Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

INVENTARISASI SUMBER DAYA HUTAN


ACARA IV
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DALAM INVENTARISASI
HUTAN

Disusun Oleh :

Nama : Fadilla Fardhani


NIM : 18/430126/KT/08815
Co-Ass : Repriyani Dwi Septikasari
Shift/Kel : Selasa, 15.30 WIB

LABORATORIUM PERENCANAAN PEMBANGUNAN HUTAN

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
ACARA IV

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DALAM INVENTARISASI

HUTAN

I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat membuat rancangan teknik sampling pada unit populasi berupa petak.
2. Mengenal tanda-tanda atau legenda yang terdapat pada peta perusahaan
hutan yang berkaitan dengan invenntarisasi hutan

II. DASAR TEORI

Manusia sebagai faktor penyebab perubahan harus mendapat perhatian khusus


karena berhasil tidaknya kelestarian hutan ditentukan oleh sejauh mana keadaan
masyarakat dapat diperbaiki. Intensifikasi pengelolaan hutan dengan tujuan
pemanfaatan hutan yang sebesar-besarnya secara serbaguna dan lestari, selain
memerlukan modal besar juga memerlukan tenaga yang cukup memadai baik secara
kuantitatif maupun secara kualitatif. Tujuan intensifikasi pengelolaan hutan adalah
menciptakan keadaan yang sesuai dengan persyaratan silvikultur, pengawetan tanah dan
tata air, perlindungan dan pengawetan alam, serta ekosistem terpenuhi setiap unit
pengusahaan (Arief, 2001).

Survey invetarisasi sumberdaya lahan merupakan survey pengumpulan data


biofisik di lapangan dan sistem pemetaan sumberdaya hutan untuk para perisalah, yaitu
perpaduan dari dua sistem berupa pengumpulan data risalah kehutanan dan data fisik
inventarisasi sumberdaya lahan (Harjadi, 2012). Sampling merupakan bagian dari ilmu
statistik yang memfokuskan penelitian terhadap pemilihan data yang dihasilkan dari
satu kumpulan populasi data. Metode sampling atau yang lebih dikenal dengan resample
adalah metode umum yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan imbalance
data. Dengan adanya penerapan sampling pada data yang imbalance, tingkat imbalance
semakin kecil dan klasifikasi dapat dilakukan dengan tepat (Baizal dkk, 2015).

Metode sampling kerja sangat cocok di gunakan dalam melakukan pengamatan


atas pekerjaan yang sifatnya tidak berulang dan memiliki siklus waktu yang relatif
panjang (Veza, 2017). Sampling sistematik adalah salah satu metode penarikan sampel
dengan menggunakan interval sampel dalam melakukan pemilihan sampel sampling
sistematik muncul dikarenakan beberapa hal:

1. Pada penarikan sampel acak sederhana setiap unit dipilih dengan menggunakan tabel
angka random. Salah satu kelemahan dari cara ini adalah :

a. Secara teoritis apabila populasi bersifat heterogen, maka sampel


dimungkinkan mengelompok pada salah satu karakteristik tertentu
b. Secara operasional lapangan sampel dapat mengelompok pada lokasi tertentu
atau terdapat lokasi sulit dengan sampel sedikit, yang mengakibatkan biaya
lapangan menjadi tinggi. Hal ini bersifat inefisien.

2. Karakteristik sampel diharapkan bersifat representatif atau mewakili karakteristik


populasi, sehingga diharapkan sampel terpilih bersifat proporsional. Dengan sampling
acak hal ini sulit dijamin tercapai, karena bisa jadi sampel sudah mewakili karakteristik
populasi tetapi belum proporsional. Proporsional artinya jumlah sampel pada
karakteristik tertentu sudah sebanding dengan jumlah populasinya (Hatta dkk, 2015).

III. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
1. Alat tulis
2. Kalkulator
3. Laptop
4. Milimeter blok
5. Kertas kalkir

Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:

1. Peta kawasan hutan

IV. CARA KERJA

Dicermati peta kawasan hutan dan dicatat pada lembar kerja

Digambar petak sebagai unit populasi yang akan dirancang teknik


samplingnya

Direncanakan teknik sampling pada masing unit populasi dengan enam


metode

Untuk membuat teknik sampling dapat menggunakan beberapa metode. Pada


praktikum ini, digunakan enam metode yang dapat digunakan untuk menentukan teknik
sampling yang dapat diterapkan. Langkah pertama yang dapat dilakukan yaitu dicermati
peta kawasan hutanyang diberikan oleh coass seperti bagian judul, legenda, simbol-
simbol, dan keterangan lain dalam peta. Setelah dicermati bagian-bagian tersebut, catat
dalam lembar kerja. Peta dapat digambar sebagai unit populasi yang akan dirancang
teknik samplingnya dengan menggambar enam petak yang berlainan pada kertas kalkir
dan gunting sesuai bentuknya. Kemudian, tempelkan gambar tersebut pada sistem
sumbu xy kertas milimeter. Teknik sampling dapat direncanakan pada masing-masing
unit populasi (petak) menggunakan metode Continous Strip Sampling (CSS) dengan
intensitas sampling (IS) 10% lebar jalur 20 meter, metode Line Plot Sampling (LPS)
dengan IS 2,5% jarak antar line 100 meter dengan luas masing-masing plot 0,1 Ha,
metode Uniform Systematic Sampling (USS) dengan IS 0,5% dan luas PU 0,02 Ha,
metode USS dengan IS 1% dan luas PU 0,1 Ha, metode USS dengan IS 2,5% dan luas
PU 0,1 Ha, dan metode Simple Random Sampling (SRS) dengan jumlah PU 5.

Anda mungkin juga menyukai