Anda di halaman 1dari 4

3.

PENENTUAN PETAK TEBANGAN

A. Kompetensi
Setelah melaksanakan praktikum mahasiswa mampu menentukan dan menetapkan
jumlah petak tebang, menentukan areal efektif untuk kegiatan pemanenan dan membuat
rencana petak tebang.

B. Dasar Teori
Reduced Impact Logging (RIL) adalah suatu pendekatan sistematis dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi terhadap pemanenan kayu. RIL
merupakan penyempurnaan praktek pembuatan jalan, penebangan dan penyaradan yang
saat ini sudah ada. RIL memerlukan wawasan kedepan dan keterampilan yang baik dari
para operatornya serta adanya kebijakan/policy tentang lingkungan yang
mendukungnya.
Pembalakan ramah lingkungan merupakan bentuk terjemahan bebas dari istilah
Reduced Impact logging (RIL). Pembalakan ramah lingkungan ini merupakan
“rangkaian kegiatan dalam rangka usaha meningkatkan teknik pemungutan hasil hutan
berupa kayu dengan lebih memperhatikan aspek lingkungan”. Titik berat dari
pembalakan ramah lingkungan adalah terletak pada aspek perencanaan dan konsistensi
untuk mengikuti perencanaan itu sendiri. Pembalakan ramah lingkungan merupakan
bagian kecil dari upaya menuju suatu pengelolaan hutan yang lestari, oleh karena itu
teknik RIL ini semestinya tidak dipandang sebagai suatu hal yang baru, akan tetapi
lebih merupakan hal yang sudah seharusnya dilaksanakan oleh IUPHHK/HA dalam
mengelola areal konsesi mereka.
Pembalakan ramah lingkungan bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari
kegiatan operasional pemungutan hasil hutan berupa kayu pada suatu kegiatan
logging. Dengan demikian diharapkan agar: Pekerjaan menjadi lebih efisien
Lingkungan hutan terjaga kualitasnya dengan tidak banyak terjadi kerusakan pada
areal bekas tebangan. Keselamatan kerja terjamin dengan menekan tingkat
kecelakaan seminimal mungkin.
Pembuatan petak tebang merupakan salah satu usaha pengelolaan yang lestari,
bahwa pemanfaatan jenis tanaman dan satwa harus diperhatikan kaidah-kaidah
konservasi. Di dalam penentuan luas petak tebang, pendekatan yang dilakukan adalah
pendekatan teknis. Yang dimaksud dengan pendekatan teknis adalah menentukan luas
petak tebang berdasarkan jangkauan terjauh (jarak sarad). Alat penyarad sesuai
keterbatasan atau kemampuan teknis alat – alat yang digunakan. Sistem peyaradan yang
digunakan adalah sistem traktor dimana alat yang digunakan adalah traktor (Sagala,
1994).
Petak tebang adalah suatu areal yang dilayani oleh satu tempat pengumpulan kayu
sementara (TPn), dimana di dalamnya dilakukan pemanenan kayu. Peraturan Direktur
Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor P.9/VI/BPHA/2009 tentang Pedoman
Pelaksanaan Sistem Silvikultur dalam Areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
pada Hutan Produksi menyebutkan bahwa unit pengelolaan pemanenan kayu perlu
dibagi dalam blok kerja tahunan dimana jumlahnya disesuaikan dengan daur tanaman
pokok yang ditetapkan. Blok kemudian dibagi ke dalam petak-petak kerja/petak tebang.
Ukuran petak tebang harus memiliki kelayakan dari aspek teknis, ekonomi dan
ekologis. Penentuan luas petak tebang optimal diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas penyaradan dan pemeliharaan/pembuatan kanal, menekan biaya produksi
penyaradan dan pemeliharaan/pembuatan kanal serta dapat meningkatkan
keseimbangan antara pencapaian (Suhartana dkk., 2014).

C. Bahan dan Alat


C.1. Bahan:
- Peta kontur dengan skala 1:5000
- Kertas milimeter Blok A4
- Buku panduan
- Buku data

C.2. Alat:
- Busur untuk mengukur sudut
- Jangka untuk membuat lingkaran sebagai petak tebang
- Alat tulis untuk menuliskan hasil dari perhitungan
- Kalkulator untuk menghitung luas petak tebang
- Pulpen cair hitam untuk memberi nomor petak tebang
D. Prosedur Pelaksanaan
1. Dosen dan teknisi menjelaskan cara penentuan petak tebangan sesuai peta konstur
yang sudah disiapkan dan mahasisiwa mengergajakan sesuai prosedur 2-7.
2. Membuat petak tebang dengan cara menentukan lokasi TPn sebanyak-banyaknya,
dimana syarat lokasi itu antara lain: lokasi datar, bebas banjir, dekat dengan jalan,
dan aman dari gangguan masyarakat.
3. Membuat garis melingkar dengan menggunakan jangka dengan jari-jari 8 cm.
4. Menetukan pusat lokasi TPn dan ditandai dengan membuat petak ukuran 0,6 cm x
0,8 cm.
5. Menggambarkan petak tebang yang akan direncanakan, dengan memperhatikan
garis singgung pada lingkaran. Gunakan pulpen permanen merah dalam
penggambaran petak tebangan
6. Apabila ada dua atau lebih petak tebang yang overlap, maka dimasukkan ke dalam
salah satu petak tebang yang dianggap lebih bagus (dengan jangkauan maksimal 12
cm pada peta)
7. Mencatat hasil penentuan petak tebangan ke dalam buku data.

E. Evaluasi/Tugas Mahasiswa
Evaluasi:
1. Jelaskan tujuan dari pembuatan petak tebangan!
2. Sebutkan tahapan pelaksanaan pembalakan ramah lingkungan/ Reduced Impact
Logging (RIL)!

F. Daftar Pustaka
Departemen Kehutanan dan Perkebunan Republik Indonesia. 1999. Panduan Kehutanan
Indonesia. Departemen Kehutanan dan Perkebunan Republik Indonesia.

Moeljono Soerjanto Basar. 1984. Pengantar Perkayuan. Yogyakarta: Kanisius.

R.M. Otjo Danaatmadja dkk. 1989. Teknologi Kehutanan I (Buku Pegangan Mahasiswa
Politeknik Pertanian). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan tinggi Universitas Padjadjaran.

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM


PENENTUAN PETAK TEBANGAN
Nama : .............................................................................................................

NIM : .............................................................................................................

Hari/Tanggal : .............................................................................................................

Judul Praktikum : .............................................................................................................

a. Tabel: Hasil Penentuan Petak Tebangan


No. Tabel Tebangan Luas Areal
M2 Hektar Are %
1.
2.
3.
4.
5. dst…..
Jumlah

b. Jawaban Evaluasi:
1.

Anda mungkin juga menyukai