2. Pengobatan Hormon
Penggunaan "skrining hormon prenatal atau pengobatan untuk pencegahan
homoseksualitas“ dapat membangun minat rendah pada bayi dan laki-laki - dan
bahkan minat pada apa yang mereka anggap sebagai pekerjaan dan permainan pria,
sebagai tidak normal dan berpotensi dapat dicegah dengan dex [amethasone] sebelum
kelahiran.
Jenis-Jenis Intervensi Pada Interseks
4. Disforia Gender
Suatu kondisi yang diderita orang-orang yang dikenal dengan sebutan transgender, di
mana seseorang mengalami ketidaknyamanan atau rasa tertekan karena ada ketidak-
cocokan antara jenis kelamin biologis dengan identitas gender mereka.
5. Dukungan Psikososial
Dalam proses ini, mereka tidak boleh mengalami tekanan waktu atau sosial. Tujuan dari
konseling dan dukungan adalah untuk menciptakan ruang yang terlindungi bagi orang
tua dan bayi baru lahir, sehingga dapat memfasilitasi ikatan yang erat.
ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
A. Anamnesa : 5. Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Identitas pasien a. Adakah keluarga yang mederita interse
Dalam identitas klien berisi: nama, jenis kelamin, suku b. Adakah anggota keluarga yang menderita kelainan
bangsa, pekerjaan, pendidikan, agama dan alamat. urologi.
2. Keluhan Utama: c. Apakah ada keluarga yang mengalami CAH
Mengungkapkan alasan klien mauk rumah sakit yaitu (Hiperplasia Adrenal Kongenital).
tentang keraguan jenis kelaminnya. d. Adakah riwayat perkawinan sedarah.
3. Riwayat penyakit sekarang: e. Perempuan yang amenorrhea atau infertilisasi atau
Apakah ada bentuk jenis kelamin yang berkebalikan juga pubertas dini.
dengan sifat klien. 6. Riwayat Tumbuh Kembang
4. Riwayat Kehamilan Ibu: Ada beberapa tipe yang menyebabkan gagal tumbuh atau
a. Penggunaan progestrone atau androgen pada awal kerdil, tumbuh yang lebih panjang, dan yang
kehamilan. menyebabkan keterbelakangan mental.
b. Ibu mengalami virilisasi 7. Riwayat psikologis
c. Riwayat kematian perinatal Kaji fungsi menyal, suasana hati, tingkat depresi,
d. Gangguan endokrin pada ibu selama kehamilan gangguan konsep diri, minder, tidak mau bergaul dengan
e. Derajat maturitas atau prematuritas umur sesama teman karena malu identitas yang tidak jelas.
kehamilan. Keluarga klien merupakan sumber terbaik untuk
mendapatkan informasi tetang perubahan ini.
ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
B. Pemeriksaan Fisik :
1. B1 (Breathing) 4. B4 (Bladder):
Periksa bentuk dada simetris, bentuk a. Posisi meatus uretra tidak normal.
payudara, pola pernapasan normal (RR = b. Pancaran urine lebih pendek.
1620/mnt) 5. B5 (Bowel):
2. B2 (Blood): Tidak ada kelainan.
a. Periksa tekanan darah normal, sesuai 6. B6 (Bon):
dengan usia. Tidak ada kelainan.
b. Raba perfusi dan nadi klien dalam batas
normal dan teraba hangat, nadi normal
(60100/mnt)
3. B3 (Brain):
Tidak ditemukan adanya nyeri
ASUHAN KEPERAWATAN
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
(Dx) 1. Kekurangan volume cairan b/d kekurangan natrium dan kehilangan cairan melalui ginjal, kelenjar keringat,
saluran
GIT (karena kekurangan aldosteron).
•Tujuan: Anak dapat mempertahankan herat jenis urin dalam batas normal
•Kriteria hasil: Anak tidak memperlihatkan adanya tanda dan gejala dehidrasi, pola eliminasi urin normal.
No. Intervensi Rasional
1. Pantau TTV, catat perubahan Hipotensi pastoral merupakan bagian Hipotesis pastoral meruakan bagian dari hipovolemia akibat kekurangan
tekanan darah pada perubahan dari hipovolemia akibat aldosteron.
kekurangan posisi, kekuatan dari nadi perifer.
2. Kaji pasien mengenai rasa haus, mengidentifikasi adanya Mengidentifikasi adanya hipotermia dan mempengaruhi kebutuhan volume
hipotermia dan kelelahan, nadi cepat, pengisian mempengaruhi pengganti.
kebutuhan volume kapiler memanjang, turgor kulit pengganti
jelek, membran mukosa kering, warna kulit dan temperaturnya.
3. Periksa adanya status mental dan sensori. Dihidrasi berat menurunkan curah . sensori jantung, berat dan perfusi
jaringan terutama jaringan otak.
4. Kolaborasi: Kebutuhan cairan pengganti 4 - 6 liter. dengan pemberian cairan Na Cl 0,9
Berikan cairan NaCl 0,9% % dextrose melalui IV 500 - 1000 ml/jam, dapat mengatasi kekurangan
natrium yang sudah terjadi dan mengurangi hipovolemi.
ASUHAN KEPERAWATAN
3. Intervensi Keperawatan
(Dx) 2. Ansietas berhubungan dengan proses penyakitnya : sex ambiguity
•Tujuan : klien memahami tentang penyakit dan tindakan untuk mengatasinya sehingga ansietas teratasi.
•Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien paham terhadap proses penyakit, cemas
berkurang, wajah tidak tegang.
No. Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat ansietas dan diskusikan pada klien penyebabnya bila Identitas masalah spesifik akan meningkatkan kemampuan penyebabnya
mungkin. bila mungkin individu untuk menghadapinya dengan lebih realitas.
2. Gunakan pendekatan terapeutik pada pasien. Membuat klien lebih mudah mengeluarkan perasaan yang sedih sehingga
perawat bisa memberi motivasi.
3. Informasikan pada klien, Keluarga atau orang terdekat tentaang pasien keluarga, orang kemungkinan hasil terburuk atau terdekat tentang
rencana prosedur tindakan. rencana setelah dilakukan tindakan. prosedur tindakan.
4. Kontrol stimulasi eksterna. Adanya suara gaduh dan keributan akan dapat meningkatkan ansietas.
5. Beri waktu mendengarkan klien akan membuat klien merasa dan Selalu berada dengan cara ini akan membuat klien merasa diterima, mulai
diterima, mułai mengakui dan dorong ekspresi perasaan mengakui dan berharap dengan perasaan yang berhubungan dengan
berharap dengan perasaan yang mengenai masa lah yang bebas. keadaan penerima.
ASUHAN KEPERAWATAN
3. Intervensi Keperawatan
(Dx) 3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit, pengobatan dan tindakan pembedaan pada kelamin.
•Tujuan : Klien dapat mengungkapkan perecanaan pengobatan tujuan dari pemberian terapi dan paham tentang
prosedur operasi
•Kriteria hasil : Menunjukkan pemahaman akan proses penyakit dan prognosis, mampu mennjukkan prosedur yan
diperlukan dan menjelaskan rasional dari tindakan dan pasien ikut serta dalam program pengobatan.
No Intervensi Rasional
1. Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan. Mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
2. Berikan informasi mengenai terapi obat-obatan, interaksi, Klien bisa mengerti dan mau melakukan sesuai dengan amjuran demi
efek samping dan pentingnya pada program keberhaslanpengobatan.
4. Berikan konseling terapi secara intensif tentang sex ambiguity Peengetauan menyeluruh tentang sex ambiguity sangat penting untuk
kepada orangtua, keluarga maupun kerabat dekat. diketahui orang tua, keluarga maupun kerabat dekat, hal ini tentunya
untuk menunjang kualitas hidup usia anak.
3. Intervensi Keperawatan
(Dx) 4. Citra/diri/harga diri rendah berubungan dengan ketidakjelasan identitas.
Tujuan : Penilaian diri tentang penghargaan terhadap diri meningkat.
Kriteria hasil : •Mengungkapkan penerimaan diri secara verbal
•Melakukan perilaku yang dapat meningkatkan percaya diri
•Menunjukkan adaptasi terhadap perubahan konsep diri
•Berpartisipasi dalam pembuatan keputusan tentang perencanaan keperawatan
No Interverensi Rasional
1. Dengarkan dengan sungguh-sungguh permasalahan yang Mendengarkan dengan sungguh-sungguh menunjukkan perhatian dapat
dihadapi saat ini lebih efektif mengidentifikasi kbutuhan dan masalah pasien.
2. Tanyakan dengan nama siapa pasien ingin dipanggil Menunjukkan penghargaan dan pengakuan personal.
3. Diskusikan kebutuhan fisik dan berikan umpan balik yang Memberikan kesempatan untuk memulai penggabungan perubahan
realistis serta didiskusikan pilihan masa depan. aktual dalam suasana yang saling menerima dan penu harapan.
4. Bantu klien mengungkapkan perasaan dan menerima apa yang Membantu klien untuk memulai menerima perubahan pada citra diri dan
dikatakan. mengurangi ansietas perubahan diri
5. Diskusikan pandangan klien terhadap citra diri dan efek yang Persepi klin mengenai perubahan pada citra diri dapat perawat galih lebih
mungkin ditimbulkan dari perubahan diri dalam
TERIMAKASIH
Wassalamualaikum Wr.Wb