PERCOBAAN 1
PEMADAM KEBAKARAN
Disusun Oleh :
NAMA : Muhammad Reza
NIM : 2103017
KELAS : TPM A 2021
Mengetahui,
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pemadaman api
2. Mahasiswa mampu memahami tentang prosedur pemakaian APAR dan
dapat memadamkan kebakaran dengan APAR
B. Dasar Teori
Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api
yang tidak terkendali. Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang
berlangsung dengan cepat dari suatubahan bakar yang disertai dengan timbulnya
api/penyalaan. Jadi api yang menyala di tempat-tempat yang dikehendaki seperti
kompor, di perindustrian dan tempat atau peralatan lain tidak termasuk dalam
kategori kebakaran. Adapun definisi kebakaran menurut Departemen Tenaga
Kerja adalah “Suatu reaksi oksidasi eksotermis (terjadi karena pemanasan) yang
berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya
api atau penyalaan”. Sedangkan definisi kebakaran menurut Asuransi secara
umum adalah “Sesuatu yang benar-benar terbakar yang seharusnya tidak
terbakar yang dibuktikan dengan adanya nyala api secara nyata, terjadi secara
tidak sengaja, tiba-tiba serta menimbulkan kecelakaan atau kerugian”.
Sedangkan penanggulangan kebakaran adalah segala upaya untuk mencegah
timbulnya kebakaran dengan berbagai upaya pengendalian setiap perwujudan
energi, pengadaan sarana proteksi kebakaran dan sarana penyelamatan serta
pembentukan organisasi tanggap darurat untuk memberantas kebakaran
(Sembiring, 2019).
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Mengenai penjelasan undang-undang nomor 3 tahun 1992
tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain jamsostek khususnya yang
termuat dalam Pasal 10 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan
Sosial Tenaga Kerja yang telah mengatur bahwa pengusaha wajib melaporkan
kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerjak kepada Kantor Departemen
Tenaga Kerja dan Badan Peyelengara dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam
setelah tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan tersebut mendapatkan surat
keterangan dokter yang menyatakan bahwa kondisi tenaga kerja tersebut
sembuh, cacat atau meninggal dunia seperti penelitian yang mengharuskannya
ada jam sostek bagi pekerja. Setiap tempat kerja harus pengembangan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja. Dilaboratorium analis kesehatan melaksanakan upaya
kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga,
masyarakat dan lingkungan disekitarnya (Anonim, 2010).
Sebagai seorang praktikan, sebelum melakukan praktikum kita terlebih
dahulu harus mengetahui bagaimana pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) di laboratorium, agar kita dapat melaksanakan praktikum dengan
aman dan lancar. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan
penggunaan alat alat laboratorium, bahan dan proses praktikum, tempat
praktikun & lingkungannya serta cara-cara melakukan praktikum. keselamatan
kerja menyangkut segenap proses Praktikum di laboratorium. Sedangkan
kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan yang
terjadi pada saat praktikum sedang berlangsung. Oleh karena dibelakang
peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk
perencanaan (Rahayuningsih, 2013).
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) akan menciptakan terwujudnya
pemeliharaan laboratorium serta juga tenaga kerja yang baik. Keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) ini harus ditanamkan pada diri masing-masing individu
karyawan dengan cara penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka
menyadari arti penting keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk
laboratorium dan bagi para pekerja (Syartini, 2010).
Kesehatan kerja (Occupational health) merupakan bagian dari kesehatan
masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan
faktor potensial yang mempengaruhi kesehatan pekerja (dalam hal ini Dosen,
Mahasiswa dan Karyawan). Bahaya pekerjaan (akibat kerja), seperti halnya
masalah kesehatan lingkungan lain, bersifat akut atau kronis (sementara atau
berkelanjutan) dan efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama. Efek
terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung. Kesehatan
masyarakat kerja perlu diperhatikan, oleh karena selain dapat menimbulkan
gangguan tingkat produktifitas, kesehatan masyarakat kerja tersebut dapat
timbul akibat pekerjaanya. Sasaran kesehatan kerja khususnya adalah para
pekerja dan peralatan kerja di lingkungan laboratorium. Dalam laboratorium
harus ada manajemen K3 yang berguna untuk mengantisifasi terjadinya
kecelakaan, dan harus di dukung dengan enabling factor/ pendukung
(lingkungan fisik dan ketersediaan fasilitas dan alat pendukung diri) dan faktor
pendorong (dukungan sosial) dengan kecelakaan kerja yang terjadi
dilaboratorium (Wulandari, 2011).
Adapun contoh manajemen dalam kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
adalah pada RSIA Kasih Ibu Manado dimana disana menerapkan analisis
penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) Hasil
dari penelitian ini adalah adanya komitmen dan kebijakan manajemen dalam
pelaksanaan SMK3, perencanaan disusun oleh pimpinan RS secara lisan dan
pelaksanaan K3 sudah terprogram tetapi belum mempunyai organisasi khusus
dan ahli K3 antara lain penyediaan APD dan pelatih K3 bagi pegawai RS serta
pengukuran dan evaluasi belum maksimal dilaksanakan (Toding, 2016).
2. Bahan
a. Solar 2 liter
b. Pertalite 2 liter
c. Kertas
D. Prosedur Kerja
1. Pemadaman kebakaran dengan kain basah
a. Disiapkan kain yang akan digunakan terlebih dahulu
b. Dibasahi kain tersebut menggunakan air
E. Hasil Pengamatan
1. Pemadaman kebakaran dengan kain basah