Ditengah situasi konflik Indonesia - Malaysia, Malaysia di calonkan sebagai anggota tidak
tetap Dewan Keamanan PBB. Masalah ini mendapat reaksi keras dari Presiden Soekarno. Namun
akhirnya Malaysia tetap terpilih sebagai anggota tida.k tetap Dewan Keamanan PBB.
Terpilihnya Malaysia tersebut mendorong Indonesia keluar dari PBB. Secara resmi Indonesia
keluar dari PBB pada tanggal 7 Januari 1965
Demokrasi terpimpin (1959-1965) dibentuk setelah dikeluarkannya dekrit presiden 5 Juli 1959
dimana sistem demokrasi liberal yang dulunya dianut kemudian dibubarkan dan diganti menjadi
demokrasi terpimpin. Demokrasi terpimpin di indonesia dimaksudkan oleh Soekarno sebagai
demokrasi yang sesuai dengan kepribadian bangsa, yang berbeda dengan sistem demokrasi
liberal yang merupakan produk dari barat. Tentunya ini menjadi sebuah titik balik dan harapan
bagi bangsa ini untuk dapat kembali pada situasi yang lebih kondusif.
ads
Demokrasi terpimpin diharapkan dapat mengembalikan keadaan politik negara yang tidak stabil
sebagai warisan masa demokrasi liberal serta perkembangan ekonomi pada masa demokrasi
liberal yang tidak stabil menjadi lebih mantap/stabil. Mengingat hubungan ekonomi dan politik
sangat kuat. Namun, pada faktanya malah terdapat berbagai penyimpangan yang mengharuskan
demokrasi ini diganti. Sebab pada pelaksanaannya sistem demokrasi ini malah memberi
kekuasaan yang sangat besar kepada presiden sebagai kepala negara sebagai dampak demokrasi
terpimpin . Selain itu juga ternyata UUD 1945 tidak secara murni dijalankan, pada faktanya
terdapat banyak kebijakan yang malah bertolak belakang atau bertentangan dengan undang-
undang dan menjadi penghambat faktor pembangunan ekonomi dan juga faktor pertumbuhan
ekonomi .
Kondisi politik menjadi isu utama yang akan dibahas. Sebab dalam pelaksanaan demokrasi
terpimpin bidang politik menjadi ajang para penguasa untuk kemudian melakukan berbagai
penyimpangan yang berakibat malah memperburuk situasi kemanan dan kancah politik bangsa
ini. Nah, agar lebih jelas, maka dalam artikel ini akan dibahas mengenai gambaran Kehidupan
Politik Pada Masa Demokrasi Terpimpin. Simak selengkapnya.
Kondisi politik dalam negeri bisa dilatakan sangat tidak stabil. Sebab pada pelaksanaannya
Presiden selaku kepala negara malah bisa dikatakan otoriter. Sebab ada banyak sekali kebijakan
yang dikeluarkan oleh presiden dengan memanfaatkan kekuasaan yang begitu besar dimilikinya,
dan pada faktanya lebijakan yang diambil malah bertentangan dengan UUD 1945. Tidak jarang
pula kebijakan yang diputuskan memiliki tujuan untuk semakin memeperbesar kekuasaaan
presiden. Bebarapa kebijakan berikut akan memberikan gambaran bagaimana kehidupan politik
pada masa demokrasi terpimpin sebagaimana ciri- ciri sistem ekonomi campuran , bentuk-bentuk
yayasan dan penyebab terjadinya inflasi .
Meskipun carut marut namun, demokrasi liberal yang diterapkan sebelumnya berhasil
memberikan dampak positif. Hal tersebut ialah dengan adanya keberhasilan dalam pelaksanaan
pemilu pada tahun 1955. Dimana dalam pemilu tersebut bertujuan untuk memilih para anggota
Dewan Perwakilan Rakyat. Meskipun demokrasi liberal telah runtuh namun DPR hasil dari
pemilu 1955 ini harus tetap bekerja hingga DPR hasil UUD 1945 dibentuk. Hal ini berdasarkan
pada Penetapan Presiden No.1 Tahun 1959 yang dikeluarkan pada tanggal 15 juli 1959
menyatakan bahwa sebelum terbentuk DPR menurut UUD 1945, maka DPR hasil pemilu tahun
1955 atas dasar UU No. 7 Tahun 1953 tetap menjalankan tugasnya.
Pembentukan MPRS
Isi dekrit preaiden 5 Juli 1959 mengamanatkan adanya pembentukan MPRS. Berdasarkan Pasal
1 Ayat (1) dan Pasal 2 ayat (2) UUD 1945, lembaga tertinggi negara harus dibentuk adalah MPR.
Namun, dikarenakan belum terselengaranya Pemilu maka MPRS dibentuk berdasarkan
penetapan Presiden No. 2 Tahun 1959. Ketua MPRS adalah Chaerul Saleh. Inilah yang
kemudian menjadi salah satu bentuk penyimpangan dalam kehidupan politik di masa demokrasi
terpimpin. Sebab anggota MPR harus dipilih berdasarkan UUD 1945 bukan berdasarkan
keputusan pribadi presiden.
Sponsors Link
Pembentukan DPAS
DPAS (Dewan Pertimbangan Agung Sementara) merupakan sebuah lembaga yang dibentuk
sensiri oleh Presiden Soekarno. Berdasarkan Penetapan Presiden No. 3 Tahun 1959 dibentuk
Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS). Yang memiliki tugas memberikan saran
kepada presiden atas apa yang akan menjadi keputusannya. Salah satu ide dan keberhasilan serta
bentuk pengabdian DPAS terhadap presiden ialah penetapan GBHN yg bersumber pada pidato
Presiden tanggal 17 Agustus 1959 yg berjudul ” Penemuan Kembali Revolusi Kita ” yang
kemudian ditetapkan oleh DPA bukan MPRS.
Pembentukan Bappenas
Sebelumnya Pada bulan Agustus 1959, dibentuk Dewan Perencanaan Nasional yang diketuai
oleh Muh. Yamin. Pada tahun 1963, Depernas (Dewan Perencanaan Nasional) diganti menjadi
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappernas) yang dipimpin langsung oleh presiden
sendiri. Tentunya ini merupakan bentuk penyimpangan dalam kehidupan perpolitikan bangsa ini.
Sebab betapa presiden memegang kekuasaan yang amat besar. Padahal UUD 1945
mengamanatkan bahwa Presiden adalah kepala negara yang hanya dapat memiliki satu jabatan
dalam pemerintahan. Sedangkan pada demokrasi terpimpin Presiden juga membawahi Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah. Simak juga perbedaan ekonomi terbuka dan ekonomi
tertutup , serta kelebihan dan kekurangan ekonomi pancasila .
Hampir sama dengan pembentukan badan lainnya, pembentukan Front Nasional memiliki tujuan
untuk semakin memperbesar dan menguatkan kekuasaan presiden. Front Nasional dibentuk pada
31 Desember 1959 dimana tugasnya adalah sebagai lembaga negara yang melaksanakan
pembangunan semesta indonesia.
Pembentukan DPR-GR
Presiden Soekarno membubarkan DPR hasil pemilu 1959 karena DPR menolak Anggaran
Belanja Negara yang diajukan oleh Presiden. Kemudian, Presiden membentuk DPR Gotong
Royong (DPR-GR) pada yanggal 24 Juni 1960. Kebijakan ini menjadi salah satu kebijakan yang
paling menyimpang dan melanggar undang-undang. Sebab Dewan Perwakilan Rakyat harus
dipilih langsung oleh rakyat sebagaimana amanat UUD 1945. Sebesar apapun kekuasaan
presiden tentu tidak memiliki wewenang untuk membentu anggota dewan. Karena keputusan
presiden masih dapat bersifat jeputusan pribadi.
Sponsors Link
Selain kehidupan politik dalam negeri Kehidupan Politik luar negeri Pada Masa Demokrasi
Terpimpin juga akan di bahas dalam 2 poin berikut ini :
Oldefo da Nefo
Pada masa demokrasi terpimpin yang saat itu bertepatan dengan terjadinya perang dingin antara
Amerika dan Soviet. Indonesia cenderung masuk kedalam poros blok timur. Oldefo ( The Old
Estabilished Force ), sendiri merupakan dunia lama yg sudah mapan ekonominya, khususnya
negara-negara Barat yg kapitalis. Sedangkan Nefo ( The New Emerging Forces ) ,yaitu negara-
negara baru. Indonesia menjauhkan diri dari negara-negara kapitalis (Blok Oldefo) dan menjalin
kerjasama dengan negara-negara komunis (Blok Nefo). Meskipun banyak dibantah pada
faktanya terlihat dari terbentuknya Poros Jakarta – Peking (Indonesia-China) dan Poros Jakarta –
PnomPenh – Hanoi – Peking – Pyongyang ( Indonesia – Kamboja – Vietnam Utara – Cina –
Korea Utara ). Yanh notabene negara-negara tesebuy merupakan negara penganut paham
komunisme dan menjadi anggota dari blok timur.
Munncul rencana pembentukan negara Federasi Malaysia pada tahun 1961 yg terdiri dari
Persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Serawak, Brunei, dan Sabah. Rencana tersebut di tentang
oleh Presiden Soekarno karena diangga sebagai proyek neokolonialisme yg dapat
membahayakan revolusi Indonesia yg belum selesai. Keberatan atas pembentukan Federasi
Malaysia juga muncul di Filipina yg mengklaim daerah Sabah sebagai wilayah negaranya. Pd
tanggal 9 Juli 1963. Perdana Menteri Tengku Andul Rahman menandatangani dokumen tentang
pembentukan Federasi Malaysia. Kemudian, tanggal 16 September 1963 pemerintah Malaysia
memproklamasikan berdirinya Federasi Malaysia. Menghadapi tindakan Malaysia tersebut,
Indonesia mengambil kebijakan konfrontasi. Pada tanggal 17 September 1963 hubungan
diplomatik antara dua negara putus. Selanjutnya pada tanggal 3 Mei 1964 Presiden Soekarno
mengeluakan Dwi Komando Rakyat ( Dwikora), isinya :
Ditengah situasi konflik Indonesia – Malaysia, Malaysia di calonkan sebagai anggota tidak tetap
Dewan Keamanan PBB. Masalah ini mendapat reaksi keras dari Presiden Soekarno. Namun
akhirnya Malaysia tetap terpilih sebagai anggota tida.k tetap Dewan Keamanan PBB.
Terpilihnya Malaysia tersebut mendorong Indonesia keluar dari PBB. Secara resmi Indonesia
keluar dari PBB pada tanggal 7 Januari 1965.
Itulah Gambaran Kehidupan Politik Pada Masa Demokrasi Terpimpin. Secara garis besar dapat
mengambarkan bagaimana jalannya pemerintahan dan roda perpolitikan saat itu. Semoga akan
semakin menambah pengetahuan sejaran bagi anda . Semoga artikel ini dapat bermanfaat.