1 Tahun 1970
2. Kepmenaker No.186 Tahun 1999 => Unit
penanggulangan kebakaran, klasifikasi bahaya
kebakaran
3. Permenaker No.04 Tahun 1980 => Penggunaan &
Pemeliharaan APAR
4. Permenaker No.02 Tahun 1983 => Persyaratan Alarm
Kebakaran
5. Instruksi Menaker No. INS.11/M/BW/1997 =>
Pengujian Alarm, Hidran dan Sprinkler
6. SNI dan Standar Internasional, example : NFPA
(National Fire Protection Association)
INSTRUKSI MENTERI TENAGA KERJA NO. INS.11/M/BW/1997 :
Proteksi kebakaran pasif adalah suatu teknik desain tempat kerja untuk
membatasi atau menghambat penyebaran api, panas dan gas baik secara
vertikal maupun horizontal dengan mengatur jarak antara bangunan,
memasang dinding pembatas yang tahan api, menutup setiap bukaan dengan
media yang tahan api atau dengan mekanisme tertentu
LOKALISIR
PEMADAMAN
AWAL
DETEKSI &
ALARM
IGNITION
Prinsip Dilution
PEMADAMAN Udara
Smothering
Starving Cooling
Bahan bakar
API Heat
ALAT PEMADAM API RINGAN
POWDER
FOAM
HALON
Tipe konstruksi
STORAGE
CO2
PRESSURE
( N2 )
CARTRIDGE
Tipe konstruksi
2. Bila box dikunci maka bagian depan box diberi kaca yg mudah
dipecahkan bila akan digunakan
Untuk jenis gas & dry chemical tidak kurang dari 15 cm dari
permukaan lantai
PENGISIAN (REFILL) APAR
PERMENAKER NO.04 TAHUN 1980
STANDAR APAR
APAR
Dirancang dengan tekanan > 14kg/cm2
dapat mendorong seluruh medianya
(sisa mak 15%) dalam waktu min. 8 detik
Syarat :
- Angka keamanan min 4,13 x WP (65 oC)
- Test pressure 1,5 x WP(65 oC)
- Pengujian ulang tiap 5 tahun
APAR
Sebagai sarana K3 (Safety Equipment)
Pengandung Potensi Bahaya
Hydro Static Test
Bursting Test
HYDROSTATIC TEST
> 4.13 WP
Pressure
> 20 kg/cm2
1.5 WP
Expansion
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA
Jenis media pemadam kebakaran
Klasifikasi Jenis kebakaran Tipe basah Tipe kering
Air Busa Powder Clean
Agent
Bahan padat seperti kayu VVV V VV VVV*)
Klas A Bahan berharga atau penting XX XX VV**) VVV
Bahan cair XXX VVV VV VVV
Klas B Bahan gas X X VV VVV
Klas C Panel listrik, XXX XXX VV VVV
Klas D Kalium, litium, magnesium XXX XXX Khusus XXX
Keterangan :
VVV : Sangat efektif X : Tidak tepat
VV : Dapat digunakan XX : Merusak
V : Kurang tepat / tidak dianjurkan XXX : Berbahaya
*) : Tidak efisien **) : Kotor / korosif
PEMERIKSAAN APAR
(2 X SETAHUN)
1A 1B
A 2A 2B
3A 5B
B 4A 10B
6A 20B
C 10A 30B
20A 40B
40A 80B
D
STANDAR UJI
A. : Tumpukan kayu dengan volume tertentu
dibakar 10 menit
B. : Premium dengan jumlah dan luas
tertentu dibakar 3 menit
C. : Sasaran bertegangan 10.000 Volt
D. : Tidak dilakukan pengujian
STANDAR UJI
Rating A
Klasifikasi hunian
Ringan Sedang Berat
Rating Jarak Luas Luas Luas
ft sq ft sq.ft sq.ft
1A 75 3000 X X
2A 75 6000 3000 X
3A 75 11250 4500 3000
4A 75 11250 6000 4500
6A 75 11250 9000 6000
10A 75 11250 11250 9000
20A 75 11250 11250 11250
40A 75 11250 11250 11250
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
(LITER) PANCARAN (DETIK)
(METER)
AIR 5 L 10-1 3 M 45 1 A
10 L 10-1 3 M 60 2 A
15 L 10-1 3 M 120 3 A
ASAM 5 L 10-1 3 M 30 1 A
SOD A
10 L 15 M 60 2 A
65 L 15 M 120 10 A
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
PANCARAN (DETIK)
(METER)
BU SA 5 L 10-1 3 M 45 1 A, 1B
10 L 10-1 3 M 60 2 A, 2B
15 L 10-1 3 M 120 3 A,3B
CO2 2 KG 3 M 30 1 B,C
7KG 3 M 30 2B,C
10 KG 3 M 30 2B,C
25 KG 4 M 30 10B,C
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
(KG) PANCARAN (DETIK)
(METER)
D RY 0,5 3 10 1 B,C
POWD ER 1 3 10 2 B,C
2 3 10 4B,C
5 7 20 7B,C
15 15 25 20B,C
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
(KG) PANCARAN (DETIK)
(METER)
DRY 0,5 2 8 1 B ,C
POWDER 2 4 10 2 B ,C
AMMONIUM 4 4 12 3 B ,C
PHOSPATE
5 7 13 1 A ,5 B , C
(ABC) 10 7 20 2 A ,1 0 B , C
15 7 20 4 A ,2 0 B , C
37,5 10 30 8 A ,4 0 B , C
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
(KG) PANCARAN (DETIK)
(METER)
HAL ON 1 3 8 2B, C
121 1 2 4 12 4B, C
5 5 15 10B, C
HAL ON 1 2 10 2B,C
130 1
WATER KEGAGALAN APAR
POWDER
HALON
WATER
HALON
POWDER
2
FOAM
Jenis tidak sesuai
TUJUAN AUDIT
Menilai secara Sistematis, kritis dan independen
terhadap konsistensi maksud dan tujuan penyediaan
APAR sehingga sewaktu-waktu terjamin dapat
difungsikan sesuai maksud dan tujuannya
•Efektif
•Aman
•Tidak Merusak
1. Kebijakan
• Apakah ada kebijakan tertulis?
• Bagaimana proses merumuskan kebijakan?
• Apakah kebijakan disosialisasi?
• Dokumentasi?
2. Perencanaan
• Fire risk Assessment?
• Rekomendasi?
• Jenis dan ukuran tepat?
• Pengadaan
• Dokumentasi
3. Penempatan
• Lokasi?
• Tanda pemasangan ?
• Jarak?
• No register
•Efektif
•Aman
•Tidak Merusak
3. Pemeliharaan
• Tiap 6 bulan?
• Tiap 12 bulan?
• Dokomen?
• Refilling ?
• Pengujian?
4. Petugas
• Penunjukan?
• Kompetensi/Sertifikat?
• Latihan ?
• Gladi?
AUDIT
ALAT PEMADAM API RINGAN
TUJUAN
TUJUAN AUDIT
Menilai secara Sistematis, kritis dan independen
terhadap konsistensi maksud dan tujuan penyediaan
APAR sehingga sewaktu-waktu terjamin dapat
difungsikan sesuai maksud dan tujuannya
•Efektif
•Aman
•Tidak Merusak
1. Kebijakan
• Apakah ada kebijakan tertulis?
• Bagaimana proses merumuskan kebijakan?
• Apakah kebijakan disosialisasi?
• Dokumentasi?
2. Perencanaan
• Fire risk Assessment?
• Rekomendasi?
• Jenis dan ukuran tepat?
• Pengadaan
• Dokumentasi
3. Penempatan
• Lokasi?
• Tanda pemasangan ?
• Jarak?
• No register
•Efektif
•Aman
•Tidak Merusak
3. Pemeliharaan
• Tiap 6 bulan?
• Tiap 12 bulan?
• Dokumen?
• Refilling ?
• Pengujian?
4. Petugas
• Penunjukan?
• Kompetensi/Sertifikat?
• Latihan ?
• Gladi?
INSTALASI ALARM
TANDA BAHAYA KEBAKARAN
TUJUAN
PEMASANGAN INSTALASI ALARM KEBAKARAN
OTOMATIK BERTUJUAN UNTUK MENDETEKSI
KEBAKARAN SEAWAL MUNGKIN, SEHINGGA
Ruang lingkup
- Perencanaan
- Pemasangan,
- Pemeriksaan
- Pengujian
- Pemeliharaan
DETEKTOR
AUDIBLE ALARM
INPUT
Nyala
Asap
OUTPUT
ANN
HYDRANT
MCFA
MCFA (MAIN CONTROL FIRE ALARM)
SMOKE
JENIS DAN TIPE DETEKTOR
•ULTRA VIOLET
Nyala
•INFRA RED
Asap •IONIZATION
•OPTIC
Manual
•Push bottom
•Pull down
•break glass
SMOKE DETECTOR
Smoke Detector mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap
memiliki partikel-partikel yang kian lama semakin memenuhi ruangan
smoke (smoke chamber) seiring dengan meningkatnya intensitas
kebakaran. Jika kepadatan asap ini (smoke density) telah melewati
ambang batas (threshold), maka rangkaian elektronik di dalamnya
akan aktif. Area proteksinya mencapai 150m2 untuk ketinggian plafon
4m.
SMOKE DETECTOR
Jenis Smoke Detector:
Ionisation Smoke Detector yang bekerjanya berdasarkan tumbukan
partikel asap dengan unsur radioaktif Am di dalam ruang detector
(smoke chamber).
Photoelectric Type Smoke Detector (Optical) yang bekerjanya
berdasarkan pembiasan cahaya lampu LED di dalam ruang detector
oleh adanya asap yang masuk dengan kepadatan tertentu.
Smoke Ionisasi cocok untuk mendeteksi asap dari kobaran api yang
cepat (fast flaming fires), tetapi jenis ini lebih mudah terkena false
alarm, karena sensitivitasnya yang tinggi. Oleh karenanya lebih cocok
untuk ruang keluarga dan ruangan tidur.
Smoke Optical (Photoelectric) lebih baik untuk mendeteksi asap dari
kobaran api kecil, sehingga cocok untuk di hallway (lorong) dan
tempat-tempat rata. Jenis ini lebih tahan terhadap false alarm dan
karenanya boleh diletakkan di dekat dapur.
.
(Rate of Rise) Heat Detector
Heat detector adalah pendeteksi kenaikan panas. Jenis ROR adalah
yang paling banyak digunakan saat ini, karena selain ekonomis juga
aplikasinya luas. Area deteksi sensor bisa mencapai 50m2 untuk
ketinggian plafon 4m. Sedangkan untukplafon lebih tinggi, area
deteksinya berkurang menjadi 30m2. Ketinggian pemasangan max.
hendaknya tidak melebihi 8m. ROR banyak digunakan karena
detector ini bekerja berdasarkan kenaikan temperatur secara cepat di
satu ruangan kendati masih berupa hembusan panas. Umumnya
pada titik 55oC - 63oC sensor ini sudah aktif dan membunyikan alarm
bell kebakaran. Dengan begitu bahaya kebakaran (diharapkan) tidak
sempat meluas ke area lain. ROR sangat ideal untuk ruangan kantor,
kamar hotel, rumah sakit, ruang server, ruang arsip, gudang pabrik
dan lainnya.
Prinsip kerja ROR sebenarnya hanya saklar bi-metal biasa. Saklar
akan kontak saat mendeteksi panas.
Fix Temperature
Fix Temperature termasuk juga ke dalam Heat Detector. Berbeda
dengan ROR, maka Fix Temperature baru mendeteksi pada derajat
panas yang langsung tinggi. Oleh karena itu cocok ditempatkan pada
area yang lingkungannya memang sudah agak-agak “panas”, seperti
pada ruang genset, basement, dapur-dapur foodcourt, gudang
beratap asbes, bengkel las dan sejenisnya. Alasannya, jika pada area
itu dipasang ROR, maka akan rentan terhadap False Alarm (Alarm
Palsu), sebab hembusan panasnya saja sudah bisa menyebabkan
ROR mendeteksi. ).
Pertanyaan yang sering diajukan adalah di area mana kita
menempatkan Smokedan di area mana kita
menempatkan Heat. Apabila titik-titiknya sudah ditetapkan secara
detail oleh Konsultan Proyek, maka kita harus mengikuti gambar titik
yang diberikan. Namun apabila belum, maka secara umum
patokannya adalah:
Panas 40 titik
EOL
Asap 20 titik
EOL
SPRINKLER LIFT
(FS) Off
PRESS FAN
POMPA MCFA On
HYDRANT
1. FIRE ALARM
1.1 Periksa control panel
-Indikator Suplai daya listrik, Harus stand by ON
-Apakah ada indikasi lain (Fault / Fire / Silence)
2. FIRE ALARM
2.1 Periksa control panel
-Indikator Suplai daya listrik, Harus stand by ON
-Apakah ada indikasi lain (Fault / Fire / Silence)
3. FIRE ALARM
3.1 Periksa control panel
-Indikator Suplai daya listrik, Harus stand by ON
-Apakah ada indikasi lain (Fault / Fire / Silence)
4. FIRE ALARM
4.1 Periksa control panel
-Indikator Suplai daya listrik, Harus stand by ON
-Apakah ada indikasi lain (Fault / Fire / Silence)
HR MG BL TH
BUZER !!!!!!!!!!!!
Mengandung potensi bahaya
keracunan
ALARM
DISCHART
Heat
Detector
Discharge
Cylinders Sirene Warning Signal
Control
Panel
Manual Abort
Manual Release Station
Double Warning Light Station
ANSUL - FIRE SUPRESSION SYSTEM FOR KITCHEN
SISTEM HYDRAN
Jaringan instalasi pipa air
untuk pemadam kebakaran
yang dipasang secara permanen
Seamiest
Connection
RESERVOAR
PENGERTIAN
84
4. Hidrant gedung ialah hydrant yang terletak didalam
suatu bangunan gedung dan sistem serta peralatannya
disediakan serta dipasang dalam bangunan / gedung
tersebut.
85
8. Siamese connection / sambungan pemadam kebaka-
ran / Fire Department Connection ialah bagian peralatan
dari instalasi pipa hydrant yang terletak diluar bangunan
dan digunakan untuk mensuply air dari mobil kebakaran.
86
11. Hose Reel ialah selang yang digunakan untuk
mengalirkan air yang pada bagian ujungnya selalu
terpasang nozle secara tetap dihubungkan secara
permanen dengan sumber air bertekanan.
12. Pipa tegak ialah bagian pipa yang naik ke atas dari
sistem pemipaan yang menyalurkan pasokan air untuk
sambungan selang dan springkler pada sistem
kombinasi tegak lurus dari lantai ke lantai.
87
Jet Nozzle
Hose
Y Conection
Hydrant
Pilar
Coupling
Adjustable Nozzle
1. Klasifikasi bangunan menurut tinggi bangunan dan
jumlah lantai :
94
Klasifikasi Jenis tempat kerja
97
3. Klasifikasi Hidrant
98
4. Perletakan hidrant berdasarkan luas lantai
klasifikasi bangunan dan jumlah lantai bangunan
99
5. Bangungan Industri
Setiap bangunan industri harus dilindungidengan
instalasi hidrant kebakaran dengan ketentuan
sebagai berikut :
100
c. Setiap bangunan industri dengan kebakran
sedang yang mempunyai luas lantai maksimum
800 (delapan ratus) m2 dan maksimum 1600
(seribu enam ratus) m2 harus dipasang minimum 2
(dua) titik hydrant, setiap penambahan luas lantai
maksimum 800 (delapan ratus) m2 harus ditambah
minimum 1 (satu) titik hidrant.
102
c. Setiap bangunan tempat beribadah dan pendidikan
untuk setiap 1000 m2 harus dipasang minimum 1
(satu) titik hidrant.
104
Spesifikasi pompa :
a. Kemampuan pompa dalam liter permenit
b. Tempat dimana pompa akan dipasang
c. Pompa pacu bekerja secara otomatis dan stop secara
otomatis.
d. Pompa utama dan cadangan bekerja secara otomatis dan
stop secara manual.
e. Panjang pemipaan banyaknya belokan dan banyaknya
penutup/kran/ valve.
f. Tekanan air pada titik tertinggi/terjauh dari pompa minimal
4,5 kg/cm2 maksimal 7 kg/cm2.
g. Sumber tenaga listrik cadangan yang dapat bekerja secara
otomatis.
106
Ada penurunan tekanan karena gravitasi ?
KARAKTERISTIK TEKANAN HYDRANT
RESERVOAR
UPRIGHT, PENDANT, SIDEWALL
53o C
141o C
68o C
182o C
79o C
201o C
260o C
93o C
1 HYDRANT
2 SPRINGKLER
3 LIFT
4 PRESSURIZED FAN
5 EMERGENCY
6 MDB
MDB
Suplai daya listrik
untuk instalasi 1
darurat harus 2
ditarik dari sisi 3
suplai sebelum 4
sakelar utama 5
6. Spare