Anda di halaman 1dari 20

7.

Kebakaran dan Pemadaman


Kebakaran
Kebakaran
 Suatu reaksi kimia yang merupakan hasil dari bertemunya
unsur oksigen (O2), bahan bakar dan panas
 Ketiga ini dikenal sebagai segitiga api
 Untuk berlangsungnya suatu kebakaran diperlukan
komponen keempat yaitu rantai reaksi kimia (chemical
chain reaction).
 Teori ini dikenal sebagai Piramida Api atau Tetrahedron.
 Rantai reaksi kimia adalah peristiwa dimana ketiga elemen
yang ada saling bereaksi secara kimiawi, sehingga yang
dihasilkan bukan hanya pijar tetapi berupa nyala api atau
peristiwa pembakaran
 Tiga unsur terjadinya api:
* Oksigen: sumber oksigen dari udara, dimana
dibutuhkan paling sedikit sekitar 15% volume
oksigen dalam udara agar terjadi pembakaran
* Panas: sumber panas diperlukan untuk
mencapai suhu penyalaan sehingga dapat
mendukung terjadinya kebakaran. Sumber panas
antara lain: panas matahari, permukaan yang
panas, nyala terbuka, gesekan, reaksi kimia
eksotermis, energi listrik, percikan api listrik, api
las/potong, gas yang dikompresi
* Rantai reaksi kimia
- Flammable Range adalah batas antara maksimum dan
minimum konsentrasi campuran uap bahan bakar dan
udara normal, yang dapat menyala/meledak setiap saat
bila diberi sumber panas.
- LEL/LFL (Low Explosive Limit/Low Flammable
Limit): batas minimun dari konsentrasi campuran uap
bahan bakar dan udara yang akan menyala atau meledak,
bila diberi sumber nyala yang cukup. Kondisi ini disebut
terlalu miskin kandungan uap bahan bakarnya (too lean)
- UEL/UFL (Upper Explosive Limit/Upper Flammable
Limit): batas maksimum dari konsentrasi campuran uap
bahan bakar dan udara, yang akan menyala atau meledak,
bila diberi sumber nyala yang cukup. Kondisi ini disebut
terlalu kaya kandungan uap bahan bakarnya (too rich)
 Kebakaran dapat digolongkan menjadi beberapa kelas, yaitu kelas
A,B,C,D dengan ketentuan:
- Kelas A (Solid Fire): kebarakan yang terjadi pada bahan-bahan seperti
kayu, kertas, sampah dan kain. Media yang dapat digunakan untuk
memadamkan kebakaran Kelas A adalah dengan menggunakan air dan
debu kering
- Kelas B (Liquid Fire): kebakaran yang terjadi pada zat cair yang mudah
terbakar seperti minyak, cat, vernis. Pemadaman kebakaran Kelas B
dapat dilakukan dengan menggunakan media debu kering, buih/soda dan
varpoursing liquid
- Kelas C (Gas and Steam Fire): kebakaran yang terjadi pada gas seperti
butana, propane, oxy acetalane, gas (LPG). Pemadaman kebakaran Kelas
C dapat dilakukan dengan menggunakan media debu kering, karbon
dioksida (CO2) dan varpourising liqiud
- Kelas D (Metal Fire): kebakaran yang terjadi pada unsur-unsur logam
seperti potassium, sodium, kalsium, titanium, dan magnesium.
Pemadaman kebakaran Kelas D dapat dilakukan dengan menggunakan
media soda abu, pasir, debu kering, dan powder
Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)
 Alat Pemadam Kebakaran Jenis Air
- Kandungan alat pemadam kebakaran ini adalah air
biasa.
- Untuk alat pemadam kebakaran air dengan volume
air sekita 9 liter, jarak semprotan dapat mencapai 20-25
inch selama 60-120 detik.
- Kelebihan alat pemadam air (portable):
* Mudah dikendalikan
* Dapat digunakan untuk memadamkan api pada awal
kebakaran
* Zat cair yang digunakan tidak berbahaya
- Kekurangannya:
* Hanya dapat digunakan sekali
* Tidak cocok untuk memadamkan kebakaran yang terjadi pada
alat elektronik dan unsur logam
* Tidak dapat diletakkan ditempat yang suhunya dingin karena
dapat membeku
* Tidak dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran besar
- Air dalam pemadaman bekerja secara fisis:
* Mendinginkan: air mempunyai daya penyerap panas yang
cukup tinggi, dalam hal ini berfungsi sebagai pendingin. Panas
yang diserap dari 150°C sampai 1000°C: 84,4 Kcal/kg
(152BTU/Ib). Panas laten penguapan: 538 Kcal/kg (970BTU/Ib).
Panas yang diserap air dari 150°C sampai menjadi uap (1000C)
adalah 622 Kcal/kg atau 1122BTU/Ib (9362BTU/galon)
* Menyelimuti: air yang terkena panas berubah menjadi uap dan
uap tersebutlah yang menyelimuti bahan bakar yang terbakar
 Alat Pemadam Kebakaran Jenis Debu Kering
- Alat pemadam tipe ini berisi sodium bikarbinat 97%, magnesium
steaote 1,5%, magnesium karbonat 1%, trikalsium karbonat 0,5%
- Kelebihan alat pemadam kebakaran debu kering (portable):
* Mudah dikendalikan
* Dapat untuk memadamkan kebakaran kelas A, B, C dengan efektif
* Pemadamnya lebih efektif jika dibandingkan dengan alat pemadam
kebakaran jenis CO2 dan BCF
* Semprotannya menggunakan release handle
- Kekurangannya:
* Hanya dapat digunakan sekali
* Debunya dapat merusak bahan-bahan tertentu seperti mesin motor
dan bahan makanan
* Tidak dapat untuk memadamkan kebakaran pada unsur logam
* Tidak dapat diletakkan ditempat yang suhunya dingin dan dapat
membeku
- Cara kerja debu kering dalam memadamkan api
secara fisik yaitu dengan mengadakan pemisahan
atau penyelimutan bahan bakar, sehingga tidak
terjadi pencampuran oksigen dengan uap bahan
bakar.
- Dan secara kimiawi yaitu memutus rantai reaksi
pembakaran dimana partikel-partikel debu kering
tersebut akan menyerap radikal hidroksil dari api
 Alat Pemadaman Kebakaran Jenis Gas (CO2 dan N2)
- Alat pemadam ini berisi cairan CO2 dalam tekanan
dan mempunyai ukuran berat antara 2 hingga 5 lbs.
- Jarak semprotan dapat mencapai 8-12 inch dengan
waktu semprotan hanya 8-30 detik
- Kelebihan:
* Mudah dikendalikan
* Dapat memadamkan pada awal kebarakan dengan
efektif
* Gasnya bersih dan tidak membantu kebakaran
* Gasnya tidak mengalirkan listrik
* Dapat dikenakan pada tempat-tempat yang
mempunyai permukaan kecil
- Kekurangan:
* Hanya dapat digunakan sekali
* Berat tabung tidak sepadan dengan kandungan gas (pada berat
tabung 5,3 kg hanya mempunyai berat gas 2,2 kg saja)
* Kandungan gas tidak dapat dilihat, sehingga perlu ditimbang secara
regular untuk menghindari kekurangan gas hingga 10%
* Tidak dapat memadamkan kebarakan kelas A, B, dan D
* Tidak dapat untuk memadamkan kebakaran yang sudah terlalu
besar
- Media pemadaman jenis gas akan memadamkan api secara fisis yaitu
pendinginan (cooling) dan penyelimutan (Dilusi)
- Gas zat lemas banyak digunakan untuk mendorong tepung kimia
pada instalasi pemadam tetap atau dilarutkan dalam BCF, sedangkan
yang langsung digunakan untuk memadamkan api adalah gas asam
(CO2)
- Dalam pemakaiannya gas CO2, disimpan dalam tabung yang
mempunyai tekanan 1000-1200 psi (80atm)
 Alat Pemadaman Kebakaran Jenis Buih/Busa (Foam)
- Alat pemadam jenis buih/busa ini cocok untuk memadamkan
kebakaran kelas B karena fungsinya yang menyelimuti dan
menurunkan suhu dibawah suhu api (mendinginkan)
- Alat ini biasanya mempunyai 2 tabung yaitu tabung dalam
(aluminium sulphate) dan tabung luar (sodium
bikarbonate/stabilizer)
- Kelebihan:
* Mudah dikendalikan
* Buih/busa dapat menutup permukaan cair dan menyekat
oksigen sehingga dapat mengurangi kebakaran
* Tidak terganggu oleh tiupan angin
* Dapat digunakan untuk memadamkan api pada awal
kebakaran dengan efektif
- Kekurangan:
* Hanya dapat digunakan sekali
* Tidak dapat memadamkan kebakaran
Kelas A, C, dan D
* Jika pencampuran bahan kimia tidak
sempurna, maka buih tidak dapat
memadamkan kebakaran dengan efektif
* Tidak sesuai digunakan bersama dengan
alat pemadam kebakaran jenis dry powder
karena powder akan memecahkan buih
- Adapun cara penggunaan alat pemadam kebakaran portable:
1. Pilih jenis alat pemadam kebakaran yang sesuai dengan
bahan yang terbakar atau kelas kebakaran
2. Usahakan selalu mengikuti arah angin pada waktu
memadamkan kebakaran
3. Praktekan kaedah PASS ketika menggunakan alat:
- Pull (tarik): tarik segel keselamatan/safety pin
- Aim (tujuan): arahkan nozel kearah puncak api
- Squeeze (tekan/remas): tekan handle untuk menyemprotkan
media pemadam api
- Sweep (sapu): gerakkan nozel kekanan dan kekiri untuk
menyegerakan proses pemadaman
Alat Pemadam Api Berat (APAB)
 Alat pemadam ini disebut mobile karena umumnya dilengkapi dengan
dua buah roda untuk memudahkan mobilitas pengguna
 Roda diperlukan karena APAB memiliki bobot cukup besar, yakni dari
kisaran 20-100 kg
 Perbedaan APAB dengan APAR terletak dari tekanannya
 APAR memiliki tekanan langsung dalam arti medium pemadam
kebakaran seperti karbondioksida, foam AFF ( Aqueous Film
Forming) dan dry chemical telah bercampur menjadi satu dengan
nitrogen kering sehingga ketika kita menekan tuas pegangan/katupnya,
medium pemadam kebakaran dapat langsung keluar.
 Dalam APAB tekanan yang ada adalah tekanan tidak langsung (sistem
cartidge) dalam arti tekanan tidak dicampur menjadi satu dengan
medium pemadam kebakaran
 Alat pemadam api berat memiliki sebuah silinder khusus (cartridge) yang
menyimpan gas pendorong
 4 langkah penggunaan APAB:
- Letakkan APAB sekitar 50 m dari lokasi kebakaran (sebaiknya anda tidak
berada terlalu dekat dengan api)
- Letakkan APAB dalam posisi tegak
- Tarik pin pengaman yang umumnya berbentuk T, untuk membuka cartridge
- Bentangkan selang penyemprot dan tekan tuas pegangan/katup untuk
menyemprotkan medium pemadam kebakaran ke arah api
 Secara umum dalam keadaan darurat, cara pemadam kebarakan dapat
dilakukan:
- Matikan sumber api atau bahan yang dapat menyebabkan api
- Pindahkanlah segera bahan-bahan disekitarnya yang dapat membuat api
semakin membesar (mengisolir)
- Panggil pemadam kebakaran setempat, telp 113
- Berusaha memadamkan dengan peralatan pemadam yang ada secepat
mungkin, oleh karena itu perlu sekali kita berlatih untuk memakai pemadam
secara kontinyu dan memilih jenis pemadam yang sesuai dan bermutu, karena
dalam proses terjadinya kebakaran kecepatan pemadaman sangat menentukan
Alat Pendeteksi Kebakaran
 Heat and Smoke Detector
- Terdapat 2 tipe alat pendeteksi kebakaran yaitu smoke ( yang
terdiri dari ion dan photo) dan heat detector
- Apabila suatu alat pendeteksi kebakaran merupakan kombinasi
dari semua sensor diatas maka disebut multi criteria detector
- Alat pendeteksi kebakaran berbasis kerja asap (smoke);
* Sensor (Chamber) pada alat pendeteksi kebakaran ion terdiri dari
dua buah plat yang bermuatan listrik dan bahan radioaktif diantara
plat positif dan negatif
* Photoelectric sensor secara terus menerus memancarkan cahaya
ke sebuah diode penerima, apabila kekuatan cahaya berkurang
sampai nilai tertentu karena terhalang oleh banyaknya asap karena
masuk kedalam alat pendeteksi kebakaran akan terjadi alarm
- Alat pendeteksi kebakaran berbasis kerja panas
(heat detector).
* Heat detector ada dua macam yaitu ROR
dan Fixed Detector
* ROR akan bekerja berdasarkan kenaikan
suhu yang terjadi
* Fixed Detector mempunyai satu nilai
tertentu untuk alarm
- Biasanya smoke detektor dipasang bersama
dengan penyiram air secara otomatis (water
splingker)
 Rotary Hand Bell
- Jenis alarm ini ideal digunakan dilokasi untuk kemah,
taman kota, dan kawasan penumpukan barang diluar
ruangan
 Lokasi Pemasangan Detector Kebakaran
- Ceiling-Mounted Smoke Detector
* Dimana pemasangan smoke detector di langit-langit
jaraknya tidak boleh kurang dari 4 inch (100 mm)
dari dinding tembok paling luar dan tidak boleh
tinggi dari 30 feet (9m) dari lantai
- Wall Mounted Smoke Detector
* Pemasangan smoke detector didinding jaraknya
tidak boleh kurang dari 4 inch (100 mm) tetapi tidak
boleh dari 12 inch (300 mm) dibawah langit-langit
Teknik Pemadam Api/Kebakaran
 Smothering (menyelimuti): teknik pemadaman dengan cara
memisahkan uap bahan bakar dengan Oksigen (udara)
 Cooling (mendinginkan): teknik pemadaman dengan cara
menyerap panas (menurunkan suhu) dari bahan bakar yang
terbakar, sehingga proses pembakaran akan terhalang
 Starvation (mengurangi atau memisahkan bahan bakar): teknik
pemadaman dengan cara memutuskan persediaan bahan bakar
 Breaking Chain Reaction: teknik pemadaman dengan cara
memutuskan rantai reaksi kimia/reaksi pembakaran, atau
dengan menangkap radikal-radikal bebas seperti OH- dan H+,
agar tidak dapat melanjutkan proses pembakaran dari api
tersebut

Anda mungkin juga menyukai