Kebakaran Kebakaran Suatu reaksi kimia yang merupakan hasil dari bertemunya unsur oksigen (O2), bahan bakar dan panas Ketiga ini dikenal sebagai segitiga api Untuk berlangsungnya suatu kebakaran diperlukan komponen keempat yaitu rantai reaksi kimia (chemical chain reaction). Teori ini dikenal sebagai Piramida Api atau Tetrahedron. Rantai reaksi kimia adalah peristiwa dimana ketiga elemen yang ada saling bereaksi secara kimiawi, sehingga yang dihasilkan bukan hanya pijar tetapi berupa nyala api atau peristiwa pembakaran Tiga unsur terjadinya api: * Oksigen: sumber oksigen dari udara, dimana dibutuhkan paling sedikit sekitar 15% volume oksigen dalam udara agar terjadi pembakaran * Panas: sumber panas diperlukan untuk mencapai suhu penyalaan sehingga dapat mendukung terjadinya kebakaran. Sumber panas antara lain: panas matahari, permukaan yang panas, nyala terbuka, gesekan, reaksi kimia eksotermis, energi listrik, percikan api listrik, api las/potong, gas yang dikompresi * Rantai reaksi kimia - Flammable Range adalah batas antara maksimum dan minimum konsentrasi campuran uap bahan bakar dan udara normal, yang dapat menyala/meledak setiap saat bila diberi sumber panas. - LEL/LFL (Low Explosive Limit/Low Flammable Limit): batas minimun dari konsentrasi campuran uap bahan bakar dan udara yang akan menyala atau meledak, bila diberi sumber nyala yang cukup. Kondisi ini disebut terlalu miskin kandungan uap bahan bakarnya (too lean) - UEL/UFL (Upper Explosive Limit/Upper Flammable Limit): batas maksimum dari konsentrasi campuran uap bahan bakar dan udara, yang akan menyala atau meledak, bila diberi sumber nyala yang cukup. Kondisi ini disebut terlalu kaya kandungan uap bahan bakarnya (too rich) Kebakaran dapat digolongkan menjadi beberapa kelas, yaitu kelas A,B,C,D dengan ketentuan: - Kelas A (Solid Fire): kebarakan yang terjadi pada bahan-bahan seperti kayu, kertas, sampah dan kain. Media yang dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran Kelas A adalah dengan menggunakan air dan debu kering - Kelas B (Liquid Fire): kebakaran yang terjadi pada zat cair yang mudah terbakar seperti minyak, cat, vernis. Pemadaman kebakaran Kelas B dapat dilakukan dengan menggunakan media debu kering, buih/soda dan varpoursing liquid - Kelas C (Gas and Steam Fire): kebakaran yang terjadi pada gas seperti butana, propane, oxy acetalane, gas (LPG). Pemadaman kebakaran Kelas C dapat dilakukan dengan menggunakan media debu kering, karbon dioksida (CO2) dan varpourising liqiud - Kelas D (Metal Fire): kebakaran yang terjadi pada unsur-unsur logam seperti potassium, sodium, kalsium, titanium, dan magnesium. Pemadaman kebakaran Kelas D dapat dilakukan dengan menggunakan media soda abu, pasir, debu kering, dan powder Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Alat Pemadam Kebakaran Jenis Air - Kandungan alat pemadam kebakaran ini adalah air biasa. - Untuk alat pemadam kebakaran air dengan volume air sekita 9 liter, jarak semprotan dapat mencapai 20-25 inch selama 60-120 detik. - Kelebihan alat pemadam air (portable): * Mudah dikendalikan * Dapat digunakan untuk memadamkan api pada awal kebakaran * Zat cair yang digunakan tidak berbahaya - Kekurangannya: * Hanya dapat digunakan sekali * Tidak cocok untuk memadamkan kebakaran yang terjadi pada alat elektronik dan unsur logam * Tidak dapat diletakkan ditempat yang suhunya dingin karena dapat membeku * Tidak dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran besar - Air dalam pemadaman bekerja secara fisis: * Mendinginkan: air mempunyai daya penyerap panas yang cukup tinggi, dalam hal ini berfungsi sebagai pendingin. Panas yang diserap dari 150°C sampai 1000°C: 84,4 Kcal/kg (152BTU/Ib). Panas laten penguapan: 538 Kcal/kg (970BTU/Ib). Panas yang diserap air dari 150°C sampai menjadi uap (1000C) adalah 622 Kcal/kg atau 1122BTU/Ib (9362BTU/galon) * Menyelimuti: air yang terkena panas berubah menjadi uap dan uap tersebutlah yang menyelimuti bahan bakar yang terbakar Alat Pemadam Kebakaran Jenis Debu Kering - Alat pemadam tipe ini berisi sodium bikarbinat 97%, magnesium steaote 1,5%, magnesium karbonat 1%, trikalsium karbonat 0,5% - Kelebihan alat pemadam kebakaran debu kering (portable): * Mudah dikendalikan * Dapat untuk memadamkan kebakaran kelas A, B, C dengan efektif * Pemadamnya lebih efektif jika dibandingkan dengan alat pemadam kebakaran jenis CO2 dan BCF * Semprotannya menggunakan release handle - Kekurangannya: * Hanya dapat digunakan sekali * Debunya dapat merusak bahan-bahan tertentu seperti mesin motor dan bahan makanan * Tidak dapat untuk memadamkan kebakaran pada unsur logam * Tidak dapat diletakkan ditempat yang suhunya dingin dan dapat membeku - Cara kerja debu kering dalam memadamkan api secara fisik yaitu dengan mengadakan pemisahan atau penyelimutan bahan bakar, sehingga tidak terjadi pencampuran oksigen dengan uap bahan bakar. - Dan secara kimiawi yaitu memutus rantai reaksi pembakaran dimana partikel-partikel debu kering tersebut akan menyerap radikal hidroksil dari api Alat Pemadaman Kebakaran Jenis Gas (CO2 dan N2) - Alat pemadam ini berisi cairan CO2 dalam tekanan dan mempunyai ukuran berat antara 2 hingga 5 lbs. - Jarak semprotan dapat mencapai 8-12 inch dengan waktu semprotan hanya 8-30 detik - Kelebihan: * Mudah dikendalikan * Dapat memadamkan pada awal kebarakan dengan efektif * Gasnya bersih dan tidak membantu kebakaran * Gasnya tidak mengalirkan listrik * Dapat dikenakan pada tempat-tempat yang mempunyai permukaan kecil - Kekurangan: * Hanya dapat digunakan sekali * Berat tabung tidak sepadan dengan kandungan gas (pada berat tabung 5,3 kg hanya mempunyai berat gas 2,2 kg saja) * Kandungan gas tidak dapat dilihat, sehingga perlu ditimbang secara regular untuk menghindari kekurangan gas hingga 10% * Tidak dapat memadamkan kebarakan kelas A, B, dan D * Tidak dapat untuk memadamkan kebakaran yang sudah terlalu besar - Media pemadaman jenis gas akan memadamkan api secara fisis yaitu pendinginan (cooling) dan penyelimutan (Dilusi) - Gas zat lemas banyak digunakan untuk mendorong tepung kimia pada instalasi pemadam tetap atau dilarutkan dalam BCF, sedangkan yang langsung digunakan untuk memadamkan api adalah gas asam (CO2) - Dalam pemakaiannya gas CO2, disimpan dalam tabung yang mempunyai tekanan 1000-1200 psi (80atm) Alat Pemadaman Kebakaran Jenis Buih/Busa (Foam) - Alat pemadam jenis buih/busa ini cocok untuk memadamkan kebakaran kelas B karena fungsinya yang menyelimuti dan menurunkan suhu dibawah suhu api (mendinginkan) - Alat ini biasanya mempunyai 2 tabung yaitu tabung dalam (aluminium sulphate) dan tabung luar (sodium bikarbonate/stabilizer) - Kelebihan: * Mudah dikendalikan * Buih/busa dapat menutup permukaan cair dan menyekat oksigen sehingga dapat mengurangi kebakaran * Tidak terganggu oleh tiupan angin * Dapat digunakan untuk memadamkan api pada awal kebakaran dengan efektif - Kekurangan: * Hanya dapat digunakan sekali * Tidak dapat memadamkan kebakaran Kelas A, C, dan D * Jika pencampuran bahan kimia tidak sempurna, maka buih tidak dapat memadamkan kebakaran dengan efektif * Tidak sesuai digunakan bersama dengan alat pemadam kebakaran jenis dry powder karena powder akan memecahkan buih - Adapun cara penggunaan alat pemadam kebakaran portable: 1. Pilih jenis alat pemadam kebakaran yang sesuai dengan bahan yang terbakar atau kelas kebakaran 2. Usahakan selalu mengikuti arah angin pada waktu memadamkan kebakaran 3. Praktekan kaedah PASS ketika menggunakan alat: - Pull (tarik): tarik segel keselamatan/safety pin - Aim (tujuan): arahkan nozel kearah puncak api - Squeeze (tekan/remas): tekan handle untuk menyemprotkan media pemadam api - Sweep (sapu): gerakkan nozel kekanan dan kekiri untuk menyegerakan proses pemadaman Alat Pemadam Api Berat (APAB) Alat pemadam ini disebut mobile karena umumnya dilengkapi dengan dua buah roda untuk memudahkan mobilitas pengguna Roda diperlukan karena APAB memiliki bobot cukup besar, yakni dari kisaran 20-100 kg Perbedaan APAB dengan APAR terletak dari tekanannya APAR memiliki tekanan langsung dalam arti medium pemadam kebakaran seperti karbondioksida, foam AFF ( Aqueous Film Forming) dan dry chemical telah bercampur menjadi satu dengan nitrogen kering sehingga ketika kita menekan tuas pegangan/katupnya, medium pemadam kebakaran dapat langsung keluar. Dalam APAB tekanan yang ada adalah tekanan tidak langsung (sistem cartidge) dalam arti tekanan tidak dicampur menjadi satu dengan medium pemadam kebakaran Alat pemadam api berat memiliki sebuah silinder khusus (cartridge) yang menyimpan gas pendorong 4 langkah penggunaan APAB: - Letakkan APAB sekitar 50 m dari lokasi kebakaran (sebaiknya anda tidak berada terlalu dekat dengan api) - Letakkan APAB dalam posisi tegak - Tarik pin pengaman yang umumnya berbentuk T, untuk membuka cartridge - Bentangkan selang penyemprot dan tekan tuas pegangan/katup untuk menyemprotkan medium pemadam kebakaran ke arah api Secara umum dalam keadaan darurat, cara pemadam kebarakan dapat dilakukan: - Matikan sumber api atau bahan yang dapat menyebabkan api - Pindahkanlah segera bahan-bahan disekitarnya yang dapat membuat api semakin membesar (mengisolir) - Panggil pemadam kebakaran setempat, telp 113 - Berusaha memadamkan dengan peralatan pemadam yang ada secepat mungkin, oleh karena itu perlu sekali kita berlatih untuk memakai pemadam secara kontinyu dan memilih jenis pemadam yang sesuai dan bermutu, karena dalam proses terjadinya kebakaran kecepatan pemadaman sangat menentukan Alat Pendeteksi Kebakaran Heat and Smoke Detector - Terdapat 2 tipe alat pendeteksi kebakaran yaitu smoke ( yang terdiri dari ion dan photo) dan heat detector - Apabila suatu alat pendeteksi kebakaran merupakan kombinasi dari semua sensor diatas maka disebut multi criteria detector - Alat pendeteksi kebakaran berbasis kerja asap (smoke); * Sensor (Chamber) pada alat pendeteksi kebakaran ion terdiri dari dua buah plat yang bermuatan listrik dan bahan radioaktif diantara plat positif dan negatif * Photoelectric sensor secara terus menerus memancarkan cahaya ke sebuah diode penerima, apabila kekuatan cahaya berkurang sampai nilai tertentu karena terhalang oleh banyaknya asap karena masuk kedalam alat pendeteksi kebakaran akan terjadi alarm - Alat pendeteksi kebakaran berbasis kerja panas (heat detector). * Heat detector ada dua macam yaitu ROR dan Fixed Detector * ROR akan bekerja berdasarkan kenaikan suhu yang terjadi * Fixed Detector mempunyai satu nilai tertentu untuk alarm - Biasanya smoke detektor dipasang bersama dengan penyiram air secara otomatis (water splingker) Rotary Hand Bell - Jenis alarm ini ideal digunakan dilokasi untuk kemah, taman kota, dan kawasan penumpukan barang diluar ruangan Lokasi Pemasangan Detector Kebakaran - Ceiling-Mounted Smoke Detector * Dimana pemasangan smoke detector di langit-langit jaraknya tidak boleh kurang dari 4 inch (100 mm) dari dinding tembok paling luar dan tidak boleh tinggi dari 30 feet (9m) dari lantai - Wall Mounted Smoke Detector * Pemasangan smoke detector didinding jaraknya tidak boleh kurang dari 4 inch (100 mm) tetapi tidak boleh dari 12 inch (300 mm) dibawah langit-langit Teknik Pemadam Api/Kebakaran Smothering (menyelimuti): teknik pemadaman dengan cara memisahkan uap bahan bakar dengan Oksigen (udara) Cooling (mendinginkan): teknik pemadaman dengan cara menyerap panas (menurunkan suhu) dari bahan bakar yang terbakar, sehingga proses pembakaran akan terhalang Starvation (mengurangi atau memisahkan bahan bakar): teknik pemadaman dengan cara memutuskan persediaan bahan bakar Breaking Chain Reaction: teknik pemadaman dengan cara memutuskan rantai reaksi kimia/reaksi pembakaran, atau dengan menangkap radikal-radikal bebas seperti OH- dan H+, agar tidak dapat melanjutkan proses pembakaran dari api tersebut