BAB I
PENDAHULUAN
Rasio kematian ibu adalah jumlah kematian ibu setiap tahun dari penyebab terkait
kehamilan per 100.000 kelahiran yang hidup. Menurut WHO, 99% kematian ibu terjadi di
negara-negara berkembang. Kematian Ibu di negara berkembang 18 kali lebih tinggi
dibandingkan negara maju. Di Indonesia merupakan negara yang paling padat penduduknya
menempati posisi keempat dengan populasi sekitar 240 juta dan memiliki Rasio Kematian Tinggi
yaitu 190 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013.1
Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai MDGs (Millennium Development Goals)
untuk mengurangi angka kematian Ibu dan merupakan kunci dalam mencapai target. Dibutuhkan
untuk mengurangi kematian ibu yang telah menjadi kekhawatiran yang besar di negara-negara
berkembang termasuk di Indonesia, serta penyediaan pelayanan antenatal (ANC).1
Perawatan Ante Natal (PAN) atau Ante Natal Care (ANC) adalah perawatan yang diberikan
kepada ibu hamil dengan tujuan menyelaraskan ibu dan janin agar terhindar dari komplikasi dan
menurunkan insiden morbiditas/ mortalitas perinatal dan maternal. Perawatan ini terdiri atas
promosi kesehatan, penilaian risiko, dan intervensi atas keadaan ibu hamil. Perawatan Ante Natal
dimulai sejak konsepsi yang berhasil sampai dimulainya persalinan.2
Perubahan fisiologi dan anatomi berkembang pada banyak sistem organ dengan
terjadinya kehamilan dan persalinan. Perubahan awal terjadi pada perubahan metabolik oleh
karena adanya janin, plasenta dan uterus dan terutama kenaikan hormon kehamilan seperti
progesteron dan estrogen. Perubahan selanjutnya, pada kehamilan mid trimester adalah
perubahan anatomi disebabkan oleh tekanan akibat berkembangnya uterus.3
Upaya untuk memperbaiki keadaan janin intrauterin atau resusitasi intrauterin telah
dilaksanakan sejak lama, yang secara garis besar yaitu upaya memperbaiki keadaan ibu. Hal ini
merupakan upaya yang paling penting, yang berdasarkan pemikiran, bahwa bila keadaan ibu baik
dan dalam keadaan sehat, maka keadaan janin akan menjadi baik.3
Berdasarkan sebuah studi rumah sakit di India menemukan bahwa penyebab utama
kematian pada ibu adalah sepsis, khususnya aborsi sepsis; preeklamsi-eklamsi berat; ruptur
uterus;
perdarahan; partus lama. Hepatitis, penyakit jantung dan anemia berat merupakan
Status gizi dan metabolisme yang normal saat sekitar konsepsi atau perikonsepsi
merupakan keadaan yang sangat penting berpengaruh terhadap kehamilan. Fokus nutrisi ibu
terutama mengenai pencegahan kekurangan gizi (makro dan mikronutrien) dan masalah obesitas
serta kelebihan berat badan selama masa kehamilan.4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3.2.
Pilih 1 orang tua, biasanya ibu dan tanyakan tentang saudara kandungnya
serta anak-anak mereka dan orang tua ibu tersebut dari generasi ke generasi.
2.1.3.3.
Tambahkan informasi tentang sisi paternal dari keluarga tersebut.
2.1.3.4.
Gunakan simbol yang jelas, misal; lingkaran untuk wanita, kotak untuk
pria. Isilah simbol tersebut bila orang yang disimbolkan terdampak dengan
masalah genetik.
2.1.3.5.
Catat semua nama tanggal lahir dan nama asli ibu sebelum menikah.
2.1.3.6.
Tanyakan mengenai keguguran, kematian janin, jumlah anak, dan bila
pernah menikah lebih dari 1x yang pernah dialami anggota keluarga tersebut.
2.1.3.7.
Catat pekerjaan orang tua, riwayat medis dan obat-obatan , keamilan dan
kelahiran, khususnya bila seorang anaknya menderita sindrom dysmorphic.
2.1.3.8.
Catat setidaknya detail dasar dari kedua sisi keluarga,
2.1.3.9.
Tanyakan apakah pasangan anda saling berhubungan dan apakah ada nama
keluarga yang mirip di keluarga anda
2.1.3.10. Berikan tanggal dan tanda tangani pohon keluarga tsb.
secara
tidak
langsung,
yang
Keputusan yang dibuat oleh paangan dipengaruhi oleh berbagai faktor akan tetapi,
sosial ekonomi, moral dan praktikal merupakan faktor yang utama.
Implikasi mengenai masa depan pasangan, anak yang sudah ada, anggota
DAN
PROBABILITAS
Manusia memiliki 23000 gen yang tersusun dari 23 pasang kromosom yang
dapat berpindah dari sel ke sel dan generasi ke generasi. Secara umum,
perubahan fungsi gen merupakan mekanisme dari gangguan gen tunggal dan
perubahan jumlah duplika dipengaruhi oleh kondisi kromosom. Banyaknya
anomali congenital yang terisolasi merupakan hasil dari keturunan multifaktor
dimana kondisi tersebut muncul dalam individu yang memiliki resiko tinggi.
2.1.6.4.
KONDISI DENGAN KETURUNAN MENDELIAN; GANGGUAN
GEN TUNGGAL
Gangguan gen tunggal diyakini sebagai gen yang dikendalikan oleh satu
pasang gen. Gen tersebut memiliki kemungkinan besar untuk kekambuhan
penyakit. Gangguan gen tunggal biasanya diketahui dengan kombinasi dari
diagnosis klinis dan rekam jejak keluarga orang yang terdampak. Tes DNA
dapat dilakukan untuk diagnosa presymptomatic, deteksi pembawa penyakit
dan diagnosis prenatal.
2.1.6.5.
KETURUNAN AUTOSOMAL DOMINAN (GAMBAR 4-2)
Karakteristik dominan ditunjukan dalam orang yang memiliki baik gen yang
berubah atau sama (heterozygote) dan biasanya ditransmisikan dari 1 generasi
ke generasi berikutnya. Dalam kondisi dominan dengan ekspresi variabel,
pemeriksaan fisik yang hati-hati harus dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda
bahwa orang tua tersebut memiliki gen yang berubah. Sangat jarang terjadi,
orang yang memiliki gen yang berubah tidak memiliki tanda-tanda fisik dan
klinis dari kondisi tersebut.
2.1.6.6.
KONDISI AUTOSOMAL RESESIF
Kondisi ini hanya terjadi pada dalam keadaan homozygous; orang yang
terdampak memiliki duplikat ganda dari gen yang berubah sementarah
pembawanya (heterozygote) dalam kondisi sehat. Setiap anak memilik 1 dalam
4 kesempatan untuk menerima keturunan kondisi tersebut. Untuk saudara yang
tidak terdamak, memiliki 2 dalam 3 kesempatan untuk menjadi pembawa.
Ketika seseorang dengan kondisi autosomal resesif memilik anak, akan
beresiko tinggi menurunkan kondisinya jika pasangannya adalah pembawa
untuk kondisi autosomal resesif yang sama.
2.1.6.7.
KETURUNAN RESESIF TERKAIT X
Walaupun pria dan wanita memiliki 22 pasang autosom yang sama, akan tetapi
pasangan kromosom seksnya berbeda. Wanita memiliki 2 kromosm X,
sementara pria punya 1 kromosom X dan 1 kromosom Y. Karakteristik dari
resesif X biasanya hanya ada di pria karena memiliki 1 duplikat dari gen di
kromosom X. Dalam sel individual wanita, gen dari baik paternal atau
maternal kromosom X didiamkan. Deteksi pembawa di kromosom resesif X
memiliki kemungkinan yang sulit. Kondisi resesif X diakibatkan dari mutasi
baru di Ibu yang sebagai pembawa. Untungnya, teknik DNA bisa menjawab
teka teki tersebut dengan deteksi langsung mutasi atau dengan pelacakan gen.
2.1.6.8.
BENTUK KETURUNAN TIDAK NORMAL
Hal ini bisa dijelaskan dengan fenomena sepeti heterogenitas genetik,
mosaikisme, dan antisipasi, uniparental disomy, mutasi mitokondria, kesalahan
paternity.
2.1.6.9.
PEMERIKSAAN DAN PERCOBAAN GENETIK
Pemeriksaan genetik digunakan ketika sejumlah populasi tertentu ditawarkan dengan
sebuah percobaan untuk kondisi atau status pembawa ketika tidak ada bukti yang
memadai dari kehadiran pembawa tersebut dalam satu individu. Manfaat dari
Kondisi medis
Mode keturunan
Reliabilitas tes pemeriksaan
Prosedur pemberian hasil
Implikasi untuk masa depan pasangan, anak mereka dan anggota keluarga bila
hasilnya positif.
Kemungkinan bahwa pemeriksaan genetik dapat membuka informasi yang tak
terduga.
Secara luas, tes genetik bagi anak-anak sudah diyakini untuk diberikan untuk
mengkonfirmasi sebuah diagnosis atau membantu perawatan pada masa anak-anak, akan
tetapi anak-anak tidak boleh diuji pada standar tes genetik orang dewasa, kecuali bila ada
standar ukuran preventif spesifik atau bila mereka sudah cukup dewasa untuk
memutuskan untuk ikut tes atau tidak.
2.1.6.10. TEKNIK DNA DAN PRAKTEK KLINIS
Basis data online tes DNA yang disediakan oleh laboratorium genetik makin banyak
tersedia belakangan ini. Untuk menjamin reliabilitas dan validitas, penting untuk
mengkonfirmasi bahwa lab yang menyediakan tes DNA paham mengenai program
kontrol kualitas. Walaupun perkembangan terbaaru dalam pengenalan DNA menawarkan
untuk mengetahui mutasi yang menyebabkan kondisi gen tunggal suatu keluarga, penting
untuk menyusun secara berurutan tes DNA untuk kondisi klinis tersebut di mana hasilnya
dapat mempengaruhi perawatan. Situasi tersebut termasuk;
Konfirmasi mengenai diagnosis, khususnya ketika hasil klinisnya menjadi tidak
jelas.
Konfirmasi bahwa seorang anggota keluarga tidak menurunkan kondisi tersebut.
Pengujian pembawa, khususnya ketika tes biokimia tidak tersedia atau hasilnya
menjadi tidak jelas.
Diagnosis DNA untuk kondisi tertentu masih bergantung pada kajian keluarga untuk
melacak gendari suatu penyakit dari keluarga. Hal ini diperlukan ketika lokasi
kromosomal dari gen yang bertangung jawab atas kondisi tersebut diketahui tapi gen
tersebut belum terdientifikasi karena beberapa gen memiliki struktur yang membuat
proses penemuan DNA menjadi lebih sulit.
Pengujian biokimia
USG
Diagnosis DNA
Pelacakan gen
Deteksi mutasi langsung
2.1.6.12.
yang dekat ke sebuah gen yang menyebabkan kondisi tersebut. Gambar 4-6
menunjukkan sebuah contoh dari pelacakan gen untuk kondisi autosomal
resesif. Harus dicatat bahwa untuk pelacakan gen, harus dilakukan kajian
terlebih dahulu tentang orang yang terdampak beserta keluarganya. Pelacakan
fragmen dengan gen penyaki bisa diidentifikasikan dengan mengobservasi
jejak fragmen yang mana yang secara umum berdampak kepada anggota
keluarga. Terdapat sebuah kesalahan yang terkait dengan penggunaan penanda
terhubung dan gen penyakit. Untuk meminimalisir kesalahan diagnosis,
penanda yang menunjukan tidak lebih dari 1% kombinasi ulang dengan
penyakit digunakan bila memungkinkan.
2.1.6.13. DETEKSI MUTASI DAN VARIANT ANGKA DUPLIKAT
Tes diagnosis definitif berguna untuk menunjukan sebuah perubahan DNA
yang bisa diprediksi dapat mengganggu fungsi gen, dan juga penyebab
penyakit. Ketika mutasi diprediksikan menyebabkan pengurangan produk
protein, ini merupakan bukti besar bahwa mutasi tersebut patogenik. Kajian
genetik lebih lanjut diperlukan untuk menemukan kemungkinan dari
patogenitas. Setelah mutasi teridentifikasi, anggota keluarga lain dapat
diarahkan untuk melakukan diagnosis definitif. Bahkan ketika susunan DNA
dari suatu gen diketahui, pelacakan gen mungkin dapat digunakan bila
keterbatasan teknis membuat pengujian mutasi langsung tidak praktis.
2.1.6.14.
PRENATAL
Teknik microarrays melibatkan secara berbeda menandakan pasien dan DNA
referensi dengan fluorochromes dan menghibridakan sampel ke dalam chip
yang terlihat baik klon genomic (pengujian kromosom bakterial buatan) atau
pengujian oligonucleotide sintetis. Hibridaisasi muncul terkait dengan jumlah
pasien dan referensi DNA.
anomali.
Bagian pertama menunjukan jumlah keseluruhan dari kromosom, misal 46, 47.
Bagian kedua menunjukan kromosom sex misal XX, XY, X, XXY
Bagian ketiga mendeskripsikan variasi normal atau anomali yang mempengaruhi:
o Keseluruhan kromosom
o Lengan dari kromosom.
TEKNIK CYTOGENETIC MOLEKULAR
Teknik ini sangat membantu untuk mengetahui asal muasal dari material
kromosom. Selain itu, teknik ini bisa diaplikasikan untuk interfase nuclei untuk
mengetahui jumlah angka duplikat dari kromosom spesifik, secara umum
sebagai tes pemeriksaaan cepat untuk trisomies biasa.
ORANG TUA DENGAN ANOMALI KROMOSOM
TRANSLOKASI KROMOSOM
Dalam masa pembentukan translokasi ketika divisi sel berpisah akan muncul
pada kromosom dari pasangan yang berbeda dengan bergabung dalam bentuk
yang aneh. Bagi banyak pasangan, memahami kemungkinan bukanlah dengan
mengubah pembuatak keputusan karena mereka memilih untuk melakukan
karyotype pada janin pada kehamilan di masa depan. Sangatlah penting untuk
mengarahkan pengujian pembawa keturunan kepada anggota keluarga lain
karena berpotensi memiliki resiko tinggi untuk memiliki keturunan dengan
bentuk tak seimbang dari translokasi. Saran dari layanan genetik klinis sangat
direkomendasikan untuk menghubungi dan memberikan konseling kepada
anggota keluarga. Terdapat 2 tipe translokasi; reciprocal dan robertsonian.
TRANSLOKASI RECIPROCAL
Dikarakterisasikan dengan pertukaran dari material kromosomal sampai pembelahan
dari 2 kromosom. Lengan pendek atau panjang dari suatu kromosom mungkin juga
terlibat. Berdasarkan perkiraan, 1 dari 500 orang adalah pembawa dari translokasi
reciprocal. Ketika janin memiliki keturunan dari translokasi reciprocal seimbang dari
orang tua normal secara klinis terdapat kemungkinan tidak meningkatnya insidensi
dari ketidak normalan phenotypic seorang anak, khususnya jika translokasi muncul
Anomali ini umumnya terjadi karena meningkatnya umur maternal. Fraser dan
Mitchell berpendapat bahwa kurangnya faktor karakterisitk tapi berhubungan
dengan umur maternal lanjut dalam kasus down syndrome. Kajian
ultrasonografi mendemonstrasikan bahwa kecacatan kromosomal utama
seringkali terkait dengan keabnormalan janin yang lebih dari satu. Di sisi lain,
janin dengan keabnormalan lebih dari satu memiliki frekuensi kecacatan
kromosomal yang tinggi. Akan tetapi, karyotyping pre-natal sering dilakukan
karena prognosis untuk bayi mungkin tidak hanya mempengaruhi dari
kombiasi dari identifikasi anomali struktural,akan tetapi juga ditandai dengan
penyakit perkembangan syaraf yang terkait dengan aneuploidy.
TRIPLOIDY
Tingkat keselamatan dari janin dengan triploidy sangatlah rendah, dan mereka
yang lahir dengan anomali ini langsung mati setelah kelahiran. Sangat
direkomendasikan untuk melakukan prenatal karyotyping untuk kehamilan di
masa mendatang.
KROMOSOM ABNORMAL TERSTRUKTUR
Ketika anomali kromosom terstruktur secara tidak terduga ditemukan, langkah
pertama yang harus diperiksa adalah kromosom parental. Jika anomali tersebut
muncul pada orang tua yang normal, kemungkinan anomali yang sama akan
menimbulkan masalah parah pada anaknya. Pengecualian bisa muncul ketika
kromosom yang akan diproduksi terlibat, prinsipnya kromosom 15 dan saran
genetik harus diberikan. Jika kedua orang tua memilik anomali kromosom,
anomali tersebut akan muncul ketika pembentukan gamet. Jika materi
kromosomal sudah digandakan atau dihapus saat masa produksina, hal ini akan
menyebabkan dampak klinis yang parah.
KROMOSOM
TAMBAHAN
ABNORMAL
TERSTRUKTUR
(KROMOSOM PENANDA)
Jika anomali ini ditemukan, parental karyotyping harus dilakukan sesegera
mungkin. Saran lebih lanjut harus diberikan karena tes genetik khusus,
kemungkinan bisa menentukan apakah janin berada dalam resiko tinggi atau
rendah dengan cara menetukan asal muasal kromosomnya. Mosaikisme dengan
garis sel normal sering dikaitkan dengan penemuan sebuah garis sel dengan
baik dan embrio yang cemas. Hal tersebut disebabkan oleh gangguan dari
bentuk normal parental spesifik dari subset gen yang dicetak.
2.1.6.17.
SINDROM MALFORMASI
MALFORMASI
STRUKTURAL
YANG
DITEMUKAN
SAAT
PEMERIKSAAN USG
Pemeriksaan USG yang detail terhadap janin akan menemukan bentuk dari
anomali utama yang berlanjut kepada diagnosis spesifik. Bentuk yang dapat
dikenali disebabkan karena anomali kromosom, akan tetapi jarang untuk gen
tungga dan sindrom dysmorphic daoat didiagnosa di utero dalam riwayat
sindrom tersebut. Pemeriksaan yang hati-hati dan detail seperti bergerak atau
tidak dapat memberikan infomasi diagnosis yang berharga. Penggunaan basis
data komputer mungkin bisa membantu, akan tetapi sangatlah penting untuk
membandingkan kondisi pasien dengan diagnosis yang diduga dengan fotofoto dan laporan asli. Deskripsi tertulis tentang kondisi dysmorphic mungkin
bisa membantu proses pencocokan. Dari segala aspek yang ada, konseling
genetik mempunyai peran yang amat penting. Informasi yang didapatkan saat
prenatal harus dilengkapi dengan informasi dari pemeriksaan postnatal dari
pemeriksaan dengan patologis perinatal jika pasangan meminta untuk
mengkahiri kehamilan jika janinnya sudah mati.
PROBABILITAS KEKAMBUHAN SEBUAH SINDROM
Jika diagnosis tidak jelas atau tidak akurat, data yang menjadi dasar resiko
kekambuhan tersedia, maka sangat disarankan untuk meminta bantuan ahli
genetik klinis.
2.1.6.18. ORGAN TERISOLASI DAN ANOMALI SISTEM
Banyak kondisi yang melibatkan sistem organ tunggal muncul dan memiliki
komponen genetik tetapi tidak menunjukan bentuk yang jelas dari keturunan
mendelian. Multifactorial didefinisikan untuk grup ini, dalam suatu kasus
misal; Hirschprungs disease, penyakit jantung congenital. Data empiris
resiko, didapatkan dari pegamatan kekambuhan dalam kajian populasi, tersedia
untuk banyak kondisi tersebut. Akan tetapi, perlu nasehat dari ahli genetik
klinis.
Untuk pembawa keturunan wanita, tiap anak laki-laki memilik 1 dari 2 resiko terdampak dan
untuk tiap anak perempuan memiliki 1 dari 2 resiko menjad pembawa, homozigot perempuan
yang terdampak sangat jarang ada.
Anomali Kromosom
Sarankan keluarga dengan translokasi kepada ahli genetik klinis sehingga kajian keluarga bisa
dilakukan dan untuk menghitung resiko dari karyotype yang tak seimbang yang menyebabkan
keguguran dan anak dengan anomali.
Periksa kromosom orang tua dengan keabnormalan kromosom struktural
Duplikasi atau penghapusan material kromosom dapat mengakibatkan anomali congenital atau
cacat mental.
Memprediksikan efek klinis dari mosaikisme adalah sulit, diperlukan karyotyping dari sel lain.
Kondisi pengulangan kromosomal memiliki kemungkinan rendah untuk kekambuhan; arahkan
karyotyping janin agar lebih meyakinkan.
Periksa laporan karyotype dengan laboratorium jika hasilnya masih meragukan
Klarifikasi apabila kemungkinan yang ada di laporan laboratorium berhubungan dengan at
amnicontesis atau di saat persalinan.
Sindrom Spesifik
Yakinkan keakuratan diagnosa dan resiko kekambuhan.
Gambaran resiko empiris tersedia untuk kondisi tertentu.
Diagnosis prenatal bisa dilakukan untuk kondisi tertentu dengan basis biokimia, di mana gen
yang terkait telah teridentifikasi, atau di mana penghapusan mikro atau duplikasi yang menjadi
penyebabnya.
Jika diagnosis atau probabilitas meragukan, arahkan pasien ke ahli genetik klinis.
Anomali sistem dan Organ
Kehamilan seharusnya dianggap sebagai tahap yang unik secara psikologis dalam
kehidupan seorang wanita. Akan tetapi, penyakit yang tidak terduga dari ibu atau janin
dapat menimbulkan komplikasi pada kehamilan. Kehamilan beresiko tinggi terjadi
ketika probabilitas dampak negatif lebih tinggi dari risiko dasar pada populasi kehamilan
umum.5
Sebuah kehamilan risiko tinggi mengacu pada sesuatu yang menempatkan ibu, janin
atau neonatus pada peningkatan risiko terjadinya morbiditas atau mortalitas selama
kehamilan atau melahirkan. Semua perempuan harus dianggap berisiko. 8 Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia, 99% kematian ibu terjadi di negara-negara berkembang.
Kematian ibu di negara berkembang 18x lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju.
Republik Indonesia adalah negara keempat di dunia yang paling banyak penduduknya,
dengan populasi sekitar 240 juta. Indonesia memiliki risiko kematian tertinggi yaitu 190
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013.1
risiko yang merugikan janin dan ibu, termasuk kelahiran premature, IUGR, kematian
perinatal, perdarahan antepartum, perdarahan post partum dan kematian ibu.
Depresi antenatal terjadi pada 12,2% dari wanita hamil di Singapore. Jika tidak
diobati, penyakit ini dapat melemahkan seorang ibu hamil dan menempatkan risiko
yang dapat merugikan diri. Hal ini juga dapat membatasi pertumbuhan janin dan
meningkatkan risiko persalinan prematur. Selanjutnya, kecemasan sering menyertai dan
mempersulit depresi, terutama di trimester pertama dan ketiga. Kemudian, depresi
antenatal menjadi kuat pada depresi postnatal, yang terjadi terhadap stres pengasuhan
dan kesulitan dalam ikatan ibu-bayi.9
Diabetes mellitus terjadi 3-5% pada kehamilan, kejadian dapat meningkat karena
obesitas. Wanita hamil dengan diabetes insulin dependen yang sudah ada dapat
meningkatkan risiko pielonefritis, ketoasidosis, hipertensi, kematian janin, malformasi
janin besar, janin markosomia (berat janin > 4,5kg). 8 Pasien dengan diabetes mellitus
gestasional termasuk dalam kehamilan beresiko tinggi. Diabetes mellitus gestasional
didefinisikan sebagai intoleransi karbohidrat dengan onset pertama kali diketahui
selama kehamilan. Diabetes mellitus gestasional meningkatkan risiko berbagai
komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Pajanan intrauterus terhadap intoleransi
glukosa maternal meningkatkan risiko pada janin dalam jangka waktu lama.10
Obesitas selama kehamilan dianggap sebagai kehamilan risiko tinggi karena terkait
dengan banyak komplikasi.8
Kehamilan pada remaja menyumbang 13% dari semua kehamilan. Prevalensi
meningkat dengan adanya anemia, berat badan lahir rendah, hipertensi dan sectio
caesaria, wanita hamil > 35 tahun, kejadian preeclampsia meningkat, diabetes
gestasional, solusio plasenta dan plasenta previa.
Paparan dari luar seperti infeksi, merokok, obat-obatan dan agen fisik mungkin
merupakan hasil dari malformasi, terutama jika paparan terjadi sekitar 2-8 minggu
setelah konsepsi saat terbentuk organ.8
1.3.1. Etnik
Ras dan etnis merupakan hal yang kompleks, kontroversial dan sulit untuk diukur
secara akurat. Ras dan etnis kerap kali dijadikan sebagai pengganti ukuran untuk
standar hidup dan gaya hidup. Terdapat beberapa variasi yang muncul dari populasi
suatu etnis, ditandai dengan kepercayaan budaya, bahasa, adat setelah kelahiran, tata
cara kelahiran dan perawatan anak, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, tingkat
asimilasi, kebiasaan makan, rumah, perilaku seks, stress dan akses ke fasilitas
kesehatan. Beberapa atribut tersebut memiliki pengaruh kecil terhadap kesehatan
atau penyakit. Dalam kajian klinis, ras dan etnis kerap kali tidak didefinisikan secara
memadai dan bila dikaitkan dengan masalah kesehatan haruslah diterjemahkan
secara hati-hati.
1.4. Masalah-masalah kesehatan Maternal dan perinatal secara global
Pada tahun 2000, 189 negara anggota Perserikatan bangsa-bangsa (PBB)
mengajukan keikutsertaanya dalam MDD (Millenium Development Declaration) atau
Deklarasi Pengembangan Milenium. Mereka berkomitmen untuk menyukseskan
program pengembangan dan kesehatan ambisius di tahun 2015. Perjanjian-perjanjian
penting dari deklarasi tersebut akhirnya dirubah menjadi MDGs (Millenium
Development Goals) yang memiliki kerangka kerja lebih terstruktur dan terukur. MDG
merupakan peristiwa kesehatan masyarakat dunia paling penting sejak tahun 1990.
MDG juga membuat para pendonor memprioritaskan pendanaan mereka untuk area
spesifik yang berhubungan dengan MDG. 3 dari 8 MDGs (4,5 dan 6) behubungan
secara langsung pada kesehatan maternal dan perinatal (Tabel 1-1)
Proses MDG memiliki beberapa dampak positif. Dilihat dari garis besar beban
penyakit terbesar, MDGs tidak hanya memperbaiki arus sumber daya untuk praktek
yang lebih efektif di negara dengan pendapatan kecil dan menengah, sebagai contoh;
perawatan antiretroviral di kawasan sub-Sahara Afrika. MDGs juga berperan untuk
penemuan yang lebih baik dari penyebab kematian dan tingkat kematian serta perbaikan
evaluasi dari intervensi yang kemungkinan memilik dampak kesehatan.
Tingkat Kematian Maternal pada 2005 yang dikembangkan oleh WHO (World Health
Organization), UNICEF (United Nations Childrens Fund), UNFPA (United Nations
Populations Fund) dan Bank Dunia mempersembahkan keunggulan metodologis di
ruang lingkup yang dianggap kontroversial. Tingkat kematian maternal memperkirakan,
banyak negara-negara yang tidak setuju karena penyesuaian untuk laporan yang kurang
memadai dan membuat model perkiraan untuk negara-negara yang tidak memiliki data
dari kajian metodologis. Akan tetapi, hasil dari kajian-kajian tersebut merupakan sebuah
perbaikan besar daripada tidak mempunyai data sama sekali, termasuk sebuah analisis
tren. Sebuah kajian sistemetis tentang penyebab kematian maternal telah diterbitkan
pada tahun 2006, menunjukan untuk pertama kalinya kombinasi dari data yang
mewakili populasi pada kajian yang melaporkan penyebab utama dari kematian
maternal dan pemahaman kita sekarang lebih baik dibanding di tahun 1990.
1.4.2. Kematian maternal dan morbiditas
Sekitar 99% kematian maternal terjadi di negara berkembang dan perkiraan yang
ada memperkirakan 536.000 wanita meninggal tiap tahunnya dalam periode 42 hari
kehamilan. Kematian di sub-Sahara Afrika dan Asia Selatan terhitung sebanyak 86%
dari kematian maternal global. Analisis tren mengindikasikan terjadnya penurunan
secara global kurang dari 1% per tahun, adapun angka tersebut kurang dari target
sebesar 5.5% yang ditetapkan oleh MDG.
Penyebab kematian maternal di kawasan Afrika dan Asia adalah pendarahan
kehamilan (gambar 1.1). Di kawasan Amerika Latin, dan Kepulauan Karibia tekanan
darah tinggi merupakan penyebab terbesar 26% kematian maternal. Praktek aborsi yang
tidak aman merupakan penyebab penting kematian maternal dan merupakan salah satu
yang bisa dicegah. Di negara berkembang, penyebab kematian utamanya seperti;
thromboembolisme dan penyebab tidak langsung seperti penyakit jantung. Sekarang,
penyebab kematian maternal tersebut sudah jarang terjadi. Akan tetapi bukan berarti
tiap kehamilan seluruhnya aman. Berdasarkan laporan yang dibuat oleh Waterstone dan
rekan, pada era 1990-an di kawasan South East Thames di Britania Raya terdapat
tingkat kematian obstetric parah yaitu 12,0 per 1000 kelahiran, dan tingkat morbiditas
serta mortalitas yang parah yaitu; 118:1. Say dan koleganya melakukan kajian dari
laporan-laporan tentangmorbiditas parah dan akut seluruh dunia sampai tahun 2004,
menggunakan kriteria sistem organ dan sekelompok acak wanita, dan menyimpulkan
adanya tingkat bervariasi antara 0.3% dan 1.08%. Baru-baru ini, konsep dari morbiditas
maternal sebagai sebuah perubahan dikelompokan antara kehamilan yang sehat dan
kemaian telah mengundang banyak ketertarikan (Gambar 1.2), Morbiditas maternal
parah dan hampir-kehilangan umumnya sering digunakan untuk mengidentifikasi
wanita yang mengalami peristiwa parah dalam periode kehamilan, kelahiran dan
periode postpartum. Meskipun demikan, tidak ada kriteria yang disetujui secara
internasional, Maternal near-miss bisa didefiniskan sebagai seorang wanita yang
nyaris meninggal akibat komplikasi akan tetapi bisa selamat. Kelompok kerja WHO
pada Klasifikasi Kematian Maternal dan Morbiditas baru saja mengajukan kriteria
klinis, laboratorium dan manajemen pada kajian-kajian terdahulu dan audit data dari
Brazil, Kanada dan Afrika Selatan (Tabel 1-2).
yang
kelahiran
global
memperkirakan
berdasarkan
data
dari
45
negara,
Tingkat kematian perinatal di negara industri secara umum lebih rendah daripada
di negara berkembang. Kelahiran prematur dan cacat lahir memiliki peran utama
penyebab kematian. Di Britania Raya, kematian perinatal meningkat karena banyaknya
angka kelahiran dari Ibu imigran dan imigrasi makin meningkat cepat di banyak negara
maju karena kebutuhan untuk menyeimbangkan piramida umur (populasi penduduk asli
menua dikarenakan rendahnya angka kelahiran).
1.4.4. Strategi untuk memperbaiki kesehatan maternal dan perinatal
1.4.4.1.
Konteks kesehatan masyarakat dan politik
Evaluasi komprehensif tentang strategi global, regional dan nasional untuk
mengurangi tingkat kematian maternal dan perinatal dan morbiditas ada di
dalam cakupan buku ini. Strategi populasi luas telah dirumuskan oleh Bank
Dunia (tabel 1-4). Pengurangan kematian maternal harus dijadikan prioritas
nasional. Sistem daftar rahasia berguna untuk mengkonsentrasikan usaha
pada penyebab kematian yang bisa dihindari dan menilai intervensi baru.
1.4.4.2.
Pelayanan berbasis
masyarakat
Vs
perdebatan
masih
berlangsung
secara
internasional
untuk
mengurangi
angka
layak
dipromosikan
hal
di
nasional
Merupakan
kenyataan
bahwa,
intervensi
tingkat
masyarakat
dapat
diarahkan
dapat
memperbaiki
pelayanan
maternitas
dan
Intervensi klinis
Intervensi klinis yang memadai ditunjukan dan didiskusikan secara
spesifik dalam penelitian ini. Dampak dari intervensi klinis untuk mengurangi
inovasi dan teknologi baru di bidang ginekologi dan obstetrics terbukti dapat
mengurangi tingkat kematian maternal. Sayangnya, ada beberapa praktek
efektif seperti; magnesium sulfat, untuk preeclampsia dan eclampsia dan
oxytocin atau misoprostol untuk mengurangi pendarahan postpartum tidak
diimplementasikan seluas yang seharusnya.
Beberapa intervensi klinis yang harus diraih di banyak tempat yang
sumberdayanya kurang memiliki kemungkinan untuk mengurangi tingkat
kematian maternal dan perinatal yang telah diuji dan dibuktikan di kotak
Summary of Management di atas. Rekomendasi tersebut berdasarkan dari
audit insiden kritis di Afrika Selatan dan terbukti efektif. Sebuah alat bantu
telah dikembangkan untuk membantu untuk memprioritaskan intervensi
untuk diimplimentasikan. Pilihan dari intervensi yang paling memadai untuk
cakupan tertentu dapat dikalkulasikan dengan memperkirakan jumlah nyawa
yang terselamatkan dengan pengenalan atau ekspansi dari intervensi tersebut
untuk mencakup 95% dari populasi menggunakan (LiST) Lives Saved Tool.
Walaupun metode tersebut tidak terlalu akurat, metode tersebut mungkin
masih berguna untuk memprioritaksan dan memfokuskan kebijakan dan
keputusan program.
1.4.4.5.
2.4.1.2.
2.4.1.3.
2.4.1.4.
kecemasan.
2.4.1.1.2. Penyalah gunaan alcohol dan obat-obatan.
Faktor perilaku
2.4.1.2.1. Kehamilan yang tidak diiniginkan atau kehamilan yang
menerus (dalam jangka 24 bulan).
2.4.1.2.2. Kehamilan pertama di usia yang terlalu muda.
Kontak dengan fasilitas pelayanan
2.4.1.3.1. Penggunaan fasilitas kesehatan yang sering untuk merawat
cedera dari kekerasan.
2.4.1.3.2. Penanganan perawatan antenatal yang terlambat.
Interaksi dengan pasangan sah dengan mengontrol hubungan
2.4.1.4.1. Suami menemani istri ke semua perawatan antenatal,
menyimpan catatan maternitas, dan menjawab pertanyaan yang
ditanyakan ke istri atau merasa takut apabila meninggalkan
sang istri sendirian bersama tenaga medis professional.
2.4.1.4.2. Tidak teratur mengikuti banyak perawatan dan mengalami
kesulitan dalam berkomunikasi via telpon.
2.4.1.4.3. Ketika dilakukan perawatan di rumah, tenaga medis
2.4.1.5.
2.4.2.
2.4.2.
2.4.2.
Risiko
2.4.2.1.
Risiko Maternal
Ibu yang mengalami kekerasan rumah tangga secara signifikan memiliki
meningkatkan hubungan ibu dan bayi. Terdapat kemungkinan bahwa etnisitas dapat
mempengaruhi durasi kehamilan dan kelahiran.
1.7.1.1.3.
Postnatal
Pemberian air susu ibu sangatlah dianjurkan. Saran kontrasepsi harus
diaplikasikan pada masing-masing norma sosiokultural individu.
1.7.2. Status Sosioekonomi
Kepentingan faktor sosial maternal terhadap kesehatan dan kelangsungan hidup
dari keturnunan sudah lama dikenal. Akan tetapi penerepan kajian mengenai dampak
kondisi sosial terhadap kondisi kehamilan harus dilakukan dengan hati-hati, karena
definisi dan praktek yang beragam baik secara waktu, area geografis, ketersedian
data yang dapat diandalkan, dan penerjemahan dari penemuan. Berbagai metode
pengukuran status sosial yang telah digunakan sering dianggap tidak berarti. Dalam
kajian ilmiah, korelasi dengan status social ekonomi harus menjadi arahan untuk
investigasi lebih lanjut, dibandingkan dengan titik akhir dari sebuah analisis.
1.7.2.1.
Risiko
Status sosial ekonomi yang rendah kerap dikaitkan dengan meningkatnya
gangguan pada masa kehamilan seperti; kematian perinatal, kelahiran premature,
bayi lahir dengan bobot di bawah normal. Merokok juga dikaitkan sebagai faktor
kunci nyata perbedaan status social ekonomi untuk bayi yang lahir dengan berat
badan di bawah normal dan kematian bayi.
1.7.2.2.
Pilihan Manajemen
1.7.2.2.1.
Prepregnancy
Menyarankan ukuran pendidikan kesehatan yang secara spesifik
diarahkan untuk penghentian kebiasaan merokok dan perencanaan
keluarga
1.7.2.2.2.
Prenatal
Sarankan pasien untuk mencari perawatan prekonsepsi. Sediakan
dukungan sosial yang detail dan terarah. Cari bukti klinis tentang
perkembangan janin yang buruk.
1.7.2.2.3.
Kehamilan dan kelahiran
Pengukuran tambahan tidak diperlukan untuk pengukuran dampak buruk
dari faktor sosial ekonomi saja.
1.7.2.2.4.
Postnatal
Mempromosikan pemberian air susu ibu, menyediakan dukungan social
yang spesifik dan terarah. Diskusikan pelaksanaaan kontrasepsi.
1.7.3. Paritas
1.7.3.1.
Insiden
PRA-KEHAMILAN
o Edukasi dan promosi tentang perilaku seks dan perencanaan keluarga,
dan sarankan untuk mencari perawatan atas kesadaran sendiri ketika
PRAKEHAMILAN
untuk
berkali-kali.
Cari
tanda-tanda
ketidaknormalan
dari
melahirkan berkali-kali.
KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
o Tidak ada rekomendasi spesifik yang diperlukan untuk bukti kelahiran
berkali-kali itu sendiri.Kemungkinan terjadinya pendarahan postpartum
Pra-kehamilan
o Diskusikan resiko kehamilan usia lanjut.
o Resiko keguguran meningkat
o Diskusikan diagnosis prenatal mengenai ketidaknormalan kromosom
o Umur paternal lanjut tidak berdampak pada resiko autosomal trisomies.
o Resiko kehamilan ganda meningkat.
Prenatal
o Diskusikan opsi untuk pemeriksaan aneuploidydan diagnosis prenatal
dengan
o prosedur invasive.
Kehamilan dan Kelahiran
o Proses melahirkan di sebuah unit dapat mengolola dystocia dan
komplikasi lainnya.
Postnatal
o Diskusikan kontrasepsi jangka panjang.
1.7.5. Nutrisi
Kondisi nutrisi dalam kehamilan merupakan faktor yang menentukan kesehatan di
masa mendatang. Jelasnya, kekurangan mikronutrisi pada janin akan mempengaruhi
perkembangan dan komposisi tubuh janin.
PRAKEHAMILAN
o Sarankan konseling kepada wanita dengan resiko kekurangan nutrisi.
o Rekomendasikan konsumsi suplemen folat (0.4mg/hari) untuk wanita
yang sedang hamil.
o Sarankan untuk meneruskan konsumsi folat folat (0.4mg/hari), untuk
semua ibu hamil untuk mencegah cacat saluran syaraf saat kehamilan.
PRENATAL
o Keputusan untuk rekomendasi pemberian suplemen didasari oleh
kebutuhan individu.
o Pemberian suplemen zat besi secara rutin diharuskan di populasi yang
rawan kekurangan zat besi.
o Hindari konsumsi vitamin A lebih dari dosis yang dianjurkan per
harinya.
ibunya.
PRA-KEHAMILAN
Sarankan ibu dengan kelainan nafsu makan untuk hamil setelah kelainannya
2.3.7.2.
2.3.7.3.
2.3.7.4.
BADAN
PRA-KEHAMILAN
o Berikan saran untuk pengobatan penurunan berat badan
penyakit parah.
Pre-Natal
o Hindari usaha untuk mengubah pola makan saat kehamilan
o Periksa untuk darah tinggi, diabetes dan bacteriuria
o Amati tekanan darah dengan alat yang ukurannya sesuai.
o Amati pertumbuhan janin dengan USG.
Kehamilan dan Kelahiran
o Pertahankan kewaspadaan disproporsi cephalopelvic dan dystocia bahu.
Operasi Sesar
o Gunakan anestesi regional dibandingkan anestesi umum
o Gunakan thromoprophylaxis
o Tidak ada bukti untuk insisi yang paling baik
o Timbunan lemak di bawah kulit mengurangi terbukanya luka bekas
operasi.
o Kebocoran lemak di bawah kulit tidak mencegah komplikasi.
Post-natal
o Berikan heparin untuk lemak di bawah kulit setelah operasi sesar sampai
pasien bisa dirawat jalan.
o Rekomendasikan untuk mobilisasi awal
o Lanjutkan perwatan untuk mengurangi berat badan.
o Pemberian air susu ibu memiliki perlindungan yang kecil terhadap bayi
yang obesitas.
di bawah normal.Untuk kenaikan berat badan berlebihi tidak secara langsung berkontribusi
terhadap kelanjutan berat badan postpartum dan obesitas di masa mendatang.
2)
OPSI
MANAJEMEN
untuk
KENAIKAN
BERAT
BADAN
ABNORMAL
PRENATAL
o Periksa perkembangan janin yang abnormal
o Tentukan apakah penyebab keabnormalan itu dari fisik atau organic
o Berikan saan untuk memperbaiki gaya hidup dan pola makan
o Saran untuk mengurangi berat badan tidak berguna.
KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
-LIHAT REKOMENDASI MANAJEMEN UNTUK IBU DENGAN
BERAT BADAN BERLEBIH.
1.7.7. Kegiatan fisik
Aktivitas fisik mencakup; kegiatan sehari-hari dan olahraga. Besaran dari
respon fisiologi ditentukan oleh umur, kebugaran, beratbadan, posisi badan,
adaptasi tubuh terhadap kehamilan dan factor psikologis. Aktvitas fisik yang
membebani secara emosional dan fisik saat kehamilan diasosiasikan dengan
meningkatnya resiko darah tinggi, kelahiran premature dan kelahiran dengan
bobot di bawah normal lihat factor okupansi.Olahraga biasa saat kehamilan
seperti aerobic dapat memberikan dampak postif bagi ibu dan janin seperti,
kekuatan jantung, pertumbuhan dan peningkatan kekuatan plasenta.Olahraga
yang beresiko menimbulkan cedera abdominal harus dihindari, dan scuba
diving sangat tidak dianjurkan karena janin tidak terlindung dari dekompresi
dan beresiko malformasi serta embolisme gas setelah dekompresi.
1.7.7.1.
Ibu hamil yang sehat bisa berolahraga setiap hari apabila tidak mempunyai
komplikasi.
1.7.7.2.
Ibu hamil tidak boleh melakukan olahraga yang dapat menimbulkan
trauma abdominal.
1.7.7.3.
Dilarang scuba diving selama kehamilan berlangsung
1.7.7.4.
Latihan aerobic selama masa kehamilan berlangsung dapat meningkatkan
kebugaran fisik
1.7.7.5.
Olahraga rutin tidak mengancam keselamata janin dan ibu.
1.7.8. Bekerja saat masa hamil
1.7.8.1.
Aksi pencegahan harus dilakukan untuk melindungi wanita dari resiko
pekerjaan seperti (paparan radiasi, terkena zat kimia beracun, dll)
1.7.8.2.
1.7.8.3.
1.7.8.4.
1.7.8.5.
lahir
1.7.9. Perjalanan udara saat kehamilan
1.7.9.1.
Perjalanan udara jarak jauh aman untuk kehamilan normal
1.7.9.2.
Penerbangan jarak jauh tidak direkomendasikan untuk ibu dengan janin
berumur <36 minggu.
1.7.9.3.
Perjalanan udara tidak direkomendasikan untuk bayi yang berumur kurang
dari 7 hari.
1.7.9.4.
Lakukan imunisasi termasuk tetanus, dipteri, polio, campak , cacar,
radang, hepatitis A dan B, influenza. Imunisasi lainnya berdasarkan resiko
geografis.
1.7.9.5.
Perjalanan tidak direkomendasikan untuk ibu hamil yang mengalami
masalah kehamilan yang dapat menimbulkan keadaan darurat.
1.7.9.6.
Ukuran pencegahan misalnya; stoking pendukung, mengurangi resiko
thromboembolic, prophylaxis tambahan dianjurkan untuk mereka yang
mengalami resiko tinggi thromboembolic.
1.7.9.7.
Ibu yang melakukan perjalanan menuju daerah endemic malaria harus
melakukan tindakan untuk mencegaha gigitan nyamuk.
1.7.9.8.
Profilaksis antimalarial secara signifikan mengurangi kemungkinan
anemia maternal parah dan bayi lahir dengan berat di bawah normal.
1.7.9.9.
Berikan perawatan apabila pasien menunjukan gejala malaria setelah ia
bepergian dari kawasan endemic malaria.
2.9 Manajemen Klinis kekerasan rumah tangga
Terdapat 5 tahap manajemen klinis mengenai kekerasan rumah tangga yang bisa
diterapkan pada setiap tahap kehamilan dan postpartum :
2.9.1 Tahap 1
Kesadaran dan pemahaman dari kekerasan rumah tangga
Meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai kekerasan rumah
tangga
korban
kekerasan
bersama
dengan
tenaga
kesehatan
Wanita harus ditempatkan di tempat yang aman dan private jauh dari
2.9.3
fasilitas
kesehatan
menunjukkan
bahwa
penggunaan
Wanita kerapkali
2.9.5
Penilaian
keamanan,
pemberian
informasi,
dan
dukungan
berkelanjutan
A. Berikan arahan informasi mengenai organisasi advokasi yang
menyediakan dukungan cepat dan jangka panjang bagi wanita dan
anak-anak yang mengalami kekerasan*
B. Menilai sesegera mungkin keamanan tiap wanita dan anak-anak
C. Menyediakan dukungan dan pengawasan berkepanjangan di setiap
konsultasi dan menjamin kelanjutan perawatan bila memungkinkan
D. Menampilkan dan menyebarkan informasi mengenai organisasi
nasional atau internasional yang membantu penanganan kekerasan
rumah tangga , sehingga bisa diakses semua orang dan
menyediakan pelayanan maternitas
E. Bekerja sama dengan berbagai organisasi penanganan kekerasan
rumah tangga
*Praktek eksperimental kecil dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan,
akan tetapi sebuah percobaan dilakukan di populasi yang tidak hamil
menunjukkan terjadinya penurunan tingkat kekerasan, meningkatnya
kemudahan memperoleh akses layanan kesehatan, dan meningkatnya
kualitas hidup dalam 2 tahun terakhir dalam grup yang menerima
bantuan tersebut
Selain itu disarankan tiap wanita dapat mengakses pelayanan
keselamatan dan keamanan kapanpun yang termasuk sebagai berikut :
1. Membuat daftar nomor telpon penting yang bisa dihubungi dalam 24 jam
misal; Pemadam kebakaran, ambulans, dan lain-lain
2. Memiliki teman atau anggota keluarga yang dapat membantu dalam
keadaan darurat
3. Meninggalkan tas berisis pakaian, obat-obatan, dan barang penting lainnya
di rumah keluarga atau teman dekat
4. Mempunyai uang simpanan untuk transportasi
5. Mempunyai kunci rumah atau mobil duplikat
6. Mempunyai copy arsip-arsip penting seperti; paspor, akte nikah dan lahir,
buku rekening, kartu kredit, dan lain-lain
Jika wanita tersebut setuju untuk mendapatkan bantuan khusus tersebut;
petugas kesehatan bisa menewarkan untuk berbicara dengan seseorang dari
BAB III
KESIMPULAN
pengembangan
millennium
yang
berfungsi
untuk
menyukseskan
program
pengembangan dan kesehatan di tahun 2015. Lalu MDD diubah namanya menjadi MDGs yaitu
Millenium Development Goals. 3 dari 8 MDGs (4,5,6) berhubungan secara langsung pada
kesehatan maternal dan perinatal.
Berdasarkan distribusi regional penyebab kematian maternal di negara berkembang
dapat disebabkan karena penyebab kematian langsung dengan presentasi 21,3%, afrika
(embolisme ; 33,9%), Asia (embolisme ; 30,8%), dan Amerika latin + karibean ( hipertensi ;
25,7%).
Faktor risiko lain yatu kekerasan rumah tangga sudah berkembang diakhir tahun
1990. Para dokter obstetric dan ginekologi serta bidan memiliki peran penting untuk
mengidentifikasi wanita yang mengalami kekerasan rumah tangga. Kekerasan rumah tangga dapt
dialami oleh anak remaja perempuan maupun perempuan dewasa.
Untuk menilai skoring risiko tinggi pada kehamilan, dengan menggunakan alat dan
terdiri dari 2 alat. Alat yang pertama merupakan versi modifikasi dari Morrison dan olsen yang
dirancang untuk mengkategorikan pasien risiko rendah (0-2), tinggi (3-6) dan sangat tinggi (>7).
Sedangkan alat yang kedua merupakan wawancara yang dirancang dan dikembangkan oleh para
peneliti untuk pengumpulan data.
Penatalaksanaan dapat berupa pencegahan sebelum kehamilan, selama kehamilan
dan setelah kehamilan. Dikatakan bahwa dari hasil penelitian menunjukkan wanita yang
berolahraga dapat memberikan persalinan yang baik dibandingkan dengan wanita yang tidak
berolahraga. Manajemen pilihan dapat diterima oleh setiap maternal.
DAFTAR PUSTAKA
2004
Pribadi Adhi. Kehamilan Risiko Tinggi. Sagung Seto. Bandung, 2015
James K. David. High Risk Pregnancy Management Options. 4th ed Elseiver; 2011. P1-53
Hanafiah Jusuf. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. ECG. 2009
Oliveira Carmo. Woman With High Risk Pregnancy: Experiences and Perceptions Needs