Anda di halaman 1dari 3

PERANAN OKSIGEN DALAM PROSES PEMBAKARAN

A. Latar Belakang
Hutan adalah kunci utama dalam setiap masalah alam yang dikeluhkan saat ini, karena hutan
adalah titik keseimbangan bumi. Banyak sekali hutan-hutan rusak akibat kesengajaan yang
diperbuat oleh manusia ataupun karena gejala alam, sehingga fungsi hutan hilang dan
terjadilah longsor, banjir dimana-mana, panas yang menyengat, polusi udara dan bencana
alam lainnya. Salah satu penyebab kerusakan tersebut adalah pembakaran hutan. Fungsi
hutan sebagai penghasil oksigen berubah menjadi penghasil karbondioksida terbesar dan
sebagai pembawa penyakit pernapasan yang meresahkan masyarakat sekitar serta hilangnya
fungsi hutan sebagai penjaga habitat-habitat yang hidup di hutan.
Kekhawatiran dunia terhadap pelestarian hutan tidak hanya terjadi akibat eksploitasi dan
perambahan hutan, namun terutama akibat kebakaran hutan. Kerusakan hutan karena
kebakaran di kawasan tropis bahkan tidak jarang dipakai sebagai legitimasi kerusakan hutan
sebelumnya yang terjadi oleh eksploitasi dan perambahan. Karena itu, kebakaran hutan yang
merupakan faktor pemacu (trigerring factor) utama kemunduran kuantitas dan kualitas hutan
perlu diantisipasi dan dicegah sedini mungkin.
Salah satu aspek yang berperan dalam proses kebakaran adalah oksigen. Oksigen memiliki
peranan yang sangat besar dalam proses ini. Tanpa adanya oksigen proses pembakaran tidak
akan terjadi. Dapat diketahui seberapa penting ataupun seberapa besar peranan oksigen
tersebut dalam proses pembakaran, khususnya terkait dengan kebakaran hutan yang sering
terjadi.

B. Pembahasan
Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dan bahan yang dapat terbakar,
disertai timbulnya cahaya dan menghasilkan kalor .Pembakaran spontan adalah pembakaran
dimana bahan mengalami oksidasi perlahan-lahan sehingga kalor yang dihasilkan tidak
dilepaskan, akan tetapi dipakai untuk menaikkan suhu bahan secara pelan-pelan sampai
mencapai suhu nyala (Soeratmo, 2003). Oksigen sangat berpengaruh pada proses
pembakaran. Jadi, dapat di ketahui pengaruh oksigen tersebut dalam proses pembakaran.
Pengujian tentang peranan oksigen dalam proses kebakaran, khususnya kebakaran hutan.
Prinsip yang digunakan dalam proses ini adalah prinsip segitiga api, dimana komponenkomponennya yaitu : sumber panas, bahan bakar, dan oxygen. Dalam praktikum ini yang
menjadi sumber panas adalah korek api, dimana korek api ini memicu timbulnya api. Lilin
diasumsikan sebagai bahan bakar sedangkan oksigen yang dimaksud adalah udara dalam
gelar ukur.

Pada saat akan menyalakan api pada lilin, harus diperhatikan bahwa sumbu lilin yang akan
digunakan harus sama panjangnya pada setiap ulangan percobaan yang akan dilakukan, yaitu
sekitar 0.5-1 cm. Hal ini dilakukan agar setiap ulangan percobaan mendapatkan perlakuan
yang sama serta kuantitas bahan bakar yang sama. Setelah api menyala, diamkan terlebih
dahulu selama 0.5 menit. Hal ini dilakukan agar nyala api dari lilin yang diperoleh bersifat
stabil. Perlakuan ini juga dilakukan pada setiap ulangan percobaan. Barulah setelah itu lilin
yang nyalanya sudah stabil kemudian ditutup dengan gelas ukur berukuran 200 ml, 300 ml,
500 ml, dan 1000 ml secara bergantian dan pada masing-masing gelas ukur dilakukan
pengulangan sebanyak tiga kali. Ternyata setelah beberapa menit, nyala api yang ditutup
gelas-gelas tersebut padam. Padamnya nyala api disebabkan oleh habisnya kandungan
oksigen yang berada pada udara dalam gelas ukur (volume udara dalam gelas ukur sama
dengan volume gelas ukur).
Berdasarkan data praktikum, diperoleh bahwa rata-rata waktu penyalaan api yang
paling lama yaitu selama 20.17 detik dengan gelas ukur yang digunakan berukuran 1000 ml (
gelas ukur yang ukurannya terbesar). Sedangkan rata-rata waktu penyalaan api yang paling
singkat adalah selama 5.73 detik dengan ukuran gelas ukur terkecil yaitu 200 ml. Data
tersebut sesuai dengan garfik yang diperoleh yaitu bersifat linier, dimana semakin besar
ukuran gelas ukur ( ukuran tempat untuk menampung udara dan oksigen) maka waktu
penyalaan akan semakin lama. Hal ini dikarenakan kandungan oksigen yang dibutuhkan
dalam penyalaan api tersedia jauh lebih banyak pada gelas yang ukurannya lebih besar
daripada gelas yang ukurannya lebih kecil.
Hal ini menunjukan bahwa oksigen mempunyai peranan penting dalam penyalaan api
atau kebakaran. Meskipun komponen-komponen segitiga api lain seperti bahan bakar dan
sumber panas tersedia dalam jumlah banyak, namun jika tidak ada oksigen atau ukuran
oksigen tersebut tidak cukup untuk digunakan dalam proses pembakaran, maka proses
pembakaran tidak dapat terjadi.

KESIMPULAN
Oksigen berpengaruh besar dalam proses pembakaran. Semakin banyak jumlah oksigen
dalam proses pembakaran, maka semakin lama pembakaran tersebut. Dengan banyaknya
oksigen dalam proses pembakaran, pembakaran dapat berjalan lebih lama. Begitu pula
sebaliknya semakin sedikit oksigen maka pembakaran berjalan lebih sebentar.
dapat disimpulkan bahwa okigen mempunyai peran yang sangat penting dalam proses
pembakaran. Keberadaan oksigen menjadi penentu apakah proses kebakaran dapat terjadi
atau tidak. Hal tersebut sesuai dengan prinsip kerja segitiga api dalam pembakaran, dimana
jika salah satu komponen segitiga api tidak ada maka kebakaran tidak dapat terjadi.

Daftar pustaka
http://fajrianifpt.blogspot.co.id/2010/05/peranan-oksigen-dalam-proses-pembakaran.html
http://adlyfirma.blogspot.co.id/2012/04/peranan-oksigen-dalam-proses-pembakaran.html

Anda mungkin juga menyukai