Anda di halaman 1dari 24

KEBIJAKAN POLITIK

MASA DEMOKRASI
TERPIMPIN
KELOMPOK 2
IQLAL PRATAMA AKBAR. MS
HUSNUL KHATIMAH
REZA FIRNAWANSYAH PUTRA
NURUL FAKHIRAH HISYAM
HERWINI SYAHPUTRI
YUS MULIANI
IRFAN
PEMBAHASAN
part 1 Pengertian
part 2 Latar Belakang
part 3 Kebijakan - kebijakan
PENGERTIAN
Demokrasi terpimpin adalah suatu sistem
demokrasi pemerintahan yang
menempatkan segala kebijakan
atau keputusan berpusat pada
pemimpin negara.
LATAR BELAKANG
Demokrasi Terpimpin muncul setelah
terjadinya carut marut pada bidang
pemerintahan pada masa Demokrasi
Liberal. Demokrasi Terpimpin setelah
dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli
1959.
Dekrit ini sebenarnya muncul dari
gagasan ABRI yang ingin kembali
diterapkannya UUD 1945. Konsepsi
mengenai Demokrasi Terpimpin
dicetuskan oleh Presiden Soekarno.
KEBIJAKAN
Pembentukan Pembentukan Pembentukan
MPRS DPR-GR DPAS

Pembentukan kebijakan yang ditempuh Pembubaran


Depernas Masyumi dan PSI
oleh presiden soekarno

P. Ajaran Pembentukan Pembentukan


Nasakom kabinet kerja front nasional
Pembentukan MPRS
Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS)
dibentuk berdasarkan Penpres No. 2 Tahun 1959. Para
anggota MPRS ditunjuk dan diangkat oleh presiden
dengan sejumlah persyaratan :

Setuju kembali kepada UUD 1945, Setia kepada


perjuangan RI, dan Setuju pada manifesto politik.
Keanggotaan MPRS terdiri atas 61
orang anggota DPR, dan 200 wakil
golongan.
Tugas MPRS terbatas pada
menetapkan Garis-garis Besar Haluan
Negara.
Beberapa keputusan yang dibuat oleh MPRS:

1. Melaksanakan Manifesto politik


2. Pengangkatan Ir. Soekarno sebagai presiden seumur
hidup
3. Pidato presiden yang berjudul Berdiiri di atas Kaki
Sendiri sebagai pedoman revolusi dan politik luar
negeri.
Pembentukan DPR-GR
Presiden membentuk Dewan Perwakilan Rakyat gotong-
Royong (DPR-GR) yang anggotanya ditunjuk oleh
presiden.

Tugas DPR-GR
1. melaksanakan manifesto politik,
2. mewujudkan amanat penderitaan rakyat,
3. melaksanakan demokrasi terpimpin.
Pembubaran DPR hasil Pemilu 1955 disebabkan oleh
penolakan DPR terhadap RAPBN tahun 1960 yang
diajukan oleh pemerintah. Presiden kemudian
mengeluarkan Penpres yang menyatakan DPR
dibubarkan. Sebagai gantinya presiden membentuk
Dewan Perwakilan Rakyat gotong-Royong (DPR-GR)
yang anggotanya ditunjuk oleh presiden.
Pembentukan DPAS
Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dibentuk
berdasakan Penpres No. 3 Tahun 1959. Lembaga tinggi Negara
diketuai oleh presiden dan wakilnya
adalah Ruslan Abdulgani.

Tugas DPAS adalah memberi jawaban atas pertanyaan presiden dan


mengajukan usul kepada pemerintah.
Pemasyarakatan Ajaran Nasakom
Nasakom merupakan kependekan dari
nasionalis, agama dan komunis.
Presiden Soekarno menggagas adanya sebuah Demokrasi
Terpimpin dengan dibentuknya kabinet gotong royong alias kabinet
kaki empat yang komposisinya terdiri dari golongan nasionalis
yang diwakili oleh PNI, kelompok agama yang diwakili oleh Partai
Masyumi dan NU, serta komunis yang diwakili oleh PKI. Setiap
lembaga atau instansi tertentu harus menerapkan ide nasakom
tersebut.
Pembentukan Kabinet Kerja
Pada tanggal 9 Juli 1959, presiden membentuk cabinet
kerja. Karena tidak ada wakil presiden, maka presiden
mengadakan jabatan menteri pertama. Ir. Juanda ditunjuk
untuk memegang jabatan itu.
Program kabinet kerja yang terkenal dengan nama Triprogram.

Triprogram meliputi
1. mencukupi kebutuhan sandang pangan
2. menciptakan keamanan Negara
3. mengembalikan Irian Barat.
Pembentukan Front Nasional
Front Nasional dibentuk berdasarkan Penpres No. 13
tahun 1959. Tujuan dari Front nasional adalah
menyatukan segala bentuk potensi nasional menjadi
suatu kekuatan menyukseskan pembangunan.
Tugas dari Front Nasional adalah:
Menyelesaikan revolusi nasional
Melaksankan pembangunan
Mengambalikan Irian Barat
Pembentukan DEPERNAS
Dewan Perancang Nasional (Depernas) dibentuk melalui
Undang-Undang Nomor 80 Tahun 1958, yang disahkan
di Jakarta pada 23 Oktober 1958.
Depernas dipimpin oleh Mohammad Yamin dan
beranggotakan 50 orang. Tugas Depernas adalah
menyiapkan rancangan undang-undang pembangunan
nasional sekaligus menilai pelaksanaannya.
Tugas Beppenas adalah
- Menyusun rencana pembangunan jangka panjang dan
jangka pendek
- Mengawasi pelaksanaan pembangunan
- Menilai hasil kerja mendataris MPRS
Pembubaran Masyumi & PSI
Pada tanggal 17 Agustus 1960, pemerintah
membubarkan Partai Masyumi dan PSI. Pertimbangan
pembubaran dua partai tersebut adalah dikarenakan
pemimpin-pemimpinnya turut serta memberikan bantuan
terhadap pemberontakan PRRI dan Permesta.
Ide tentang pembubaran partai politik ini
mendapatkan tentangan dari berbagai pihak, salah
satunya dari Hatta. Oleh karena itu, Hatta kemudian
mengundurkan diri dari jabatannya sebagai wakil
presiden Indonesia pada tanggal 1 Desember 1956.
SEKIAN DARI KAMI
TERIMA KASIH

Salam Satu Jempol 👍

Anda mungkin juga menyukai