Anda di halaman 1dari 4

APAR DAN FUNGSINYA

Pada hari Jumat, tanggal 12 Mei 2023, KPPN Kolaka mengadakan kegiatan Pelatihan
Pengenalan dan Tata Cara Penggunaan APAR Bagi Pegawai Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Kolaka secara luring bertempat di halaman KPPN Kolaka.
Kegiatan ini disampaikan oleh Muhammad Fauzan Irwan dan Pebriyanto selaku Tim
dari Kantor UPBU Sangia Ni Bandera Kolaka.
Narasumber menyampaikan bahwa Kebakaran itu melibatkan 3 (tiga) unsur yang biasa
disebut segitiga api, 3 (tiga) unsur penting dalam kebakaran antara lain bahan bakar
dalam jumlah yang cukup, zat pengoksidasi/oksigen dalam jumlah yang cukup, dan
sumber nyala yang cukup untuk menyebabkan kebakaran. Kebakaran terjadi sangat
cepat, apabila tidak segera ditanggulangi maka kerugian total akibat kebakaran tidak
akan bisa dihindari lagi.
Fauzan menjelaskan mengenai klasifikasi kebakaran yang mana adalahvpenggolongan
atau pembagian atas kebakaran berdasarkan pada jenis benda/bahan yang terbakar.
Dengan adanya klasifikasi kebakaran tersebut diharapkan akan lebih mudah atau lebih
cepat dan lebih tepat mengadakan pemilihan media pemadaman yang akan digunakan
untuk melaksanakan pemadaman. Klasifikasi kebakaran sesuai dengan bahan bakar
yang terbakardan bahan pemadaman untuk masing-masing kelas yaitu:
Kelas A
Temasuk dalam kelas ini adalah kebakaran pada bahan yang mudah terbakar biasa,
misalnya : kertas, kayu, maupun plastik. Cara mengatasinya yaitu bisa dengan
menggunakan air untuk menurunkan suhunya sampai di bawah titik penyulutan, serbuk
kering untuk mematikan proses pembakaran atau menggunakan halogen untuk
memutuskan reaksi berantai kebakaran.
Kelas B
Kebakaran pada kelas ini adalah yang melibatkan bahan cairan combustible dengan
cairan flammable, seperti bensin, minyak tanah, dan bahan serupa lainnya. Cara
mengatasinya dengan bahan foam.
Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik yang bertegangan untuk mengatasinya yaitu
dengan menggunakan bahan pemadaman kebakaran non kondusif agar terhindar dari
sengatan listrik.
Kelas D
Kebakaran pada bahan logam yang mudah terbakar seperti titanium, alumunium,
magnesium, dan kalium. Cara mengatasinya yaitu powder khusus kelas ini.
Memadamkan kebakaran dapat dilakukan dengan prinsip menghilangkan salah satu
atau beberapa unsur dalam proses nyala api, beberapa cara memadamkan api yaitu:
Pendinginan (cooling)
Salah satu cara yang umum untuk memadamkan kebakaran adalah dengan cara
pendinginan/menurunkan temperatur bahan bakar sampai tidak dapat menimbulkan
uap atau gas untuk pembakaran. Salah satu bahan yang efektif terbaik menyerap
panas adalah air. Pendinginan permukaan biasanya tidak efektif pada produk gas dan
cairan yang mudah terbakar dan memiliki flash point dibawah suhu air yang dipakai
untuk pemadaman. Oleh karena itu media air tidak dianjurkan untuk memadamkan
kebakaran dari bahan cairan mudah terbakar dengan flash point dibawah 100C atau
37C.
Penyalimutan (smothering)
Pendinginan dengan menggunakan oksigen (smothering), dengan
membatasi/mengurangi oksigen dalam proses pembakaran api akan dapat padam.
Pemadaman kebakaran dengan cara ini dapat lebih cepat apabila uap yang terbentuk
dapat terkumpul di dalam daerah yang terbakar, dan proses penyerapan panas oleh
uap akan berakhir apabila uap tersebut mulai mengembun, dimana dalam proses
pengembunan ini akan dilepasnya sejumlah panas.
Mengurangi/memisahkan benda yang belum terbakar dengan cara diurai (starvation)
dengan menjauhkan benda yang belum terbakar, menutup kran aliran minyak/gas yang
terbakar, dan merobohkan salah satu bangunan guna melindungi bangunan yang
jumlahnya lebih banyak dan belum terbakar.
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) merupakan alat yang ringan serta mudah dilayani
untuk satu orang guna memadamkan api/kebakaran pada awal terjadi kebakaran
(definisi berdasarkan Permenakertrans RI Nompr 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan). Alat pemadam api ringan
(APAR) didesain untuk memadamkan api kecil atau kebakaran ringan. Jangan gunakan
APAR untuk memadamkan kelas kebakaran yang sudah membesar atau tidak bisa
dikendalikan. Hal ini karena APAR tidak efektif untuk memadamkan api yang sudah
membesar.
Cara menggunakan APAR adalah dengan menarik /lepas pin pengunci tuas
APAR/tabung pemadam, arahkan selang ke titik pusat api, tekan tuas untuk
mengeluarkan isi APAR /tabung pemadam, dan sapukan secara merata sampai api
padam. Untuk memastikan keamanan dan keefektifan prosedur penggunaan APAR,
harus diperhatikan jarak penyemprotan APAR dari titik api. Prosedur penggunaan
APAR yang efektif dan aman adalah pada jarak 3-5 meter dari titik api. Jika prosedur
penggunaan APAR dilakukan lebih dari 5 meter, bahan pemadam api bisa menyebar
atau jatuh ke lantai/tanah sebelum mengenai titik api. Jika pemadaman api dilakukan
pada jarak kurang dari 3 meter dari titik api, hal ini bisa menyebabkan pengguna APAR
terkena jilatan api yang membahayakan.
Saat melakukan SOP pemadaman kebakaran dengan APAR, ada beberapa aspek
penting yang harus diperhatikan. Aspek-aspek penting ini wajib diketahui
dan diterapkan supaya proses pemadaman api berjalan dengan aman dan lancar.
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam prosedur penggunaan APAR adalah
sebagai berikut:
1. Perhatikan jenis benda yang terbakar untuk menentukan risiko kelas kebakaran dan
jenis APAR yang tepat untuk memadamkannya;
2. Jangan menyemprotkan APAR dengan posisi berlawanan arah angin;
3. Gunakan APAR dengan memposisikan diri pada jarak 3 – 5 meter dari titik api;
4. Bawa tabung berukuran besar dengan cara dipanggul, bukan ditenteng atau
dijinjing;dan
5. Jangan menarik safety pin sambil menekan tuas APAR secara bersamaan.

Anda mungkin juga menyukai