Anda di halaman 1dari 4

APAR (Alat Pemadam Api Ringan) adalah Alat pemadaman yang bisa dibawa / dijinjing dan

gunakan / dioperasikan oleh satu orang dan berdiri sendiri, mempunyai berat antara 0,5kg sampai
dengan 16 kg. Digunakan secara manual dan diarahkan dengan cara menyapu dari titik terluar
menuju titik terdalam dimana api berada.
Standar penempatan apar :
Dikarenakan fungsinya untuk penanganan dini, peletakan APAR-pun harus ditempatkan di
tempat-tempat tertentu dan mudah terlihat sehingga memudahkan didalam penggunaannya.
Standar penempatan apar sebenarnya sudah dirangkum dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi No : PER.04/MEN/1980 Tentang Syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan
APAR (Alat Pemadam Api Ringan).
- Ditempatkan di jalur keluar ruangan
- Ditempatkan dekat dengan pintu keluar
- Tidak boleh terkena sinar matahari langsung
- Sesuai dengan kebakaran yang mungkin terjadi
- Jarak APAR satu dengan APAR lainnya tidak boleh melebihi 15 m
- Digantung pada dinding atau tiang
- Tinggi bagian APAR dengan lantai 15 m
- CO2 atau dry chemical boleh lebih rendah dari tinggi dasar APAR dengan lantai
minimum 15 cm
- Diberi tanda/ rambu yang mudah terlihat
- Temperatur ruangan tertinggi 490 C
- APAR di tempat terbuka harus terlindungi dan bebas dari penghalang
- Tidak akan memungkinkan si pemakai terjebak bila kebakaran meluas
- Penyebaran merata dan sedapat mungkin pada tempat sejenis
Selain itu, jika APAR diletakan di luar ruangan, maka ada komponen penting yang harus
ditambahkan. Dikarenakan di luar ruangan paparan cuaca tidak dapat dihindarkan, maka APAR
sebaiknya harus dilindungi dengan komponen tambahan berupa Box Apar.
Box APAR berfungsi melindungi APAR dari paparan sinar matahari langsung dan cuaca ekstrem.
Karena, jika APAR terkena paparan cuaca ekstrem tanpa dilindungi box APAR, tak ayal jika
komponen APAR terutama tabung APAR akan keropos. Tak hanya itu, media dalam APAR-pun
juga akan menggumpal atau bisa saja kadaluarsa lebih dini. Maka, standar penempatan APAR di
luar ruangan haruslah menggunakan box APAR, supaya APAR terlindungi.
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam prosedur penggunaan APAR :
Perhatikan jenis benda yang terbakar untuk menentukan risiko kelas kebakaran dan jenis APAR
yang tepat untuk memadamkannya;
1. Jangan menyemprotkan APAR dengan posisi berlawanan arah angin;
2. Gunakan APAR dengan memposisikan diri pada jarak 3 – 5 meter dari titik api;
3. Bawa tabung berukuran besar dengan cara dipanggul, bukan ditenteng atau dijinjing;dan
4. Jangan menarik safety pin sambil menekan tuas APAR secara bersamaan.
Cara penggunaan apar :
1. Pull: Tarik Pin Pengaman
Cara penggunaan APAR sesuai SOP yang pertama yaitu tarik safety pin atau pin
pengaman pada APAR. Ingat, saat menarik pin pengaman tersebut, jangan sampai
menekan tuas atas dan bawah secara bersamaan. Pasalnya, hal ini bisa membuat pin
pengaman sulit dilepas.

2. Aim: Arahkan Nozzle ke Titik Api


Pegang ujung selang APAR, kemudian arahkan dengan tepat ke sumber api. Ada aspek
penting dalam prosedur penggunaan APAR yang satu ini, yaitu hindari memegang selang
pada bagian tengah atau pengkalnya. Pasalnya hal ini bisa membuat media pemadam api
tidak terarah dengan tepat ke titik api.

3. Squeeze: Tekan Tuas/Handle APAR


Prosedur penggunaan APAR ini dilakukan untuk mengeluarkan media pemadam api dari
dalam tabung. Menekan tuas secara penuh bertujuan agar bisa lebih cepat untuk
mengeluarkan seluruh isi media di dalamnya, sehingga api bisa cepat padam.

4. Sweep: Sapukan Media APAR


Prosedur penggunaan APAR yang terakhir adalah sapukan media pemadam api secara
menyeluruh ke sumber api. Caranya dengan menggerakan nozzle dari sisi kanan ke sisi
kiri atau sebaliknya. Langkah ini bertujuan agar penyebaran bahan pemadam api bisa
merata dan kebakaran bisa dipadamkan dengan segera.
Cara Menggunakan APAR yang Efektif untuk Padamkan Kebakaran :
- Gunakan APAR hanya untuk kebakaran kecil
- Pakai APAR sesuai jenis kebakaran yang terjadi
- Gunakan APAR pada jarak yang dekat
Persyaratan Teknis APAR :
- Tabung harus dalam keadaan baik ( tidak berkarat )
- Dilengkapi dengan etiket cara – cara penggunaan yang memuat urutan singkat dan jelas
tentang cara penggunaannya
- Segel harus dalam keadaan baik
- Tidak ada kebocoran pada membran tabung gas tekanan tinggi ( Cartridge )
- Slang harus dalam keadaan baik, tidak boleh ada retakan dan tahan tekanan tinggi.
- APAR jenis busa / foam, tabung dalamnya tidak bocor serta lubang pengeluaran tidak
tersumbat
- Bahan baku pemadaman harus selalu dalam keadaan baik
- Tutup tabung harus baik dan tertutup rapat
- Warna tabung harus mudah dilihat sesuai dengan jenis APAR
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) terdiri dari beberapa jenis, antara lain :
- Jenis Air (Water).
APAR jenis air terdapat dalam bentuk stored pressure type (tersimpan bertekanan) dan
gas cartridge type (tabung gas). Sangat baik digunakan untuk pemadaman kebakaran
kelas A (disebabkan benda padat (kayu, kertas, plastic)).

- Jenis Busa (Foam).


Jenis busa adalah bahan pemadam api yang efektif untuk kebakaran dengan material
utama minyak. Biasanya digunakan dari bahan tepung aluminium sulfat dan natrium
bicarbonat yang keduanya dilarutkan dalam air. Hasilnya adalah busa yang volumenya
mencapai 10 kali lipat. Pemadaman api oleh busa merupakan sistem isolasi, yaitu untuk
mencegah oksigen untuk tidak ikut dalam reaksi rantai kimia untuk kebakaran kelas B
(minyak, oli, cat, solar, bensin)

- Jenis Tepung Kimia Kering (Dry Chemical Powder).


Jenis ini efektif untuk kebakaran kelas B dan C dan juga bisa kelas A. Tepung serbuk
kimia kering berisi dua macam bahan kimia, yaitu Sodium Bicarboanat & Natrium
Bicarbonat, Gas nitrogen sebagai pendorong. Khusus untuk pemadaman kelas D (logam)
seperti Magnesium, Titanium, Zarcanium, dan lain-lain digunakan metal-dry powder
yaitu campuran Sodium, Potasium, dan Barium Chloride.
- Jenis Halon.
APAR jenis ini efektif untuk menanggulangi kebakaran peralatan listrik bertegangan
(kebakaran kelas C). Bahan pemadaman api gas Halon biasanya terdiri dari unsur-unsur
kimia seperti chlorine, flourine, bromide dan iodine.

- Jenis CO2.
Bahan pemadam jenis CO2 efektif untuk memadamkan kebakaran kelas B (minyak) dan
C(listrik). Berfungsi untuk mengurangi kadar oksigen dan efektif untuk memadamkan
kebakaran yang terjadi di dalam ruangan (indoor). Pemadaman dengan gas arang ini
dapat mengurangi kadar oksigen sampai dibawah 12%. (dba)

Pencegahan Kebakaran
Pencegahan terhadap kebakaran berpegang pada dasar-dasar segitiga api (segitiga api terdiri dari
oksigen, panas, bahan bakar), sehinnga cara pencegahannya dapat dilakukan sebagai berikut:
- Mengontrol bahan bakar
- Mengontrol panas
- Mengontrol oksigen

Anda mungkin juga menyukai