Anda di halaman 1dari 1

MANAJEMEN STRATEGIS DAN OPERASIONAL

Manajemen strategis merupakan serangkaian usaha, kiat, keputusan dan tindakan


yang mendasar yang digariskan oleh pimpinan organisasi dan diimplementasikan oleh
seluruh jajarannya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi itu.
Fokus pada lingkungan eksternal organisasi. Sedangkan manajemen operasional adalah suatu
kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa, dan kombinasinya melalui
proses transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan. Fokus
pada lingkungan internal organisasi. Manajemen strategis memiliki 2 komponen yaitu
perencanaan strategis yang berhubungan dengan komponen internal organisasi serta
pelaksanaan strategis yang merupakan implementasi dari kelanjutan perencanaan strategi.
Pada pengimplementasian manajemen strategis dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu tipe dan
struktur organisasi, gaya kepemimpinan, kompleksitas lingkungan eksternal, kompleksitas
proses produksi, dan hakikat masalah yang dihadapi.
Komponen manajemen operasional yaitu yang pertama, aktivitas manajemen yang
terdiri dari merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melakukan perbaikan. Yang
kedua, konsep IPO (Input-Proses-Output) yang merupakan inti dari aktivitas manajemen.
Yang ketiga, indikator proses sebagai turunan dari tipikal kebutuhan industri yang meliputi
quality, cost, delivery/responsif, dan safety. Dan yang keempat yaitu efisiensi dan efektivitas.
Tujuan atau kegunaan dari manajemen strategis antara lain memberi arah pencapaian
tujuan organisasi/perusahaan, membantu memikirkan kepentingan berbagai pihak,
mengantisipasi setiap perubahan kembali secara merata, serta berhubungan dengan efisiensi
dan efektivitas. Selanjutnya, manfaat manajemen strategis meliputi manfaat finansial dan
manfaat non finansial. Selanjutnya ada beberapa tujuan dari manajemen operasional yaitu
efficiency (meningkatkan efisiensi), productivity (meningkatkan efektivitas), economy
(mengurangi biaya), quality (meningkatkan kualitas), dan reduced processing time
(mengurangi waktu proses produksi). Sedangkan fungsi manajemen operasional terdiri dari
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penelaahan (analysis), dan
pengawasan atau pengendalian (controlling).
Terdapat 10 prinsip penerapan manajemen strategis yang baik yaitu kejelasan strategi,
pengumpulan indikator kinerja yang tepat, pelaksanaan analisis manajemen kinerja,
penciptaan budaya belajar yang positif, perolehan kepercayaan internal, penjajaran atau
pengarahan organisasi, perbaruan sistem terus-menerus, komunikasi dan pelaporan yang baik,
implementasi software pendukung, serta dedikasi sumber daya dan waktu. Selanjutnya juga
terdapat sepuluh prinsip manajemen operasional yaitu realitas (reality), organisasi
(organization), fundamental (fundamentals), akuntabilitas (accountability), perbedaan
(variance), hubungan sebab & akibat (causality), semangat dalam bekerja (managed
passion), kerendahan hati (humility), keberhasilan (success), dan perubahan (change).
Secara umum tahapan manajemen strategik terbagi ke dalam tiga tahapan, yaitu
perumusan strategi (formulating strategy), penerapan strategi (implementing strategy), dan
evaluasi (evaluating) yang harus dilakukan secara sistematis dan berurutan. Sedangkan,
secara umun tahapan manajemen operasional meliputi perencanaan produk, penentuan alur
produksi, penjadwalan produksi, dan perintah untuk memulai produksi. Terdapat perbedaan
yang paling menonjol antara manajemen strategik dan manajemen operasional yaitu dari
definisinya. manajemen strategik menekankan pada analisis strategi dan situasi pesaing agar
barang produksi bisa berkualitas dan diminati banyak orang. Sedangkan untuk manajemen
operasional menekankan pada produksi barang untuk mendapatkan keuntungan. Perbedaan
yang lain yaitu manajemen produksi hanya satu fokus utama yaitu strategi sedangkan untuk
manajemen operasional fokusnya pada produk yang telah dikeluarkan oleh perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai