Anda di halaman 1dari 4

ORGANISASI PELATIHAN APAR

PELATIHAN DAN BAGAN ORGANISASI ALAT PEMADAM

a) Pada hari Jumat, tanggal 12 Mei 2023, KPPN Kolaka mengadakan kegiatan
Pelatihan Pengenalan dan Tata Cara Penggunaan APAR Bagi Pegawai Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara Kolaka secara luring bertempat di halaman
KPPN Kolaka. Kegiatan ini disampaikan oleh Muhammad Fauzan Irwan dan
Pebriyanto selaku Tim dari Kantor UPBU Sangia Ni Bandera Kolaka.
b) Narasumber menyampaikan bahwa Kebakaran itu melibatkan 3 (tiga) unsur yang
biasa disebut segitiga api, 3 (tiga) unsur penting dalam kebakaran antara lain bahan
bakar dalam jumlah yang cukup, zat pengoksidasi/oksigen dalam jumlah yang cukup,
dan sumber nyala yang cukup untuk menyebabkan kebakaran. Kebakaran terjadi
sangat cepat, apabila tidak segera ditanggulangi maka kerugian total akibat
kebakaran tidak akan bisa dihindari lagi.
c) Fauzan menjelaskan mengenai klasifikasi kebakaran yang mana
adalahvpenggolongan atau pembagian atas kebakaran berdasarkan pada jenis
benda/bahan yang terbakar. Dengan adanya klasifikasi kebakaran tersebut
diharapkan akan lebih mudah atau lebih cepat dan lebih tepat mengadakan
pemilihan media pemadaman yang akan digunakan untuk melaksanakan
pemadaman. Klasifikasi kebakaran sesuai dengan bahan bakar yang terbakardan
bahan pemadaman untuk masing-masing kelas yaitu:
2) Kelas A
Temasuk dalam kelas ini adalah kebakaran pada bahan yang mudah
terbakar biasa, misalnya : kertas, kayu, maupun plastik. Cara mengatasinya
yaitu bisa dengan menggunakan air untuk menurunkan suhunya sampai di
bawah titik penyulutan, serbuk kering untuk mematikan proses pembakaran
atau menggunakan halogen untuk memutuskan reaksi berantai kebakaran.
3) Kelas B
Kebakaran pada kelas ini adalah yang melibatkan bahan
cairan combustible dengan cairan flammable, seperti bensin, minyak tanah,
dan bahan serupa lainnya. Cara mengatasinya dengan bahan foam.
4) Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik yang bertegangan untuk
mengatasinya yaitu dengan menggunakan bahan pemadaman kebakaran
non kondusif agar terhindar dari sengatan listrik.
5) Kelas D
Kebakaran pada bahan logam yang mudah terbakar seperti titanium,
alumunium, magnesium, dan kalium. Cara mengatasinya
yaitu powder khusus kelas ini.
1) Memadamkan kebakaran dapat dilakukan dengan prinsip menghilangkan salah satu
atau beberapa unsur dalam proses nyala api, beberapa cara memadamkan api
yaitu:
2) Pendinginan (cooling)
Salah satu cara yang umum untuk memadamkan kebakaran adalah dengan cara
pendinginan/menurunkan temperatur bahan bakar sampai tidak dapat menimbulkan
uap atau gas untuk pembakaran. Salah satu bahan yang efektif terbaik menyerap
panas adalah air. Pendinginan permukaan biasanya tidak efektif pada produk gas
dan cairan yang mudah terbakar dan memiliki flash point dibawah suhu air yang
dipakai untuk pemadaman. Oleh karena itu media air tidak dianjurkan untuk
memadamkan kebakaran dari bahan cairan mudah terbakar dengan flash
point dibawah 100C atau 37C.
3) Penyalimutan (smothering)
Pendinginan dengan menggunakan oksigen (smothering), dengan
membatasi/mengurangi oksigen dalam proses pembakaran api akan dapat padam.
Pemadaman kebakaran dengan cara ini dapat lebih cepat apabila uap yang
terbentuk dapat terkumpul di dalam daerah yang terbakar, dan proses penyerapan
panas oleh uap akan berakhir apabila uap tersebut mulai mengembun, dimana
dalam proses pengembunan ini akan dilepasnya sejumlah panas.
4) Mengurangi/memisahkan benda yang belum terbakar dengan cara diurai
(starvation) dengan menjauhkan benda yang belum terbakar, menutup kran aliran
minyak/gas yang terbakar, dan merobohkan salah satu bangunan guna melindungi
bangunan yang jumlahnya lebih banyak dan belum terbakar.
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) merupakan alat yang ringan serta mudah dilayani
untuk satu orang guna memadamkan api/kebakaran pada awal terjadi kebakaran
(definisi berdasarkan Permenakertrans RI Nompr 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan). Alat pemadam api ringan
(APAR) didesain untuk memadamkan api kecil atau kebakaran ringan. Jangan gunakan
APAR untuk memadamkan kelas kebakaran yang sudah membesar atau tidak bisa
dikendalikan. Hal ini karena APAR tidak efektif untuk memadamkan api yang sudah
membesar.
Cara menggunakan APAR adalah dengan menarik /lepas pin pengunci tuas
APAR/tabung pemadam, arahkan selang ke titik pusat api, tekan tuas untuk
mengeluarkan isi APAR /tabung pemadam, dan sapukan secara merata sampai api
padam. Untuk memastikan keamanan dan keefektifan prosedur penggunaan APAR,
harus diperhatikan jarak penyemprotan APAR dari titik api. Prosedur penggunaan
APAR yang efektif dan aman adalah pada jarak 3-5 meter dari titik api. Jika prosedur
penggunaan APAR dilakukan lebih dari 5 meter, bahan pemadam api bisa menyebar
atau jatuh ke lantai/tanah sebelum mengenai titik api. Jika pemadaman api dilakukan
pada jarak kurang dari 3 meter dari titik api, hal ini bisa menyebabkan pengguna APAR
terkena jilatan api yang membahayakan.
Saat melakukan SOP pemadaman kebakaran dengan APAR, ada beberapa aspek
penting yang harus diperhatikan. Aspek-aspek penting ini wajib diketahui
dan diterapkan supaya proses pemadaman api berjalan dengan aman dan lancar.
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam prosedur penggunaan APAR adalah
sebagai berikut:
1. Perhatikan jenis benda yang terbakar untuk menentukan risiko kelas kebakaran dan
jenis APAR yang tepat untuk memadamkannya;
2. Jangan menyemprotkan APAR dengan posisi berlawanan arah angin;
3. Gunakan APAR dengan memposisikan diri pada jarak 3 – 5 meter dari titik api;
4. Bawa tabung berukuran besar dengan cara dipanggul, bukan ditenteng atau
dijinjing;dan
5. Jangan menarik safety pin sambil menekan tuas APAR secara bersamaan.

Anda mungkin juga menyukai