Anda di halaman 1dari 72

PENATAAN

AREAL KERJA
(PAK)

Supartini, S. Hut.,M. Si.


BPHP WILAYAH XI
Biodata
• Nama : Supartini, S. Hut. M. Si.
• Jabatan : PEH Muda /III d
• Lahir : Nganjuk, 08 April 1981

• Pendidikan : S.1 di UNMUL dan S.2 di


IPB

• Pengalaman :
Fungsional PEH di BP2HP Palangkaraya,
Fungsional PEH di BP2HP Samarinda
• Email: baruchsena@gmail.com
• Hp : 082153565733

2
POKOK BAHASAN MATERI
:

1. PAK dalam Perencanaan


Hutan Produksi
2. Pembuatan Petak Kerja
3. Pelaksanaan Penataan
Areal Kerja
4. Database Petak untuk
Penyusunan Rencana Kerja
5. Pembuatan Peta Rencana
Pengelolaan
6. Deliniasi Makro dan Mikro
PENDAHULUAN
• Hutan sebagai karunia dan amanah Tuhan YME.
• Hutan sebagai modal pembangunan
nasional ;manfaat ekologi, sosial budaya maupun
ekonomi.
• Hutan harus dikelola, dilindungi dan dimanfaatkan
secara berkesinambungan.
• Penyelenggaraan Hutan ; perencanaan hutan, pe
ngelolaan hutan, penelitian dan pengembangan,
pendidikan dan latihan, penyuluhan kehutanan dan
pengawasan.
• Perencanaan kehutanan ; inventarisasi hutan, pe
ngukuhan kawasan hutan, penatagunaan kawasan
hutan, pembentukan wilayah pengelolaan hutan
dan penyusunan rencanan kehutanan.
PENDAHULUAN
• Pengelolaan Hutan dilakukan melalui kegiatan :
1. Tata hutan dan penyusunan rencana pengelola
an hutan.
2. Pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan
hutan.
3. Rehabilitasi dan reklamasi hutan
4. Perlindungan hutan dan konservasi alam

• Berdasarkan PP Nomor 6 tahun 2007 diubah PP


Nomor 3 tahun 2008 ; tata hutan dilaksanakan
dalam rangka pengelolaan kawasan hutan yang
lebih in- tensif untuk memperoleh manfaat yang
lebih opti mal dan lestari.
PENDAHULUAN
• Kegiatan tata hutan meliputi ;
1. Kegiatan pembagian kawasan hutan dalam blok-
blok berdasarkan ekosistem, tipe, fungsi dan
rencana pemanfaatan hutan.
2. Membagi blok kedalam petak-petak berdasarkan
intensitas dan efisiensi pengelolaan sebagai da
sar penyusunan rencana pengelolaan hutan un
tuk jangka waktu tertentu.

• Unit Managemen diwajibkan menyusun RKUPHHK


(10 tahun/jangka panjang) dan RKT/BKT (1
tahun)
PAK DALAM
PERENCANAAN HUTAN

BP2HP WILAYAH XIII SAMARINDA


Definisi
Hutan: suatu kesatuan ekosistem berupa
hamparan lahan berisi sumber daya alam
hayati yang didominasi pepohonan
dalam persekutuan alam lingkungannya,
yang satu dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan (Pasal 1 angka 2 UU No. 41
Tahun 1999)
Hutan  Kawasan Hutan
Kawasan Hutan: wilayah tertentu yang
ditunjuk dan atau ditetapkan oleh
pemerintah untuk dipertahankan
keberadaannya sebagai hutan tetap
(Pasal 1 angka 3 UU No. 41 Tahun 1999)
Kawasan hutan berdasarkan fungsinya dibagi;
1. Hutan Konservasi
2. Hutan Lindung
3. Hutan Produksi (Hutan produksi tetap, hutan produksi terba
tas dan hutan produksi yang dapat dikonversi

Hutan konservasi ; kawasan hutan dengan ciri khas tertentu,


yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.

Hutan lindung ; kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok


sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk me
ngatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mence
gah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan.
Kawasan hutan berdasarkan fungsinya dibagi;
1. Hutan Konservasi
2. Hutan Lindung
3. Hutan Produksi (Hutan produksi tetap, hutan produksi terba
tas dan hutan produksi yang dapat dikonversi

Hutan konservasi ; kawasan hutan dengan ciri khas tertentu,


yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.

Hutan lindung ; kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok


sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk me
ngatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mence
gah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan.
Hutan Produksi ; kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
memproduksi hasil hutan.
Hutan Produksi Tetap ; Hutan yang bisa dieksploitasi hasil
hutannya dengan cara tebang pilih maupun tebang habis.
Kawasan hutan yang memiliki kelerangan landai, tanah yang
rendah erosi dan memiliki curah hujan yang kecil.
Hutan Produksi Terbatas ; Hutan yang dialokasikan untuk
dieksploitasi kayunya dalam intensitas rendah. Penebangan kayu
masih bisa dilakukan dengan menggunakan metode tebang
pilih, hutan jenis ini biasanya berada diwilayah pegunungan
yang memiliki lereng-lereng curam.
Hutan Produksi yang bisa dikonversi ; kawasan hutan yang dica
dangkan untuk digunakan dalam pembangunan diluar ke-
hutanan. Kawasan hutan yang dicadangkan untuk pemukiman,
transmigrasi, perkebunan dan pertanian.
B. Penataan Areal Kerja (PAK)
DEFINISI
 PAK : Kegiatan yang bertujuan untuk
mengatur blok kerja tahunan & petak kerja
guna perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan & pengawasan kegiatan Unit
Pengelolaan Hutan.

 Blok kerja tahunan adalah blok yang dibuat


pada areal hutan dalam Unit Pengelolaan
Hutan yang akan ditebang pilih atau kegiatan
pembinaan hutan dalam waktu satu tahun,
yang luasnya sama, ditentukan dengan
pertimbangan daur atau rotasi tebang,
keadaan hutan dan keadaan lapangan.
B. Penataan Areal Kerja (PAK)
DEFINISI (2)
 Petak kerja ; bagian dari blok kerja tahunan
yang luasnya disesuaikan dengan topografi
dan idealnya berbentuk bujur sangkar
dengan luas ± 100 ha dengan tanda-tanda
batas yang permanen. Petak kerja berfungsi
sebagai satuan pengelolaan dan satuan
administrasi terkecil

 Alur batas blok kerja tahunan ; batas yang


mengelilingi blok kerja tahunan yang sedapat
mungkin memanfaatkan jalan utama, jalan
cabang dan batas alam yang ada atau
rintisan yang dibersihkan dari semak-semak
selebar ± 2 meter
B. Penataan Areal Kerja (PAK)
DEFINISI (3)
 Alur batas petak kerja ; batas yang dibuat
mengelilingi petak permanen yang berupa
rintisan yang dibersihkan selebar ± 1 meter,
dengan tanda-tanda khusus pada pohon-
pohon di tepinya, atau sedapat mungkin
memanfaatkan jalan dan batas alam

 Pal batas ; tanda batas yang dipergunakan


untuk menunjukan batas Unit Pengelolaan
Hutan, blok kerja tahunan dan batas petak
kerja
B. Penataan Areal Kerja (PAK)
Maksud pelaksanaan PAK :
1. Memberi tanda batas yang nyata di lapangan
pada Unit Pengelolaan Hutan, blok kerja
tahunan & petak kerja sehingga pelaksanaan
setiap kegiatan pengusahaan hutan dapat
dilaksanakan dng baik.
2. Memudahakan pelaksanaan kegiatan
pemantauan, pengendalian & pengawasan
dalam hubungannya dng pelaksanaan
kegiatan pengusahaan hutan pada areal
HPH.
Tujuan PAK : mengatur areal kerja sehingga
kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan pengawasan kegiatan
pengusahaan berjalan dengan tertib dan efisien
PEMBUATAN PETAK KERJA

16
PEMBUATAN PETAK KERJA

A . Persiapan Satuan Kerja/Tim Pelaksana


Kegiatan pembuatan blok/Petak kerja dilakukan
setidaknya oleh 10 orang :
1 orang “ team leader” sekaligus bertindak sebagai
operator teodolit (clinometer)
1 orang “recorder” sekaligus pembuat sketsa hasil
pengukuran.
1 orang pemegang kompas.
2 orang perintis jalur.
2 orang pemegang rambu sekaligus pemasang patok.
1 orang penanda batas petak tebangan.
1 orang pembantu pembawa alat ukur.
1 orang tukang masak.
B. Komponen Pengukuran Sederhana

1. Komponen pengukuran jarak datar; satuan


cm, m dan km. alat ukur berupa pita meter,
hindari lengkungan pita ukur dalam
melakukan pengukuran.

2. Komponen pengukuran beda tinggi


(Helling)
Helling/sudut yg terbentuk akibat
perbedaan antara posisi titik yg satu dengan
lainnya ; lokasi pengukuran medannya
bergelombang.
Alat ukur yang digunakan ; klinometer.
Cara mengambil Helling :
1. Pengukur berdiri di belakang patok titik ukur.
2. Pemegang klinometer ; untuk membaca helling
3. dapat pakai mata kiri atau kanan dimana tangan
tidak menutupi pandangan ke depan dan tidak
menghambat penerangan ke dalam klinometer.
Lihat dengan mata kanan lewat jendela klinome
ter dan mata kiri melihat ke target di luar alat.
4. Letakkan pertengan klinometer stinggi pinggir
atas perlak yg sudah dipasang pada patok titik
ukur setinggi dada.
5. Dua mata terbuka ; satu mata membidik lewat
lensa klinometer dan mata kedua melihat ke
perlak di depan.
B. Komponen Pengukuran Sederhana

3. Komponen Azimuth ; azimuth suatu sisi meru-


pakan sudut yang dihitung dari arah utara
searah putaran jarum jam (ke kanan) sampai
pada sisi yang bersangkutan.
Cara Pembacaan Azimut Kompas
 Pemegang kompas berdiri tetap di satu titik
 Pegang kompas diatas punggung jari tangan
atau dengan jari jempol dan telunjuk tangan
dalam posisi rata horizontal.Jangan menutupi
kompas supaya sinar masuk tidak terhalang.
 Pilih benda yg berdiri/sasaran (misalnya
pohon, tiang dll) berdiri lurus pada jarak
20-30 meter.
 Bidik kompas dengan mata kanan sambil
mata kiri terbuka, selanjutnya baca Azimuth-
nya.
C. Peralatan yang diperlukan
1. Peta kerja skala 1 : 25.000
2. Kompas
C. Peralatan yang diperlukan
3. Clinometer ; mengetahui kemiringan/
Helling dengan satuan % atau derajat.
C. Peralatan yang diperlukan
4. Pita ukur ; mengukur jarak dila-
pangan.
C. Peralatan yang diperlukan
5. Alat Global Position System (GPS)
C. Peralatan yang diperlukan
6. Theodolith ; jarak lapang, jarak datar,
mengukur kelerengan dan mengukur arah.
C. Peralatan yang diperlukan
7. Altimeter ; mengukur ketinggihan

8. Penanda pohon (cat, tali plastik


berwarna)
9. Buku catatan lapangan (Tally Sheet)
10.Tabel kelerengan.
11.Kalkulator
12.Personal use (sepatu, jas hujan, parang dll)
D. Koreksi Kelerengan
Contoh :
1. Suatu pembacaan kemiringan dengan 15% .
Berapa derajat sudut kemiringan tersebut ?
2. Jika anda mengukur kemiringan sebesar 70%,
berapa meterkah jarak kemiringan yang harus
anda ukur jika jarak titik survey anda 20 meter
mendatar?
Ket :
Cotan a = ATAN(a)*180/PI()
Sin a = sin(a*PI()/180)
Cos a =cos(a*PI()/180)
Tan a = tan(a*PI()/180)
Latihan Soal
1. Berapa meter jarak datar bila diketahui jarak
lapangan 22,8 meter dan kemiringan lereng
57%?
2. Hasil pengukuran jarak datar 20 m pada lereng
42%, berapa jarak lapangan?
3. Berapa meter jarak datar bila diketahui jarak
lapangan 22,36 meter dan kemiringan lereng
50%?
4. Hasil pengukuran jarak datar 20 m pada lereng
29%, berapa jarak lapangan?
D. Koreksi Kelerengan
E. Kondisi-kondisi khusus dalam pembuatan petak kerja
E. Kondisi-kondisi khusus dalam pembuatan petak kerja
E. Kondisi-kondisi khusus dalam pembuatan petak kerja
F. Pembuatan Tanda Pal Batas
F. Pembuatan Tanda Pal Batas
PELAKSANAAN
PENATAAN AREAL KERJA

37
Pelaksanaan PAK
Kondisi Hutan Produksi
 Dominan hutan virgin
 Hutan virgin dan hutan
bekas tebangan sama
besar
 Dominan hutan bekas
tebangan atau keseluruhan
hutan bekas tebangan.
Pelaksanaan PAK
Dominan Hutan Virgin
Hutan virgin yang ada pada saat
sekarang biasanya mempunyai
potensi yang masih tinggi tetapi
terletak di daerah dengan topografi
berat. Petak-petak unit manajemen
dalam kondisi semacam ini dapat
dibuat dalam satu areal yang
kompak.
Pada areal yang hutan virginnya
terletak jauh dari Unit Kerja, maka
penentuan tebangannya tergantung
pada jarak dan keberadaan jalan
Pelaksanaan PAK
Hutan Virgin dan Hutan Bekas
Tebangan Sama Besar
 baik hutan virgin atau hutan bekas tebangan,
akan terbagi menjadi petak-petak maya
berukuran 1 km x 1 km dan sudah ada
taksiran volume yang dapat ditebang untuk
setiap petak, sesuai dengan prinsip IHMB.
Selain itu Jatah Penebangan Tahunan juga
sudah ada nilainya.
 Pada hutan bekas tebangan, potensi tegakan
bisa bermacam-macam. Perencanaan pada
lokasi semacam ini lebih sukar daripada di
hutan virgin
Pelaksanaan PAK
Dominan Hutan Bekas
Tebangan/Keseluruhannya
Hutan Bekas Tebangan

Pada hutan bekas tebangan,


pertimbangan untuk menentukan petak
tebang pada dasarnya ditentukan oleh
kelayakan ekonomis petak untuk
dieksploitasi
Pelaksanaan PAK
Pada Hutan Bekas Tebangan,
pertimbangan untuk menentukan
petak tebang pada dasarnya
ditentukan oleh kelayakan ekonomi
petak untuk dieksploitasi, didasarkan
pada kombinasi berbagai faktor,
antara lain :
1. Keberadaan jalan logging
2. Jarak Petak dari Base Camp
3. Potensi Petak
4. Keterjangkuan dan keterhubungan
5. Jumlah peralatan dan tenaga kerja
Pelaksanaan PAK
Keberadaan Jalan Logging

Keberadaan jalan akan


menjadi pertimbangan utama
untuk menebang petak.
Petak-petak tebang yang
telah mempunyai jalan
logging dan jalan cabang
yang masih dapat digunakan
mendapat prioritas utama
untuk ditebang.
Pelaksanaan PAK
Jarak Petak dari Base Camp

Petak yang terletak dekat dengan


base camp akan didahulukan
untuk ditebang sepanjang
volumenya sudah mencapai
batas volume minimal yang
ditentukan perusahaan.
Pertimbangannya adalah jarak
angkut yang pendek dan
ketersediaan sarana-prasarana
yang mudah dijangkau
Pelaksanaan PAK
Potensi Petak

Petak-petak dengan volume yang


tinggi akan diprioritaskan untuk
ditebang lebih dahulu
dibandingkan petak bervolume
sedikit, kalau semua kondisi
sama. Keuntungan yang
diperoleh dengan menebang
petak bervolume besar adalah
luas tebangan yang lebih kecil,
sehingga akan mengurangi biaya
Pelaksanaan PAK
Keterjangkauan dan
Keterhubungan

 Petak yang mudah dijangkau akan


dikerjakan terlebih dahulu, sebagaimana
halnya dengan petak-petak yang dekat
dengan base camp.
 Keterhubungan dengan jalan angkutan
memegang peran penting dalam biaya
transportasi. Jika ada dua petak dengan
potensi dan jarak angkut yang sama,
petak yang terhubung dengan petak-
petak lainnya akan diprioritaskan untuk
dikerjakan terlebih dahulu dibandingkan
dengan petak yang tidak terhubung
dengan petak lain.
Pelaksanaan PAK
Jumlah Peralatan dan Tenaga
Kerja

Semakin banyak peralatan dan


tenaga kerja yang diperlukan,
maka biaya yang dikeluarkan
juga semakin banyak.
Faktor lain ; keamanan dari
penebang liar, jadi Petak yang
dekat akses transportasi dan
pemukiman akan dikerjakan
Pelaksanaan PAK

PRINSIP-PRINSIP DALAM PAK

 Menata areal kedalam blok dan petak kerja


tahunan berdasarkan RKU.
 Dilakukan tidak boleh lebih dari 4 tahun
sebelum pemanenan (TPTI, TPTJ, Tebang
Rumpang) dan tidak boleh lebih dari 2 tahun
sebelum penanaman (THPB).
 Dibentuk satu bagian khusus yang
menangani PAK/perencanaan.
 Pada sistem silvikultur Tebang Rumpang
(satu petak kerja ada satu TPn dengan
jaringan jalan sarad dan rumpang-rumpang
yang didukungnya.
KETENTUAN UMUM PAK
1. Sebelum dilakukan PAK, perlu dilakukan pen-
gukuran areal Unit Pengelolaan Hutan yang ber
sangkutan serta pembagiannya ke dalam unit-
unit produksi.

2. Penetapan Blok Kerja Tahunan dilakukan de


ngan cara membagi bagian hutan sesuai daur
atau rotasi tebang yang ada, yang diperkirakan
mempunyai produktivitas yang hampir sama
besarnya dan dengan mempertimbangkan
ragam punggung, lereng dan lembah pada
bagian hutan tersebut
KETENTUAN UMUM PAK
3. Kegiatan PAK dilaksanakan pada blok
kerja tahunan sebelum pelaksanaan
penebangan.

4. pembuatan blok kerja tahunan idealnya


mengikuti bentuk bentang alam,
sedangkan pembuatan petak kerja
dilakukan dengan membagi blok kerja
tahunan ke dalam unit-unit yang luasnya
± 100 ha dan bentuknya sesuai dengan
pola jalan sarad yang dilaksanakan, tetapi
KETENTUAN UMUM PAK
5. Setiap petak kerja dilengkapi dengan register
petak. Enklave yang ada di dalam petak kerja
ditandai dengan batas-batas yang jelas.
6. Jarak pemasangan pal batas blok kerja atau
petak kerja tahunan adalah 1 km dan diantara
2 pal batas blok kerja/petak kerja tahunan
yang berurutan dianjurkan untuk setiap 200
meter diberikan tanda yang jelas.
7. Pal batas blok kerja dapat dibuat dari beton
cor atau kayu yang awet dengan ukuran 15 x
15 cm dengan panjang 150 cm dengan
bagian yang ditanam di dalam tanah 50 cm.
KETENTUAN UMUM PAK
8. Penulisan tanda-tanda batas blok kerja
tahunan dilakukan pada pal batas blok kerja,
yaitu sebagai berikut :
a. Pada sisi dalam pal batas blok kerja
dituliskan initial blok yang bersangkutan,
Angka tahun RKT, Angka urutan blok
kerja dalam RKL, Angka periode tahun
berjalan RKL.
b. Arah panah pada bagian atas pal batas
blok kerja menunjukan arah garis blok
kerja dan diberikan nomor urut sesuai
dengan nomor blok kerja yang berbatasan
satu dengan yang lain.
KETENTUAN UMUM PAK
9. Penulisan tanda-tanda batas petak kerja adalah
sebagai berikut :
 Jika tanda batas yang dipakai adalah kayu,
maka bagian atasnya dicat putih dan pada
bagian tersebut ditulis dengan kode yang
menunjukan posisi dari 4 petak yang
berbatasan, sedangkan garis batasnya
ditunjukan dengan arah panah.
 Jika tanda batas yang dipakai adalah pohon
didekat petak kerja tahunan, maka bagian
kulitnya dikupas dengan ukuran 30 cm x 30
cm dan pada bagian yang dikupas dituliskan
kode nomor dari empat petak yang
bersangkutan.
KETENTUAN UMUM PAK
10. Yang digunakan sebagai pohon batas yaitu
pohon yang letaknya didalam/ sangant
berdekatan dengan alur batas. Pada setiap
jarak 50 m sepanjang alur, pohon batas blok
diberi tanda lingkaran cat merah lebih kurang 5
cm melingkari batang pada ketinggihan 1,75 m
diatas tanah, ditulis nomor blok dan nomor
petak kerjaa yang bersangkutan.
11. Pemberian nomor petak kerja dimulai dari
petak kerja pada tempat tertentu (misalnya
pada petak kerja pada titik nol) dan dibuat
berurutan dengan petak kerja yang berbatasan
secara bersambung teratur
12. Lokasi tanda-tanda batas ditera dengan GPS
dan dicatat pada register.
PELAKSANAAN KEGIATAN PAK
1. Perencanaan di Peta
a.Perencanaan penetapan blok kerja dan petak kerja.
b.Menentukan titik ikat batas blok kerja tahunan
lengkap dengan koordinatnya, yang sedapat mungkin
ditetapkan pada titik yang mudah dicari dilapangan.
c. Menetapkan titik nol yang merupakan satu titik
pertemuan antara petak kerja tahunan dan blok kerja
tahunan.
d.Dari titik ikat batas blok ditarik garis ke titik nol batas
blok kerja dan petak kerja yang telah ditentukan,
kemudian dari titik nol ditarik garis lurus arah Utara-
Selatan dan Timur-Barat untuk menentukan Blok
kerja serta petak kerja tahunan
PELAKSANAAN KEGIATAN PAK

2. Pengadaan bahan, peralatan dan


perlengkapan

a.Peta kerja skala 1 : 20.000 atau 1 : 25 .000


berdasarkan peta terbaru (penafsiran potret
udara)
b.Bahan (Pal batas, tali plastik, cat/ter, spidol
tahan air, alat tulis, bahan makanan, personal
use dan obat-obatan.
c. Alat (Teodolit, kompas, clinometer, GPS, pita
ukur,kalkulator dan camping unit)
PELAKSANAAN KEGIATAN PAK

3. Penyusunan Tim Pelaksana


a. Tim pelaksana dipimpin oleh ketua
Tim dengan anggota regu sebanyak 10
orang.
b. Jumlah regu kerja disesuaikan
dengan kebutuhan /volume kegiatan.
c. Tenaga teknis pelaksana lapangan
harus merupakan tenaga teknis kehutanan
yang berpengalaman dibidang pengukuran
lapangan.
PELAKSANAAN KEGIATAN PAK
4. Pelaksana lapangan
a. Mencari titik Nol ;
 mencari titik ikat blok/petak kerja
dilapangan dengan menggunakan GPS.
 mengukur azimuth dan jarak dari titk
ikat ke titik nol sesuai dengan peta.
 Mencari titik nol blok/petak kerja dengan
cara mengukur arah/azimuth kemudian
membuat rintisan sesuai dengan arah
yang ditetapkan dengan mengukur jarak
antara titik ikatan dan titik nol
berdasarkan data dari peta bagan kerja
yang telah disiapkan.
PELAKSANAAN KEGIATAN PAK
4. Pelaksana lapangan
b. Membuat blok kerja dan petak kerja
tahunan ;
• Membuat alur batas : dari titk nol di
lapangan dibuat rintisan dan pemasangan
patok-patok bantu sebagai alur batas
sementara batas blok kerja dan petak kerja
tahunan, alur batas blok kerja tahunan
dibuat selebar 2 m dan untuk alur batas
petak kerja dibuat selebar 1 m.
• Membuat dan memasang pal batas blok dan
peta kerja.
• Memancang pal batas dilapangan, pada
setiap sudut blok kerja dan petak kerja.
PELAKSANAAN KEGIATAN PAK
4. Pelaksana lapangan
c. Memberikan tanda-tanda batas blok
kerja dan petak kerja di lapangan. Pemakaian
kode nomor blok kerja dan petak kerja
tahunan harus dibuat secara urut dan harus
sesuai antara kenyataan dilapangan dengan
kode nomor yang tertera pada peta kerja dan
buku usulan RKT yang akan dibuat.
d. Membuat peta hasil pengukuran batas
blok kerja dengan skala 1 : 10.000 dan petak
kerja dengan skala 1 : 2. 000
e. Selesai pelaksanaan ; lapor hasil
kegiatan pembuatan blok kerja dan petak
kerja tahunan pada instansi kehutanan,
mencatat hasil pemetaan pada register petak.
PELAKSANAAN KEGIATAN PAK
4. Pemeliharaan dan Penataan Ulang
a. Dilakukan setelah kegiatan penebangan, batas blok
kerja dan petak kerja perlu diperbaiki dan dibersihkan
kembali.
b. Dalam pemeliharan batas blok kerja dan petak kerja,
sekaligus dilakukan penataan ulang, untuk
menyesuaikan dengan keadaan lapangan terutama yang
berkaitan dengan ; jaringan jalan angkutan yang dibuat
pada waktu pelaksanaan penebangan, penyesuaian
batas-batas alam yang ada dan penyesuaian dengan
perubahan-perubahan luas blok kerja yang disebabkan
pada blok tidak seluruhnya ditebang, perubahan-
perubahan jumlah petak kerja dalam blok kerja
tersebut.
c. Penataan ulang digambarkan pada peta kerja yang ada.
d. Selesai pelaksanaan penataan ulang ; melaporkan
kepada instansi kehutanan, meregister petak kerja yang
bersangkutan.
LATIHAN MEMBUAT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
KEGIATAN PAK

Kriteria Standard Operating Procedure (SOP) yang baik, yaitu:


1.Specific (khusus)
2.Complete (lengkap)
3.Understandable (mudah dipahami)
4.Applicable (mudah diterapkan)
5.Controllable (mudah dikendalikan)
6.Auditable (dapat diaudit)
Changeable (dapat di rubah)
DATABASE PETAK UNTUK
PENYUSUNAN RENCANA
KERJA

63
Database Petak untuk Penyusunan
Rencana Kerja
Pada Kegiatan PAK, data yg
dihasilkan ;
 Data koordinat dari patok
pengukuran.
 Data Ketinggihan dari seluruh titik
pengukuran.
 Rekapitulasi data hasil pengukuran
dan luas setiap bagian areal hutan,
blok dan petak.
 Peta kerangka poligon tebang batas
alam atau batas buatan skala 1 :
25.000 dan 1 : 10. 000
 Peta Rencana Kerja skala 1 : 25.000
Database Petak untuk Penyusunan
Rencana Kerja
Database petak pada dasarnya
meliputi;

Kondisi Biofisik Petak

Kondisi Pohon
Database Petak untuk Penyusunan
Rencana Kerja
Kondisi Biofisik Petak diduga dari
plot contoh IHMB :
Nomor Petak
Nomor Plot Contoh
Nomor Regu Inventarisasi
Tanggal Inventarisasi
Ketinggian
Kelerengan
Fiografi (keadaan muka bumi)
Kondisi Tapak khusus dan tekstur tanah
Kelas umur bekas Tebangan
Tahun Pelaksanaan Tebang
Bekas kebakaran/kekeringan
Database Petak untuk Penyusunan
Rencana Kerja
Nilai Ketinggian dan Kelerengan bisa
diketahui dari hasil pemetaan topografi :
a. Datar; kelerengan tidak melebihi 10%,
beda ketinggihan antara titik tertinggi
dengan terendah tidak lebih dari 2 meter.
b. Bergelombang; kelerengan berkisar
antara 11-25%, beda ketinggihan antara
titik tertinggi dengan terendah sekitar 2-5
meter.
c. Puncak pegunungan; kelerengan melebihi
25%, dua kelerengan yang bertentangan
mencapai titik tertinggi.
d. Lereng atas; kelerengan melebihi 25%,
terletak pada bagian ketiga teratas lereng.
Database Petak untuk Penyusunan
Rencana Kerja
Nilai Ketinggian dan Kelerengan bisa
diketahui dari hasil pemetaan topografi :
e. Lereng tengah; kelerengan melebihi 25%,
terletak antara lereng atas dan lereng
bawah.
f. Lereng bawah ; kelerengan melebihi 25%,
terletak pada bagian ketiga terendah dari
lereng.
g. Lembah; Plot terletak pada daerah
lembah yang lebar minimal 20 meter
h. Lembah curam; kelerengan melebihi
25%, dua kelerengan yang bertentangan
mencapai titik terendah.
Database Petak untuk Penyusunan
Rencana Kerja
Kondisi tapak khusus dinyatakan
dalam kelas-kelas sbb :
 Tidak ada ; tidak ada ciri khas tentang
kondisi tapak di daerah tersebut.
 Berbatu ; Lebih dari 1/3 areal merupakan
areal berbatu.
 Rawa ; dari separuh areal merupakan
areal yang digenangi air (terutama pada
musim hujan)
 Labil ; Lebih dari 1/3 areal dipengaruhi
oleh erosi seperti tanah longsor atau
terkikis air.
Database Petak untuk Penyusunan
Rencana Kerja
KONDISI POHON
Data pohon plot-plot contoh IHMB
secara umum meliputi jumlah, volume,
berat dan kualitas dari vegetasi tingkat
pancang, tiang, pohon kecil dan pohon
besar dari berbagai jenis dan kelompok
jenis.
Data pohon pada petak-petak tebang
umum meliputi : jumlah, volume dan
kualitas dari vegetasi berbagai ukuran
dan dari berbagai jenis dan kelompok
jenis.
Database Petak untuk Penyusunan
Rencana Kerja
KONDISI POHON
• Data tingkat pohon yang dapat
ditebang diinventarisir dengan
intensitas 100%, sedangkan untuk
tingkat yang lebih kecil disurvey
dengan menggunakan intensitas yang
lebih kecil (aturan ITSP).
Pertimbangan ini karena jumlah
pohon kecil lebih banyak jika
dibandingkan dengan pohon besar.
Latihan Kelompok
Anda ditugaskan untuk merencanakan petak-petak
tebang ke dalam blok kerja dari tahun ke 1 sampai tahun
ke 10 dari areal seperti di gambar berikut . Ketentuan
perencanaan petak adalah sebagai berikut :

1.Jumlah tebangan per tahun sama dengan JPT (± 5000


m3).
2.Sebuah petak yang mempunyai jalan logging dapat
digunakan untuk mengambil petak-petak tetangganya
3.Jalan logging baru ke petak tetangga menguntungkan
kalau petak tetangga tersebut volumenya melebihi 300
m3
4.Jalan logging baru dibuat menuju ke titik pusat petak
tetangga dengan jarak terpendek.
5.Petak yang telah ditebang tidak diambil lagi.

Anda mungkin juga menyukai