Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGAMATAN GEJALA KLOROSIS PADA TANAMAN

OLEH

NAMA : ROBERTUS TEKE

NIM : 2123812076

KELAS D

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG

JURUSAN KEHUTANAN

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN

2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan tidak terlepas dari faktor-


faktor yang menunjang pertumbuhan tanaman itu sendiri. Unsur hara, air, mineral,
cahaya, suhu, dan lain sebagainya merupakan faktor-faktor yang sangat dibutuhkan
tanaman dalam memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan
hidupnya.

Unsur hara merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan tanamman untuk
bertumbuh. Unsur hara terbagi dalam dua bagian yaitu makro dan mikro. Keduanya
mengambil peran yang penting bagi tanaman. Setiap tanaman menyerap unsur hara
sesuai dengan kebutuhannya masing-masing dan setiap jenis tanaman pun memiliki
kebutuhan yang berbeda-beda dalam menyerap unsur hara.

Ketika tanaman menyerap unsur hara secara berlebihan dari kebutuhannya


maka akan terjadi Kekurangan dari kedua unsur hara tersebut dapat menyebabkan
ketidakseimbangan pertumbuhan bagi tanaman. Hal ini sering disebut dengan
klorosis. Klorosis dapat pula terjadi akibat adanya faktor penghambat pembentukan
pembentukan klorofil yang menyebabkan rusaknya kloroplas.

1.2 Tujuan Praktikum

Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa akan mampu mengetahui


gejala klorosis pada tanaman dan mengetahui tanaman yang sehat, kurang sehat dan
tanaman yang mati.

1.3 Manfaat Praktikum

2
Pemahaman akan gejala klorosis merupakan suatu hal yang penting, karena
dengan pemahaman tersebut dapat mendorong praktikan untuk melakukan
pengelolaan dan budidaya tanaman dengan lebih efektif, efisien dan dengan tingkat
keberhasilan yang tinggi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman, seperti halnya makhluk hidup lainnya memerlukan nutrisi yang


cukup memadai dan seimbang agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pada
dasarnya, saat melakukan kegiatan budidaya tanaman, sangat diperlukan pengetahuan
mengenai apa saja jenis-jenis nutrisi atau unsur-unsur hara apa saja yang dibutuhkan
tanaman yang budidayakan.

Pengetahuan ini setidaknya dibutuhkan pada saat pemberian pupuk agar tepat
dan seimbang, karena baik berlebih unsur hara atau kekurangan unsur hara dapat
menyebabkan pertumbuhan yang tidak optimal. Pengetahuan ini pun perlu pada saat
mengamati proses pertumbuhan tanaman. Apabila pertumbuhan tanaman tidak sesuai
dengan yang diharapkan, maka dapat melakukan evaluasi dan tindakan yang cukup
tepat sebelum semuanya terlambat.

Pengaruh zat hara pada pertumbuhan tanaman digambarkan oleh Liebig


dengan hukum minimumnya yang berbunyi “pertumbuhan atau hasil optimum
ditentukan oleh faktor atau hara yang berada pada keadaan minimum”. Dalam
mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman terdapat 3 fungsi tanah yang
utama yaitu: 1. Memberikan unsur-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium
pertukaran maupun sebagai tempat persediaan. 2. Memberikan air dan sebagai tempat
cadangan air dimuka bumi 3. Sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak.

3
Hara dan air memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Salah satu fungsi dari kedua bahan ini adalah sebagai bahan
pembangun tubuh makhluk hidup. Pertumbuhan yang terjadi pada tanaman (sampai
batas tertentu) disebabkan oleh tanaman mendapatkan hara dan air. Bahan baku pada
proses fotosintesa adalah hara dan air yang nantinya akan diubah tanaman menjadi
makanan. Tanpa kedua bahan ini pertumbuhan tidak akan berlangsung. Hara dan air
umumnya diambil tanaman dari dalam tanah dalam bentuk ion, (Hanum, 2008).

Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat dibagi atas dua kelompok yaitu
hara makro dan mikro. Hara makro adalah hara yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah besar sedangkan hara mikro dibutuhkan dalam jumlah kecil. Nutrien yang
tergolong kedalam hara makro adalah Carbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Sulfur,
Posfor, Kalium, Calsium, Ferrum. Sedangkan yang termasuk golongan hara mikro
adalah Boron, Mangan, Molibdenum, Zinkum (seng) Cuprum (tembaga) dan Klor.
Jika tanaman kekurangan dari salah satu unsur tersebut diatas maka tanaman akan
mengalami gejala defisiensi yang berakibat pada penghambatan pertumbuhan.

Kerusakan yang sering dijumpai akibat kelebihan unsur hara adalah klorosis
yang terjadi akibat temperatur rendah, kekurangan Fe, terserang virus, gangguan oleh
cendawan, bakteri dan sebagainya. Perubahaan warna pada daun dapat disebabkan
oleh rusaknya klorofil (zat hijau daun) atau akibat kekurangan cahaya matahari atau
karena serangan penyakit. Perubahan warna juga terjadi dalam bentuk bercak-bercak
cokelat karat, ungu, hitam, kelabu, keputih-putihan atau bersama-sama. Rusaknya
kloroplas menyebabkan menguningnya daun yang lazimnya berwarna hijau. Gejala
ini sering mendahalui gejala nekrosis. Kalau gejala menguning ini sistemik dan
terdapat pada semua daun, biasa merupakan gejala sekuder yang disebabkan karena
serangan parasit pada bagian lain atau dapat juga disebabkan karena keadaan luar
yang kurang baik (Semangun, 1996., dalam Stalin, dkk. 2013).

4
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum pada tanggal, jumat 26 November 2021 dan


dilaksanakan di arboretum kehutanan Politani Kupang.

3.2 Alat dan Bahan

Alat :

 Alat tulis menulis

Bahan :

 Semai pada acara pengaruh peneduh terhadap


perkecambahan benih tanaman hutan.

3.3 Prosedur Kerja

1. Mengamati dan mencatat bagian-bagian dari tanaman misalnya:

a. Daun (sehat, kurang sehat, layu, keriput, berlubang, cacat)

b. Tanah (lembab, basah, kering, padat, dan keras)

c. Kulit batang (hijau, kering, luka, layu, sehat)

d. Apakah anakan tertutup naungan (penuh, sedang, dan tidak sama sekali)

e. Apakah ada tanaman gulma atau tanaman pengganggu?

5
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Pegamatan tanaman pada tempat terbuka.

Jenis Tanaman Sengon


a. Pertumbuhan Daun : Sehat

b. Keadaan tanah bagian atas : Lembab


Keadaan tanah bagian bawah : Lembab

c. Kulit batang :
d. Naungan : Terbuka
e. Gulma : Tidak ada

1. 2. Tanaman yang kurang sehat


a. Pertumbuhan Daun : Kurang sehat

b. Keadaan tanah bagian atas : Lembab


c. Keadaan tanah bagian bawah : Lembab

d. Kulit batang : Hijau


e. Naungan : Terbuka
f. Gulma : Ada rumput

2. 3. Tanaman Yang mati :


a. Pertumbuhan Daun -

6
b. Keadaan tanah bagian atas : Lembab
c.
c. Keadaan tanah bagian bawah : Lembab

d. Kulit batang : Kering


e. Naungan : Terbuka
f. Gulma : Ada rumput
Gambar Keterangan :
1. Semai Sengon Sehat
2. Semai Sengon Kurang Sehat
3. Semai Sengon Mati

1. 2.

3.
Jenis Tanaman Lamtoro
a. Pertumbuhan Daun : Sehat
:
:

b. Keadaan tanah bagian atas : Lembab


c. Keadaan tanah bagian bawah : Lembab

7
d. Kulit batang : Sehat, hijau
e. Naungan : Terbuka
f. Gulma : Tidak ada
:
2. Tanaman yang kurang sehat :
a. Pertumbuhan Daun : Keriput
:
:

b. Keadaan tanah bagian atas : Lembab


c. Keadaan tanah bagian bawah : Lembab

d. Kulit batang : Layu


e. Naungan : Terbuka
f. Gulma : Ada (rumput)

3. Tanaman Yang mati :


a. Pertumbuhan Daun : -

b. Keadaan tanah bagian atas : Lembab


c. Keadaan tanah bagian bawah : Lembab

d. Kulit batang : -
e. Naungan : Terbuka
f. Gulma : Tidak ada

8
Gambar Keterangan :

1. Semai Lamtoro Sehat.

2. Semai Lamtoro Kurang Sehat.

3. Semai Lamtoro Mati.

1. 2.

3.

Jenis Tanaman Gala-gala Merah


a. Pertumbuhan Daun : Sehat
:
:

b. Keadaan tanah bagian atas : Lembab


c. Keadaan tanah bagian bawah : Lembab

d. Kulit batang : Sehat

9
e. Naungan : Terbuka
f. Gulma : Tidak ada
:
2. Tanaman yang kurang sehat :
a. Pertumbuhan Daun : Berlubang
:
:

b. Keadaan tanah bagian atas : Lembab


c. Keadaan tanah bagian bawah : Lembab

d. Kulit batang : Sehat


e. Naungan : Terbuka
f. Gulma : Ada (rumput)

3. Tanaman Yang mati :


a. Pertumbuhan Daun : -

b. Keadaan tanah bagian atas : Lembab


c. Keadaan tanah bagian bawah : Lembab

d. Kulit batang : -
e. Naungan : Terbuka
f. Gulma : Ada (Rumput)
Gambar Keterangan:
1. Semai Gala-gala Sehat.
2. Semai Gala-gala Kurang sehat
3. Semai Gala-gala Mati

10
1. 2.

3.

Tabel 2. Pengamatan tanaman pada tempat setengah terbuka.

Jenis Tanaman Sengon


a. Pertumbuhan Daun : Sehat

b. Keadaan tanah bagian atas : Lembab


Keadaan tanah bagian bawah : Basah

c. Kulit batang : Hijau


d. Naungan : Setengah terbuka
e. Gulma : Ada (rumput)

1. Tanaman yang kurang sehat

11
a. Pertumbuhan Daun : Layu

b. Keadaan tanah bagian atas : Lembab


c. Keadaan tanah bagian bawah : Lembab

d. Kulit batang : Layu


e. Naungan : Setengah terbuka
f. Gulma : -

2. Tanaman Yang mati :


a. Pertumbuhan Daun -

b. Keadaan tanah bagian atas : Lembab


c. Keadaan tanah bagian bawah : Basah

d. Kulit batang : -
e. Naungan : Setengah terbuka
f. Gulma : Ada (rumput)
Gambar Keterangan:

Jenis Tanaman Lamtoro

12
a. Pertumbuhan Daun : Sehat
:
:

b. Keadaan tanah bagian atas : Lembab


c. Keadaan tanah bagian bawah : Basah

d. Kulit batang : Hijau


e. Naungan : Setengah terbuka
f. Gulma : -
:
2. Tanaman yang kurang sehat :
a. Pertumbuhan Daun : Layu
:
:

b. Keadaan tanah bagian atas : Lembab


c. Keadaan tanah bagian bawah : Basah

d. Kulit batang : Hijau


e. Naungan : Setengah terbuka
f. Gulma :

3. Tanaman Yang mati :


a. Pertumbuhan Daun : -

b. Keadaan tanah bagian atas : Lembab


c. Keadaan tanah bagian bawah : Basah

d. Kulit batang : Layu


e. Naungan : Setengah terbuka
f. Gulma : Ada (rumput)

13
Gambar Keterangan

Jenis Tanaman Gala-gala


a. Pertumbuhan Daun : Sehat
:
:

b. Keadaan tanah bagian atas : Lembab


c. Keadaan tanah bagian bawah : Basah

d. Kulit batang : Sehat


e. Naungan : Setengah terbuka
f. Gulma : Ada (rumput)
:
2. Tanaman yang kurang sehat :
a. Pertumbuhan Daun : Keriput
:
:

b. Keadaan tanah bagian atas : Lembab


c. Keadaan tanah bagian bawah : Basah

d. Kulit batang : Keriput

14
e. Naungan : Setengah terbuka
f. Gulma : Ada (rumput)

3. Tanaman Yang mati :


a. Pertumbuhan Daun : -

b. Keadaan tanah bagian atas : Lembab


c. Keadaan tanah bagian bawah : Basah

d. Kulit batang : -
e. Naungan : Setengah terbuka
f. Gulma : Ada (rumput)
Gambar Keterangan:

Tabel 3. Pengamatan tanaman pada tempat tertutup

Jenis Tanaman Sengon


a. Pertumbuhan Daun : Sehat

b. Keadaan tanah bagian atas : Basah

15
Keadaan tanah bagian bawah : Basah

c. Kulit batang : Hijau


d. Naungan : Penuh
e. Gulma : -

1. Tanaman yang kurang sehat


a. Pertumbuhan Daun : Layu

b. Keadaan tanah bagian atas : Basah


c. Keadaan tanah bagian bawah : Basah

d. Kulit batang : Hijau


e. Naungan : Penuh
f. Gulma : Ada (rumput)

2. Tanaman Yang mati :


a. Pertumbuhan Daun -

b. Keadaan tanah bagian atas : Basah


c. Keadaan tanah bagian bawah : Basah

d. Kulit batang : Kering


e. Naungan : Penuh
f. Gulma : -
Gambar Keterangan:

16
1. 2.

3.

Jenis Tanaman Lamtoro


a. Pertumbuhan Daun : Sehat
:
:

b. Keadaan tanah bagian atas : Basah


c. Keadaan tanah bagian bawah : Basah

d. Kulit batang : Hijau


e. Naungan : Penuh
f. Gulma : -
:
2. Tanaman yang kurang sehat :
a. Pertumbuhan Daun : Keriput
:
:

17
b. Keadaan tanah bagian atas : Basah
c. Keadaan tanah bagian bawah : Basah

d. Kulit batang : Hijau


e. Naungan : Penuh
f. Gulma : Ada (rumput)

3. Tanaman Yang mati :


a. Pertumbuhan Daun : -

b. Keadaan tanah bagian atas : Basah


c. Keadaan tanah bagian bawah : Basah

d. Kulit batang : Kering


e. Naungan : Penuh
f. Gulma : Ada (penuh)
Gambar Keterangan :

1. Semai lamtoro sehat pada tempat tertutup.


2. Semai lamtoro kurang sehat pada tempat
tertutup.
3. Semai lamtoro mati pada tempat tertutup.

1.

18
2. 3.

Jenis Tanaman Gala-gala


a. Pertumbuhan Daun : Sehat
:
:

b. Keadaan tanah bagian atas : Basah


c. Keadaan tanah bagian bawah : Besah

d. Kulit batang : Hijau


e. Naungan : Penuh
f. Gulma : -
:
2. Tanaman yang kurang sehat :
a. Pertumbuhan Daun : Keriput
: Cacat
:

b. Keadaan tanah bagian atas : Basah


c. Keadaan tanah bagian bawah : Basah

d. Kulit batang : Hijau


e. Naungan : Penuh
f. Gulma : -

19
3. Tanaman Yang mati :
a. Pertumbuhan Daun : -

b. Keadaan tanah bagian atas : Basah


c. Keadaan tanah bagian bawah : Basah

d. Kulit batang : -
e. Naungan : Penuh
f. Gulma : -
Gambar Keterangan:

1. Semai gala-gala sehat pada tempat tertutup


2. semai gala-gala kurang sehat pada tempat
tertutup.
3. semai gala-gala mati pada tempat tertutup.

1. 2.

3.

20
4.2 Pembahasan

Tanaman sesungguhnya juga mengkomunikasikan mengenai penderitaan yang


dialami dari kekurangan atau kelebihan hara meineral sebagai makanannya. Namun
bedanya tanaman diam, hanya divisualisasikan dengan bahasa visual melalui gejala
yang berkembang pada daun, batang, akar atau organ yang lain. Hal yang penting
bagi kita adalah bagaimana memahami bahasa visual itu sehingga kita dapat
mendiagnose secara lebih baik lalu mengatasi permasalahan yang diderita oleh
tanaman yang bersangkutan.

Praktikum pengamatan gejala klorosis pada tanaman di tiga tempat berbeda


yakni di bawah naungan, setengah teduh, dan terbuka, dengan tiga jenis tanaman
yakni sengon, lamtoro dan gala-gala, didapati bahwa setiap semaian memiliki gejala
yang hampir sama. Pada tempat tebuka tanaman yang kurang sehat mengalami
keriput dan lubang pada daun semai untuk jenis sengon, lamtoro dan gala-gala. ).
Contoh yang baik untuk menjelaskan kedua faktor tersebut adalah klorosis yang
disebabkan oleh Mg. Karena Mg adalah bagian esensial molekul klorofil, maka
klorofil tak terbentuk tanpa Mg atau terbentuk dalam jumlah sedikit bila konsentrasi
Mg rendah. Klorosis pada daun tua yang terletak lebih rendah terlihat lebih parah dari
pada daun muda. Perbedaan tersebut menggambarkan bahwa bagian yang lebih muda
dari tumbuhan mempunyai kemampuan untuk mengambil hara yang mudah bergerak
(mobil) dari bagian yang lebih tua (Salibury dan Ross, 1992., dalam Wiraatmaja,
2017).

Sedangkan batang dari semaian kurang sehat, bahkan untuk semua tempat
baik itu terbuka, setengah terbuka dan tertutup mengalami gejala yang hampir sama,
yakni layu.

Gejala kekahatan suatu unsur terutama bergantung pada dua faktor yaitu
fungsi unsur tersebut dan mudah tidaknya unsur tersebut berpindah dari daun tua ke
daun yang lebih muda atau ke organ-organ lainnya (Epstein, 1972). Secara

21
umum gangguan hara yang menghambat pertumbuhan dan hasil dalam skala yang
ringan tidak dapat dilihat karakteristik gejala visualnya secara spesifik. Gejala
menjadi tampak dapat dilihat dengan tegas apabila defisiensinya atau toksisitasnya
berat sehingga laju pertumbuhan dan hasil sangat tertekan. Sebagai contoh, gejala
defisiensi Mg pada serealia dapat teramati dengan jelas pada kondisi lapang selama
perkembangan batang, tetapi hal itu tidak berpengaruh merusak bila kahat terjadi
pada akhir pengisian biji (Pisarak, 1979 dalam Marschner, 1986., dalam Wiraatmaja,
2017).

Observasi di lapangan menunjukkan bahwa klorosis dapat terjadi dari


tanaman berumur 7 atau 15 hari, dan kadangkala baru muncul pada umur 30 atau 60
hari, tergantung pada genotipe tanaman dan lingkungan pertumbuhan. Klorosis yang
terjadi hingga tanaman berumur 50 atau 60 hari. Pada umumnya tanaman dapat pulih
dari klorosis dengan sendirinya hingga tanaman berumur 30 hari dan tidak
menyebabkan kehilangan hasil yang berarti. Apabila berumur lebih dari 30 hari dan
tanaman belum pulih dari klorosis maka akan menyebabkan kehilangan hasil yang
nyata. Klorosis juga dapat diakibatkan oleh adanya inaktivasiFe dalam tanaman
(Jones, 1972; Small, 19?3; Chen dan Barak. 1982), atau tidak efisiennya penggunaan
Fe clalam daun (Ohwaki dan Sup;ahara, 1993). Inaktrvasi Fe clalarn tanaman dapat
disebabkan oleh adannya ion bikarbonat (diest, 1971., dalam Taufiq, dkk. 2002 )

22
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Gejala klorosis pada tanaman sering terjadi karena kekahatan unsur hara.
Klorosis disebabkan karena kelebihan unsur hara yang diserap tanaman. sehingga
tanaman menjadi keracunan dan mengalami perhambatan dalam pertumbuhan
tanaman.

5.2 Saran

Kurangnya pemahaman akan unsur hara membuat praktikan kesulitan dalam


mendiagnosa gejala klorosis pada tanaman. sehingga terkesan analisa dibuat tanpa
arah yang jelas dan tidak fokus pada penyebab yang menyababkan tanaman menjadi
klorosis.

23
DAFTAR PUSTAKA

Hanum C. 2008. TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN JILID . Direktorat Pembinaan


Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

Taufiq A, Rahmiana A, A. dan Purnomo, J. 2002. Buletin Palawija. Penanggulangan


Klorosis pada Kacang Tanah di Alfisol Alkalis. No. 3.

Stalin, M., Diba F., dan Husni H,.2013. Analisis Kerusakan Pohon di Jalan Ahmad
Yani Kota Pontianak. Jurnal Hutan Lestari. Vol 1, No 2. Fakultas Kehutanan
Universitas Tanjungpura. Diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/10308-ID-analisis-kerusakan-pohon-di-
jalan-ahmad-yani-kota-pontianak.pdf. Pada 28 November 2021.

WIRAATMAJA I, W. 2017. DEFISIENSI DAN TOKSISITAS HARA MINERAL


SERTA RESPONNYA TERHADAP HASIL. AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNUD

24

Anda mungkin juga menyukai