Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

LAUNCHING DAN DISEMINASI HASIL RISET


“DECARBONIZING INDONESIAN ECONOMY: ASSESSING INTERNATIONAL FINANCIAL
INSTITUTIONS INVOLVEMENT IN ACCELERATING ENERGY TRANSITION”
Jakarta, 30 November 2021

A. Latar Belakang

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 7 (SDG 7) mensyaratkan pencapaian “energi yang


terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua” pada tahun 2030. Dunia telah
membuat beberapa kemajuan dalam transisi energi berbasis bahan bakar fosil ke energi bersih
yang berkelanjutan. Namun, progres transisi energi terbarukan berjalan cukup lambat. Diperlukan
upaya yang signifikan untuk mempercepat transisi energi dalam mencapai target SDG 7 dan
selaras dengan Perjanjian Paris. Tujuan utama Perjanjian Paris adalah untuk meningkatkan respon
global terhadap tantangan perubahan iklim untuk mempertahankan suhu global di bawah 2
derajat Celcius serta mencegah kenaikan suhu hingga 1,5 derajat Celcius. Menurut Badan Energi
Terbarukan Internasional (IRENA) untuk menahan laju kenaikan suhu global, dibutuhkan
peningkatan pangsa energi terbarukan sebesar 65 persen dari pasokan energi primer dunia pada
tahun 2050 (IRENA, 2017). Oleh karena itu, dekarbonisasi energi sangat penting untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca dan menyelesaikan masalah perubahan iklim, sejalan dengan
target yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris dan prinsip-prinsip SDG 7.

Di Indonesia, sektor energi merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar kedua.
Untuk mengatasi situasi ini, Indonesia telah meratifikasi Perjanjian Paris melalui Undang-Undang
Republik Indonesia No. 16 Tahun 2016. Indonesia juga telah menyerahkan rencana aksi iklim
nasional atau NDC (Nationally Determined Contribution). Indonesia berkomitmen untuk
mengurangi emisi GRK sebesar 29 persen depan upaya sendiri pada tahun 2030 , dan hingga 41
persen dengan bantuan internasional. Sejalan dengan itu, Pemerintah Indonesia telah
berkomitmen untuk mencapai 23% energi terbarukan pada 2025 dari 12,2% pada 2020. Namun,
bahan bakar fosil diperkirakan masih mendominasi bauran energi di mana batubara diperkirakan
masih memberikan sumbangsih sekitar 63% pada 2025, sedikit menurun dari 67% pada 2020
(PLN, 2020). Perkiraan ini tentunya bukan kabar baik mengingat transisi menuju energi bersih dan
berkelanjutan, dan kondisi ini harus segera diatasi. Proyek-proyek energi perlu dibiayai melalui
lembaga keuangan termasuk lembaga keuangan internasional.

The PRAKARSA adalah organisasi think-tank yang bekerja untuk mendorong lembaga
keuangan agar memiliki kebijakan dan praktik Lingkungan, Sosial, dan Pemerintah (LST) yang
lebih baik. PRAKARSA turut serta dalam upaya mengambil bagian dalam pemantauan
pembiayaan yang disalurkan dari lembaga keuangan untuk transisi energi di Indonesia dan
mendorong pemerintah untuk konsisten dengan roadmap transisi energi Indonesia melalui
pembiayaan paket stimulus hijau.
Saat ini, The PRAKARSA telah menyelesaikan penelitian yang bertujuan untuk
menganalisis keterlibatan International Financial Institutions (IFIs) dalam percepatan transisi
energi. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan keterlibatan IFIs khususnya dalam percepatan
transisi energi di Indonesia dapat terpantau. PRAKARSA bermaksud mengadakan kegiatan
launching dan diseminasi hasil penelitian tersebut.

B. Tujuan Kegiatan
Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah:
1. Memaparkan hasil penelitian terkait keterlibatan International Financial Institutions (IFIs)
dalam percepatan transisi energi di Indonesia.
2. Mendapatkan tanggapan dan pandangan dari berbagai stakeholder terkait progres
transisi energi di Indonesia, khususnya melalui investasi yang diberikan IFIs.
3. Memberikan pemahaman kepada publik terkait proyek-proyek energi terbarukan IFIs
dalam mempercepat transisi energi di Indonesia.

C. Waktu dan Tempat Kegiatan


Kegiatan ini akan dilakukan dengan format hybrid yang akan dilaksanakan pada:
Hari, Tanggal : Selasa, 30 November 2021
Waktu : 09.30 - 12.00 WIB
Akses Zoom : https://bit.ly/launchingdandesiminasi

D. Narasumber
Pemapar
Cut Nurul Aidha, Research and Knowledge Manager The PRAKARSA
Penanggap/Narasumber
1. Architrandi Priambodo, Senior Energy Specialist, Asian Development Bank
2. Stephan Garnier, Lead Energy Specialist, World Bank
3. Ir.Jisman P.Hutajulu, M.M, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan, Kementerian
ESDM
4. Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif, Institute for Essential Services Reform (IESR)
5. Irine Handika Ikasari – Dosen Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada (UGM)
Moderator

Tata Mustasya, Regional Climate and Energy Campaign Coordinator at Greenpeace Southeast
Asia.

E. Peserta
Peserta terdiri atas organisasi masyarakat sipil, akademisi, praktisi, lembaga pemerintah dan
media massa. Untuk peserta yang hadir secara in person hanya yang mendapat undangan dan
dibatasi maksimal 20 orang.

E. Agenda Kegiatan

Waktu Kegiatan Remarks

08:30 - 09:30 WIB Registrasi & Tes Antigen Panitia


Morning Coffee

09:30 - 09:40 WIB Pembukaan & Sambutan oleh Bapak Ah Maftuchan, Direktur Moderator
Eksekutif The PRAKARSA

09.40 - 10:00 WIB Pemaparan Hasil Riset oleh Cut Nurul Aidha, Research and
Knowledge Manager The PRAKARSA

10:00 - 11:30 WIB Tanggapan dan Diskusi Moderator


1. ADB
2. WB
3. Kementerian ESDM
4. CSO/Think tank
5. Akademisi

11:30 - 11:55 WIB QnA

11.55 - 12.00 WIB Penutup Moderator

G. Penutup
Demikian kerangka acuan kegiatan sebagai panduan untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Narahubung:
Sarinah Idris
sarinahdrs@gmail.com
WA : 083817371536

Anda mungkin juga menyukai