PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan pada pasien dengan CA Ovarium dengan
kemotrapi secara komprehensif sesuai dengan Asuhan Kebidanan 7 Varney
2.1.2 Etiologi
Penyebab kanker ovarium sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Ca mamae diduga
memeliki hubungan terhadap kejadian kanker ovarium pada wanita.. sebaliknya pada wanita
yang mengidap Ca ovarium juga mempunyai faktor resiko mengidap Ca mamae 3-4 Kali lipat
Factor predisposisi yang dapat menyebabkan Ca ovarium adalah :
1. Obat kesuburan
2. Merokok dan alcohol
3. Infertilitas
4. Riwayat Ca mamae, kolon dan endometrium
5. Terjadi mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 gen penyebab kanker ovarium
6. Nullipara (Dr Taufan 2014 )
2.1.4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya riwayat, pemeriksaan fisik ginekologi, serta
pemerikasaan penunjang.
a) Riwayat
Dalam melakukan anamnesis perlu diperhatikan umur penderita dan factor resiko terjadinya kanker
ovarium.
b) Pemeriksaan fisik ginekologi
Pemeriksaan dilakukan dengan pemeriksaan bimanual yang akan membantu dalam memperkirakan
ukuran ,lokasi, konsistensi dan mobilitas dari masa tumor. Pada pemeriksaan rektovaginal
untuk mengevaluasi permukaan bagian posterior, ligamentum, sakrouterina, parametrium,
kavum dauglas dan rectum.
c) Pemeriksaan penunjang
Dapat dilakukan dengan :
1) CT scan abdomen pelvis
2) MRI
3) Tumor marker CA – 125 ( Elizabeth. 2011 )
Stadium Keterangan Penatalaksanaan
2.1.5 Klalifikasi Stadium
a. Stadium surgical pada kanker ovarium
1) IA : tumor pada satu ovarium, tidak ada tumor diluar permukaan, kapsul utuh tidak ada cairan
asites pada sel kanker
2) IB : tumor pada kedua ovarium, kapsul utuh, tidak ada tumor didaerah permukaan, tidak ada cairan
asites pada sel kanker
3) IC : tumor pada satu / dua ovarium dengan satu dari tanda-tanda sebagai berikut : - kapsul pecah
- Tumor diluar permukaan kapsul
- Sr positive sel kanker positif pada cairan asites
b. Tumor mengenai satu / dua dengan perluasan ke pelvis
1) II A : perluasan atau implant ke uterus atau tuba fallopi, tidak ada sel kanker pada cairan asites
2) II B : perluasan keorgan pelvis lainnya. Tidak ada sel kanker di cairan asites
3) II C : tumor pada stadium II A / II B dengan sel kanker positive pada cairan asites
c. Tumor mengenai satu atau dua ovarium dangan metastasis ke peritoneum yang dipastikan
secara mikroskopik diluar pelvis dan atau metastasis ke kelenjar getah bening regional.
1) III A : metastasis peritoneum mikroskopik diluar pelvis
2) III B : metastasis peritoneum mikroskopik diluar pelvis dengan diameter terbesar 2 cm atau kurang
3) III C : metastasis peritoneum diluar pelvis dengan diameter +_ 2 cm dan atau metastasis kelenjar
getah bening regional.
4) IV : metastasis jauh diluar rongga peritoneum, bila terdapat efusi pleura, maka cairan pleura
mengandung sel kanker positif. Termasuk metastasis pada parenkim hati. (Anwar, 2011)
Tujuan
a) Pengobatan.
b) Mengguranggi masa tumor selain pembedahan
c) Menguranggi komplikasi akibat metostase
d) Meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup
2.2.3 Cara Pemberian
Kemoterapi dapat diberikan dengan 5 cara antara lain injeksi. Injeksi diberikan melalui
suntikan diotot, lengan, paha kiri, perut dsb.
a) Intra ateri (IA) diberikan langsung keateri.
b) Intra peritoneal (IP) diberikan langsung ke rongga perut.
c) Intra vena (IV) diberikan langsung kevena
d) Topical berupa krim yang digosokkan ke perut
e) Oral berupa pil kapsul atau cairan
2.2.4 Macam-Macam
Ada 4 macam kemoterapi berdasarkan cara penggunaannyayaitu :
a) Kemoterapi induksi, yaitu pemberian obat kemoterapi sebagai terapi primer untuk posten yang
tidak memiliki alternative terapi lain.
b) Kemoterapi neoadjuvan yaitu pembarian untuk mengngecilkan ukuran sel tumor atau kanker.
Sebelum dilakukan pembedahan pengangkatan tumor atau kanker.
c) Kemoterapi adjuvan yaitu seri kemoterapi yang digunakan sebagai tambahan dengan
modialitas terapi lainnya (pembedahan, nidasi, dan bioterapi) dan bertujuan untuk mengobati
mikrometostosis.
d) Kemoterapi kombinasi yaitu pemberian dua atau lebih zat kemoterapi dalam terapikanker
yang menyebabkan aksi obat lainya atau bertindak secara sinergis.
2.3.6 PELAKSANAAN
No Tanggal/jam Tindakan TTD
1 Melakukan Pendekatan personal kepada keluarga
pasien dengan menyapa keluarga pasien dengan
sopan, ramah dan selalu menjadi pendengar yang
baik
2 Menfasilitasi pasien dengan infom consent
3 Melakukan observasi
2.3.7 EVALUASI
1. Terjalin kerjasama yang baik antara petugas dengan ibu dan keluarga pasien.
2. Persetujuan untuk dilakukan tindakan kemoterapi
3. Tekanan darah : 110/80 – 120/80 MmHg
0
Suhu : 36,5 – 37,5 C
Pernafasan : 16 – 24 x/menit
Nadi : 80 – 100 x/menit
4. Ibu mengerti dengan penjelasan petugas dan dapat menjelaskan kembali
5. Ibu mengerti dengan penjelasan petugas