Anda di halaman 1dari 54

DEMOKRASI

TERPIMPIN
Sejarah Singkat
 Masa demokrasi terpimpin (1957-1965) dimulai dengan tumbangnya demokrasi
parlementer atau demokrasi liberal yang ditandai pengunduran Ali Sastroamidjojo
sebagai perdana mentri. Namun begitu, penegasan pemberlakuan demokrasi
terpimpin dimulai setelah dibubarkannya badan konstituante dan dikeluarkannya
dekrit presiden 5 Juli 1959. Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi yang dipimpin
oleh sila keempat Pancasila.
Namun oleh Presiden Soekarno diartikan terpimpin mutlak oleh presiden
(penguasa).Hal yang paling mendasari pembentukan demokrasi terpimpin adalah
kepribadian Soekarno dan militer yang dituangkan dalam suatu konsepsi.
Konsepsi tentang suatu sistem yang asli Indonesia. Namun sistem ini ditolak oleh
Hatta karena dikawatirkan bahwa hal ini akan kembali pada sistem tradisional
yang feodal, otokratis, dan hanya dipakai demi kepentingan raja.
 Pada bulan 5Juli 1959 parlemen dibubarkan dan Presiden Sukarno menetapkan
konstitusi di bawah dekrit presiden. Soekarno juga membubarkan Konstituante
yang ditugasi untuk menyusun Undang-Undang Dasar yang baru, dan sebaliknya
menyatakan diberlakukannya kembali Undang-Undang Dasar 1945, dengan
semboyan "Kembali ke UUD' 45". Soekarno memperkuat tangan Angkatan
Bersenjata dengan mengangkat para jendral militer ke posisi-posisi yang penting.
 PKI menyambut "Demokrasi Terpimpin" Sukarno dengan hangat dan anggapan
bahwa PKI mempunyai mandat untuk persekutuan Konsepsi yaitu antara
nasionalisme, agama (Islam) dan komunisme yang dinamakan NASAKOM.
Ciri – ciri Demokrasi Terpimpin
di Indonesia
1) Dominasi presiden, Presiden Soekarno
berperan besar dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
2) Terbatasnya peran partai politik.

3) Meluasnya peran militer sebagai unsur politik.

4) Berkembangnya pengaruh Partai Komunis


Indonesia
Kelebihan Demokrasi Terpimpin adalah
     

       Menyelamatkan negara dari perpecahan


dan krisis politik berkepanjangan.

       Memberikan pedoman yang jelas, yaitu


UUD 1945 bagi kelangsungan negara.

       Merintis pembentukan lembaga tertinggi


negara, yaitu MPRS dan lembaga tinggi negara
berupa DPAS yang selama masa Demokrasi
Parlemen tertertunda pembentukannya. 
Kekurangan Demokrasi
Terpimpin adalah
 Ternyata UUD 1945 tidak dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
UUD 45 yang harusnya menjadi dasar hukum konstitusional
penyelenggaraan pemerintahan pelaksanaannya hanya menjadi slogan-
slogan kosong belaka.

 Kebebasan partai dibatasi

   Memberi kekeuasaan yang besar pada presiden, MPR,dan lembaga


tinggi negara. Hal itu terlihat pada masa Demokrasi terpimpin dan
berlanjut sampai Orde Baru.

       Memberi peluang bagi militer untuk terjun dalam bidang politik.
Sejak Dekrit, militer terutama Angkatan Darat menjadi kekuatan politik
yang disegani. Hal itu semakin terlihat pada masa Orde Baru dan tetap
terasa sampai sekarang.
Peristiwa-Peristiwa yang terjadi

Kebijakan Pemerintah Setelah Dekrit Presiden


5 Juli 1959
A. Pembentukan MPRS
B. Pembentukan DPAS
C. Pembentukan Kabinet Kerja
D. Pembentukan Front Nasional
E. Penataan Organisasi Pertahanan dan Keamanan
F. Penyederhanaan Partai-partai Politik
G. Penyederhanaan Ekonomi
Pembentukan MPRS

Sesuai dengan diktum dekrit, maka Presiden Soekarno membentuk


Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara berdasarkan Penpres no.2
tahun 1959. Seluruh anggota MPRS tidak diangkat melalui pemilihan
umum, tetapi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan 3
syarat, yaitu :
 Setuju kembali kepada UUD 1945

 Setia kepada perjuangan RI

 Setuju kepada manifesto politik

Dalam siding-sidangnya, MPRS telah mengeluarkan beberapa kebijakan


penting seperti :
 1.  Penetapan manifesto politik RI sebagai bagian dari GBHN

 2. Penetapan Garis-garis Besar Pembangunan Nasional Berencana tahap

1 (1961-1969)
 3. Menetapkan Presidan Soekarno sebagai Presiden seumur hidup
Pembentukan DPAS
DPAS dibentuk oleh Presiden Soekarno, dan
diketuai langsung oleh Presiden sendiri, dan
yang menjadi wakil ketua adalah Ruslan
Abdul Gani
Pembentukan Kabinet
Kerja
Kabinet kerja dipimpin oleh Presiden Soekarno
sebagai Perdana Menteri dan Ir. Juanda sebagai
menteri pertama
Pembentukan Front
Nasional
 Front Nasional merupakan lembaga ekstra
parlementer yang dibentuk dengan tujuan :
 Menyelesaikan revolusi nasional Indonesia
 Melaksanakan pembangunan semesta nasional
 Mengembalikan Irian Jaya ke wilayah RI
Penataan Organisasi
Pertahanan dan Keamanan
Penataan ini  meliputi digabungkannya TNI dan
Polri kedalam satu wadah yaitu ABRI,
sehingga dengan demikian ABRI terdiri dari
Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan
Udara, dan Angkatan Kepolisian
Penyederhanaan Partai-partai
Politik
Penyederhanaan yang dimaksud adalah
pembubaran partai-partai politik yang tidak
sesuai dengan Penpres no.7 tahun 1959
Penyederhanaan Ekonomi
 Pembentukan Depernas
 Melakukan Devaluasi mata uang rupiah
 Mengeluarkan peraturan dibidang ekspor-
impor (peraturan 26 mei)
 Mengeluarkan Deklarasi Ekonomi (Dekon)
 Membentuk Badan Musyawarah Pengusaha
Swasta Nasional (Bamunas)
DIKELUARKAN DEKRIT PRESIDEN 5
JULI 1959 OLEH PRESIDEN
SOEKARNO DIMAKSUDKAN UNTUK
MELAKSANAKAN KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA DI
INDONESIA AGAR SESUAI DENGAN
UUD 1945. TETAPI PADA
PELAKSANAANNYA, PEMERINTAH
KHUSUSNYA PRESIDEN SOEKARNO
BANYAK MELAKUKAN
PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN
TERHADAP UUD 1945 ITU SENDIRI
Penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan Demokrasi terpimpin

Kedudukan Presiden
Pembentukan MPRS
Pembubaran DPR dan
Pembentukan DPR-GR
Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara
Pembentukan Front Nasional
Pembentukan Kabinet Kerja
  Keterlibatan PKI dalam Ajaran Nasakom
Adanya ajaran RESOPIM
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Pentaan Kehidupan Partai Politik
Arah Politik Luar Negeri
Kedudukan Presiden
Berdasarkan UUD 1945, kedudukan Presiden berada di
bawah MPR. Akan tetapi, kenyataannya
bertentangan dengan UUD 1945, sebab MPRS 
tunduk kepada Presiden. Presiden menentukan apa
yang harus diputuskan oleh MPRS. Hal tersebut
tampak dengan adanya tindakan presiden untuk
mengangkat Ketua MPRS dirangkap oleh Wakil
Perdana Menteri III serta pengagkatan wakil ketua
MPRS yang dipilih dan dipimpin oleh partai-partai
besar serta wakil ABRI yang masing-masing
berkedudukan sebagai menteri yang tidak
memimpin departemen.
Pembentukan MPRS
Presiden juga membentuk MPRS berdasarkan Penetapan Presiden
No. 2 Tahun 1959. Tindakan tersebut bertentangan dengan UUD
1945 karena Berdasarkan UUD 1945 pengangkatan anggota MPRS
sebagai lembaga tertinggi negara harus melalui pemilihan umum
sehingga partai-partai yang terpilih oleh rakyat memiliki
anggota-anggota yang duduk di MPR.
 Anggota MPRS ditunjuk dan diangkat oleh Presiden dengan

syarat  :
 Setuju kembali kepada UUD 1945, Setia kepada perjuangan

Republik Indonesia, dan Setuju pada manifesto Politik.


 Keanggotaan MPRS terdiri dari 61 orang anggota DPR, 94 orang

utusan daerah, dan 200 orang wakil golongan.


 Tugas MPRS terbatas pada menetapkan Garis-Garis Besar Haluan

Negara (GBHN).
Pembubaran DPR dan Pembentukan DPR-GR

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hasil pemilu tahun 1955 dibubarkan


karena DPR menolak RAPBN tahun 1960 yang diajukan
pemerintah. Presiden selanjutnya menyatakan pembubaran DPR
dan sebagai gantinya presiden membentuk Dewan Perwakilan
Rakyat Gotong Royong (DPR-GR). Dimana semua anggotanya
ditunjuk oleh presiden. Peraturan DPRGR juga ditentukan oleh
presiden. Sehingga DPRGR harus mengikuti kehendak serta
kebijakan pemerintah. Tindakan presiden tersebut bertentangan
dengan UUD 1945 sebab berdasarkan UUD 1945 presiden tidak
dapat membubarkan DPR.
Tugas DPR GR adalah sebagai berikut.
   Melaksanakan manifesto politik

   Mewujudkan amanat penderitaan rakyat

   Melaksanakan Demokrasi Terpimpin 


Pembentukan Dewan
Pertimbangan Agung Sementara
 Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dibentuk berdasarkan
Penetapan Presiden No.3 tahun 1959. Lembaga ini diketuai oleh Presiden
sendiri. Keanggotaan DPAS terdiri atas satu orang wakil ketua, 12 orang
wakil partai politik, 8 orang utusan daerah, dan 24 orang wakil golongan.
Tugas DPAS  adalah memberi jawaban atas pertanyaan presiden dan
mengajukan usul kepada pemerintah.
 Pelaksanaannya kedudukan DPAS juga berada dibawah
pemerintah/presiden sebab presiden adalah ketuanya. Hal ini disebabkan
karena DPAS yang mengusulkan dengan suara bulat agar pidato presiden
pada hari kemerdekaan RI 17 AGUSTUS 1959 yang berjudul ”Penemuan
Kembali Revolusi Kita” yang dikenal dengan Manifesto Politik Republik
Indonesia (Manipol) ditetapkan sebagai GBHN berdasarkan Penpres No.1
tahun 1960. Inti Manipol adalah USDEK (Undang-undang Dasar 1945,
Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan
Kepribadian Indonesia). Sehingga lebih dikenal dengan MANIPOL
USDEK.
Pembentukan Front Nasional
Front Nasional dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden
No.13 Tahun 1959. Front Nasional merupakan sebuah
organisasi massa yang memperjuangkan cita-cita
proklamasi dan cita-cita yang terkandung dalam UUD
1945. Tujuannya adalah menyatukan segala bentuk
potensi nasional menjadi kekuatan untuk menyukseskan
pembangunan. Front Nasional dipimpin oleh Presiden
Sukarno sendiri.
Tugas front nasional adalah sebagai berikut.
   Menyelesaikan Revolusi Nasional

   Melaksanakan Pembangunan

   Mengembalikan Irian Barat


Pembentukan Kabinet Kerja

Tanggal 9 Juli 1959, presiden membentuk kabinet


Kerja. Sebagai wakil presiden diangkatlah Ir.
Juanda. Hingga tahun 1964 Kabinet Kerja
mengalami tiga kali perombakan (reshuffle).
Program kabinet ini adalah sebagai berikut.
  Mencukupi kebutuhan sandang pangan

  Menciptakan keamanan negara

   Mengembalikan Irian Barat.


Keterlibatan PKI dalam Ajaran Nasakom

 Perbedaan ideologi dari partai-partai yang berkembang masa demokrasi parlementer


menimbulkan perbedaan pemahaman mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara
yang berdampak pada terancamnya persatuan di Indonesia. Pada masa demokrasi
terpimpin pemerintah mengambil langkah untuk menyamakan pemahaman mengenai
kehidupan berbangsa dan bernegara dengan menyampaikan ajaran NASAKOM
(Nasionalis, Agama, dan Komunis). Tujuannya untuk menggalang persatuan bangsa.
 Bagi presiden NASAKOM merupakan cerminan paham berbagai golongan dalam
masyarakat. Presiden yakin bahwa dengan menerima dan melaksanakan Nasakom
maka persatuan Indonesia akan terwujud. Ajaran Nasakom mulai disebarkan pada
masyarakat. Dikeluarkan ajaran Nasakom sama saja dengan upaya untuk memperkuat
kedudukan Presiden sebab jika menolak Nasakom sama saja dengan menolak presiden.
 Kelompok yang kritis terhadap ajaran Nasakom adalah kalangan cendekiawan dan
ABRI. Upaya penyebarluasan ajaran Nasakom dimanfaatkan oleh PKI dengan
mengemukakan bahwa PKI merupakan barisan terdepan pembela NASAKOM.
Keterlibatan PKI tersebut menyebabkan ajaran Nasakom menyimpang dari ajaran
kehidupan berbangsa dan bernegara serta mengeser kedudukan Pancasila dan UUD
1945 menjadi komunis. Selain itu PKI mengambil alih kedudukan dan kekuasaan
pemerintahan yang sah. PKI berhasil meyakinkan presiden bahwa Presiden Sukarno
tanpa PKI akan menjadi lemah terhadap TNI.
  
Adanya ajaran RESOPIM

 Tujuan adanya ajaran RESOPIM (Revolusi, Sosialisme Indonesia,


dan Pimpinan Nasional) adalah untuk memperkuat kedudukan
Presiden Sukarno. Ajaran Resopim diumumkan pada peringatan
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-16.
 Inti dari ajaran ini adalah bahwa seluruh unsur kehidupan
berbangsa dan bernegara harus dicapai melalui revolusi, dijiwai
oleh sosialisme, dan dikendalikan oleh satu pimpinan nasional
yang disebut Panglima Besar Revolusi (PBR), yaitu Presiden
Sukarno.
 Dampak dari sosialisasi Resopim ini maka kedudukan lembaga-
lembaga tinggi dan tertinggi negara ditetapkan dibawah
presiden. Hal ini terlihat dengan adanya pemberian pangkat
menteri kepada pimpinan lembaga tersebut, padahal kedudukan
menteri seharusnya sebagai pembantu presiden.
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

TNI dan Polri disatukan menjadi Angkatan


Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang
terdiri atas 4 angkatan yaitu TNI Angkatan
Darat, TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan
Udara, dan Angkatan Kepolisian. Masing-
masing angkatan dipimpin oleh Menteri
Panglima Angkatanyang kedudukannya
langsung berada di bawah presiden. ABRI
menjadi salah satu golongan fungsional dan
kekuatan sosial politik Indonesia.
Pentaan Kehidupan Partai Politik

 Pada masa demokrasi Parlementer, partai dapat melakukan kegiatan


politik secara leluasa. Sedangkan pada masa demokrasi terpimpin,
kedudukan partai dibatasi oleh penetapan presiden No. 7 tahun 1959.
Partai yang tidak memenuhi syarat, misalnya jumlah anggota yang
terlalu sedikit akan dibubarkan sehingga dari 28 partai yang ada
hanya tinggal 11 partai.
 Tindakan pemerintah ini dikenal dengan penyederhanaan kepartaian.
 Pembatasan gerak-gerik partai semakin memperkuat kedudukan
pemerintah terutama presiden. Kedudukan presiden yang kuat
tersebut tampak dengan tindakannya untuk membubarkan 2 partai
politik yang pernah berjaya masa demokrasi Parlementer yaitu
Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia (PSI). Alasan pembubaran
partai tersebuat adalah karena sejumlah anggota dari kedua partai
tersebut terlibat dalam pemberontakan PRRI dan Permesta. Kedua
Partai tersebut resmi dibubarkan pada tanggal 17 Agustus 1960.
 
Arah Politik Luar Negeri

Politik Konfrontasi Nefo dan Oldefo


 condong pada salah satu poros. Saat itu Indonesia memberlakukan
politik konfrontasi yang lebih mengarah pada negara-negara kapitalis
seperti negara Eropa Barat dan Amerika Serikat. Politik Konfrontasi
tersebut dilandasi oleh pandangan tentang Nefo (New Emerging Forces)
dan Oldefo (Old Established Forces)
 Nefo merupakan kekuatan baru yang sedang muncul yaitu negara-
negara progresif revolusioner (termasuk Indonesia dan negara-negara
komunis umumnya) yang anti imperialisme dan kolonialisme.
 Oldefo merupakan kekuatan lama yang telah mapan yakni negara-
negara kapitalis yang neokolonialis dan imperialis (Nekolim).
 Untuk mewujudkan Nefo maka dibentuk poros Jakarta-Phnom Penh-
Hanoi-Peking-Pyong Yang. Dampaknya ruang gerak Indonesia di
forum internasional menjadi sempit sebab hanya berpedoman ke
negara-negara komunis.
Politik Konfrontasi Malaysia

 Indonesia juga menjalankan politik konfrontasi dengan Malaysia.


Hal ini disebabkan karena pemerintah tidak setuju dengan
pembentukan negara federasi Malaysia yang dianggap sebagai
proyek neokolonialisme Inggris yang membahayakan Indonesia
dan negara-negara blok Nefo.
 Dalam rangka konfrontasi tersebut Presiden mengumumkan Dwi
Komando Rakyat (Dwikora) pada tanggal 3 Mei 1964, yang isinya
sebagai berikut.
       Perhebat Ketahanan Revolusi Indonesia.
       Bantu perjuangan rakyat Malaysia untuk membebaskan diri
dari Nekolim Inggris.
 Pelaksanaan Dwikora dengan mengirimkan sukarelawan ke
Malaysia Timur dan Barat menunjukkan adanya campur tanggan
Indonesia pada masalah dalam negeri Malaysia.
Politik Mercusuar

 Politik Mercusuar dijalankan oleh presiden sebab beliau


menganggap bahwa Indonesia merupakan mercusuar yang
dapat menerangi jalan bagi Nefo di seluruh dunia.
 Untuk mewujudkannya maka diselenggarakan proyek-proyek
besar dan spektakuler yang diharapkan dapat menempatkan
Indonesia pada kedudukan yang terkemuka di kalangan Nefo.
Proyek-proyek tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar
mencapai milyaran rupiah diantaranya diselenggarakannya
GANEFO (Games of the New Emerging Forces ) yang
membutuhkan pembangunan kompleks Olahraga Senayan serta
biaya perjalanan bagi delegasi asing.
 Pada tanggal 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari keanggotaan
PBB sebab Malaysia diangkat menjadi anggota tidak tetap
Dewan Keamanan PBB.
Politik Gerakan Non-Blok

 Gerakan Non-Blok merupakan gerakan persaudaraan


negara-negara Asia-Afrika yang kehidupan politiknya
tidak terpengaruh oleh Blok Barat maupun Blok Timur.
 Selanjutnya gerakan ini memusatkan perjuangannya
pada gerakan kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika
dan mencegah perluasan Perang Dingin.
 Keterlibatan Indonesia dalam GNB menunjukkan bahwa
kehidupan politik Indonesia di dunia sudah cukup maju.
 GNB merupakan gerakan yang bebas mendukung
perdamaian dunia dan kemanusiaan. Bagi RI, GNB
merupakan pancaran dan revitalisasi dari UUD1945 baik
dalam skala nasional dan internasional.
 
Tanggapan kami
 
Presiden Soekarno yang mengeluarkan dekrit presiden 5 Juli 1959 yang
dimaksudkan untuk melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara
dengan baik di Indonesia malah banyak melakukan penyimpangan-
penyimpangan terhadap UUD 1945. Menurut kami demokrasi terpimpin
tidak cocok diterapkan di Indonesia, karena sebagian besar kebijakan yang
dikeluarkan presiden (dekrit presiden 5 Juli 1959) banyak yang
bertentangan dengan UUD 1945. Di Indonesia semua masyarakat
menggunakan UUD 1945 sebagai peraturan mereka di Indonesia. Jika
demokrasi terpimpin diterapkan akan sangat bertentangan dengan
peraturan UUD 1945 yang dipatuhi oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Kehidupan partai pun menjadi terbatas akibat demokrasi terpimpin yang
menyerahkan semua keputusan-keputusan kepada Kepala Negara /
Presiden saja. Masyarakat pun tidak dapat berpartisipasi dalam kegiatan
politik dan tidak bisa menyatakan pendapat secara bebas karena semua
diputuskan secara langsung oleh presiden. Masyarakat bisa saja merasa
tidak adil terhadap keputusan presiden dan dapat menimbulkan konflik
antara presiden dan masyarakat 
DEMOKRASI PARLEMENTER
Sejarah Singkat

 Demokrasi adalah Dimana kekuasaan eksekutif diserahkan kepada suatu


badan yang disebut cabinet( dewan Menteri ). Sedangkan menteri-menteri
bertanggung jawab kepada parlemen (badan legislatif).
 Indonesia mengadopsi undang-undang baru yang terdiri dari sistem parlemen
di mana dewan eksekutifnya dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada
parlemen atau MPR. MPR terbagi kepada partai-partai politik sebelum dan
sesudah pemilu pertama pada tahun 1955, sehingga koalisi pemerintah yang
stabil susah dicapai.
 Peran Islam di Indonesia menjadi hal yang rumit. Soekarno lebih memilih
negara sekuler yang berdasarkan Pancasila sementara beberapa kelompok
Muslim lebih menginginkan negara Islam atau undang-undang yang berisi
sebuah bagian yang menyaratkan umat Islam takluk kepada hukum islam.
Demokrasi Parlementer, adalah suatu demokrasi yang menempatkan
kedudukan badan legislatif lebih tinggi dari pada badan eksekutif. Kepala
pemerintahan dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Perdana menteri dan
menteri-menteri dalam kabinet diangkat dan diberhentikan oleh parlemen.
Dalam demokrasi parlementer Presiden menjabat sebagai kepala negara.
Ciri-ciri Pemerintahan Parlementer

 Dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai kepala


pemerintahan sedangkan kepala negara dikepalai oleh
presiden/raja.
 Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif
sedangkan raja diseleksi berdasarkan undang-unadang.
 Perdana menteri memiliki hak prerogratif(hak istimewa)
untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri
yang memimpin departemen dan non-departemen.
 Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada
kekuasaan legislatif.
 Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan
legislatif.
 Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif.
Kelebihan Demokrasi Parlementer

 Kepala pemerintahan dipilih oleh parlemen


 Sebagian besar dari anggota pemerintah adalah
juga anggota parlemen
 Rakyat dapat menjalankan fungsi pengawasan
dan peranannya
 dalam penyelenggaraan pemerintah Negara.
Kekurangan Demokrasi Parlementer :

 Kedudukan badan eksekutif tidak


stabil,dimungkinkan karena penghentian di
tengah jalan oleh lembaga legislatif setiap saat
sehingga dapat menimbulkan krisi cabinet dan
pemerintah tidak dapat menyelesaikan
program-programnya.
 mengarah ke pemerintahan yang kurang stabil
Peristiwa- Peristiwa yang
terjadi
 Pada sistem ini bentuk negara berubah menjadi
RIS dan UUD 1945 berubah menjadi Konstitusi
RIS, hal ini berlangsung tanggal 27 Desember
1949 sampai 17 Agustus 1950 saat berlakunya
UUDS. . Penerapan UUDS 1950 tidak bertahan
lama, hal ini ditandai dengan keluarnya Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 kita kembali ke UUD 1945.
Dengan kita melaksanakan UUD 1945 tersebut,
maka berakhirlah Demokrasi Parlementer.
Tanggapan
Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen
memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Presiden pun hanya sebagai
simbol dari sebuah Negara. parlemen memiliki wewenang dalam
mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan
pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak
percaya. Mosi tidak percaya adalah sebuah prosedur parlemen yang
digunakan kepada parlemen oleh parlemen oposisi dengan harapan
mengalahkan atau mempermalukan sebuah pemerintahan. Berbeda dengan
sistem presidensil, di mana sistem parlemen dapat memiliki seorang
presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap jalannya
pemerintahan. Demokrasi parlementer ini tidak cocok digunakan di
Indonesia karena tidak adanya kerja sama antara presiden dan perdana
menteri. Indonesia lebih cocok dalam sistem Presidensial di mana sistem
parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri,
yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Presiden pun hanya
sebagai symbol padahal seharusnya tugas dari seorang presiden adalah
mengatur seluruh masyarakat di Negaranya.  
DEMOKRASI PANCASILA (ORDE
LAMA)
Penjelasan Singkat
Istilah Orde Baru yang memisahkan dari Orde Lama
muncul pada waktu diselenggarakan Seminar II
TNI / AD di SESKOAD Bandung pada tanggal 23 – 31
April 1966. Orde Baru adalah suatu tatanan seluruh
perikehidupan rakyat., bangsa, dan negara yang
diletakkan kembali kepada kemurnian Pancasila dan
UUD 1945.
Dalam pidato kenegaaraan tahun 1976 dikatakan
bahwa Orde Baru lahir dengan tekad untuk
meluruskan kembali sejarah bangsa dan negara
dengan berlandaskan pada falsafah dan moral
Pancasila serta melalui jalan yang selurus-lurusnya
seperti yang ditunjukkan oleh Undang-Undang
Dasar 1945.
Digaris bawahi, Orde Baru merupakan koreksi total
terhadap segala macam penyimpangan sejarah
bangsa Indonesia di masa lampai sejak tahun 1945
sampai 1965. Selain itu, ditekadkan juga bahwa
Orde Baru memelihara dan memperkuat hal-hal
yang benar dan lurus dari pengalaman dan hasil
sejarah kita dalam masa yang lampau.
Ciri-Ciri
a. Stabilitas ekonomi
Pada permulaan orde baru, program pemerintah
berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi
nasional terutama pada usaha mengendalikan
tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan
pengamanan kebutuhan pokok rakyat.
Pelaksanaan pembangunan orde baru bertumpu
kepada program yang dikenal dengan sebutan
Trilogi Pembangunan Yaitu sebagai berikut :
 Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
 Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
 Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
b. Stabilitas Politik
Tahun 1971 pemerintah melemparkan gagasan
penyederhanaan Parpol dengan melakukan
pengelompokkan parpol. Hasilnya, parpol Islam
seperti NU, Parmusi, PSII, dan Perti tergabung dalam
kelompok Persatuan Pembangunan. Partai-partai
nasionalis seperti Partai Katolik, Parkindo, PNI, dan
IPKI tergabung dalam kelompok Demokrasi
Pembangunan. Selain kedua kelompok tersebut ada
pula kelompok Golongan Karya (Golkar) yang semula
bernama Sekber Golkar. Pengelompokkan tersebut
secara formal berlaku pula di lingkungan DPR dan MPR
Memasuki tahun 1973 parpol-parpol melakukan
fusi kelompok Persatuan Pembangunan sejak 5
Januari 1973 berganti nama menjadi Partai
Persatuan Pembangunan (PPP). Kelompok
demokrasi pembangunan pada tanggal 10 Januari
1973 berganti nama menjadi Partai Demokrasi
Indonesia (PDI).
Disamping melakukan penyederhanaan partai
politik, pemerintah Orba melaksanakan indoktrinasi
idiologi. Penyimpangan dan penyelewengan
terhadap Pancasila dan UUD 1945 telah melahirkan
tragedi G 30 S.
Upaya lain ditempuh oleh Orba untuk menciptakan
stabilitas politik adalah dengan menempatkan
peran ganda ABRI atau yang dikenal dengan
Dwifungsi ABRI. Peran ganda itu adalah peran
hankam dan sosial.
Tanggapan
 Orde Baru memberikan kemajuan yang pesat
di Indonesia dibandingkan pada masa-masa
sebelumnya. Menurut kami cocok diterapkan
di Indonesia karena dapat mensejahterakan
rakyat.
Demokrasi Pancasila(Orde
Reformasi)
Demokrasi Pancasila adalah
demokrasi yang dihayati oleh
bangsa dan negara Indonesia
yang dijiwai dan diintegrasikan
oleh nilai-nilai luhur Pancasila.
Ciri-Ciri
Kedaulatan ada di tangan rakyat.
Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong.
Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk
mencapai mufakat.
Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi.
Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban.
Menghargai hak asasi manusia.
Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah
dinyatakan dan disalurkan melalui wakil-wakil rakyat. Tidak
menghendaki adanya demonstrasi dan pemogokan karena
merugikan semua pihak.
Tidak menganut sistem monopartai.
Pemilu dilaksanakan secara luber.
Mengandung sistem mengambang.
Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas.
Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum.
Peristiwa Penting
Krisis moneter.
Akibat menggunungnya hutang luar negeri Indonesia
dalam bentuk dollar, mayoritas pinjamannya
berbentuk komersial, dan berjangka pendek ( short
term ) serta jatuh temponya hampir bersamaan,
maka permintaan dollar sangat tinggi. Hukum
ekonomi berlaku bahwa bila permintaan ( demand )
naik, maka harga ( price ) juga mengalami kenaikan.
Periode tahun 1997-1998 dollar bahkan pernah
mencapai Rp 20.000,00 per US$.
Pengunduran Diri Presiden Soeharto
Hari Kamis, tanggal 21 mei 1998 Presiden Soeharto
menyatakan secara resmi pengunduran dirinya.
Wakil Presiden B. J. Habibie diambil sumpahnya
untuk menggantikan posisi kepemimpinan nasional
di Indonesia di hadapan Ketua MA dan Ketua serta
Wakil ketua DPR / MPR.
Tanggapan
 Orde Reformasi juga sama bagusnya dengan
Orde Baru, hanya amat disayangkan dengan
adanya hutang yang sangat besar yang
menyebabkan pengunduran diri Presiden
Soeharto dari jabatannya. Semenjak peristiwa
itu, Indonesia hingga saat ini terus mengalami
kemunduran.

Anda mungkin juga menyukai