Anda di halaman 1dari 10

PROTEIN

Targetting

AP
Edting by
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
TOPIK PETANG INI
Protein Transportasi
Protein
Targeting

Target
Polipeptita
Protein Targeting
Protein Target adalah biomolekul fungsional yang
ditangani dan dikendalikan oleh senyawa biologis
aktif. Mereka digunakan dalam proses transduksi,
transformasi dan konjugasi. Identifikasi protein target,
penyelidikan proses transduksi sinyal dan
pemahaman interaksi mereka dengan ligan.
Target Polipeptita
Setelah terjadi sintesis polipeptida, maka Signal sequence banyak ditemukan asam amino Signal sequence bukan dari protein fungsional,
polipeptida akan dikirim ke daerah target. Namun hidrofobik yang berfungsi untuk memudahkan melainkan sebuah urutan asam amino yang jika setelah
terkadang ukuran polipeptida yang terlalu besar, polipeptida yang akan dibawa masuk menuju daerah selesai mengenali reseptor target, maka signal sequence
maka ada mekanisme tersendiri yakni target yang memiliki membran hidrofobik. Kemudian akan di putus ikatannya dengan enzim signal peptidase
polipeptida yang akan dikirim menuju daerah satu atau lebih dari signal sequence tersebut memiliki (De Robertis, 1988; Lehninger et al., 2000). Pada gambar 2
target belum mengalami pelipatan. Pada daerah residu asam amino yang bermuatan positif sebelum disajikan macam-macam polipeptida beserta signal
polipeptida yang belum mengalami pelipatan urutan residu hidrofobik serta memiliki residu asam sequence-nya pada polipeptida yang akan menuju ke
tersebut memiliki signal sequence yang terletak amino polar pada C-terminal yang berdekatan dengan Retikulm Endoplasma. Sementara pada tabel 1
di bagian N-terminal yang terdiri dari 13-36 daerah cleavege site atau tempat pemutusan antara dikelompokkan sinyal yang tidak hanya berupa signal
residu yang pertama kali dipostulatkan oleh signal sequence dengan polipeptida (Voet & Judith, sequence, namun ada juga yang berupa molekul non-
Blobel and Sabatini (Metzler, 2001). 2009; Weaver&Hedrick, 1997). peptida.
TRASPORTSI PROTEIN
Translokasi protein ke retikulum endoplasma (RE)
dengan menggunakan signal sequence pertama kali didemonstrasikan
oleh George Palade yang diilustrasikan pada gambar berikut.
Adapun tahapan mekanisme pada gambar tersebut adalah :
1. Ribosom memulai mentranslasi mRNA.
2. Urutan polipeptida yang pertama disintesis adalah signal sequence.
3. Selanjutnya signal recognition particle (SRP) mendekati dan
mengikat signal sequence beserta ribosom.
4. Kemudian SRP berikatan dengan GTP dan menuju ke reseptor SRP.
5. Tahap selanjutnya ribosom akan menempel pada transkolon (pori-pori
pada RE) yang diikuti dengan lepasnya SRP melalui hidrolisis GTP
menjadi GDP+Pi.
6. Ribosom masih melakukan elongasi ke arah lumen RE.
7. Pada saat itu signal sequence akan dilepaskan dari polipeptida oleh
signal peptidase.
8. Usai melakukan translasi, ribosom akan memisahkan diri dari RE dan
didaur ulang untuk proses tranlasi berikutnya (Lehninger et al., 2000;
Murray et al., 2009).
TRASPORTSI
PROTEIN
Mekanisme kerja translokasi protein
menuju ke mitokondria
1. Sintesis polipeptida oleh ribosom di sitosol yang sudah mengandung
MTS dan berinteraksi dengan protein chaperon (Hsp70).
2. Selanjutnya MTS berinteraksi dengan reseptor TOM 20/22 yang berada
di membran luar (OMM/outer membrane mitocondria) dan selanjutnya
ditransfer ke reseptor sebelahnya, yakni TOM 40.
3. Kemudian polipeptida ditranslokasi menuju ruang antar membran melalui
kanal TOM 40 dan berinteraksi dengan reseptor TIM 23/17 yang berada
di membran dalam (IMM/ inner membrane mitocondria). Sementara
protein
chaperon Hsp70 berinteraksi dengan TIM44.
1. Kemudian hidrolisis ATP oleh Hsp70 (Gambar 5) akan membantu
translokasi polipeptida menuju ke matriks mitokondria. MTS atau
targetting sequence yang berada di polipeptida akan diputus ikatannya
oleh enzim matriks protease (Murray et al., 2009).
Mekanisme kerja translokasi protein menuju ke nukleus melalui NPCs (Murray et al., 2009).
 Pada tahap tersebut, molekul cargo (polipeptida yang akan ditransfer ke nukleoplasma) bersamaan dengan NLS akan berinteraksi dengan
importin (karyopherin) yang merupakan molekul protein yang terlibat dalam transpor polipeptida dan RNP (ribonukleoprotein) menuju ke
Mekanisme nukleoplasma.

translokasi 

Molekul cargo yang bersamaan dengan NLS setelah berinteraksi akan membentuk suatu kompleks.
Kompleks dari cargo, NLS, dan importin akan berinteraksi dengan RanGDP (Ras-related nuclear GDP).

polipeptida  RanGDP membantu kompleks cargo, NLS, dan importin menuju ke nukloplasma.
 Setelah menuju ke nukleoplasma, maka RanGDP dikonversi menjadi RanGTP oleh GAP. Pengkonversian tersebut menyebabkan perubahan
konformasi yang mengakibatkan importin dan RanGTP membentuk sebuah kompleks. Sementara cargo dan NLS masih bersamaan di dalam
nukleoplasma yang selanjutnya NLS akan dipecah dengan enzim.
 Kompleks importin-RanGTP akan meninggalkan nukleoplasma menuju sitosol melalui NPCs.
 Ketika kompleks importin-RanGTP sudah berada di sitosol, maka kompleks tersebut dipecah menjadi importin dan RanGDP oleh GAP yang
akan digunakan untuk mekanisme seperti sebelumnya (Albert et al., 2008; Allison, 2007; Murray et al., 2009).
Content Here

Content Here

Content Here
TRANSPORT PROTEIN KE
BADANG GOLGI
Untuk mentransfer protein yang sudah terlipat dari retikulum endoplasma menuju badan golgi,
maka diperlukan perantara berupa vesikel yang akan menjembatani antar orgenel tersebut. Adapun
RE akan menghasilkan vesikel yang berbeda-beda sesuai dengan target yang diharapkan. Sehingga
diperlukan suatu sinyal yang akan direspon oleh organel target tertentu. Sinyal-sinyal tersebut
dapat dilihat di table berikut.

Pengeluaran protein dari


RE melalui vesikel
Pengeluaran protein dari RE melalui vesikel (Albert et al., 2008). Pada gambar tersebut, cargo
(protein) akan berikatan baik secara langsung maupun secara tidak langsung dengan mantel (coat)
dari COPII, membran, dan adanya exit signal. Setelah terkonsentrasi dalam suatu membran RE,
maka terbentuklah kuncup (budding) dan selanjutnya terbentuklah vesikel (Albert et al.,2008).
TRANSPORT
PROTEIN Protein-protein yang berasal dari badan
golgi tersebut yang akan di transpor menuju
KE LISOSOM
lisosom tidak memiliki signal sequence seperti
yang ada pada protein-protein yang lain. Sinyal
yang digunakan pada mekanisme transport
protein dari badan golgi ke lisosom berupa
mannose-6 -phosphate (Alberts et al., 2008).
mannose-6-phosphate (M6P) merupakan
karbohidrat yang digunakan sebagai marker
protein dari badan golgi menuju ke lisosom Selanjutnya di dalam badan golgi bagian TGN (Trans Golgi Network) M6P akan berikatan dengan

(Berg et al., 2006). Proses pembentukan M6P protein untuk lisosom, misalnya enzim hidrolitik. Ikatan antara M6P dengan enzim hidrolitik
dihubungkan oleh senyawa oligosakarida (Gambar 12). Kompleks M6P-enzim hidrolitik akan
dijelaskan melalui gambar 11 dengan cara
berikatan dengan reseptor yang ada di TGN. Selanjutnya mekanisme translokasi enzim hidrolitik
penambahan gugus phospho – N – menuju ke endosom sebelum menjadi lisosom dijelaskan melalui gambar 13. Setelah enzim hidrolitik
acetylglucosamine pada residu manosa dengan membentuk kompleks dengan M6P, maka terbentuklah vesikel yang dibungkus dengan reseptor
clathrin. Kemudian vesikel tersebut ditransfer menuju ke endosom. Setelah itu enzim hidrolitik akan
bantuan enzim phosphotransferase, selanjutnya
dilepaskan ke dalam endosom. Rendahnya pH dalam endosom menyebabkan disosiasi atau lepasnya
phospho-diesterase membentuk manosa-6-
reseptor M6P dari enzim hidrolitik. Dan di dalam endosome tersebut reseptor akan dikembalikan ke
fosfat yang akan digunakan sebagai sinyal TGN melalui vesikel yang dibungkus dengan retromer dalam keadaan tanpa protein. Sementara itu di

(Berg et al., 2006). dalam endosom, gugus fosfat dari M6P akan dilepaskan (Alberts et al., 2008).
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai