969, Irian Barat diberi kesempatan untuk menyatakan pendapatnya
tetap dalam Republik Indonesia atau memisahkan diri dari Republik Indonesia.
Pada tahun 1969 sesuai dengan Perjanjian New York, pemerintah Republik
Indonesia mengadakan penentuan pendapat rakyat (pepera). Melalui pepera tersebut
rakyat diberi kesempatan untuk memilih tetap bergabung dengan Republik Indonesia
14
atau merdeka. Hasilnya Dewan Musyawarah pepera memutuskan tetap bergabung
dengan Republik Indonesia.
Hasil pepera kemudian dibawa oleh diplomat PBB (Ortis Sanz) untuk
dilaporkan dalam sidang Majelis Umum PBB ke-24 dan pada tanggal 19 November
1969 sidang umum PBB mengesahkan hasil pepera tersebut.
Pada masa Demokrasi Terpimpin, keadaan ekonomi dan keuangan Indonesia mengalami
masa suram. Untuk menanggulangi keadaan ekonomi tersebut pemerintah mengeluarkan
kebijakan di bidang ekonomi dan keuangan.
Hasil yang dicapai Depemas dalam waktu satu tahun berhasil menyusun Rancangan Dasar
Undang-Undang Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan Tahun 1961-1969
yang disetujui oleh MPRS dengan Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960.
Pada tahun 1963, Depernas diganti nama menjadi Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) yang dipimpin oleh Presiden Soekamo. Tugas Bappenas yaitu sebagai
berikut.
15
2. Penurunan Nilai Uang (Devaluasi)
Tujuan dilakukan devaluasi adalah membendung inflasi yang tetap tinggi, mengurangi
jumlah uang yang beredar di masyarakat, dan meningkatkan nilai rupiah sehingga rakyat
kecil tidak dirugikan. Untuk membendung inflasi dan mengurangi jumlah uang yang beredar
di masyarakat, pada tanggal 25 Agustus 1959 pemerintah mengumumkan penurunan nilai
uang (devaluasi) sebagai berikut.
c.Semua simpanan di bank yang melebihi Rp25.000,00 dibekukan. Namun, usaha pemerintah
tersebut tidak mampu mengatasi kemerosotan ekonomi, terutama perbaikan dalam bidang
moneter.
Untuk mengatasi keadaan ekonomi yang semakin suram, pada tanggal 28 Maret 1963
dikeluarkan landasan baru bagi perbaikan ekonomi secara menyeluruh, yaitu deklarasi
ekonomi (dekon). Tujuan dibentuk dekon adalah menciptakan ekonomi yang bersifat
nasional, demokratis, dan bebas dari sisa-sisa imperialisme untuk mencapai tahap ekonomi
sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.
Namun, dalam pelaksanaannya dekon tidak mampu mengatasi kesulitan ekonomi dan
masalah inflasi. Dekon justru mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian Indonesia. Struktur
ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme, artinya masalah-masalah perekonomian
diatur atau dipegang oleh pemerintah, sedangkan prinsip-prinsip dasar ekonomi banyak
diabaikan. Akibatnya defisit dari tahun ke tahun semakin meningkat menjadi 40 kali lipat.
Defisit yang semakin meningkat tersebut dengan pencetakan uang baru tanpa perhitungan
matang sehingga menambah berat beban inflasi.
Dalam rangka pelaksanaan ekonomi terpimpin, pada tanggal 11 Mei 1965 Presiden Soekamo
mengeluarkan Penetapan Presiden Nomor 8 Tahun 1965 tentang Bank Tunggal Milik Negara.
Bank tunggal milik negara kedudukannya di bawah urusan menteri bank sentral, Bank-bank
pemerintah menjadi unit-unit dari Bank Negara Indonesia.
16
Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah untuk memperbaiki ekonomi tersebut
mengalami kegagalan. Berikut faktor penyebabnya.
d.Devisa yang semakin meningkat ditutup dengan pencetakan uang yang menyebabkan
inflasi semakin membubung tinggi.
e.Struktur ekonomi menjurus ke ekonomi etatisme (semuanya diatur dan dipegang oleh
negara).
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
17
Dinamika politik yang terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin antara lain diwarnai dengan
tampilnya dua kekuatan politik di Indonesia yang saling bersaing, yaitu PKI dengan
Angkatan Darat. Pada masa Demokrasi Terpimpin pula, Indonesia melakukan operasi militer
untuk membebaskan Papua dari penjajahan Belanda (Trikora). Selain itu, konfrontasi dengan
Malaysia juga terjadi (Dwikora).
Kebijakan ekonomi yang dilakukan pada masa ini antara lain berupa pembentukan Dewan
Perancang Nasional dan Deklarasi Ekonomi, serta dilakukan Devaluasi Mata Uang. Proyek
Mercusuar berupa pembangunan Monas, kompleks olahraga Senayan, Pemukiman
Kebayoran juga berlangsung.
B.SARAN
Belajar Sejarah Demokrasi Terpimpin penting bagi kesadaran bangsa Indonesia untuk
memahami salah satu bentuk demokrasi dan sistem ekonomi yang pernah diterapkan di
negeri ini. Pemahaman dan pengalaman kita akan kehidupan berdemokrasi diharapkan
menjadi semakin kaya. Tentu dengan kesadaran akan kekurangan dan kelebihan yang ada.
18