Anda di halaman 1dari 1

2.

Peta Kekuatan Politik Nasional

a. Peta Kekuatan Politik pada Masa Demokrasi Terpimpin

DPAS mengusulkan dengan suara bulat agar pidato presiden pada hari kemerdekaan RI 17 AGUSTUS
1959 yang berjudul ”Penemuan Kembali Revolusi Kita” yang dikenal dengan Manifesto Politik Republik
Indonesia (Manipol) ditetapkan sebagai GBHN berdasarkan Penpres No.1 tahun 1960. Inti Manipol
adalah USDEK (Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi
Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia). Sehingga lebih dikenal dengan MANIPOL USDEK.

Pada 17 Agustus 1961 Presiden Soekarno memperkenalkan ajaran Revolusi, Sosialisme Indonesia,
Pimpinan Nasional (Resopim). Ajaran ini bertujuan memperkuat kedudukan Presiden Soekarno.
Sosialisasi Resopim mengakibatkan kedudukan lembaga tinggi negara ditetapkan dibawah presiden.

Soekarno tetap bertahan terhadap ide Nasakom (Nasionalis, Agamis dan Komunis) yang mengatakan
bahwa kekuatan politik di Indonesia pada saat itu terdiri dari tiga golongan ideologi besar yaitu golongan
yang berideologi nasionalis; golongan yang berideologi dengan latar belakang agama; serta golongan
yang berideologi komunis. Tiga-tiganya merupakan kekuatan yang diharapkan tetap bersatu untuk
menyelesaikan masalah bangsa secara bersama-sama.

b. Sistem Pemerintahan

Dalam pelaksanaannya demokrasi terpimpin terdapat beberapa penyimpangan yang terlihat antara
lain sebagai berikut :

1).Berdasarkan UUD 1945, kedudukan Presiden berada di bawah MPR. Namun, kenyataannya MPRS
tunduk kepada Presiden. Presiden menentukan apa yang harus diputuskan oleh MPRS.

2).Presiden juga membentuk MPRS berdasarkan Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1959. Tindakan
tersebut bertentangan dengan UUD 1945, seharusnya pengangkatan anggota MPRS sebagai lembaga
tertinggi negara dilakukan melalui pemilihan umum.

3). Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hasil pemilu tahun 1955 dibubarkan karena pada tahun 1960 DPR
menolak RAPBN yang diajukan pemerintah. Sebagai gantinya presiden membentuk Dewan Perwakilan
Rakyat Gotong Royong (DPR-GR), dimana semua anggotanya ditunjuk oleh presiden.

4). Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden No.3 tahun
1959. Lembaga ini diketuai oleh presiden. Kedudukan DPAS juga berada di bawah pemerintah (presiden)
sebab presiden adalah ketuanya.

Anda mungkin juga menyukai