Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Safety & Health Environment yang
diampu oleh:
Bapak Ignatius Oki Dewa Brata, S.E., M.Si., Ak., C.A.
Oleh:
Meilani Putri Mayasari
0320244002
UNIVERSITAS WIDYATAMA
FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan pada Allah subhanahu wa ta’ala dapat
diberikan kesempatan menyelesaikan tugas mata kuliah Safety & Health Environment
dalam waktu singkat, yang diampu oleh Bapak Ignatius Oki Dewa Brata, S.E., M.Si.,
Ak., C.A. Makalah ini disusun atas dasar pengetahuan yang saya terima untuk
dipahami dan digunakan pada saat dibutuhkan nanti.
Tak lupa ucapan terima kasih kepada bapak Dosen yang telah berbaik hati
memberikan saya dan teman-teman kelas modul pembelajaran pembahasan tentang
Manajemen Risiko K3 yang akan dibahas dalam makalah ini.
Saya sadar makalah ini masih banyak kekurangannya, baik dari materi serta
cara penulisannya, maka dari itu kritik dan saran sangat terbuka, serta saya sangat
berharap makalah ini akan berguna bagi pembaca nantinya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Tujuan dan Kegunaan Makalah
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran
3.1.1 Kesimpulan
3.1.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam penerapan proses manajemen tentu perlu diperhatikan risiko dan nilai-
nilai materalitas lainnya, sehingga perlu diperhatikan manajemen risiko K3 pada .
1.2 Identifikasi Masalah
1) Pengertian Kebakaran.
2) Penyebab Kebakaran.
3) Penanggulangan Kebakaran.
Selain dari pemenuhan tugas kuliah, makalah ini bertujuan juga sebagai alat
untuk bukti bahwa Saya telah memahami teori atau ilmu dari modul yang telah
diberikan, mengenai Kebakaran.
Makalah ini juga merupakan dasar pengingat pentingnya pelaksanaan
Penerapan Safety Health and Environment pada kebakaran dalam ruang lingkup
pekerjaan.
.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Kebakaran
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang
tidak kita kehendaki, merugikan pada umumnya sukar dikendalikan.
Klasifikasi kebakaran
Yang dimaksud dengan klasifikasi kebakaran adalah penggolongan atau
pembagian atas kebakaran berdasarkan pada jenis benda / bahan yang terbakar.
Dengan adanya klasifikasi kebakaran tersebut diharapkan akan lebih mudah atau
lebih cepat dan lebih tepat mengadakan pemilihan media pemadaman yang akan
digunakan untuk melaksanakan pemadaman. Klasifikasi kebakaran sesuai dengan
bahan bakar yang terbakardan bahan pemadaman untuk masing-masing kelas yaitu:
Kelas A
Temasuk dalam kelas ini adalah kebakaran pada bahan yang mudah terbakar
biasa, misalnya: kertas, kayu, maupun plastic. Cara mengatasinya yaitu bisa
dengan menggunakan air untuk menurunkan suhunya sampai di bawah titik
penyulutan, serbuk kering untuk mematikan proses pembakaran atau
menggunakan halogen untuk memutuskan reaksi berantai kebakaran.
Kelas B
Kebakaran pada kelas ini adalah yang melibatkan bahan cairan combustible
dengan cairan flammable, seperti bensin, minyak tanah dan bahan serupa
lainnya. Cara mengatasinya dengan bahan foam.
Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik yang bertegangan untuk mengatasinya
yaitu dengan menggunakan bahan pemadaman kebakaran non kondusif agar
terhindar dari sengatan listrik.
Kelas D
Kebakaran pada bahan logam yang mudah terbakar seperti titanium,
alumunium,magnesium, dan kalium. Cara mengatasinya yaitu powder khusus
kelas ini.
Penyebab Kebakaran
1. Terbatasnya keterangan dan pengetahuan tentang kebakaran
2. Kelalaian manusia/human eror (intalasi listrik tidak standar, lupa mematikan
kompor saat pergi, membuang puntung rokok sembarangan, dll)
3. Kesengajaan (pembakaran hutan untuk membuka lahan, membakar sampah
sembarangan, dll)
4. Alam (kebakaran hutan akibat gesekan antar batang, sambaran petir, gunung api
meletus, dll)
SUMBER KEBAKARAN
1. KORSLETING LISTRIK, (70% Kebakaran pemukiman)
2. KEBOCORAN TABUNG/KOMPOR GAS
3. PUNTUNG ROKOK,
4. CUACA PANAS
5. DLL
A. Pendinginan (cooling)
Salah satu cara yang umum untuk memadamkan kebakaran adalah dengan
menimbulkan uap atau gas untuk pembakaran. Salah satu bahan yang efektif terbaik
menyerap panas adalah Air. Pendinginan permukaan biasanya tidak efektif pada
produk gas dan cairan yang mudah terbakar dan memiliki flash point dibawah suhu
air yang dipakai untuk pemadaman. Oleh karena itu media air tidak dianjurkan untuk
memadamkan kebakaran dari bahan cairan mudah terbakar dengan flash point di
(starvation)
2. Busa
Jenis media pamadam kebakaran, busa adalah salah satu media yang dapat
digunakan untuk memadamkan api. Ada 2 (dua) macam busa yang berfungsi
untuk memadamkan kebakaran yaitu busa kimia dan busa mekanik. Busa
kimia dibuat dari gelembung yang mengandung zat arang dan carbon
dioksida, sedangkan busa mekanik dibuat dari campuaran zat arang dengan
udara. Busa dapat memadamkan kebakaran melalui kombinasi tiga aksi
pemadaman yaitu:
- Menutupi yaitu membuat selimut busa diatas bahan yang terbakar,
sehingga kontak dengan oksigen (udara) terputus.
- Melemahkan yaitu mencegah penguapan cairan yang mudah terbakar.
- Mendinginkan yaitu menyerap kalori cairan yang mudah terbakar sehingga
suhunya menurun.
Segera telepon pemadam kebakaran dan bantu padamkan api dengan cara
yang aman.
Hal hal yang harus Anda lakukan setelah kebakaran berakhir adalah:
bangunan.
Bersihkan sisa abu dan runtuhan dengan menggunakan masker dan sarung tangan
Tenggara. Kawasan hutan hujan tropis memiliki titik-titik panas yang berpotensi
memicu kebakaran hutan secara luas. selain faktor cuaca, kebakaran hutan juga
Membiarkan api yang tidak terawasi, seperti misalnya puntung rokok yang
menyala.
Jika terjadi kebakaran hutan, segeralah:
Pemadam Kebakaran
Pemadam kebakaran disingkat Damkar, Branwir (dari Bahasa
Belanda "Brandweer"), atau PMK adalah orang atau pasukan yang bertugas
memadamkan kebakaran, melakukan penyelamatan, dan menanggulangi bencana atau
kejadian lainya.[1]
Petugas pemadam kebakaran selain terlatih untuk
menyelamatkan korban dari kebakaran atau melakukan pemadaman, juga dilatih
untuk menyelamatkan korban-korban bencana seperti kecelakaan lalu lintas, gedung
runtuh, banjir, gempa bumi, dll. Di lain hal, mereka juga ditugaskan untuk melakukan
tugas-tugas penyelamatan yang tidak menyangkut adanya kebakaran seperti
pengevakuasian sarang tawon, menyelamatkan korban bunuh diri, menyelamatkan
orang atau hewan yang terjebak, menanggulangi pohon tumbang, dll. Pemadam
kebakaran juga terkadang ditugaskan untuk memberi sosialisasi dan pendidikan
kepada rakyat sipil tentang kebakaran dan cara menanggapinya.
Sejarah
Konsep satuan khusus pemadaman kebakaran mulai diwujudkan di akhir
era Republik Romawi. Brigade damkar Romawi pertama dibentuk oleh Marcus
Licinius Crassus, seorang jenderal Romawi, yang beranggotakan sekitar 500 orang.
Kaisar Nero, membentuk satuan Vigiles Urbani di tahun 60 M dimana satuan ini
bertugas memadamkan kebakaran menggunakan ember dan pompa. Satuan ini
berpatroli di sekitar jalan-jalan Roma untuk mengawasi potensi adanya kebakaran
dan juga bertugas sebagai satuan polisi saat itu. Jika kebakaran terjadi, satuan ini akan
berbaris di sumber air terdekat dan mengumpan ember berisi air dari tangan ke tangan
sampai air tiba di tempat kebakaran.
alat pemadam api ini berguna digunakan untuk bahaya kebakaran berat
Alat Pemadam Api Berat (APAB,) adalah tabung pemadam api skala besar dan bisa
dioperasikan oleh dua orang atau lebih, dikarenakan bentuknya yang besar dan juga
berat. Cocok digunakan dalam kebakaran jenis kecil dan sedang, layaknya seperti
portable unit tabung jenis trolley juga memiliki berbagai bahan media atau isi sebagai
bahan pemadam api, di antaranya:
Merupakan media pemadam api serbaguna, aman dan luas pemakaiannya karena
dapat mematikan api kelas A, B, dan C.
Dapat menahan radiasi panas dengan kabut (serbuk) partikelnya.
Tidak menghantarkan listrik (Non Konduktif).
Kimia kering tidak beracun (Non Toxic).
Tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia.
Tabung Pemadam Api adalah salah satu produk yang menggunakan bahan dry
chemical powder, karena memiliki tingkat kelas kebakaran A, B, dan C.
alat pemadam api ini digunakan untuk kebakaran kelistrikan
Carbon Dioxide (CO2 ,) adalah Senyawa/bahan kimia yang terbentuk dari 1 atom
karbon + 2 atom oksigen, yang dapat dihasilkan baik dari kegiatan alamiah maupun
kegiatan manusia.
Foam AFFF (Aqueous Film Forming Foam,) adalah berbasis air dan sering
mengandung surfaktan berbasis hidrokarbon seperti sulfat sodium alkyl, fluoro
surfactant seperti: fluorotelomers, asam perfluorooctanoic (PFOA), asam
perfluorooctanesulfonic (PFOS). Mereka memiliki kemampuan untuk menyebar di
permukaan cairan berbasis hidrokarbon. Alcohol resistant aqueous film forming
foams (AR AFFF) adalah busa / foam yang tahan terhadap reaksi dari alkohol, dapat
membentuk lapisan/ segmen pelindung ketika dipakai atau di semprot.
alat pemadam api gas pengganti halon ini sangat bersih dan ramah lingkungan
Gas Pengganti Hallon Non CFC (HCFC-141B,) adalah senyawa kimia yaitu
hydrochlorofluorocarbon (HCFC). Merupakan senyawa dari 1,1-dichloro-1-
fluoroethane dan Chemical Abstracts.
PENUTUP
3.1.1 Kesimpulan
3.1.2 Saran
Tidak ada.
DAFTAR PUSTAKA