Anda di halaman 1dari 4

SOAL UTS TDLK

Nama : FALYA TRIANTAMA


Tanggal : 30 Agustus 2023
Kelas : DIII/STr
Semester :V

1. Apa yang membuat Perusahaan memiliki risiko kebakaran yang berbeda-beda, Jelaskan!
2. Jelaskan apa itu segitiga api, dan berikan contoh kasus cara memutus segitiga tersebut
di masing-masing elemen.
3. Jelaskan proses terjadinya fenomena Backdraft!
4. Sebutkan sarana dan prasarana kebakran apa saja yang wajib dimiliki oleh suatu
Perusahaan!
5. Sebutkan kategori-kategoi kebakaran dan jenis APAR yang cocok untuk masing-masing
kategori kebakaran
6. Sebutkan apa saja yang harus diperiksa saat melakukan inspeksi APAR!
7. APAR jenis Powder merupakan APAR yang paling banyak digunakan,
a. Mengapa?
b. Namun tidak cocok digunakan di usaha catering, Mengapa? Dan sebaiknya
menggunakan apa?
8. Jelaskan cara menggunakan APAR!
9. Jelaskan mengapa kamu mencontek! Jika tidak merasa mencontek atau copy paste
punya teman lewatkan pertanyaan ini.

JAWABAN

1. Perusahaan memiliki risiko kebakaran yang berbeda-beda karena faktor-faktor


seperti jenis industri, bahan yang digunakan, proses produksi, sistem peralatan,
kebijakan keamanan, dan lokasi fisik. Misalnya, industri kimia memiliki risiko yang
lebih tinggi karena bahan kimia yang mudah terbakar, sedangkan perusahaan IT
mungkin memiliki risiko lebih rendah karena sedikit bahan berpotensi
menyebabkan kebakaran.
2. Segitiga api adalah konsep yang menggambarkan tiga elemen yang diperlukan untuk
menyebabkan dan mempertahankan kebakaran, yaito bahan bakar, oksigen, dan
panas. Jika salah satu elemen ini dihilangkan, maka kebakaran tidak dapat bertahan.
Untuk contoh kasusnya yaitu
• Bahan Bakar: Ini adalah materi yang terbakar. Untuk memutuskan elemen
bahan bakar, Anda perlu menghilangkan atau memindahkan materi yang
mudah terbakar dari area tersebut. Misalnya, dalam kebakaran di dapur,
Anda dapat memadamkan api dengan mengangkat panci dari kompor.
• Oksigen: Kebakaran membutuhkan oksigen untuk terus berkobar. Cara
paling umum untuk memutuskan elemen oksigen adalah dengan
menghalangi pasokan udara. Contohnya, dalam kebakaran ruangan, menutup
pintu atau jendela dapat mengurangi aliran udara dan menghambat
pertumbuhan api.
• Panas: Panas adalah sumber energi yang memulai reaksi kimia yang
menyebabkan pembakaran. Untuk memutuskan elemen panas, Anda perlu
mendinginkan area tersebut. Sebagai contoh, dalam kasus kebakaran kulkas
atau peralatan elektronik, memutuskan pasokan listrik akan menghentikan
sumber panas.
3. Backdraft adalah fenomena yang berbahaya yang terjadi dalam kebakaran tertutup di
mana api tiba-tiba meledak dengan hebat ketika ada pasokan udara yang tiba-tiba
masuk ke dalam ruangan yang telah kehilangan sebagian besar oksigennya. Proses
terjadinya backdraft dapat dijelaskan sebagai berikut:
o Pertama-tama, ruangan menjadi kaya akan gas-gas pembakaran: Saat terjadi
kebakaran tertutup dalam sebuah ruangan, api akan mengkonsumsi oksigen
dan menghasilkan gas-gas pembakaran seperti karbon monoksida dan karbon
dioksida. Kekurangan oksigen ini menyebabkan api menjadi lemah dan
penglihatan di dalam ruangan menjadi kabur karena asap.
o Ketika pasokan udara tiba-tiba masuk: Jika tiba-tiba ada sumber pasokan
udara yang masuk ke dalam ruangan, seperti saat pintu atau jendela dibuka,
udara segar kaya oksigen masuk dengan cepat. Udara ini akan mencampur
dengan gas-gas pembakaran yang ada di dalam ruangan.
o Peningkatan tiba-tiba dalam kandungan oksigen: Kehadiran udara segar yang
kaya oksigen memungkinkan gas-gas pembakaran yang telah terkumpul di
dalam ruangan terbakar kembali dengan sangat cepat. Kombinasi antara
udara segar dan gas-gas pembakaran yang sudah terikat ini dapat
menciptakan ledakan yang keras dan hebat.
o Terjadinya ledakan: Backdraft menghasilkan ledakan yang bisa sangat
destruktif. Tekanan yang terbentuk akibat gas yang terbakar kembali dengan
cepat menyebabkan ledakan yang mengeluarkan api, panas, dan asap dengan
kekuatan yang menghancurkan.
4. Beberapa sarana dan prasarana kebakaran yang wajib dimiliki oleh suatu perusahaan
antara lain: alat pemadam kebakaran (APAR), sprinkler, alarm kebakaran, jalur
evakuasi, tanda-tanda peringatan, dan pelatihan evakuasi bagi karyawan.
5. Kategori-kategori kebakaran umumnya dibagi menjadi beberapa kelas, dan berikut
adalah jenis-jenis APAR yang cocok untuk masing-masing kategori kebakaran:

1. Kelas A (Material padat): APAR berjenis air atau busa yang cocok untuk
memadamkan api pada bahan-bahan seperti kayu, kertas, dan kain.
2. Kelas B (Cairan mudah terbakar): APAR berjenis foam (busa) atau dry
chemical yang cocok untuk mengatasi kebakaran yang melibatkan cairan
mudah terbakar seperti minyak, bensin, atau pelarut.
3. Kelas C (Listrik): APAR berjenis gas karbondioksida (CO2) yang tidak
meninggalkan residu dan aman untuk memadamkan kebakaran di peralatan
listrik.
4. Kelas D (Logam): APAR khusus yang berisi bahan kimia khusus untuk
memadamkan kebakaran yang melibatkan logam seperti magnesium atau
natrium.
6. Saat melakukan inspeksi APAR (Alat Pemadam Api Ringan), ada beberapa hal yang
perlu diperiksa untuk memastikan bahwa alat tersebut siap digunakan dalam situasi
darurat. Berikut adalah beberapa hal yang harus diperiksa saat melakukan inspeksi
APAR:
o Tanda-tanda Fisik dan Kerusakan: Periksa apakah tabung APAR dalam
kondisi fisik yang baik dan tidak ada tanda-tanda kerusakan, penyok, atau
korosi yang serius pada tabungnya.
o Penandaan dan Identifikasi: Pastikan label dan tanda identifikasi pada tabung
APAR mudah terbaca dan jelas, termasuk jenis bahan yang dapat
dipadamkan dan tanggal kadaluarsa terakhir.
o Segel Keutuhan: Periksa apakah segel pengaman pada tabung atau
penutupnya masih utuh. Jika segel rusak atau rusak, itu bisa menjadi
pertanda bahwa APAR telah digunakan sebelumnya atau diperiksa oleh
orang yang tidak berwenang.
o Indikator Tekanan: Pastikan indikator tekanan pada manometer
menunjukkan tekanan yang masih berada dalam batas yang aman. Ini
menunjukkan bahwa APAR memiliki cukup tekanan untuk melakukan
pemadaman.
o Tuas Pemicu: Periksa apakah tuas pemicu berada dalam posisi yang siap
digunakan dan tidak ada hambatan yang menghalangi pemicu dari
aktuasi yang lancar.
o Selang dan Nosel: Pastikan selang pemadam api dan nosel tidak rusak,
tersumbat, atau mengalami keausan yang signifikan yang dapat
mempengaruhi kemampuan alat untuk mengalirkan agen pemadam api
dengan baik.
o Kunci Keselamatan: Beberapa APAR memiliki kunci keselamatan yang
harus dihilangkan sebelum dapat mengaktifkan alat. Pastikan kunci tersebut
masih ada dan dapat dengan mudah diakses.
o Tempat Penyimpanan: Pastikan APAR disimpan pada tempat yang mudah
dijangkau dan terlihat dengan jelas. Ini memastikan bahwa alat dapat diambil
dan digunakan dengan cepat jika terjadi kebakaran.
7. a. Mengapa APAR Jenis Powder Banyak Digunakan:
APAR jenis serbuk (powder) banyak digunakan karena memiliki sifat pemadaman
yang sangat efektif pada berbagai jenis kebakaran. Serbuk pemadam api dalam
APAR ini biasanya merupakan campuran bahan kimia kering yang dapat
menghambat reaksi kimia yang terjadi dalam api. APAR serbuk cocok untuk
kebakaran kelas A, B, dan C, yang meliputi bahan padat, cair, dan gas.
b. Ketidakcocokan APAR Jenis Powder di Usaha Catering:
APAR jenis serbuk tidak cocok digunakan di usaha catering atau tempat makanan
karena serbuk pemadamnya dapat mengkontaminasi makanan dan peralatan. Selain
itu, penggunaan serbuk pemadam pada makanan dapat menghasilkan residu yang
sulit dibersihkan dan dapat membahayakan kesehatan jika tertelan. Juga, sifat serbuk
yang bisa menimbulkan debu dan kabut halus dapat mengganggu
lingkungan makanan.
8. -pilih apar yang tepat
-lepas pengunci atau segel
-posisikan apar
-arahkan nozzle ka akar api
-tekan tuas
-gerakan nozzle secara lambat

Anda mungkin juga menyukai