Anda di halaman 1dari 5

Mata kuluah : Perlindungan Hutan

Hari/tanggal ; selasa, 2 april 2019


Kelas : MNH Selasa Pagi
Segitiga Api dan Perpindahan Panas
Kelompok 4
1. Fatimah zahra E14170008
2. N.A Inayati Fasya E14170035
3. Indy Maqdisa E14170054
4. Syafrianto E14170058
5. Ni Luh Ayu Anjani E14170075
6. Muhammad Azhar R E14170115
Dosen praktikum :
Ati Dwi Nurhayati, SHut,Msi

Asisten praktikum :
Dinda AF Hafni, SHut, Msi
Fakhri Sukma Afina, SHut
Nadhilah Amalina Qistan, SHut

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia termasuk salah satu negara yang mempunyai kawasan hutan tropis
terbesar di dunia. Luas kawasan hutannya mencapai 125,9 juta Ha atau mencakup
63,7% dari luas daratan di Indonesia. Hutan Indonesia mempunyai banyak manfaat
yang banyak dalam menyokong kehidupan masyarakat, seperti oksigen, sumber air,
makanan, mata pencarian dan masih banyak manfaat hutan lainnya yang dapat
dimanfaatkan. Namun, sekarang banyak permasalah yang terjadi di hutan Indonesia.
Permasalahan yang sering terjadi adalah kebakaran hutan.
Kebakaran hutan merupakan suatu kejadian dimana api melalap bahan bakar
bervegetasi yang terjadi di kawasan hutan yang menjalar secara bebas dan tidak
terkendali. Penyebab kebakaran hutan disebabkan oleh faktor biofisik dan aktifitas
manusia. Kebakaran hutan yang diakibatkan oleh faktor biofisik disebabkan oleh
beberapa faktor seperti petir, letusan gunung berapi, atau batu bara yang terbakar.
Sedangkan faktor yang disebabkan oleh aktifitas manusia diakibatkan oleh pembukaan
lahan. Pe nyiapan lahan dengan cara membakar masih dianggap cara yang paling
murah dan paling praktis ( Wibisono et al 2005). Aktifitas manusia lah yang paling
besar menjadi faktor penyabab kebakaran hutan di Indonesia. Sedangkan di negara
subtropis penyebab kebakaran tertinggi adalah petir ( Syaufina 2008).
Kebakaran hutan mempunyai banyak sekali dampak negatif, seperti dampak
terhadap lingkungan, dampak tehadap ekonomi dan dampak terhadap kesehatan.
Dampak kebakaran terhadap lingkungan menyebabkan penurunan porositas total,
penurunan kadar air tersedia, penurunan permeabilitas dan meningkatkan kecepatan
lindak. Dampak kebakaran hutan terhadap ekonomi menyebabkan berkurangnya
produktifitas tanaman, gangguan jasa transportasi dan terganggunya aktifitas
pariwisata. Sedangkan dampak terhadap kesehatan banayk terjadi karena tercemarnya
udara. Pengenggalian kebakaran dapat dilakukan dengan cara mengetahui faktor-faktor
pembentuka api Untuk itu, prinsip dasar dalam usaha pencegahan atau pengendalian
terjadinya kebakaran hutan dilakukan dengan cara memutuskan salah satu dari
komponen pembentuk api.

Perpindahan panas juga harus diketahui dalam proses pengendalian


kebakaran hutan. Perpindahan panas diketahui guna meminimalisir kesalah dan
kecelakan dalam proses pengendalian kebakaran hutan. Selain itu, perpindahan panas
juga mempunyai kegunaan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

B. Tujuan
1. Membuktikan bahwa untuk terjadinya proses prmbakaran harus ada unsur
segitiga api
2. Menentukan macam macam proses pemindahan panas pada suatu proses
pembakaran.

BAHAN DAN METODE


A. Bahan dan Alat
1. Alat dan bahan pratikum segitiga api
- lilin
- gelas berukuran 200 ml, 300 ml, 500 ml dan 1000 ml
- korek api
- stopwatch
- penggaris
2. Alat dan bahan pratikum perpindahan panas
- lampu teplok/ semprong
- korek api
B. Metode

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Hasil Pengamatan Volume Gelas dan Lama Penyalaan
Volume Gelas Lama lilin menyala (detik) Rata-rata
(ml) 1 2 3 (detik)
200 3,83 4,92 5,84 4,86
300 9,44 11,10 7,65 9,40
500 11 13 12,66 12,22
1000 21,19 19,72 21,62 20,84
Tabel 2. Hasil Pengamatan Pemindahan Panas Pada Lampu Teplok
Titik Pengamatan Jenis Pemindahan Panas Keterangan
A ( Ujung Bawah ) Radiasi Kurang panas
B ( Antara Ujung Atas Konduski, Radiasi Panas, tetapi lama untuk
dan Ujung Bawah ) mencapai panas
C ( Ujung Atas ) Konveksi, Radiasi Lebih cepat panas,
melalui perantara udara
(Paling panas)

Kebakaran adalah proses reaksi yang terjadi antara perpaduan unsur oksigen,
bahan bakar dan sumber panas. Menurut ( Anwar dalam Muchtar et al (2016) ) saat
terjadi kebakaran, api timbul sebagai reaksi proses rantai antara bahan mudah terbakar
(fuel), oksigen dan panas (heat) yang sering disebut segitia api (fire triangle).
Rangakaian proses oksidasi terus berlangsung sampai salah satu elemen pembentuk api
berakhir, untuk mencegah terjadinya api, maka salah satu komponen tersebut harus
diputuskan/dihindari. Perpindahan panas merupakan bagaimana panas dapat berpindah
dari suatu benda ke benda lainnya melalui berbagai macam media perambat yaitu
konduksi, konveksi, radiasi. Radiasi merupakan proses pemindahan panas tanpa
melalui medium, yang dijelaskan bahwa panas yang berpindah dari suatu benda ke
benda lain dipancarkan melalui gelombang elektromagnetik (Burhani et al 2014).
Konduksi merupakan distribusi energy berupa panas yang terjadi pada benda yang
diam (padat) bertemperatur tinggi ke bagian benda yang bertemperatur rendah (
Rokhadi 2010). Konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi antara permukaan
padat dengan fluida yang mengalir di sekitarnyam dengan menggunakan media
penghantar berupa fluida (cairan/gas).
Hasil praktikum pada tabel satu menununjukan semakin besar volume gelas
yang digunakan, lama api semakin tinggi. Api yang di nyalakan dalam volume gelas
200 ml, 300 ml, 500 ml, dan 1000ml berturut-turut adalah 4,86 detik, 9,40 detik, 12,22
deti, dan 20, 84 detik. Semakin besar gelas volume yang dipakai maka oksigen
didalamnya semakin besar. Hal ini sesuai dengan literature ( Purbo dalam Mutchar et
al 2016 ) bahwa api akan menyala apabila ada ketiga komponen yang penting yaitu
sumber panas,oksigen, dan bahan bakar. Pada tabel kedua menunjukan bentuk-bentuk
pemindahan panas pada lampu teplok. Lampu teplok pada bagian A (ujung bawah)
memiliki perpindahan panas radiasi Karena

Oksigen merupakan unsur pertama terbentuknya api, karena adanya zat asam yang
cukup. Kandungan oksigen di tentukan dengan persentase maka apabila kadar oksigen
semakin besar maka nyala api semakin besar.

SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anwar A.2013. pengaruh fire safety management terhadap kehandalam bangunan
dalam mengantisipasi bahaya kebakaran pada bangunan rumah susun di Makasar.
Jurnal Teknik Sipil 1(1). Ok-tober 2013 ISSN : 2339-0271.
Burhani K, Ramelan, Naryanto RF. 2014. Pengembangan media pembelajaran
perpindahan panas radiasi dengan variasi beda perlakukan permukaan specimen uji.
Journal Of Mechanical Engineering Learning 3(2): 86-93.
Muchtar HK, Ibrahim H, Raodhah S. 2014. Analisis efisiensi dan efektivitas penerapan
fire safety management dalam upaya pencegahan kebakaran di PT. Consolidaetd
Electri Power Asia (Cepa) Kabupaten Wajo. Jurnal Kesehatan Lingkungan 2(2): 92-
98.
Rokhadi AW.2010. Pengujian Karakteristik Perpindahan Panas Dan Penurunan
Tekanan Dari Sirip-Sirip Pin Ellips Susunan Selang-Seling Dalam Saluran Segiempat
[Skripsi] Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret.

Anda mungkin juga menyukai