Anda di halaman 1dari 11

Olp;’[]

\BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal
(Neti, 2016). Colic abdomen adalah suatu rasa nyeri yang tejadi secara akut maupun kronik
yang intensitasnya hilang datang karna ada permasalahan pada organ didalam perut. Colic
abdomen umumnya terjadi akibat peradangan atau infeksi , apabila hal ini tidak teratasi
dengan cepat maka akan berakibat fatal dan dapat mengganggu system pencernaan serta
metabolisme pada tubuh manusia. Jika berbicara masalah perut, maka tidak sedikit organ
yang ada didalamnya, adapun beberapa contoh gangguannya ialah batu ginjal, hepatitis,
pakreatitis, lecet usus besar, hernia epigtastrik, lecet usus halus, ISK , hernia lumbal, gastritis,
appendiksitis, hernia inguinalis, ca. organ abdomen, dll. Tetapi pada umumnya semua organ
pada perut mengalami gejala infeksi berupa nyeri.

1.2 TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah agar Mahasiswa mampu mengetahui dan
memahami tentang pengertian Colic abdomen, penyebab, tanda gejala dan asuhan
keperawatannya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
Colic Abdomen adalah rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber
dari organ yang terdapat dalam abdomen (perut). Hal yang mendasari hal ini adalah infeksi pada
organ di dalam perut (mencret, radang kandung empedu, radang kandung kemih), sumbatan dari
organ perut (batu empedu, batu ginjal). Pengobatan yang diberikan adalah penghilangan rasa
sakit dan penyebab utama dari organ yang terlibat. Bila infeksi dari kandung kemih atau kandung
empedu maka pemberian antibiotik, bila ada batu di kandung empedu maka operasi untuk angkat
kandung empedu.
Batu saluran kencing merupakan penyakit yang sering terjadi, yang menimbulkan rasa
sakit hebat dan dapat berakibat kegagalan fungsi ginjal apabila tidak mendapat penanganan
secara cepat dan tuntas.
2.2 ETIOLOGI
Mekanis
a). Adhesi / perlengketan pascah bedah ( 90% dari obstruksi mekanik )
b). Karsinoma
c). Volvulus
d). Intususepsi
e). Obstifasi
f). Polip
g). Striktur
Fungsional ( non mekanik )
a). Ileus Paralitik
b). Lesi medula spinalis
c). Enteritis regional
d). Ketidakseimbangan elektrolit
e). Uremia

2
2.3 KLASIFIKASI
Pada umumnya batu empedu dapat dibagi menjadi 3 tipe, yaitu :
1. Tipe kolesterol.
2. Tipe pigmen empedu.
3. Tipe campuran.
Batu kolesterol terjadi akibat gangguan hati yang mengekskresikan kolesterol berlebihan
hingga kadarnya diatas nilai kritis ke larutan kolesterol dalam empedu.
Tipe pigmen biasanya akibat proses hemolitik atau investasi E. Coli ke dalam empedu
yang dapat mengubah bilirubin diglukuronida menjadi bilirubin bebas yang mungkin dapat
menjadi Kristal kalsium bilirubin.

2.4 PATOFISIOLOGI
Colic abdomen adalah gangguan pada aliran normal usus seoanjang traktus intestinal.
Rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber dari organ yang terdapat dalam
abdomen. Hal yang mendasari adalah infeksi dalam organ perut (diare, radang kandung empedu,
radang kandung kemih). Sumbatan dari organ perut (batu empedu, batu ginjal). Akut abdomen
yaitu suatu kegawatan abdomen yang dapat terjadi karena masalah nyeri abdomen yang terjadi
tiba-tiba dan berlangsung kurang daari 24 jam. Colic abdomen terkait pada nyeri perut serta
gejala seperti muntah, konstipasi, diare, dan gejala gastrointestinal yang spesifik. Pada kolik
abdomen nyeri dapat berasal dari organ dalam abdomen, termasuk nyeri viseral. Dari otot lapisan
dinding perut. Lokasi nyeri perut abdomen biasanya mengarah pada lokasi organ yang menjadi
penyebab nyeri tersebut. Walupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan perjalanan dari
tempat lain. Oleh karena itu, nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau
sekunder dari tempat lain.

2.5 MANIFESTASI KLINIS


1. Mekanika sederhana – usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah empedu
awal,
peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi terdengar pada interval singkat),
nyeri tekan difus minimal.
2. Mekanika sederhana – usus halus bawah

3
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah – sedikit atau tidak ada
kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat, nyeri tekan difus
minimal.

3. Mekanika sederhana – kolon


Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian terjad
muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus minimal.
4. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram nyeri
abdomen, distensi ringan dan diare.
5. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan terlokalisir; distensi
sedang; muntah persisten; biasanya bising usus menurun dn nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses
atau vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar.

2.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


1. Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus
2. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan sigmoid yang
tertutup.
3. Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntah; peningkatan hitung
4. SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar serum amilase
karena iritasi pankreas oleh lipatan usus.
5. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik.

2.7 KOMPLIKASI
1. Gangren adalah borok yang disebabkan karena kematian sel/jaringan. Gangren kandung
empedu, saluran empedu dan pankreas diawali oleh infeksi pada organ-organ tersebut.
2. Sepsis adalah menyebarnya agen infeksi (misalnya bakteri) ke seluruh tubuh melalui
peredaran darah. Sepsis berat dapat menimbulkan syok, dimana tekanan darah turun.
3. Fistula adalah saluran abnormal yang terbentuk antara dua organ. Batu empedu mengerosi
dinding kandung empedu atau salurang empedu, menimbulkan saluran baru ke lambung, usus
dan rongga perut.

4
4. Peritonitis adalah radang rongga perut, disebabkan karena rongga perut yang
sterilterkontaminasi oleh cairan empedu melalui suatu fistula ke rongga perut.
5. Ilues dapat terjadi karena batu menyumbat isi usus. Dapat terjadi bila batu berukuran cukup
besar.

2.8 PENATALAKSANAAN MEDIS


1. Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
2. Terapi Na+, K+, komponen darah
3. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial
4. Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
5. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke area penyumbatan
selang dapat dimasukkan dengan lebih efektif dengan pasien berbaring miring ke kanan.
6. Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis.
7. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi kronik, ileus
paralitik atau infeksi.
8. Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung.
9. Ostomi barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu beresiko.
10. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus dengan
reseksi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.

5
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa :
Nim :
Ruang : IGD
3. I PENGKAJIAN
a.Identitas klien
Nama : Ny. T
Umur : 50 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnose medis : Colic abdomen e.c Susp. Massa abdomen, konstipasi
Tanggal masuk :
Tanggal pengkajian :
Alamat :
b.Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 55 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Petani
Hubungan dgn klien : Suami
Alamat :

3.2 PEMERIKSAAN
1.Primary Survey
a.Airway : Tidak adanya sumbatan jalan nafas. Jalan nafas bersih. Bicara jelas tidak ada

6
hambatan
b.Breathing : RR 20 x/menit, Napas spontan, tidak ada ketinggalan gerak dan tidak ada suara
tambahan
c.Circulation : TD 120/80 mmHG, Nadi 85 x/menit, Suhu 36,5 C, CRT <3detik, Akral hangat,
nadi kuat, irama tidak teratur.

2.Secondary Survey
a.Keluhan Utama : Klien mengatakan nyeri di area perut
b.Riwayat Penyakit Sekarang : Keluarga mengatakan Ny. T menderita sakit perut sejak 3 bulan
yang lalu, tiap BAB dibantu dengan mikrolak supp karena susah BAB, 10 hari terakhir ini Ny.
T mengeluh sakit pada area perut dan sudah diberi mikrolak supp tapi BAB tidak keluar, Ny.
T makin kesakitan dan dirujuk ke RSU Datu Beru Takengon.
c.Riwayat Penyakit Dahulu : Keluarga mengatakan Ny. T tidak mengalami penyakit gagal ginjal
dan kanker.
d.Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga klien mengatakan dari keluarga tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit yang sama dengan klien.

3.Pemeriksaan Fisik
1.Keadaan Umum : Baik, Kesadaran CM, GCS 15.
2.Vital Sign: TD 120/80 mmHg, Nadi 85 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 36,5oC, SpO2 99%.
3.Sistem pernapasan : Suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.
Ronchi/wheezing.
4.Sistem Kardiovaskuler: Bunyi jantung 1 dan 2 tunggal, regular, tidak ada Riwayat
hipertensi
5.System Pencernaan: Terdapat nyeri tekan di area perut, abdomen acites, bising
usus 5x/menit, peristaltic 12x/menit
6.Sistem Muskuloskeletal : Kekuatan otot 5 5 , tidak tampak edema dan lesi.
7.Sistem Perkemihan : -

7
8.Sistem Endokrin : Tak tampak pembesaran kelenjar tiroid
9.Sistem Integumen : Warna kulit sawo matang, tak tampak lecet
10.System Persyarafan : Nyeri abdomen
11.System eliminasi : Konstipasi
12.Terapy medis :
•Inj. Keterolac 3 x 30mg IV
•Inj. Omeprazole 1 vial IV
•Inj. Ondancentron 8mg IV
•Infuse RL 1000cc/24 jam
•Inj. Ceftriaxon 1 x 2 gr IV
•R/ Abdomen 3 posisi
•R/ konsul SpB

3.3 DATA SUBJEK & DATA OBJEK


No Data Etiologi Masalah

1 DS : Klien mengatakan nyeri


di area abdomen
DO :
Klien tampak meringis
VAS 7
Proses Penyakitnya Nyeri Akut
Bising usus 5x/m, peristaltic
12 x/m
Abdomen acites
TTV : TD 12/80 mmHg,
Nadi 85 x/menit, RR 20
x/menit, Suhu 36,5 C,
SpO2 99%
2 DS : Klien menanyakan
penyakit apa yang
dideritanya
DO :
Abdomen acites
Status Kesehatan Ansietas
Klien tampak gelisah
Klien panic dan kurang
kontak mata
Ekspresi wajah tegang

8
TTV : TD 12/80 mmHg,
Nadi 85 x/menit, RR 20
x/menit, Suhu 36,5 C,
SpO2 99%

3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1.Nyeri akut b.d agen cedera fisik
2.Ansietas b.d status kesehatan

3.5 NURSING CARE PLANNING


No Data Tujuan Jam Tindakan Respon Paraf
Dx
1. Setelah dilakukan 1.Mengobservasi Ku 1. Klien Kooperatif
tindakan keperawatan dan TTV 2. Klien mengeluh
selama 1 x 15 menit 2. Melakukan nyeri pada area perut
Nyeri pengkajian nyeri 3. klien tampak
berkurangdengan secara merintih saat nyeri
kriteria komprehensif timbul
hasil : 3. Mengobservasi 4. klien kooperatif dan
TTV normal reaksi non verbal mampu melakukan
Klien mampu dari ketidak teknik relaksasi nafas
mengontrol nyeri nyamanan dalam
Klien 4. Ajarkan tentang 5. Klien kooperatif
mengatakan rasa teknik non
nyaman setelah farmakologi :
nyeri berkurang napas dalam,
relaksasi,distraksi,
kompres hangat
5. kolaborasi dengan
dokter pemberian
therapy analgetik

2. Setelah dilakukan 1. Awasi respon 1. irama nadi tidak


tindakan keperawatan fisiologis teratur
selama 1 x 15 menit 2. Catat petunjuk 2.Klien tampak
diharapkan cemas perilaku gelisah
berkurang teratasi 3. berikan edukasi 3.Klien memahami
dengan kriteria hasil : mengenai penyakit apa yang dikatakan
TTV normal yangdiderita perawat
Menunjukkan 4. dorong orang 4.Klien tampak tenang
rileks terdekat tinggal di temani oleh
Klien tidak dengan klien keluarga

9
terlihat gelisah 5. Kolaborasi 5.Klien kooperatif
dengan tim medis
dalam pemberian
terapi

3.6 EVALUASI
No Dx Evaluasi
1. S : Klien mengatakan nyeri berkurang
O:
 Klien tampak rileks
 VAS 5
 TTV :TD 110/70 mmHg, Nadi 87 x/menit, RR 18 x/menit, Suhu 36,7C
A : Masalah Sebagian Teratasi
P : Intervensi dilanjutkan di rawat inap biasa
2. S : Klien mengatakan cemasnya berkurang
O:
 Klien tampak tenang
 Klien tampak mengobrol dengan keluarganya
 Wajah tampak rileks
 TTV :TD 110/70 mmHg, Nadi 87 x/menit, RR 18 x/menit, Suhu 36,7C
A : Masalah Sebagian Teratasi
P : Intervensi dilanjutkan di rawat inap biasa

10
DAFTAR PUSTAKA

 Marllyn E. Doenges dkk, Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, 2016


 Nettina, Sandra M. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa Setiawan dkk. Ed. 1.
Jakarta : EGC; 2017
 Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih
bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2011.

11

Anda mungkin juga menyukai