Anda di halaman 1dari 18

Translokasi Protein

By
Dolly Irnawati Neno
Translokasi protein adalah
mekanisme biologis dimana protein
diangkut ke tempat tujuan yang
sesuai di dalam sel atau di luarnya,
sedangkan translocon (umumnya
dikenal sebagai translocator atau
translocation channel) adalah
kompleks protein yang terkait
dengan translokasi polipeptida
melintasi membran.
Sinyal sequence
Partikel pengenal peptida sinyal
yang disebut Signal Recognition
Particles (SRP)
Reseptor-SRP (SR)
Translokon
Guanosine Tri Phosphate (GTP)
berperan dalam mentargetkan
Ribosome-Nascent Chain complex
(RNC) ke translokon.
(1) Ribosom mentranslasi mRNA, (2) Sintesis signal
sequence. (3) Signal recognition particle (SRP)
mendekati dan mengikat signal sequence beserta
ribosom, (4) SRP berikatan dengan GTP dan menuju
ke reseptor SRP. (5) Tahap selanjutnya ribosom akan
menempel pada transkolon (pori-pori pada RE) yang
diikuti dengan lepasnya SRP melalui hidrolisis GTP
menjadi GDP+Pi. (6) Ribosom masih melakukan
elongasi ke arah lumen RE, (7) Pada saat itu signal
sequence akan dilepaskan dari polipeptida oleh signal
peptidase. (8) Usai melakukan translasi, ribosom akan
memisahkan diri dari RE dan didaur ulang untuk
proses tranlasi berikutnya
Sintesis polipeptida oleh ribosom di sitosol
yang sudah mengandung MTS dan berinteraksi
dengan protein chaperon (Hsp70). Selanjutnya
MTS berinteraksi dengan reseptor TOM 20/22
yang berada di membran luar (OMM/outer
membrane mitocondria) dan selanjutnya
ditransfer ke reseptor sebelahnya, yakni TOM
40. Kemudian polipeptida ditranslokasi
menuju ruang antar membran melalui kanal
TOM 40 dan berinteraksi dengan reseptor TIM
23/17 yang berada di membran dalam (IMM/
inner membrane mitocondria). Sementara
protein chaperon Hsp70 berinteraksi dengan
TIM44. Kemudian hidrolisis ATP oleh Hsp70
(Gambar) akan membantu translokasi
polipeptida menuju ke matriks mitokondria.
MTS atau targetting sequence yang berada di
polipeptida akan diputus ikatannya oleh enzim
matriks protease.
Molekul cargo dan NLS akan berinteraksi dengan
importin membentuk suatu kompleks. Kompleks
tersebut berinteraksi dengan RanGDP yang
membantu kompleks menuju ke nukloplasma.
Setelah menuju ke nukleoplasma, maka RanGDP
dikonversi menjadi RanGTP. Sementara NLS akan
dipecah dengan enzim. Kompleks importin-
RanGTP akan meninggalkan nukleoplasma
menuju sitosol melalui NPCs. Ketika kompleks
importin-RanGTP sudah berada di sitosol, maka
kompleks tersebut dipecah menjadi importin dan
RanGDP oleh GAP yang akan digunakan untuk
mekanisme seperti sebelumnya.
Polipeptida yang akan ditransfer memiliki
signal sequence berupa PTS, akan
berinteraksi dengan Pex5 dan selanjutnya
akan berinteraksi dengan Pex14.
Selanjutnya kompleks katalase-Pex14 akan
ditransfer menuju membran kompleks
Pex2/10/12 dan katalase masuk ke dalam
peroksisom. Sementara itu Pex5 akan
dikembalikan ke sitosol.
Sebelum RE mentranslokasi protein
menuju ke badan golgi, maka RE akan
mengemas protein dalam vesikel. Adapun
proses terbentuknya vesikel yaitu, cargo
(protein) akan berikatan baik secara
langsung maupun secara tidak langsung
dengan mantel (coat) dari COPII,
membran, dan adanya exit signal. Setelah
terkonsentrasi dalam suatu membran RE,
maka terbentuklah kuncup (budding) dan
selanjutnya terbentuklah vesikel. Setelah
terbentuk vesikel yang di dalamnya berisi
protein, maka vesikel tersebut akan
ditransfer menuju badan golgi.
Pada gambar A. vesikel dari badan golgi yang akan
dikembalikan lagi menuju RE dengan membawa
resident protein (warna merah) yang mana vesikelnya
akan dibungkus dengan sinyal pembawa vesikel
berupa COPI (warna biru). Agar resident protein
tersebut dapat di terima oleh RE, maka resident
protein memiliki signal sequence berupa Lys-Asp-
Glu-Le (KDEL). Sementara pada gambar B.
Menjelaskan dua jalur, yakni sekresi dari RE ke badan
golgi dan pengembalian resident protein dari badan
golgi ke RE. Pada saat secretory protein yang
memiliki sinyal Asp-X-Glu (warna kuning) akan
disekresikan, RE akan membentuk vesikel dengan
dibungkus oleh COPII. Selanjutnya vesikel tersebut
ditransfer menuju badan golgi. Disisi lain resident
protein dari badan golgi akan ditransfer menuju ke RE
dengan dibungkus oleh COPI
Di dalam badan golgi bagian TGN (Trans Golgi
Network) M6P akan berikatan dengan protein
untuk lisosom, misalnya enzim hidrolitik.
Kompleks M6P-enzim hidrolitik akan berikatan
dengan reseptor yang ada di TGN. Setelah enzim
hidrolitik membentuk kompleks dengan M6P, maka
terbentuklah vesikel yang dibungkus dengan
reseptor clathrin. Kemudian vesikel tersebut
ditransfer menuju ke endosom. Setelah itu enzim
hidrolitik akan dilepaskan ke dalam endosom.
Rendahnya pH dalam endosom menyebabkan
disosiasi atau lepasnya reseptor M6P dari enzim
hidrolitik. Dan di dalam endosom tersebut reseptor
akan dikembalikan ke TGN melalui vesikel yang
dibungkus dengan retromer dalam keadaan tanpa
protein. Sementara itu di dalam endosom, gugus
fosfat dari M6P akan dilepaskan
Sebelum menjadi protein fungsional, polipeptida
yang merupakan hasil translasi akan diarahkan ke
berbagai macam komponen selular seperti inti
sel.

Jadi fungsi dari transloksi protein ini adalah agar


protein dapat disalurkan dan menjadi fungsional
di organel sel dimana seharusnya dia berada dan
berfungsi.

Anda mungkin juga menyukai