Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

HASIL PERCOBAAN EGG DROP


CHALLENGE

Kelompok 8

Anggota Kelompok :
Dennis Deviandoni
Glenn Anderson
M.Baharuddin Yusup
Siska Marsinta Siahaan

Pengantar Rekayasa dan


Desain KU1201 (K-40)
Fakultas Teknik Pertambangan dan
Perminyakan Institut Teknologi Bandung

This study source was downloaded by 100000838947584 from CourseHero.com on 12-12-2021 14:45:24 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/29642684/LAPORAN-PRD-EGG-DROPdocx/
LAPORAN
HASIL PERCOBAAN EGG DROP CHALLENGE

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang
Setiap hari produk-produk baru dihasilkan dari kegiatan industry dan perlu
didistribusikan ke berbagai tempat di dunia. Kita tidak bisa memantau proses
pendistribusian yang ada secara keseluruhan. Sebagai seorang engineer kita perlu
mencari ide bagaimana agar produk yang dihasilkan dapat terjaga kualitasnya tanpa
retak,pecah, atau mengalami kerusakaan saat proses pendistribusian. Dalam hal ini
percobaan egg drop sangat cocok diaplikasikan untuk mempelajari mengenai gravitasi
dan bagaimana material saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.

2. Tujuan Percobaan
Tujuan akhir yang ingin dicapai pada percobaan ini yaitu membuat sistem/alat yang dapat
melindungi telur mentah agar tidak pecah ketika dijatuhkan dari ketinggian kurang lebih
5 meter di atas tanah. Selain itu, telur juga harus jatuh pada titik lokasi yang telah
ditentukan.

3. Manfaat Percobaan
Mahasiswa dapat menemukan system pelindung yang lebih efektif untuk melindungi
telur mentah agar tidak pecah ketika dijatuhkan dari ketinggian kurang lebih 5 meter di
atas permukaan tanah setelah melalui berbagai penelitian dan pembaharuan.

4. Dasar Teori dan Konsep

• Momentum
Momentum adalah besaran yang berhubungan dengan kecepatan dan massa suatu benda,
secara matematis momentum dapat dirumuskan :
p= m . v
p = momentum, m = massa, v = kecepatan / viscositas (dalam fluida)
Dari persamaan di atas, tampak bahwa momentum (p) berbanding lurus dengan massa
(m) dan kecepatan (v). Semakin besar kecepatan benda, maka semakin besar juga
momentum sebuah benda. Demikian juga, semakin besar massa sebuah benda, maka
momentum benda tersebut juga bertambah besar.
• Tekanan
Tekanan atau dalam bahasa inggris adalah Pressure merupakan gaya per satuan luas
bidang secara tegak lurus. Secara matematis tekanan dirumuskan sebagai berikut :
P=F/A
F : Gaya (N) A : Luas Permukaan (m²) P ; Tekanan (N/m² = Pa)

• Gravitasi
Gaya gravitasi adalah gaya tarik menarik antar dua benda yang memiliki massa. Besar
gaya ini berbanding lurus dengan perkalian kedua massa dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak antara kedua massa benda tersebut.Jika dua buah benda bermassa m1 dan
m2 dipisahkan oleh jarak R, maka besar gaya gravitasi antar kedua benda adalah :

F = gaya tarik gravitasi (N) G = konstanta gravitasi umum (6,673 x 10–11 Nm2/kg2)
m1, m2 = massa masing-masing benda (kg) R2 = jarak antara kedua benda
(m)

• Hambatan Udara
Hambatan udara disebabkan oleh tumbukan benda padat dengan molekul gas di atmosfer.
Semakin besar jumlah molekul udara, semakin besar hambatan. Dalam prakteknya, ini
berarti bahwa suatu benda dengan permukaan yang lebih luas menemui hambatan besar.
Sebuah benda yang lebih cepat juga memiliki hambatan udara lebih besar karena molekul
udara itu lebih banyak kontak dalam kurun waktu tertentu. Ketika hambatan dari obyek
dalam jatuh bebas sama dengan tarikan gravitasi pada objek, tidak lagi mempercepat. Hal
ini disebut kecepatan terminal, dan bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti berat
badan, luas permukaan, dan kecepatan.
B. Isi dan Pembahasan

1. Progress Kelompok
Kelompok 8 telah melakukan percobaan sebanyak 2 kali dengan alat, bahan dan konsep
yang berbeda sesuai pembaharuan system egg drop yang dilakukan.

• Percobaan I
Konsep pelindung telur yang digunakan:
Pada percobaan pertama kami menggunakan kotak bekas heater berukuran besar yaitu
(20x13x8)cm.. Hal itu berdasar pada prinsip hambatan udara yang menyatakan bahwa
suatu benda dengan permukaan yang lebih luas menemui hambatan udara lebih besar
sehingga kecepatan jatuh benda berkurang dan itu berakibat pada pengurangan
momentum benda saat bertumbukan dengan tanah. Selain itu, tekanan yang bekerja pada
system benda menjadi semakin kecil akibat luanya penampang pelindung telur. Kami
juga menggunakan material seperti gelembung udara (bubble wrap), beras, dan kapas
dengan tujuan meredam momentum yang terjadi pada telur. Sehingga telur diharapkan
tidak pecah atau mengalami kerusakan. Sistem pelindung telur ini kami desain berbentuk
persegi panjang agar saat jatuh tidak menggelinding melainkan tepat jatuh pada titik yang
diinginkan. Persiapan yang dilakukan untuk menyiapkan telur kedalam system pelindung
memakan waktu yang singkat (tidak lebih dari 30 menit).

Material yang digunakan:


1 Kardus bekas heater
2 Bubble wrap
3 Beras kurang lebih 500 gram
4 Kapas
5 Gunting
6 Selotip dan Perekat
7 Telur

Langkah Percobaan:
1 Masukkan kapas ke dalam kardus sampai ½ volume kardus terisi.
2 Tempelkan kapas pada dinding kardus dengan perekat.
3 Tuang beras ke dalam kardus yang sudah dilapisi dengan kapas.
4 Lapisi bagian luar kardus dengan bubble wrap sebanyak 2 lapis sehingga semua
bagian kardus tertutup rata.
5 Lapisi telur dengan bubble wrap sebanyak 2 lapis.
6 Masukkan telur ke dalam beras yang telah dituangkan dalam kardus.
Hasil dan Analisa Percobaan:
Setelah kardus dijatuhkan dari ketinggian 5 meter, telur yang ada di dalam kardus
tersebut pecah dan mengalami kerusakan. Hal ini dapat terjadi karena:
➢ Pertama, beban total alat dan telur terlalu berat (massa system besar) sehingga
menghasilkan momentum yang besar dan merusak telur yang ada di dalamnya.
➢ Kedua, kapas yang digunakan terlalu tipis. Hal ini membuat tumbukkan tidak
dapat diredam secara efektif.
➢ Ketiga, beras yang digunakan kurang efektif untuk meredam tumbukkan yang
terjadi. Beras justru menambah besar massa system dan tidak rapat sehingga telur
tetap bisa meluncur mendekati dinding kotak.

• Percobaan II
Konsep pelindung telur yang digunakan:
Pada percobaan kedua kami melakukan perubahan pada system pelindung telur yang
digunakan. Kotak pelindung yang kami gunakan pada percobaan ini lebih kecil
dibandingkan kotak yang digunakan pada percobaan pertama, tujuannya untuk
memperkecil massa total system. Namun, kecepatan jatuh benda dan momentum benda
menjadi lebih besar dan kami sudah mempertimbangkannya. Kami tetap menggunakan
material gelembung udara (bubble wrap) seperti pada percobaan pertama untuk meredam
momentum yang terjadi pada telur. Tetapi kami mengganti beras dan kapas dengan
indomie rebus karena indomie rebus memiliki tekstur yang lebih lunak dan massa yang
lebih ringan dibandingkan beras, sehingga telur diharapkan tidak pecah atau mengalami
kerusakan. Sistem pelindung telur ini tetap kami desain berbentuk persegi panjang agar
saat jatuh tidak menggelinding melainkan tepat jatuh pada titik yang diinginkan.
Persiapan yang dilakukan untuk menyiapkan telur kedalam system pelindung memakan
waktu yang singkat (tidak lebih dari 30 menit).

Material yang digunakan:


1 Kardus bekas termos
2 Bubble wrap
3 Mie instan sudah direbus
4 Gunting
5 Selotip dan perekat
6 Telur

Langkah Percobaan:
1 Lapisi bagian luar kardus dengan bubble wrap
2 Masukkan mie instan yang sudah direbus ke dalam kardus kurang lebih setinggi
2.5 cm.
3 Bungkus telur dengan bubble wrap
4 Masukkan telur yang sudah dibungkus bubble wrap ke dalam kardus
5 Masukkan lagi mie instan hingga kardus penuh
6 Tutup kardus rapat-rapat.

Hasil dan Analisa Percobaan


Setelah kardus dijatuhkan dari ketinggian 5 meter, telur tidak pecah ataupun retak. Hal ini
dapat terjadi karena:
1 Bubble wrap baik yang melapisi kardus maupun telur mempunyai rongga-rongga
udara yang berfungsi untuk menghilangkan gaya yang dihasilkan oleh tumbukan
terhadap lantai.
2 Mie rebus berfungsi sebagai peredam getaran terhadap bagian atas dan bawah telur
karena sifatnya yang kenyal dan elastis. Benda yang elastis bisa mengubah gaya
tumbukan menjadi perubahan bentuk. Pada hal ini, mie ketika bertumbuk berubah
bentuk menjadi lebih gepeng untuk meredam tumbukan.
3 Sistem saat dijatuhkan memantul, pemantulan ini mengurangi sedikit gaya yang
timbul akibat tumbukan.
4 Berat sistem yang tidak terlalu besar sehingga tumbukan yang terjadi pada telur juga
kecil.

C. Kesimpulan
Pada prinsipnya, system pelindung telur yang efektif untuk digunakan adalah system yang
memiliki massa total yang relative ringan sehingga gaya gravitasi yang bekerja pada benda
semakin kecil, selain itu momentum yang dialami benda juga semakin kecil. Kita juga dapat
memanfaatkan beberapa material seperti bubble wrap dan mie instan untuk mencegah adanya
kontak langsung antara dinding kotak pelindung dengan telur. Selain itu, material tersebut juga
dapat meredam momentum yang terjadi pada system pelindung sehingga telur yang berada
didalamnya tetap terjaga dari kerusakan.

Sumber Referensi: http://cpphysics.homestead.com/eggdrop1.html


http://hubpages.com/hub/Free-Homeschooling--The-Egg-Drop
http://homepage.usask.ca/~dln136/projectile/pages/module1.html
http://cascience.wordpress.com/2008/11/13/physic-egg-drop-activity-november-13-
2008/http://www.geocities.com/r_dman2000/egg_drop_project.htm
http://png-eppl.blogspot.com/2008/07/79-wednesday-great-egg-drop.html
http://www.flickr.com/search/?q=egg drop&w=all
https://www.nasa.gov/pdf/556927main_Adv-RS_Egg_Drop.pdf
http://www.galileo-camps.com/blog/entry/diy-physics-lesson-try-to-drop-an-egg-without-cracking-it
http://www.science-ideas.com/egg-drop-project-ideas

Anda mungkin juga menyukai