Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ABDOMINAL PAIN PADA NY.A


DI RUANG MUKAROMAH RSUM BUMIAYU

Disusun oleh :
Wafa Istiazah
2111010069

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIII


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
ABDOMINAL PAIN PADA TN S

A. PENGERTIAN
Abdominal pain adalah rasa sakit atau nyeri yang terasa pada area perut.
Pada beberapa kasus, gejala abdominal pain dapat berupa kram, mulas, atau
bahkan timbul gejala yang lebih parah seperti timbulnya seperti rasa tertusuk di
perut. Selain itu, terkadang abdominal pain ini akan disertai pula oleh rasa
kedutan di perut.
Untuk setiap orang, gejala abdominal pain ini sejatinya dapat beragam,
tergantung pada penyebabnya. Tidak hanya itu saja, sejumlah kondisi juga
menyebabkan rasa nyeri pada perut ini berpindah dari bagian perut yang satu ke
bagian lainnya. Gejala yang muncul kadang bisa terjadi secara tiba-tiba, atau
bahkan secara perlahan, dapat hilang dengan cepat dan dapat juga menetap cukup
lama hingga berhari-hari.

B. ETIOLOGI
Terkadang abdominal pain juga bisa menjadi pertanda kondisi medis serius
yang memerlukan penanganan secepatnya. Lokasi di mana rasa nyeri muncul bisa
menunjukkan organ yang terlibat. Berikut beberapa penyebab abdominal pain
yang perlu diwaspadai berdasarkan lokasinya:
1. Perut kanan atas
Perut kanan atas adalah rumah bagi hati, kantong empedu, dan saluran empedu
kamu. Ginjal kanan juga ada di belakangnya. Bagian pertama dari usus kecil dan
besar juga melewati daerah perut ini.
Nah, sakit perut bagian kanan atas kemungkinan besar disebabkan oleh penyakit
hati atau penyakit kantong empedu, seperti:
- Hepatitis (alkohol, toksik, metabolik, virus atau autoimun).
- Batu empedu.
- Kolesistitis (radang kandung empedu).

2
- Tumor ganas di saluran empedu, batu dan penyempitan.
- Kanker kandung empedu.
- Kanker hati.
Sakit perut bagian kanan atas juga bisa menjadi pertanda adanya masalah di
usus dua belas jari, usus besar atau ginjal kanan, seperti:
- Infeksi ginjal.
- Batu ginjal.
- Ulkus duodenum.
- Obstruksi usus besar.
2. Perut kiri atas
Sedangkan perut kiri atas adalah tempatnya perut, pankreas, dan limpa
berada. Ginjal kiri juga berada di bagian belakang rongga perut, dan jantung serta
paru-paru kiri berada tepat di atasnya.
Penyebab abdominal pain bagian perut kiri yang perlu diwaspadai, antara lain:
1. Pankreatitis (pankreas yang meradang).
2. Kanker pankreas.
3. Splenomegali (pembesaran limpa).
4. Radang perut.
5. Refluks empedu.
6. Kanker perut.
7. Infeksi ginjal.
8. Batu ginjal.
Namun, bila rasa nyerinya berasal dari dada, maka kemungkinan penyebabnya
adalah:
1. Angina.
2. Nyeri dada non kardiak.
3. Serangan jantung.
4. Perikarditis.
5. Radang paru-paru.
6. Pleuritis (radang selaput dada).
7. Emboli paru.

3
3. Perut Bagian Bawah
Di perut bagian bawah, terdapat sebagian besar usus kecil dan usus besar.
Rasa sakit yang muncul di lokasi ini kemungkinan besar terkait dengan penyakit
gastrointestinal. Hal itu juga bisa terkait dengan ureter, ovarium, atau rahim.
Berikut beberapa penyebab perut bagian bawah yang perlu diwaspadai:
- Sindrom iritasi usus.
- Dispepsia fungsional.
- Penyakit radang usus (Crohn, kolitis ulserativa).
- Obstruksi usus besar atau kecil.
- Kanker usus kecil.
- Kanker usus besar.
- Aneurisma aorta abdominal.
- Peritonitis.
- Limfadenitis mesenterika.
- Sindrom iskemik usus (mesenterika).
- Hernia.
- Batu ginjal.

C. TANDA DAN GEJALA


1. Demam.
2. Mual dan muntah terus menerus.
3. Tanda-tanda dehidrasi, seperti jarang buang air kecil, urine berwarna gelap, dan
kehausan.
4. Berat badan menurun.
5. Kulit tampak menguning.

D. Patofisiologi
Rasa nyeri pada abdominal baik mendadak maupun berulang, biasanya
selalu bersumber pada: visera abdomen, organ lain di luar abdomen, lesi pada
susunan saraf spinal, gangguan metabolik, dan psikosomatik. Rasa nyeri pada
abdomen somatik berasal dari suatu proses penyakit yang menyebar ke seluruh

4
peritoneum dan melibatkan visera mesentrium yang beisi banyak ujung saraf
somatik, yang lebih dapat meneruskan rasa nyerinya dan lebih dapat melokalisasi
rasa nyeri daripada saraf otonom Telah diketahui pula bahwa gangguan pada
visera pada mulanya akan menyebabkan rasa nyeri visera, tetapi kemudian akan
diikuti oleh rasa nyeri somatik pula, setelah peritoneum terlibat. Rasa nyeri
somatik yang dalam akan disertai oleh tegangan otot dan rasa mual yang
merupakan gejala khas peritonitis. Reflek rasa nyeri abdomen dapat timbul karena
adanya rangsangan nervus frenikus, misalnya pada pneumonia. Rasa nyeri yang
berasal dari usus halus akan timbul didaerah abdomen bagian atas epigastrium,
sedangkan rasa nyeri dari usus besar akan timbul dibagian bawah abdomen.
Reseptor rasa nyeri didalam traktus digestivus terletak pada saraf yang tidak
bermielin yang berasal dari sistem saraf otonom pada mukosa usus. Jaras sasaraf
ini disebut sebagai serabut saraf C yang dapat meneruskan rasa nyeri lebih
menyebar dan lebih lama dari rasa nyeri yang dihantarkan dari kulit oleh serabut
saraf A. reseptor nyeri pada abdomen terbatas di submukosa, lapisan muskularis,
dan serosa dari organ abdomen. Serabut C ini akan bersamaan dengan saraf
simpatis menuju ke ganglia pre dan paravertebra dan memasuki akar dorsa
ganglia. Impuls aferen akan melewati medula spinalis pada trakmus
spinotalamikus lateralis menuju talamus, kemudian ke korteks serebri. Impuls
aferen dari visera biasanya dimulai oleh regangan atau akibat penurunan ambang
nyeri pada jaringan yang meradang. Nyeri ini khas bersifat tumpul, pegal, dan
berbatas tak jelas serta sulit dilokalisasi. Impuls nyeri dari visera abdomen atas
(lambung, duodenum. pankreas, hati, dan sistem empedu ). mencapai medula
spinalis pada segmen torakalis 6.7.8 serta dirasakan didaerah

5
E. PATHWAY

Etiologi
( Trauma abdomen, Peritonitis, Perdarahan saluran pencernaan, Sumbatan pada
usus halus dan usus besar, Masa pada abdomen)

Laparatomi

Insisi jaringan

Terputusnya inkontinuitas jaringan

Peradangan (kalor, dolor, rubor, tumor, fungsi laesa)

Luka invasif post pembedahan

Pembatasan aktivitas

Kelemahan

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan fisikb.
b. Pemeriksaan DL
c. Amilase :Kadar serum >3x batas atas kisaran normal merupakan
diagnostikpankreatitis
d. β-HCG(serum) : Kehamilan ektopik (kadar β-HCG dalam serum
lebih akuratdaripada dalam urine)
e. Gas darah arteri :Asidosis metabolik(iskemia usus, peritonitis, pankreatitis)
f. Urin porsi tengah (MSU):infeksi saluran kemih
g. EKG:Infark miokardh.

6
h. Rotgen thorak:Viskus perforasi(udara bebas),Pneumoniai.
i. Rotgen Abdomen :Usus iskemik(dilatasi,usus yang edema
danmenebal),Pankreatitis(pelebaran jejunum bagian atas
’sentimel),Kolangitis(udaradalam cababg bilier),Kolitis akut(Kolon mengalami
dilatasi,edema dan gambaranmenghilang),obstruksi akut(Usus mengalami
dilatasi,tanda ’string of pearl’) BatuGinjal (Radioopak dalam saluran ginjal )
j. Ultrasonografi
k. CT scan : merupakan pemeriksaan penunjang pilihan untuk inflamasi
peritoniumyang tidak terdiagnosis (terutama pada orang tua yang didiagnosis
bandingnyaluas,pada pasien yang dipertimbangkan untuk dilakukan laparotomi
dan diagnosisbelum pasti,,pankreatitis,trauma
hati/limpa/mesenterium,divertikulitis,aneurismal. IVU (urografi intravena) : batu
ginjal,obtruksi saluran ginjal.

G. PENATALAKSANAAN
a. Pemberian analgetik
b. Pembedahan
c. Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasic
d. Berikan posisi yang nyaman pada kliend
e. Berikan HE tentang nyeri

H. FOKUS PENGKAJIAN
Pengkajian :
1.Pasien mengeluh nyeri perut.
2. Nadi meningkat
3.Tekanan darah meningkat
4.RR meningkat
5.Pasien tampak meringis.
6.Pasien mengatakan nyeri ringan – sedang
7.Pasien mengatakan nyerinya bersifat tumpul, pegal, dan berbatas tak jelas serta
sulitdilokalisasi

7
8.Pasien hanya minum < 8 gelas sehari
9.Pasien muntah-muntah
10.Pasien tampak lemah.
11.Lidah dan mukosa bibir pasien kering.
12.Turgor kulit tidak elastis.
13.Urine sedikit dan pekat.
14.Pasien mengatakan mual dan tidak nafsu makan.
15.Pasien hanya makan sedikit dari porsi yang diberikan.
16.Berat badan pasien turun
17.Pasien tampak lemah dan kelelahan
18.Kekuatan otot
Pemeriksaan fisik :
Dilaksanakan dengan memeriksa dulu keadaan umum penderita
(statusgeneralis) untuk evaluasi keadaan sistim pemafasan, sistim kardiovaskuler
dan sistimsaraf yang merupakan sistim vital untuk kelangsungan kehidupan.
Pemeriksaankeadaan lokal (status lokalis abdomen) pada penderita dilaksapakan
secara sistematisdengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Tanda-tanda
khusus pada akutabdomen tergantung pada penyebabnya seperti trauma,
peradangan, perforasi atauobstruksi
nspeksi
Tanda-tanda khusus pada trauma daerah abdomen adalah :-Penderita
kesakitan. Pernafasan dangkal karena nyeri didaerah-abdomen. Penderita pucat,
keringat dingin.-Bekas-bekas trauma pads dinding abdomen, memar, luka,prolaps
omentumatau usus. Kadang-kadang pada trauma tumpul abdomen sukar
ditemukantanda-tanda khusus, maka harus dilakukan pemeriksaan berulang oleh
dokter yang sama untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya perubahan pada
pemeriksaan fisik.-Pada ileus obstruksi terlihat distensi abdomen bila
obstruksinya letak rendah,dan bila orangnya kurus kadang-kadang terlihat
peristalsis usus
(Darm- steifung).

8
Palpasi :
a) Akut abdomen memberikan rangsangan pads peritoneum melalui peradangan
atauiritasi peritoneum secara lokal atau umum tergantung dari luasnya daerah
yangterkena iritasi.
b) Palpasi akan menunjukkan 2 gejala :
1. Perasaan nyeri
Perasaan nyeri yang memang sudah ada terus menerus akan bertambah
padswaktu palpasi sehingga dikenal gejala nyeri tekan dan nyeri lepas. Pada
peitonitislokal akan timbul rasa nyeri di daerah peradangan pads penekanan
dinding abdomendi daerah lain.
2. Kejang otot
(defense musculaire, muscular rigidity)
Kejang otot ditimbulkan karena rasa nyeri pads peritonitis diffusa yang
karenarangsangan palpasi bertambah sehingga secara refleks terjadi kejang otot
Perkusi :
Perkusi pads akut abdomen dapat menunjukkan 2 hal :
1) Perasaan nyeri olehketokan pads jari. Ini disebut sebagai nyeri ketok.
2) Bunyi timpani karenameteorismus disebabkan distensi usus yang berisikan gas
pads ileus obstruksi rendah.
Auskultasi :
Auskultasi tidak memberikan gejala karena pada akut abdomen terjadi
perangsangan peritoneum yang secara refleks akan mengakibatkan ileus paralitik.
Pemeriksaan rectal
Toucher atau perabaan rektum dengan jari telunjuk juga merupakan
pemeriksaanrutin untuk mendeteksi adanya trauma pads rektum atau keadaan
ampulla recti apakah berisi faeces atau teraba tumor.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


a. Nyeri akut b,d agen pencederaan fisik

b. Intoleransi aktivitas b.d tirah baring

9
J. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnose SLKI SIKI


keperawatan
1 Nyeri akut b,d Setelah dilakukan asuhan Observasi :
agen keperawatan selama 2x24 a. Identifikasi lokasi,
pencederaan jam diharapkan tingkat karakteristik, durasi,
fisik nyeri pasien menurun frekuensi, kualitas,
dengan kriteria : intensitas.
Indicator A T H b. Identifikasi skala
Keluhan 3 4 5 nyeri.
nyeri
c. Identifikasi respon
Meringis 3 4 5
nyeri non verbal.
Keterangan :
d. identifikasi faktor
1. Meningkat
yang memperberat
2. Cukup meningkat dan memperingan
nyeri.
3. Sedang
Terapeutik :
4. Cukup menurun
a. berikan teknik
5. Menurun nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri ( terapi pijat)
Indicator A T H
b. fasilitas istirahat dan
Frekuensi 3 5 5
tidur
nadi
Pola 3 5 5 c. pertimbangkan jenis

nafas dan sumber nyeri

Tekanan 3 5 5 dalam pemilihan

darah

10
Nafsu 3 5 5 strategi meredakan
makan nyeri.
Pola tidur
Edukasi
Keterangan :
a. jelaskan
1. Memburuk
penyebab,periode
2. Cukup memburuk ,dan pemicu nyeri

3. Sedang b. ajurkan
memonitor nyeri
4. Cukup membaik
secara mandiri
5. Membaik
c. ajarkan
menggunakan
analgetik secara
tepat

d. anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat

2 Intoleransi Setelah dilakukan asuhan Observasi :


aktivitas b.d keperawatan selama 2x s4 a. Monitor pola dan
tirah baring jam diharapkan tingkat jam tidur .
toleransi aktivitas dapat
meningkat dengan kriteria
hasil : Terapeutik :
Indicator A H

11
Frekuensi 4 5 a. Lakukan latihan
nadi rentang gerak
Kemudahan 4 5 pasif atau aktif
dalam
Edukasi
melakukan
a. Anjurkan tirah baring
aktivitas
sehari hari Kolaborasi
Keterangan : a. Kolaborasikan
1. Menurun dengan ahli gizi
tentang cara
2. Cukup menurun
meningkatkan
3. Sedang
asupan makanan

4. Cukup meningkat

5. Meningkat

12
DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Ed. III. Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius
Doengoes, E. Marylinn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Ed.III. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G. Beare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Ed. 8. Vol. 3. Jakarta : EGC

13

Anda mungkin juga menyukai