Anda di halaman 1dari 113

1. UU No.

1 Tahun 1970
2. Kepmenaker No.186 Tahun 1999 => Unit
penanggulangan kebakaran, klasifikasi bahaya
kebakaran
3. Permenaker No.04 Tahun 1980 => Penggunaan &
Pemeliharaan APAR
4. Permenaker No.02 Tahun 1983 => Persyaratan Alarm
Kebakaran
5. Instruksi Menaker No. INS.11/M/BW/1997 =>
Pengujian Alarm, Hidran dan Sprinkler
6. SNI dan Standar Internasional, example : NFPA
(National Fire Protection Association)
INSTRUKSI MENTERI TENAGA KERJA NO. INS.11/M/BW/1997 :

Proteksi kebakaran pasif adalah suatu teknik desain tempat kerja untuk
membatasi atau menghambat penyebaran api, panas dan gas baik secara
vertikal maupun horizontal dengan mengatur jarak antara bangunan,
memasang dinding pembatas yang tahan api, menutup setiap bukaan dengan
media yang tahan api atau dengan mekanisme tertentu

Proteksi kebakaran aktif adalah penerapan suatu desain sistem atau


instalasi deteksi, alarm dan pemadan kebakaran pada suatu bagunan tempat
kerja yang sesuai dan handal sehingga pada bangunan tempat kerja tersebut
mandiri dalam hal sarana untuk menghadapi bahaya kebakaran
 MEANS OF ESCAPE (JALUR EVAKUASI)
PASSIF
 KOMPARTEMEN
 SMOKE CONTROL (PENGENDALI ASAP)
 FIRE DAMPER (BAHAN TAHAN API)
 FIRE RETARDANT (PELAPISAN BAHAN TAHAN API)

 DETEKSI /DETEKTOR(panas, asap, nyala)


AKTIF

 ALARM (AUDIBEL, VISIBEL)


 APAR
 SPRINKLER
 HYDRAN
MEANS OF ESCAPE (JALUR EVAKUASI)

- PETUNJUK ARAH DARURAT


- BAHAN PINTU DARURAT
- ARAH BUKAAN PINTU DARURAT
- PENANDAAN NO LANTAI
- PRESS FAN
- ASSEMBLY POINT
a. Ketahanan Struktur
Agar Konstruksi Bangunan mampu menciptakan Kestabilan Struktur selama terjadi
Kebakaran, sehingga memberi kesempatan pd Penghuni untuk menyelamatkan diri
& bagi Petugas Pemadam Kebakaran untuk melakukan Operasi Pemadaman
Kebakaran.

b. Dinding Tahan Api


Suatu bangunan harus mempunyai elemen bangunan yg pd tingkat tertentu dp
memperthankan Stabilitas Struktur selama terjadi Kebakaran.
Dinding Luar, Dinding Biasa & Bahan Lantai serta Rangka lantai harus dari bahan
yg tidak dapat terbakar.
Sifat Bahan Bangunan & Komponen Bangunan pd Bangunan harus mampu menahan
Penjalaran Api Kebakaran & membatasi timbulnya asap agar kondisi ruang di dalam
Bangunan Tetap Aman bagi penghuni sewaktu melaksanakan evakuasi.

c. Pintu Tahan Api & Penahan Asap


Pintu Tahan Api harus sesuai dg Standar Pintu Kebakaran & tidak rusak akibat
adanya radiasi panas.
Pintu Penahan Asap harus dibuat sedemikian rupa sehingga asap tidak akan
melewati pintu dari satu sisi ke sisi lainnya.
d. Kompartemenisasi

 Merupakan suatu upaya mencegah


Penjalaran Api & Asap Kebakaran dg cara
membatasi dinding, lantai kolom, balok
yg tahan thd api untuk waktu yg sesuai
dg Kelas Bangunan.

 Menurut Ketentuan, Kompartemen


Kebakaran adalah keseluruhan ruang yg
ada dalam suatu Bangunan yg
didalamnya dipisahkan menjadi bagian
ruang dalam Bangunan oleh Penghalang
Api & Asap Kebakaran yg mempunyai
ketahanan thd Penyebaran Api dg
Bukaan yg dilindungi secara baik.

 Kompartemen Kebakaraan antara lain


meliputi : Dinding Koridor, Pintu-pintu
Ruang, Dinding Pelindung yg
menyelubungi Tangga Keluar, Penutup-
penutup pd Bukaan Vertikal (Shaft
Mechanical & Electrical), Dinding
Pembatas Antar Ruang, dll.
KOMPARTEMENISASI

URAIAN Tipe Konstruksi bangunan


Tipe A Tipe B Tipe C
Klas 5 atau 9b Maks luas lantai 8000 m2 5500 m2 3000 m2
Maks volume 48000 m3 33500 m3 18000 m3

Kelas 6,7,8 atau 9a Maks luas lantai 5000 m2 3500 m2 2000 m2


(kecuali daerah Maks volume 30000 m3 21500 m3 12000 m3
perawatan pasien)
FIRE STOPPING

FIRE RETARDANT SMOKE DAMPER


Strategi tanggap darurat
pada bahaya kebakaran
RESCUE
PADAMKAN
EVAKUASI TOTAL

LOKALISIR

PEMADAMAN
AWAL

DETEKSI &
ALARM

IGNITION
Prinsip Dilution
PEMADAMAN Udara

Smothering

Starving Cooling

Bahan bakar
API Heat
ALAT PEMADAM API RINGAN

Portable Fire Extinguisher


ALAT PEMADAM API RINGAN
Ref :
Pert. Menaker No Per-04/Men/1980

• DAPAT DIOPERASIKAN SATU ORANG


• UNTUK PEMADAMAN MULA KEBAKARAN
• SEBATAS VOLUME API KECIL

HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA


• MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL
• KONDISI BAIK
• SETIAP ORANG DAPAT
MENGOPERASIKAN DENGAN BENAR,
TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA.
JENIS MEDIA PEMADAM

JENIS BASAH JENIS KERING


- AIR - DRY POWDER
- CO2
- BUSA
WATER

POWDER
FOAM

HALON
Tipe konstruksi

STORAGE

CO2
PRESSURE
( N2 )
CARTRIDGE
Tipe konstruksi

APAR type ini, bahan


pemadamnya didorong
keluar oleh gas bertekanan
yg dikempakan bersama
STORAGE
bahan pemadamnya di
PRESSURE
dalam tabung. Gas yg
dikempakan ke dalam
tabung  gas Nitrogen
(N2), APAR ini dilengkapi dg
petunjuk tekanan
Tipe konstruksi

APAR type ini bahan


pemadamnya didorong
keluar oleh gas bertekanan
yg keluar dari catridge yg
dipasang didalam tabung.
CARTRIDGE
Gas yg dikempakan ke
dalam catridge  gas
CO2
Kecelakaan Kerja Tambang di PT. WJ
Kecelakaan fatal yang merengut nyawa seorang karyawan PT. CA,
mitra kerja PT WJ terjadi pada hari Minggu, 28 September 2007
pada pukul 10.45 WIB, di anjungan PT. WJ. Korban yang
bernama Setio Budi, berumur 47 tahun dengan jabatan Machanical
Piping Supervisor pada saat kecelakaan terjadi sedang melakukan
pengelasan pipa fuel gas filter 2". Menurut laporan perusahaan
tempat korban bekerja, api kecil secara tiba-tiba muncul pada
ujung pipa yang sedang dikerjakan korban. Masih menurut sumber
yang sama, korban segera menghentikan pekerjaannya dan
mengupayakan pemadaman api dengan menggunakan portable
fire extinguisher, akan tetapi tabung pemadam meluncur dengan
deras kearah atas mengenai leher dan dagu korban. Kejadian ini
berakibat fatal menyebabkan kehilangan nyawa.Korban dinyatakan
meninggal pada jam 11.35 oleh dokter lapangan.

Kejadian ini menyebabkan proses pengelasan pipa fuel gas filter


dihentikan untuk sementara waktu menunggu penyelidikan internal
selesai. Kejadian tidak mengganggu produksi di anjungan PT. WJ
TANDA PEMASANGAN
1. APAR Jenis Air  bahan utama yg digunakan adalah air

2. Jenis Busa  Bahan yg digunakan :


• Tepung tunggal (single powder)
Tepung ini bila dicampur air  busa
• Tepung dual (dual powder)
Terdiri dari tepung aluminium sulfat & natrium karbonat  busa

3. Jenis Tepung Kering


• Utk memadamkan kebakaran bahan cair, gas & listrik (klas B & C)
(sodium bikarbonat/NaHCO3, Potasium bikarbonat / KHCO3,
potasium karbonat, Potasium Khlorida
• Utk memadamkan kebakaran Klas A, B & C digunakan :
- Amonium phospat
- Kalium sulfat
4. Jenis Halon
Bahannya terdiri dari ikatan metan & halogen (Yodium fluor, Chlor &
Brom)

5. Jenis CO2 (gas asam arang)


Digunakan utk memadamkan listrik bertegangan  lebih murah &
bersih

Hati hati penggunaan APAR CO2


PRINSIP PENGGUNAAN APAR
(TIDAK MELAWAN ANGIN)

APAR PRINSIP PENGGUNAAN

Dry Chemical • Disemburkan mulai dari tepi api terdekat


• Dikibaskan kekiri & kekanan
Air Bertekanan Disemprotkan ke dinding bagian dalam dari tempat
kebakaran

Busa (Foam) • Semprotkan de dinding bagian dalam dari tempat


kebakaran
• Penutupan permukaan yg terbakar dgn busa harus
sempurna
Halon Semprotkan ke sumber api dgn diratakan diseluruh
permukaan yg terbakar
Disemprotkan ke sumber api dgn menggerakkan corong ke
CO2
seluruh permukaan bahan yg terbakar
Bagaimana Menggunakan APAR
Mudah untuk mengingat bagaimana menggunakan
APAR jika ingat singkatan PASS dalam bahasa
Inggris yang merupakan kependekan dari
 Pull (Tarik),
 Aim (Arahkan/Bidik),
 Squeeze (Tekan),
 Sweep (Sapu),
Sebelumnya perhatikan terlebih dahulu arah angin.
Lakukan pemadaman dari arah datangnya angin.
Bagaimana Menggunakan APAR
Tarik pin.
Ini memungkinkan anda untuk
menyemprotkan APAR.

Arahkan ke dasar api.


Jika anda arahkan ke nyala/lidah
api (yang seringkali menggiurkan),
media pemadaman akan terbang
dan tidak dapat memadamkan api.
Anda harus mengenai bahan bakar.
Bagaimana Menggunakan APAR
Tekan pegangan bagian atas.
Ini akan melepaskan tombol yang
mengeluarkan media pemadaman
bertekanan dalam silinder.

Sapu dari sisi ke sisi


Sampai kebakaran benar-benar
padam. Mulai menggunakan APAR
dari jarak jauh yang aman, lalu maju
kedepan. Begitu kebakaran padam,
tetap perhatikan sumber kebakaran
mungkin api menyala kembali.
1. DI TEMPATKAN PADA POSISI YG MUDAH DILIHAT DGN JELAS

2. MUDAH DICAPAI & DILIHAT

3. DILENGKAPI DENGAN TANDA PEMASANGAN

4. COCOK / SESUAI DENGAN GOLONGAN KEBAKARANNYA


CARA PENEMPATAN APAR

1. Dipasang menggantung pada dinding dgn penguat/


ditempatkan pada box yg tidak terkunci

2. Bila box dikunci maka bagian depan box diberi kaca yg mudah
dipecahkan bila akan digunakan

3. Tebal kaca box tsb max. 2mm, agar mudah dipecahkan

4. Tinggi penempatan APAR 1,2 m dari dasar lantai.

Untuk jenis gas & dry chemical tidak kurang dari 15 cm dari
permukaan lantai
PENGISIAN (REFILL) APAR
PERMENAKER NO.04 TAHUN 1980
STANDAR APAR

APAR
Dirancang dengan tekanan > 14kg/cm2
dapat mendorong seluruh medianya
(sisa mak 15%) dalam waktu min. 8 detik

Syarat :
- Angka keamanan min 4,13 x WP (65 oC)
- Test pressure 1,5 x WP(65 oC)
- Pengujian ulang tiap 5 tahun

APAR
Sebagai sarana K3 (Safety Equipment)
Pengandung Potensi Bahaya
Hydro Static Test
Bursting Test
HYDROSTATIC TEST

> 4.13 WP

Pressure
> 20 kg/cm2
1.5 WP

Expansion
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA
Jenis media pemadam kebakaran
Klasifikasi Jenis kebakaran Tipe basah Tipe kering
Air Busa Powder Clean
Agent
Bahan padat seperti kayu VVV V VV VVV*)
Klas A Bahan berharga atau penting XX XX VV**) VVV
Bahan cair XXX VVV VV VVV
Klas B Bahan gas X X VV VVV
Klas C Panel listrik, XXX XXX VV VVV
Klas D Kalium, litium, magnesium XXX XXX Khusus XXX

Keterangan :
VVV : Sangat efektif X : Tidak tepat
VV : Dapat digunakan XX : Merusak
V : Kurang tepat / tidak dianjurkan XXX : Berbahaya
*) : Tidak efisien **) : Kotor / korosif
PEMERIKSAAN APAR
(2 X SETAHUN)

1. PEMERIKSAAN DALAM JANGKA 6 BULAN

2. PEMERIKSAAN DALAM JANGKA 12 BULAN


Pemeriksaan 6 bulanan
• Isi : media pemadam & tekanan
• Pengaman cartridge, mekanik
penembus segel
• bagian luar tabung, handel dan label
• Mulut pancar tdk tersumbat dan pipa
pancar tidak rusak/retak
Test Media pemadam

• jenis cairan atau asam soda dicampur dg


sodium bicarbonat dan asam keras;
• jenis busa dg sodium bicarbonat dan
aluminium sulfat;
• Jenis carbon tetraclorida melihat kondisi
fisik
• Jenis carbon dioksida dg menimbang,
kurang 10 %, diisi kembali.
Pemeriksaan 12 bulanan
• Selain yang dilakukan pada pemeriksaan
6 bulanan
• APAR Jenis cairan dan busa (Cartridge)
– isi sampai batas permukaan yg ditentukan
– pipa pelepas isi dan saringan tidak tersumbat
– Ulir tutup kepala tdk rusak
– peralatan yang bergerak dpt digerakkan dg
bebas
– Pemeriksaan lak/segel jika ada
– penunjuk tekanan dan tekanan kondisi aman
• APAR jenis Hydrocarbonberhalogen :
• isi sesuai dg berat yang ditentukan / ditimbang
• pipa pelepas isi dan saringan tidak tersumbat
• Ulir tutup kepala tdk rusak
• peralatan yang bergerak dpt digerakkan dg bebas
• Pemeriksaan lak/segel jika ada
• penunjuk tekanan dan tekanan kondisi aman

• APAR jenis tepung kering (dry chemical)


• isi sesuai deng berat yang ditentukan dan keadaan
curah
• pipa pelepas isi dan saringan tidak tersumbat
• Ulir tutup kepala tdk rusak
• peralatan yang bergerak dpt digerakkan dg bebas
• Pemeriksaan lak/segel jika ada
• penunjuk tekanan dan tekanan kondisi aman
• Gas bertekanan penuh dg ditimbang
KLASIFIKASI Rating : Nilai angka

1A 1B
A 2A 2B
3A 5B
B 4A 10B
6A 20B
C 10A 30B
20A 40B
40A 80B
D
STANDAR UJI
A. : Tumpukan kayu dengan volume tertentu
dibakar 10 menit
B. : Premium dengan jumlah dan luas
tertentu dibakar 3 menit
C. : Sasaran bertegangan 10.000 Volt
D. : Tidak dilakukan pengujian
STANDAR UJI
Rating A

STANDAR UJI Rating B


Penempatan APAR
Ref : NFPA

Klasifikasi hunian
Ringan Sedang Berat
Rating Jarak Luas Luas Luas
ft sq ft sq.ft sq.ft

1A 75 3000 X X
2A 75 6000 3000 X
3A 75 11250 4500 3000
4A 75 11250 6000 4500
6A 75 11250 9000 6000
10A 75 11250 11250 9000
20A 75 11250 11250 11250
40A 75 11250 11250 11250
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
(LITER) PANCARAN (DETIK)
(METER)

AIR 5 L 10-1 3 M 45 1 A
10 L 10-1 3 M 60 2 A
15 L 10-1 3 M 120 3 A
ASAM 5 L 10-1 3 M 30 1 A
SOD A
10 L 15 M 60 2 A
65 L 15 M 120 10 A
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
PANCARAN (DETIK)
(METER)

BU SA 5 L 10-1 3 M 45 1 A, 1B
10 L 10-1 3 M 60 2 A, 2B
15 L 10-1 3 M 120 3 A,3B
CO2 2 KG 3 M 30 1 B,C
7KG 3 M 30 2B,C
10 KG 3 M 30 2B,C
25 KG 4 M 30 10B,C
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
(KG) PANCARAN (DETIK)
(METER)

D RY 0,5 3 10 1 B,C
POWD ER 1 3 10 2 B,C
2 3 10 4B,C
5 7 20 7B,C
15 15 25 20B,C
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
(KG) PANCARAN (DETIK)
(METER)

DRY 0,5 2 8 1 B ,C
POWDER 2 4 10 2 B ,C
AMMONIUM 4 4 12 3 B ,C
PHOSPATE
5 7 13 1 A ,5 B , C
(ABC) 10 7 20 2 A ,1 0 B , C
15 7 20 4 A ,2 0 B , C
37,5 10 30 8 A ,4 0 B , C
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
(KG) PANCARAN (DETIK)
(METER)

HAL ON 1 3 8 2B, C
121 1 2 4 12 4B, C
5 5 15 10B, C
HAL ON 1 2 10 2B,C
130 1
WATER KEGAGALAN APAR

POWDER
HALON

Jenis media tidak sesuai


FOAM Klasifikasi api/kebakaran

Setiap jenis media pemadam masing-


masing memiliki keunggulan dan
kekurangan, bahkan dapat membahayakan
bagi petugas atau justru memperbesar api
KEGAGALAN APAR

WATER
HALON
POWDER
2

FOAM
Jenis tidak sesuai

Ukuran tidak sesuai Tidak bertekanan


- bocor
Macet/tidak berfungsi
Menggumpal
Salah penempatan - tunda refill
• belum ditunjuk
Petugas
• tidak trampil
AUDIT
ALAT PEMADAM API RINGAN
TUJUAN

TUJUAN AUDIT
Menilai secara Sistematis, kritis dan independen
terhadap konsistensi maksud dan tujuan penyediaan
APAR sehingga sewaktu-waktu terjamin dapat
difungsikan sesuai maksud dan tujuannya
•Efektif
•Aman
•Tidak Merusak

1. Kebijakan
• Apakah ada kebijakan tertulis?
• Bagaimana proses merumuskan kebijakan?
• Apakah kebijakan disosialisasi?
• Dokumentasi?
2. Perencanaan
• Fire risk Assessment?
• Rekomendasi?
• Jenis dan ukuran tepat?
• Pengadaan
• Dokumentasi
3. Penempatan
• Lokasi?
• Tanda pemasangan ?
• Jarak?
• No register
•Efektif
•Aman
•Tidak Merusak

3. Pemeliharaan
• Tiap 6 bulan?
• Tiap 12 bulan?
• Dokomen?
• Refilling ?
• Pengujian?
4. Petugas
• Penunjukan?
• Kompetensi/Sertifikat?
• Latihan ?
• Gladi?
AUDIT
ALAT PEMADAM API RINGAN
TUJUAN

TUJUAN AUDIT
Menilai secara Sistematis, kritis dan independen
terhadap konsistensi maksud dan tujuan penyediaan
APAR sehingga sewaktu-waktu terjamin dapat
difungsikan sesuai maksud dan tujuannya
•Efektif
•Aman
•Tidak Merusak

1. Kebijakan
• Apakah ada kebijakan tertulis?
• Bagaimana proses merumuskan kebijakan?
• Apakah kebijakan disosialisasi?
• Dokumentasi?
2. Perencanaan
• Fire risk Assessment?
• Rekomendasi?
• Jenis dan ukuran tepat?
• Pengadaan
• Dokumentasi
3. Penempatan
• Lokasi?
• Tanda pemasangan ?
• Jarak?
• No register
•Efektif
•Aman
•Tidak Merusak

3. Pemeliharaan
• Tiap 6 bulan?
• Tiap 12 bulan?
• Dokumen?
• Refilling ?
• Pengujian?
4. Petugas
• Penunjukan?
• Kompetensi/Sertifikat?
• Latihan ?
• Gladi?
INSTALASI ALARM
TANDA BAHAYA KEBAKARAN

TUJUAN
PEMASANGAN INSTALASI ALARM KEBAKARAN
OTOMATIK BERTUJUAN UNTUK MENDETEKSI
KEBAKARAN SEAWAL MUNGKIN, SEHINGGA

+ TINDAKAN PENGAMANAN YANG DIPERLUKAN


DAPAT SEGERA DILAKUKAN.

Tindakan dalam keadaan Emergency Kebakaran


harus sudah berhasil diatasi.
sebelum 10 menit sejak penyalaan
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. PER-02/MEN/1983
TENTANG
INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK

Ruang lingkup
- Perencanaan
- Pemasangan,
- Pemeriksaan
- Pengujian
- Pemeliharaan
DETEKTOR
AUDIBLE ALARM

INPUT
Nyala

Panas VISIBLE ALARM

Asap

OUTPUT

ANN
HYDRANT
MCFA
MCFA (MAIN CONTROL FIRE ALARM)
SMOKE
JENIS DAN TIPE DETEKTOR

•ULTRA VIOLET
Nyala
•INFRA RED

Panas •FIXED TEMPERATURE


•RATE OF RISE

Asap •IONIZATION
•OPTIC
Manual
•Push bottom
•Pull down
•break glass
SMOKE DETECTOR
Smoke Detector mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap
memiliki partikel-partikel yang kian lama semakin memenuhi ruangan
smoke (smoke chamber) seiring dengan meningkatnya intensitas
kebakaran. Jika kepadatan asap ini (smoke density) telah melewati
ambang batas (threshold), maka rangkaian elektronik di dalamnya
akan aktif. Area proteksinya mencapai 150m2 untuk ketinggian plafon
4m.
SMOKE DETECTOR
Jenis Smoke Detector:
Ionisation Smoke Detector yang bekerjanya berdasarkan tumbukan
partikel asap dengan unsur radioaktif Am di dalam ruang detector
(smoke chamber).
Photoelectric Type Smoke Detector (Optical) yang bekerjanya
berdasarkan pembiasan cahaya lampu LED di dalam ruang detector
oleh adanya asap yang masuk dengan kepadatan tertentu.

Smoke Ionisasi cocok untuk mendeteksi asap dari kobaran api yang
cepat (fast flaming fires), tetapi jenis ini lebih mudah terkena false
alarm, karena sensitivitasnya yang tinggi. Oleh karenanya lebih cocok
untuk ruang keluarga dan ruangan tidur.
Smoke Optical (Photoelectric) lebih baik untuk mendeteksi asap dari
kobaran api kecil, sehingga cocok untuk di hallway (lorong) dan
tempat-tempat rata. Jenis ini lebih tahan terhadap false alarm dan
karenanya boleh diletakkan di dekat dapur.
.
(Rate of Rise) Heat Detector
Heat detector adalah pendeteksi kenaikan panas. Jenis ROR adalah
yang paling banyak digunakan saat ini, karena selain ekonomis juga
aplikasinya luas. Area deteksi sensor bisa mencapai 50m2 untuk
ketinggian plafon 4m. Sedangkan untukplafon lebih tinggi, area
deteksinya berkurang menjadi 30m2. Ketinggian pemasangan max.
hendaknya tidak melebihi 8m. ROR banyak digunakan karena
detector ini bekerja berdasarkan kenaikan temperatur secara cepat di
satu ruangan kendati masih berupa hembusan panas. Umumnya
pada titik 55oC - 63oC sensor ini sudah aktif dan membunyikan alarm
bell kebakaran. Dengan begitu bahaya kebakaran (diharapkan) tidak
sempat meluas ke area lain. ROR sangat ideal untuk ruangan kantor,
kamar hotel, rumah sakit, ruang server, ruang arsip, gudang pabrik
dan lainnya.
Prinsip kerja ROR sebenarnya hanya saklar bi-metal biasa. Saklar
akan kontak saat mendeteksi panas.
Fix Temperature
Fix Temperature termasuk juga ke dalam Heat Detector. Berbeda
dengan ROR, maka Fix Temperature baru mendeteksi pada derajat
panas yang langsung tinggi. Oleh karena itu cocok ditempatkan pada
area yang lingkungannya memang sudah agak-agak “panas”, seperti
pada ruang genset, basement, dapur-dapur foodcourt, gudang
beratap asbes, bengkel las dan sejenisnya. Alasannya, jika pada area
itu dipasang ROR, maka akan rentan terhadap False Alarm (Alarm
Palsu), sebab hembusan panasnya saja sudah bisa menyebabkan
ROR mendeteksi. ).
Pertanyaan yang sering diajukan adalah di area mana kita
menempatkan Smokedan di area mana kita
menempatkan Heat. Apabila titik-titiknya sudah ditetapkan secara
detail oleh Konsultan Proyek, maka kita harus mengikuti gambar titik
yang diberikan. Namun apabila belum, maka secara umum
patokannya adalah:

Jika diperkirakan di area tersebut saat awal terjadi kebakaran lebih


didominasi hembusan panas ketimbang kepulan asap, maka
tempatkanlah Heat Detector. Contoh: ruang filing cabinet, gudang
spare parts dari logam (tanpa kardus), bengkel kerja mekanik dan
sejenisnya.

Sebaliknya jika didominasi asap, sebaiknya memasang Smoke.


Contoh: ruangan no smoking area yang beralas karpet (kecuali kamar
hotel), gudang kertas, gudang kapas, gudang ban, gudang makanan-
minuman (mamin) dan sejenisnya.
ZONA DETECTION
Nyala 20 titik
EOL

Panas 40 titik
EOL

Asap 20 titik
EOL

•ZONE 3 Luas tiap zone deteksi


•ZONE 2 - ruang tanpa sekat mak. 2000 m2
•ZONE 1 - terdapat sekat mak. 1000 m2
INTERCONECTION

DETEKTOR FIRE ALARM SYSTEM


KEBAKARAN AC
Off

SPRINKLER LIFT
(FS) Off

PRESS FAN
POMPA MCFA On
HYDRANT

supply daya Control panel


PENGUJIAN

Sekurang-kurangnya 20% titik detektor


diuji setiap tahun, sehingga selambat-
lambatnya dalam 5 tahun seluruh titik
detektor telah teruji.

Pasal 60 Permanaker No.02 tahun 1983


INSPEKSI HARIAN
(SETIAP PENGGANTIAN SHIFT)

1. FIRE ALARM
1.1 Periksa control panel
-Indikator Suplai daya listrik, Harus stand by ON
-Apakah ada indikasi lain (Fault / Fire / Silence)

1.2 Periksa Buku harian ,


Apakah ada catatan dalam buku harian.

1.3 Catat kondisi status sistem deteksi dan alarm dalam


buku harian
.
Catatan Piket Harian

Tanggal Catatan kejadian Tindakan Keterangan


Minggu, 18 AgT 2002

Fire Alarm Siaga kebakaran


Zone 16 (Lt 4) (Alarm palsu)
Gangguan belum
ditemukan
Telah di Riset Ttd
tetap sensing Ketua piket A
Jam 22,15

Bell silence Serah terima


Senin, 19-08-2002
Ttd
Ketua piket B
INSPEKSI MINGGUAN (58)

2. FIRE ALARM
2.1 Periksa control panel
-Indikator Suplai daya listrik, Harus stand by ON
-Apakah ada indikasi lain (Fault / Fire / Silence)

2.2 Lakukan test semua fasilitas indikator. (Simulasi)


Apabila terdapat kelainan harus segera dilaporkan dan
segera dilakukan langkah-langkah sebagaimana mestinya

2.3 Periksa Buku harian ,


Apakah ada catatan dalam buku harian.

2.4 Catat kondisi status sistem deteksi dan alarm dalam


buku harian
.
INSPEKSI BULANAN (59)

3. FIRE ALARM
3.1 Periksa control panel
-Indikator Suplai daya listrik, Harus stand by ON
-Apakah ada indikasi lain (Fault / Fire / Silence)

3.2 Lakukan test semua fasilitas indikator. (Simulasi)


Apabila terdapat kelainan harus segera dilaporkan dan
segera dilakukan langkah-langkah sebagaimana mestinya

3.3. Test status (Kondisi)


- Test detektor/Tombol manual
- Test open circuit
3,4 Kebersihan panel
3,5, Periksa Buku harian ,
Apakah ada catatan dalam buku harian.

3.6 Catat kondisi status sistem deteksi dan alarm dalam


buku harian
.
INSPEKSI TAHUNAN (60)  Disaksikan pengawas

4. FIRE ALARM
4.1 Periksa control panel
-Indikator Suplai daya listrik, Harus stand by ON
-Apakah ada indikasi lain (Fault / Fire / Silence)

4.2 Lakukan test semua fasilitas indikator. (Simulasi)


Apabila terdapat kelainan harus segera dilaporkan dan
segera dilakukan langkah-langkah sebagaimana mestinya

4.3 Test detektor/Tombol manual (20 % / kel)


4.4 Test open circuit, tiap zone
4,5 Kebersihan panel
4,6, Periksa Buku harian ,
Apakah ada catatan dalam buku harian.

4.7 Catat kondisi status sistem deteksi dan alarm dalam


buku harian
.
PEMELIHARAAN, PEMERIKSAAN, PENGUJIAN FIRE ALARM

HR MG BL TH

Panel indikator (stanby On) V - - V


Periksa status indikator V - - V
Test fungsi sistem pada panel - V - V
Membunyikan alarm - V - V
Periksa battery - V - V
Kebersihan panel - - V V
Test tombol manual - - V V
Test kondisi gangguan - - V V
Test fungsi sistem interkoneksi - - - V
Test fungsi detektor (20% - - - V
SMOKE HEAT
Media pemadam Halon
CONTROL FIRE (F, Cl, Br)
INDIKATOR

BUZER !!!!!!!!!!!!
Mengandung potensi bahaya
keracunan
ALARM

DISCHART

HARUS MEMILIKI IJIN K3


CONTROL
VALVE
PANEL

INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN


AUTOMATIC TOTAL FLOODING SYSTEM
Tekanan mak. 50 bar
Temp pecah 97o C
Smoke
Detector
Pipe Work Nozzle

Heat
Detector

Discharge
Cylinders Sirene Warning Signal
Control
Panel
Manual Abort
Manual Release Station
Double Warning Light Station
ANSUL - FIRE SUPRESSION SYSTEM FOR KITCHEN
SISTEM HYDRAN
Jaringan instalasi pipa air
untuk pemadam kebakaran
yang dipasang secara permanen

Komponen sistem Hidrant 1 1/2 Inc


- Sistem persediaan air (45 menit)
- Sistem Pompa
(Jockey, Utama & Cadangan)
2 1/2 Inc
- Jaringan pipa
- Kopling outlet / Pilar / Landing valve 2 1/2 Inc
- Slang dan nozle
- Sistem kontrol tekanan & aliran
Out door

Seamiest
Connection

RESERVOAR
PENGERTIAN

1. Instalasi hidrant kebakaran ialah suatu sistem pemadam


kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air
bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan selang
kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem persediaan air,
pompa, perpipaan, kopling outlet dan in let serta selang
dan nozle.

2. Sistem instalasi hidrant kering ialah suatu sistem hydrant


yang pipa-pipanya tidak berisi air, dan akan berisi air
manakala hidrant tersebut digunakan.

3. Sistem instalasi hidrant basah ialah suatu sistem hidrant


yang pipa-pipanya selalu berisi air.

84
4. Hidrant gedung ialah hydrant yang terletak didalam
suatu bangunan gedung dan sistem serta peralatannya
disediakan serta dipasang dalam bangunan / gedung
tersebut.

5. Hidrant halaman ialah hydrant yang terletak diluar


bangunan, sedang instalasi dan peralatannya disediakan
serta dipasang dilingkungan bangunan tersebut.

6. Hidrant pilar ialah bagian peralatan dari instalasi pipa


hyirant yang terletak diluar bangunan yang dapat
dihubungkan dengan slang kebakaran.

7. Hidrant box ialah bagian peralatan dari sistem hydrant


yang berisi kran (valve), slang dan nozle.

85
8. Siamese connection / sambungan pemadam kebaka-
ran / Fire Department Connection ialah bagian peralatan
dari instalasi pipa hydrant yang terletak diluar bangunan
dan digunakan untuk mensuply air dari mobil kebakaran.

9. Nozle ialah suatu alat penyemprot yang terletak pada


bagian ujung dari selang yang digunakan untuk
pengaturan pengeluaran air.

10. Selang hidrant ialah alat yang digunakan untuk


mengalirkan air yang bersifat flexible

86
11. Hose Reel ialah selang yang digunakan untuk
mengalirkan air yang pada bagian ujungnya selalu
terpasang nozle secara tetap dihubungkan secara
permanen dengan sumber air bertekanan.

12. Pipa tegak ialah bagian pipa yang naik ke atas dari
sistem pemipaan yang menyalurkan pasokan air untuk
sambungan selang dan springkler pada sistem
kombinasi tegak lurus dari lantai ke lantai.

87
Jet Nozzle

Hose

Y Conection
Hydrant
Pilar

Coupling

Adjustable Nozzle
1. Klasifikasi bangunan menurut tinggi bangunan dan
jumlah lantai :

Klasifikasi Ketinggian dan jumlah lantai


bangunan
Ketinggian sampai dengan 8 meter atau 1 (satu)
A
lantai (lapis)
Ketinggian sampai dengan 8 meter atau 2 (dua)
B lantai (lapis)
Ketinggian sampai dengan 14 meter atau 4 (empat)
C
lantai (lapis)
Ketinggian sampai dengan 40 meter atau diatas 8
D
(delapan) lantai (lapis)
E Ketinggian lebih dari 40 meter atau diatas 8 (delapan)
lantai (lapis)
92
2. Klasifikasi bahaya hunian
Daftar jenis tempat kerja berdasarkan klasifikasi potensi
bahaya kebakaran

Klasifikasi Jenis tempat kerja

Bahaya kebakaran ringan


Tempat kerja yang  Tempat ibadah
mempunyai jumlah dan  Gedung/ruang Perkantoran
kemudahan terbakar rendah,  Gedung/ruang Pendidikan
dan apabila terjadi kebakaran  Gedung/ruang Perumahan
melepaskan panas rendah,  Gedung/ruang Perawatan
sehingga menjalarnya api
 Gedung/ruang Restorant
lambat
 Gedung/ruang Perpustakaan
 Gedung/ruang Perhotelan
 Gedung/ruang Lembaga
 Gedung/ruang Rumah sakit
 Gedung/ruang Museum
 Gedung/ruang Penjara 93
Klasifikasi Jenis tempat kerja

Bahaya kebakaran Sedang I

Tempat kerja yang  Tempat Parkir


mempunyai jumlah dan  Pabrik Elektronika
kemudahan terbakar  Pabrik Roti
sedang, menimbun bahan  Pabrik barang gelas
dedngan tinggi tidak lebih  Pabrik minuman
dari 2,5 meter dan apabila  Pabrik permata
terjadi kebakaran  Pabrik pengalengan
melepaskan panas sedang,  Binatu
sehingga menjalarnya api  Pabrik susu
sedang

94
Klasifikasi Jenis tempat kerja

Bahaya kebakaran Sedang 2


Tempat kerja yang mempunyai  Penggilingan padi
jumlah dan kemudahan  Pabrik bahan makanan
terbakar sedang, menimbun  Percetakan dan penerbitan
bahan dengan tinggi lebih dari  Bengkel mesin
4 meter, dan apabila terjadi  Gudang pendinginan
kebakaran melepaskan panas  Perakitan kayu
sedang, sehingga menjalarnya  Gudang perpustakaan
api sedang  Pabrik barang keramik
 Pabrik tembakau
 Pengolahan logam
 Penyulingan
 Pabrik barang kelontong
 Pabrik barang kulit
 Pabrik tekstil
 Perakitan kendaraan bermotor
 Pabrik kimia (bahan kimia dengan
kemudahan terbakar sedang)
 Pertokoan denganpramuniaga
kurang dari 50 orang. 95
Klasifikasi Jenis tempat kerja

Bahaya kebakaran Sedang 3  Ruang pameran


Tempat kerja yang mempunyai  Pabrik permadani
jumlah dan kemudahan terbakar  Pabrik makanan
tinggi, dan apabila terjadi  Pabrik sikat
kebakaran melepaskan panas  Pabrik ban
tinggi, sehingga menjalarnya api  Pabrik karung
cepat  Bengkel mobil
 Pabrik sabun
 Pabrik tembakau
 Pabrik lilin
 Studio dan pemancar
 Pabrik barang plastik
 Pergudangan
 Pabrik pesawat tebang
 Pertokoan dengan pramuniaga lebihdari
50 orang
 Penggergajian dan pengolahan kayu
 Pabrik makanan kering dari bahan
tepung
 Pabrik minyak nabati
 Pabrik tepung terigu
 Pabrik pakaian 96
Klasifikasi Jenis tempat kerja

Bahaya kebakaran Berat  Pabrik kimia dengan kemudahan


Tempat kerja yang mempunyai terbakar tinggi
jumlah dan kemudahan  Pabrik kembang api
terbakar tinggi, menyimpan  Pabrik korek api
bahan cair, serta atau bahan  Pabrik cat
lainnya dan apabila terjadi  Pabrik bahan peledak
kebakaran melepaskan panas  Permintaan benang atau kain
tinggi, sehingga menjalarnya  Penggergajian kayu dan penyelesai-
api cepat. anya menggunakan bahan mudah
terbakar
 Studio film dan Televisi
 Pabrik karet buatan
 Hanggar pesawat terbang
 Penyulingan minyak bumi
 Pabrik karet busa dan plastik busa

97
3. Klasifikasi Hidrant

a. Berdasarkan jenis dan penempatan hidrant


 Hidrant didalam gedung
 Hidrant halaman

b. Berdasarkan besar ukuran pipa hidrant yang dipakai


 Hidrant kelas I
Ialah hidrant yang menggunakan ukurang selang 2 ½”
 Hidrant kelas II
Ialah hidrant yang menggunakan ukuran selang 1 ½”
 Hidrant kelas III
Ialah hidrant yang menggunakan sistem gabungan
kelas I dan kelas II

98
4. Perletakan hidrant berdasarkan luas lantai
klasifikasi bangunan dan jumlah lantai bangunan

Klasifikasi Ruang tertutup Ruang tertutup dan


bangunan Jumlah / luas lantai terpisah
Jumlah / luas lantai
A 1 buah tiap 1000 m2 2 buah tiap 1000 m2
B 1 buah tiap 1000 m2 2 buah tiap 1000 m2
C 1 buah tiap 1000 m2 2 buah tiap 1000 m2
D 1 buah tiap 800 m2 2 buah tiap 800 m2
E 1 buah tiap 800 m2 2 buah tiap 800 m2

99
5. Bangungan Industri
Setiap bangunan industri harus dilindungidengan
instalasi hidrant kebakaran dengan ketentuan
sebagai berikut :

a. Panjang slang dan pancaran air dapat menjangkau


seluruh ruangan yang dilindungi.

b. Setiap bangunan dengan bahaya kebakaran ringan


yang mempunyai luas lantai minimum 1000 (seribu)
m2 dan maksimum 2000 (dua ribu) m2 harus
dipasang minimum 2 (dua) titik hidrant, setiap
penambahan luas lantai maksimum 1000 (seribu) m2
harus ditambah minimum 1 (satu) titik hidrant.

100
c. Setiap bangunan industri dengan kebakran
sedang yang mempunyai luas lantai maksimum
800 (delapan ratus) m2 dan maksimum 1600
(seribu enam ratus) m2 harus dipasang minimum 2
(dua) titik hydrant, setiap penambahan luas lantai
maksimum 800 (delapan ratus) m2 harus ditambah
minimum 1 (satu) titik hidrant.

d. Setiap bangunan industri dengan kebakaran berat


yang mempunyai luas lantai minimum 600 (enam
ratus) m2 dan maksimum 1200 (seribu dua ratus)
m2 harus dipasang minimum 2 (dua) titik hidrant,
setiap penambahan luas lantai maksimum 600
(enam ratus) m2 harus ditambah minimum 1 (satu)
titik hidrant.
101
6. Bangunan umum
Setiap bangunan umum/tempat pertemuan dan
perdagangan harus dilingungi dengan instalasi
hidrant kebakaran dengan ketentuan sebagai
berikut :

a. Slang dan pancaran air yang ada dapat


menjangkau seluruh ruangan yang dilindungi.

b. Setiap bangunan umum/tempat pertemuan, tempat


hiburan, perhotelan, tempat perawatan,
perkantoran dan pertokoan/pasar untuk setiap 800
m2 harus dipasang minimum 1 (satu) titik hidrant.

102
c. Setiap bangunan tempat beribadah dan pendidikan
untuk setiap 1000 m2 harus dipasang minimum 1
(satu) titik hidrant.

d. Setiap bangunan perumahan dengan luas minimum


1000 m2 harus dipasang minimum 1 (satu) titik
hidrant.

7. Sistem persediaan air


a. Sumber air untuk kebutuhan hidrant dapat berasal
dari PDAM, sumur artesis, sumur gali dengan sistem
penampungan, tangki gravitasi tangki bertekanan
reservoir air dengan sistem pemompaan.

b. Persediaan air setiap saaat yang dapat digunakan


minimum selama 45 menit ( ketentuan untuk DKI
Jakarta ). 103
8. Sistem Pompa

Harus tersedia 1 (satu) set pompa sesuai


kebutuhan yang terdiri dari :

 1 (satu) buah pompa pacu (listrik)

 1 (satu) buah pompa utama (listrik)

 1 (satu) buah pompa cadangan (disel)

104
Spesifikasi pompa :
a. Kemampuan pompa dalam liter permenit
b. Tempat dimana pompa akan dipasang
c. Pompa pacu bekerja secara otomatis dan stop secara
otomatis.
d. Pompa utama dan cadangan bekerja secara otomatis dan
stop secara manual.
e. Panjang pemipaan banyaknya belokan dan banyaknya
penutup/kran/ valve.
f. Tekanan air pada titik tertinggi/terjauh dari pompa minimal
4,5 kg/cm2 maksimal 7 kg/cm2.
g. Sumber tenaga listrik cadangan yang dapat bekerja secara
otomatis.

106
Ada penurunan tekanan karena gravitasi ?
KARAKTERISTIK TEKANAN HYDRANT

Standar tekanan pada


1 nozle teringgi & terjauh :
2
2 mak. (H1) = 7.0 kg/cm
3 2
min. (H3) = 4.5 kg/cm

Diuji dengan membuka


3 titik nozle :
1. Nozle terjauh
Q = US GPM 2. Nozle terdekat
3. Nozle pertengahan
High zone
Medium Zone
Low zone

RESERVOAR
UPRIGHT, PENDANT, SIDEWALL
53o C
141o C

68o C
182o C

79o C

201o C
260o C
93o C
1 HYDRANT
2 SPRINGKLER
3 LIFT
4 PRESSURIZED FAN
5 EMERGENCY
6 MDB

MDB
Suplai daya listrik
untuk instalasi 1
darurat harus 2
ditarik dari sisi 3
suplai sebelum 4
sakelar utama 5
6. Spare

Anda mungkin juga menyukai