Anda di halaman 1dari 42

DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959

DAN PELAKSANAAN
DEMOKRASI TERPIMPIN

Kelas XII
Latar Belakang
Dekrit Presiden 5 Juli 1959

1. Kegagalan Merumuskan UUD baru


2. Jalan buntu kembali ke UUD 1945
KRONOLOGIS DEKRIT

10 November 1956
 Dewan Konstituante bersidang untuk membuat
Undang-undang baru
 Gagal

21 Februari 1957
• Presiden Soekarno mengajukan
“KONSEPSI PRESIDEN”
ISI KONSEPSI PRESIDEN :

1. Dibentuk “KABINET GOTONG


ROYONG” yang terdiri dari wakil-wakil
semua partai termasuk PKI ditambah golongan
Fungsional (GOLKAR)
2. Dibentuk “DEWAN NASIONAL”
yang beranggotakan wakil-wakil semua partai
DAN GOLONGAN Fungsional dalam
masyarakat
PARTAI-PARTAI YANG MENOLAK
KONSEPSI PRESIDEN;

1. Masyumi
2. Nahdlatul Ulama
3. PSII
4. Partai Katolik
5. Partai Rakyat Indonesia
ALASAN PENOLAKAN KONSEPSI
PRESIDEN”
1. Hak mengubah tata negara secara
radikal ada pada Dewan Konstituante
2. Secara prinsipial partai-partai menolak
Konsepsi Presiden karena PKI
diikutsertakan dalam pemerintahan
22 APRIL 1959
 Dihadapan Dewan Konstituante Presiden
Soekarno menganjurkan untuk kembali
kepada UUD 1945

30 Mei 1959
Diadakan 3 kali pemungatan suara
HASILNYA ?

Lebih banyak yang memilih kembali kepada


UUD 1945

(tetapi tidak sampai 2/3 suara)


TANGGAL 1 DAN 2 JUNI 1959
Pengambilan suara kembali diadakan
tetapi gagal menghasilkan keputusan

3 Juni 1959
• Setelah 3 kali pengambilan suara gagal
konstituante mengadakan reses
(istirahat)
• Ternyata itu reses untuk selamanya
KESIMPULAN :

1. Selama 3 tahun Partai-partai yang


tergabung dalam Dewan Konstituante
hanya berdebat tidak menentu dan tidak
menghasilkan apa – apa (Tidak dapat
merumuskan UUD Baru)
2. Dewan Konstituante tidak juga
mengambil keputusan untuk kembali
kepada UUD 1945
5 JULI 1959
 Berdasarkan Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 75 / 1959

DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959


PENDUKUNG DEKRIT :

1. Makamah Agung
2. DPR (hasil Pemilu 1955)
3. KSAD
4. Berbagai golongan masyarakat
ISI DEKRIT

1. Pembubaran Konstituante
2. Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak
berlakunya UUDS 1950
3. Membentuk MPRS dan DPAS
DEMOKRASI TERPIMPIN
ARTINYA:
Demokrasi yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
(Terdapat dalam sila ke IV dari Pancasila )
OLEH PRESIDEN SOEKARNO:

Demokrasi Terpimpin adalah:


Demokrasi yang dilakukan (dipimpin)
Oleh presiden sendiri yaitu
Presiden Soekarno
TINDAK LANJUT DEKRIT :

1. Pimpinan Nasional TNI-AD


mengeluarkan perintah harian untuk
mengamankan DEKRIT
2. Demokrasi liberal diganti menjadi
Demokrasi terpimpin
3. Presiden membentuk Kabinet baru
dengan nama “KABINET KARYA”
menggantikan Kabinet Djuanda
4. Pembentukan lembaga-lembaga negara
LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA:
(TERCANTUM DALAM UUD’45
MAUPUN TIDAK)
1. MPR(S)
2. DPA
3. DPR GR (Gotong Royong)
4. Front Nasional
Sebagai Perwujudan Demokrasi Terpimpin
PROGRAM KABINET KARYA
(KERJA)

1. Keamanan dalam Negri


2. Pembebasan Irian barat
3. Peningkatan sandang
Pangan
TINDAKAN SOEKARNO
TERHADAP ABRI

 TNI dan Polisi disatukan tahun 1946


 Presiden Soekarno melakukan politik
imbangan (Balance of Power) antara sesama
ABRI
 Presiden Soekarno adalah “Panglima
Tertinggi” di dalam ABRI
 Presiden menciptakan kondisi “Unggul
mengungguli, baik antar angkatan maupun
ABRI dengan partai politik
SEMBOYAN PRESIDEN
SOEKARNO

Politik adalah di atas segala-galanya


Politik adalah “Panglima”
DEMOKRASI TERPIMPIN BANYAK
MENDAPAT TANTANGAN YAITU :

 Mr. Sartono (PNI)


 Mr. Iskaq Tjokroadisuryo (PNI)
 Prawoto Mangkusasmito (Masyumi)
 Sutomo (Partai Rakyat Indonesia)
TOKOH-TOKOH YANG MENENTANG
SOEKARNO:

Membentuk “LIGA DEMOKRASI


Pimpinan : Imron Rosyadi
ANGGOTA LIGA DEMOKRASI
1. Nadatul Ulama (NU)
2. Masyumi
3. PSII
4. IPKI
5. Partai Katolik
6. Parkindo
7. Liga Muslim
SETELAH SOEKARNO PULANG DARI
LUAR NEGRI:
 Soekarno Membubarkan Liga Demokrasi
 Sebagai gantinya, Soekarno membentuk:
1. FRONT NASIONAL
2. MUSYAWARAH PEMBANTU
PIMPINAN REVOLUSI
FRONT NASIONAL:
 ADALAH:
Suatu organisasi masa yang
memperjuangkan cita-cita proklamasi dan
cita-cita yang terkandung dalam UUD 1945

Ketua : Presiden Soekarno


MUSYAWARAH PEMBANTU
PIMPINAN REVOLUSI (MPPR)
 Adalah:
Badan pembantu Pemimpin besar
Revolusi dalam mengambil
kebijaksanaan khusus dan darurat untuk
menyelesaikan revolusi
PADA MASA DEMOKRASI
TERPIMPIN :
Ada 3 Kekuatan Politik yaitu:
1. Presiden Soekarno
2. Partai Komunis Indonesia (PKI)
3. TNI AD

Soekarno lebih membela Partai Komunis Indonesia


Soekarno lebih membela Partai Komunis Indonesia

1. Nasakom (Nasionalis, agama, Komunis)


digabung
2. Presiden banyak mengangkat wakil-wakil PKI
duduk dalam kursi pemerintahan
3. Ajaran Komunis mendapat kesempatan
berkembang lewat jalur persekolahan
4. TNI yang memberantas PKI justru mendapat
kecaman dari Soekarno
PARA PENDUKUNG PANCASILA
BERUPAYA MENARIK PERHATIAN
SOEKARNO DENGAN CARA:
Membentuk:
1. Barisan Pendukung Soekarno
2. Partai Murba

Pada Masa Demokrasi Terpimpin disepakati


kembali kepada UUD 1945
CONTOH PENYELEWENGAN TERHADAP
UUD’45 :
1. Presiden memiliki kekuasaan tertinggi (Pimpinan
besar Revolusi)
2. MPR ada di bawah Presiden
3. Presiden membubarkan DPR diganti DPRGR
4. Presiden seumur Hidup
5. Presiden mengangkat ketua MPRS yang
dirangkap Wakil Perdana mentri 3 (Penpres No.2
tahun 1959)
Contoh Penyelewengan terhadap UUD’45 :

6. Pembentukan DPA (Dewan


Pertimbangan Agung)
(Penpres No.3 tahun 1959)
7. Pidato kenegaraan tanggal 17Agustus
1959 berjudul “Penemuan Kembali
Revolusi Kita” dijadikan GBHN dengan
nama “MANIPOL” (Manifesto Politik
Republik Indonesia)
(MPRS No. 1/MPRS/1960)
Bidang Politik
Membubarkan DPR hasil pemilu 1955 dengan
dasar Penpres no. 3/1959 dan membentuk DPR-
GR (Gotong Royong) dengan dasar Penpres no
4/1960

Membubarkan MPR dan


membentuk MPRS dengan dasar
Penetapan Presiden nomor 2
tahun 1959
BIDANG EKONOMI

Melaksanakan sistem ekonomi terpimpin


dimana presiden terjun langsung mengatur
ekonomi yang terpusat pada pemerintah
pusat, perekonomian terpusat pada satu
tangan

Akibat : Perekonomian lesu bahkan


terjadi inflasi
yang sangat tajam pada tahun
1965 yang
mencapai 650%
SEBAB KEGAGALAN EKONOMI :

1. Presiden langsung terjun dan


mengatur perekonomian
2. Tidak ada ukuran yang
obyektif dalam menilai suatu
usaha atau hasil lain
POLITIK LUAR NEGERI
PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

POLITIK BEBAS AKTIF


DIGANTI
POLITIK NEFO OLDEFO
(POLITIK LUAR NEGRI POROS/
JAKARTA-PHOM PEN-PEKING)
Politik Luar Negeri
Politik Luar negeri mengarah pada politik mercu suar antara lain
:

A. Membagi kekuatan politik dunia menjadi dua yaitu :


a. Oldefo ( Old Established Forces), yaitu kekuatan lama
yang telah mapan yakni negara-negara kapitalis yang
neokolonialis dan imperialis ( Nekolim )
b. Nefo ( New Emerging Forces) , yaitu kekuatan baru
yang sedang muncul yakni negara-negara progresif
revolus ioner

B. Menyelenggarakan pesta olah raga negara-negara Nefo yang


dikenal dengan nama Ganefo ( Games of New Emerging
Forces )
C. Membentuk poros Jakarta – Peking ( Politik poros )
BENTUK PELAKSANAAN
POLITIK LUAR NEGRI NEFO-
OLDEFO :
1. Hubungan dengan negara barat menjadi
renggang
2. Hubungan dengan Timur menjadi erat
karena Uni Soviet memberikan kredit
pembelian peralatan militer Modern
3. Berkonfrontasi dengan Malasyia
ALASAN KONFRONTASI DENGAN
MALASYIA
Malasyia membentuk Federasi
(Penggabungan negara bekas jajahan
Inggris)
Oleh Soekarno dianggap
membahayakan negara-negara
NEFO
TANGGAL 3 MEI 1964:
SOEKARNO MENGELUARKAN
DWIKORA :

1. Perhebat ketahanan Revolusi


Indonesia
2. Bantu perjuangan Rakyat Malaysia
untuk membebaskan diri dari
Nekolim Malasyia
DALAM MEWUJUDKAN DWIKORA

DIBENTUK KOMADO SIAGA


PIMPINAN: MARSEKAL OMAR DANI
TUGAS :
MENGIRIMKAN SUKARELAWAN KE
MALASYIA TIMUR DAN BARAT

Anda mungkin juga menyukai