Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN DAN INVENTARISASI SUMBERDAYA HUTAN


ACARA IV
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
DALAM INVENTARISASI HUTAN

Nama : Gianova Vierry P


NIM : 17/414543/KT/08572
Co Ass : Ratna Putri Adiba
Shift : Selasa 15:00 WIB

LABORATORIUM PERENCANAAN PEMBANGUNAN HUTAN &


LABORATORIUM KOMPUTASI DAN BIOMETRIKA HUTAN
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
ACARA IV
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DALAM INVENTARISASI HUTAN

A. TUJUAN
1. Melatih mahasiswa untuk dapat membuat rancangan teknik sampling pada unit
populasi berupa petak.
2. Mengenal tanda-tanda/legenda yang terdapat pada peta perusahaan hutan yang
berkaitan dengan inventore hutan

B. TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu inventarisasi hutan adalah salah satu cabang ilmu kehutanan yang
membahas tentang metode penaksiran potensi hutan. Metode penaksiran dalah cara
pengukuran seluruh atau sebagian elemen suatu obyek yang menjadi sasaran
pengamatan untuk mengetahui sifat-sifat dari obyek yang bersangkutan. Berdasarkan
pengertian inventarisasi tersebut maka secara singkat dapat dikatakan bahwa ilmu
inventarisasi hutan adalah suata cabang ilmu yang membahas tentang teori dan metode
pendataan kekayaan berupa hutan. Dengan demikian, peranan inventarisasi hutan adalah
sama dengan peranan dari keberadaan atau ketersediaan data kekayaan hutan itu sendiri
(Spurr, 1952).
Pengambilan data potensi hutan, khususnya data yang bersifat kuantitatif
dilakukan melalui kegiatan inventarisasi hutan. Kegiatan inventarisasi hutan meliputi
dua teknik yakni sensus dan sampling. Teknik sensus dilaksanakan dengan melakukan
pengukuran pada seluruh populasi (areal hutan), sementara teknik sampling dilakukan
dengan melakukan pengukuran pada sebagian wilayah dan dianggap me-wakili seluruh
areal hutan. Namun, kegiatan inventarisasi hutan lebih banyak dilakukan dengan teknik
sampling mengingat ke-terbatasan sumberdaya manusia, biaya, dan waktu serta luas
kawasan yang luas (Putra, 2015).
Pada umumnya kegiatan inventarisasi hutan berhadapan dengan areal hutan
yang luas. Oleh karena itu, kegiatan inventarisasi hutan tidak selalu menuntut hasil
pengukuran yang cermat sehingga pengukuran 100% hanya terbatas digunakan untuk
penyusunan Rencana Karya Tahunan saja. Untuk memenuhi bermacam-macam tujuan
inventore hutan selain yang disebutkan itu, cara sampling selalu digunakan (Fernando,
2016).
Menurut Simon (2007) dibanding dengan pengukuran 100%, penggunaan
sampling memiliki beberapa keuntungan yaitu:
1. Pekerjaan dapat lebih cermat diselesaikan karena hanya sejumlah kecil saja dari
seluruh populasi yang diukur dan dicatat.
2. Biaya yang diperlukan lebih murah
3. Lebih mempermudah dalam penarikan kesimpulan dan mempertinggi pengamatan
karena kesalahan-kesalahan perhitungan dapat lebih mudah dikontrol.
4. Dapat digunakan untuk tujuan-tujuan lain dalam waktu yang sama.
Dalam statistik, populasi merupakan kumpulan individu yang jumlahnya dapat
tebatas atau tak terbatas. Populasi hutan terdiri dari pohon-pohonan, semak-belukar, dan
satwa yang hidup di tempat tersebut. Jadi populasi hutan mempunyai anggota yang
kompleks, tidak hanya individu vegetasi. Sampel merupakan bagian populasi yang
secara statistik dianggap representatif untuk mewakili karakteristik atau
menggambarkan parameter populasi tersebut (Arland dkk, 2018).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat:
a. Alat tulis
b. Kalkulator
c. Gunting
2. Bahan:
a. Lem
b. Kertas kalkir
c. Kertas milimeter blok
d. Peta kawasan hutan RPH Getas-RPH Ngladok, bagian hutan Getas-KPH
Ngawi dengan skala 1:10.000
D. CARA KERJA

Peta yang Peta yang ada di kertas


dipilih,ditampal dengan kalkir dipotong menjadi 6
kertas kalkir bagian dan di tempel dalam
kertas milimeter blok

Dilakukan perhitungan
dengan metode masing-
masing agar diperoleh jarak
antar PU, letak PU, dll

Gambar 1. Diagram Alir Teknik Sampling dalam Inventarisasi Hutan


1. Peta kawasan hutan dipilih 6 nomor petak berlainan yang ada didalamnya untuk
dijadikan sebagai data.
2. Peta yang sudah dipilih untuk dirancang teknik samplingnya, ditampal dengan
menggunakan kertas kalkir.
3. Peta yang sudah ada di kertas kalkir digunting dan ditempelkan dalam kertas
milimeter blok menggunakan lem. Yang perlu diperhatikan bahwa dalam
penempelan peta tersebut,peta harus bersinggungan dengan sumbu X dan sumbu Y
dalam kertas milimeter blok.
4. Teknik sampling direncanakan pada masing-masing peta dengan menggunakan
metode Continous Strip Sampling ( CSS) dengan IS 10% dan lebar jalur 20 m,
metode Line Plot Sampling (LPS) dengan IS 2,5 %,jarak antarline 100 m dan Luas
PU 0,1 Ha. Selanjutnya dengan metode Uniform Systematic Sampling (USS)
dengan IS 0,5 % pada luas PU 0,5 Ha, metode USS dengan IS 1 % pada luas PU
0,04 Ha, metode USS dengan IS 2,5 % dan luas PU 0,1 Ha. Dan terkhir, digunakan
metode Simple Random Sampling (SRS) dengan jumlah PU % dan IS 5% serta luas
PU 0,1 Ha.
5. Peta-peta tersebut dilakukan perhitungan dengan metode masing-masing agar
ditemukan letak PU, jarak antar PU,dan sebagainya.
Arland, S dkk.2018. STUDI PENERAPAN METODE POHON CONTOH (TREE
SAMPLING) DALAM PENDUGAAN POTENSI TEGAKAN HUTAN
TANAMAN
EKALIPTUS. Jurnal Kehutanan Vol. 13, No.2:132-143
Fernando, Doni Eko dkk.2016.INVENTARISASI PEPOHONAN PADA
KAWASAN HUTAN DI KABUPATEN JEMBRANA. Jurnal Pertanian Berbasis
Keseimbangan Ekosistem. Volume 15(1) Hal.42-51
Putra, Andhi Trisna.2015. ANALISA POTENSI TEGAKAN HASIL
INVENTARISASI HUTAN DI KPHP MODEL BERAU BARAT. Jurnal
AGRIFOR Volume 14(2) Halaman 147-160
Simon H. 2007, Metode Inventore Hutan. Pustaka Pelayar, Yogyakarta
Spurr SH. 1952. Forest Inventory. The Ronald Press Company, Inc. New York.

Anda mungkin juga menyukai