Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN MATERI MATA KULIAH ADVOKASI

“Materi Working with Other’s”

Disusun oleh :

Nama : Erny Riana Wafumilena


NIM : 23/513488/PKU/21218
Peminatan : Perilaku dan Promosi Kesehatan

PROGRAM MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT, DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
TAHUN 2023
Masalah kesehatan makin kompleks dan tidak dapat diselesaikan sendiri, sehingga
dibutuhkan jejaring untuk mengajak sasaran dalam menemukan solusi, sehingga hasil kerjasama
akan didapatkan untuk menyelesaikan masalah kesehatan. Materi Working with Other’s yang
sudah dipelajari dari video pembelajaran pada platform website Elok dan materi sumber bacaan
tentang perencanaan advokasi. Materi Working with Other’s dapat saya rangkum sebagai berikut:

I. Pengertian dan Dasar Networking

Materi Working with Other’s menjelaskan tentang bagaimana


individu/kelompok/organisasi yang akan melakukan kegiatan Advokasi dapat
membangun jejaring kerjasama dengan berbagai pihak. Dalam kegiatan advokasi sendiri
sering disebut dengan kata Koalisi. Koalisi adalah kerjasama antar
individu/kelompok/organisasi untuk mencapai tujuan menghasilkan produk berupa
kebijakan untuk menyelesaikan sebuah isu. Misalnya kegiatan advokasi untuk
mendapatkan output berupa kebijakan standar Hygiene Sanitasi Makanan Pedagang Kaki
Lima. Selain itu ada juga Koalisi kelompok yaitu, kerjasama antar kelompok yang
memiliki tujuan tertentu.

II. Tahap Koalisi

Tahap Advokasi dalam melakukan koalisi ada 3, yaitu:


1) Pengembangan:
Pengembangan dilakukan dengan cara mengidentifikasi tujuan bersama anggota
koalisi, kemudian manfaat apa yang dapat dirasakan bersama, sumber daya yang
dapat digunakan bersama, kegiatan dilakukan bersama;
2) Penjagaan
Tahap penjagaan ini dimaksudkan agar terjadi komunikasi efektif antar anggota,
sehingga koalisi terhindar dari konflik;
3) Institutionalisasi:
Tahap institutionalisasi biasanya bersifat formal berupa MOU dengan berbagai
instansi.

Tiga tahapan koalisi menjadi penting karena advokat perlu untuk memahami dan
mengamati sasaran yang akan diadvokasi, anggota koalisi sudah cukup kuat atau kurang
untuk membahas isu standar Hygiene Sanitasi Makanan Pedagang Kaki Lima . Sehingga
setiap anggota yang berkoalisi memiliki peran-peran strategis untuk mencapai tujuan
advokasi.

Terdapat 3 peran yang akan diperankan oleh anggota koalisi. Ini berupa segitiga
koordinatif kerja penduduk advokasi yang akan berperan untuk membahas isu standar
Hygiene Sanitasi Makanan Pedagang Kaki Lima.
1) Kerja Garis Depan: Tugas anggota koalisi pada kerja garis depan, biasanya akan
selalu tampil pada kesempatan pertemuan-pertemuan sebagai juru bicara, perunding,
pelobi, dan menjaring relasi;
2) Kerja Basis: Tugas anggota koalisi pada kerja basis akan membangun basis massa,
memberikan pendidikan politik pada kader yang berkepentingan terlibat dalam proses
advokasi, dan menggerakan / mobilisasi Aksi;
3) Kerja Pendukung: Tugas anggota koalisi pada pendukung akan menggalang sumber
daya berupa dana, logistik, informasi, dan data mengenai gambaran Hygiene Sanitasi
Makanan Pedagang Kaki Lima.
III. Peran dalam Koalisi

Dalam menggalang Sekutu dan pendukung terbentuknya produk kebijakan standar


Hygiene Sanitasi Makanan Pedagang Kaki Lima, Advokat dapat masuk dalam 3 bagian,
yaitu:
1) Lingkar Inti: Satu/lebih pihak yang berencana menggalang sekutu” Pihak yang
berkeinginan mendapat manfaat dari koalisi tersebut”;
2) Sekutu: anggota koalisi yang memiliki sumber daya potensial, aktif terlibat langsung
dalam peran tertentu “Mereka yang memiliki sumber daya potensial yang dibutuhkan
dalam berkoalisi dan aktif langsung dalam peran-peran tertentu; misalnya tenaga
pelatih hygenie sanitasi atau instansi terkait’
3) Unsur Pendukung: Memiliki sumber daya, dan tidak terlibat secara langsung. Tidak
mendapat manfaat secara langsung, namun dalam jangka panjang akan merasa
manfaat dari koalisi. Misalnya masyarakat yang mendukung isu ini.

IV. Tahap membangun Kolaborasi:

Kolaborasi yang dilakukan memiliki 6 tahapan agar kolaborasi berhasil, yaitu:

1) Memiliki Isu/ Tujuan bersama


Ketika memilih isu standar Hygiene Sanitasi Makanan Pedagang Kaki Lima perlu
diketahui bahwa isu ini menarik bagi semua anggota koalisi. Isu ini harus penting
mencerminkan tujuan perubahan yang besar, memungkinkan persekutuan jangka
panjang, dimulai dengan komitmen yang minimal. Melibatkan sekutu dan satuan
pendukung dalam merumuskan isu.

2) Memilih solusi
Solusi standar Hygiene Sanitasi Makanan Pedagang Kaki Lima akan menjadi solusi
yang baik apabila ada beberapa kriteria:
1) Solusi perlu kompatibel untuk semua stakeholder. Bisa diterima dengan mudah
oleh sasaran yang akan diadvokasi bukan anggota koalisi.
2) Solusi perlu fleksibel untuk modifikasi/ mudah dirubah lebih memungkinkan
untuk berhasil.
3) Solusi perlu lebih reversibel/ kemungkinan untuk bisa diterima. 4) Relatif unggul
dari solusi-solusi yang lain.
4) Solusi perlu memiliki kompleksitas rendah dan lebih mudah dipahami dan
dikomunikasikan.
5) Solusi perlu lebih murah/cost-eficiency.
6) Resiko minimal contohnya tidak melanggar hak asasi manusia dan tidak
melanggar sara.

3) Mengidentifikasi peran dan keterampilan manajemen dalam aksi bersama


Perlu menetapkan peran-peran dari seluruh anggota koalisi.
1) Ada peran Ahli : memiliki kemampuan pengetahuan ilmiah pada topik terkait
misalnya mencari mengumpulkan data terkait solusi kebijakan standar Hygiene
Sanitasi Makanan Pedagang Kaki Lima.
2) Peran Advokat: memiliki keterampilan meyakinkan orang lain, memotivasi,
menarik media masa di depan publik untuk meyakinkan bahwa solusi standar
Hygiene Sanitasi Makanan Pedagang Kaki Lima yang ditawarkan adalah solusi
yang terbaik.
3) Peran Pemungkin: memiliki pengetahuan hygiene dan sanitasi khusus,
keterampilan pendidikan, kemampuan psikologis, dan kepemimpinan.
Memungkinkan agar solusi standar Hygiene Sanitasi Makanan Pedagang Kaki
Lima yang ditawarkan dapat dilaksanakan.

4) Pembagian tugas dan sumber daya


Perlu untuk memastikan sumber daya yang dimiliki koalisi cukup. Kemudian
memastikan pembagian tugas dengan kualitas kerja yang baik, menghindari duplikasi
tugas, memanfaatkan sumber daya dengan efektif, mengerjakan tugas dengan
sempurna untuk meminimalisir kesalahan kerja.

5) Melaksanakan aksi bersama


Melaksanakan aksi bersama dengan memastikan kesepakatan permasalahan,
kesepakatan hasil, dan kesepakatan kepemilikan bersama mengenai isu Hygiene
Sanitasi Makanan Pedagang Kaki Lima. Misalnya hasil dari advokasi semua anggota
memiliki kepemilikan nama atas terbitnya suatu kebijakan karena biasanya akan
berpengaruh terhadap karir/ jabatan/ politik anggota koalisi.

6) Evaluasi kolaborasi bersama


Menetapkan hasil yang dapat dikatakan sukses untuk suatu advokasi yang dilakukan
dari bentuk kolaborasi atau kerjasama. Hasilnya harus relevan dengan semua pihak,
evaluasi kesesuaian hasil dengan sumberdaya, apakah sumberdayanya kurang atau
sumberdayanya berlebih dari sisi biaya. Hal-hal dari evaluasi yang mungkin akan sulit
dilakukan yaitu definisi hasil kerjasama kurang terukur. Misalnya sukses proses atau
sukses hasil fisik sehingga perlu evaluasi kesepakatan definisi. Perlu adanya indikator
keberhasilan dari kesepakatan koalisi advokasi.

V. Syarat-syarat Kerjasama Efektif.


1) Necessity “ Pekerjaan lebih baik dikerjakan bersama daripada sendiri. Satu pekerjaan
apabila dikerjakan bersama lebih baik daripada dikerjakan sendiri, ini merupakan
alasan yang baik untuk melakukan kolaborasi. Kalau pekerjaan lebih baik dikerjakan
sendiri maka itu bukan Necessity.
2) Opportunity” Kesempatan untuk kerjasama (kebijakan yang mendukung) Jika ada
kesempatan untuk bekerjasama, itu lebih baik untuk melakukan kolaborasi.
3) Capacity” Individu/organisasi memiliki kapasitas untuk melakukan aksi.
Ketika menemukan individu atau organisasi yang memiliki kapasitas yang kita
butuhkan maka bisa diajak kolaborasi.
4) Relationship “Hubungan antara sekutu cukup kuat”
Hubungan antar anggota maupun hubungan yang telah terbentuk sebelumnya. Dan
perlu untuk dijaga agar semakin kuat.
5) Planned Action” Tindakan bersama cukup jelas dan tanggung jawabnya”
Pembagian tugas dan tanggung jawab menjadi dasar untuk kolaborasi yang efektif.
6) Sustainability “Mengusahakan kesinambungan hasil” Tidak berhenti sampai tujuan
advokasi berhasil tapi dapat terus berkesinambungan untuk tugas advokasi yang lain.

Dari pembelajaran ini, hal-hal yang perlu diperhatikan, dan dapat menjadi tips keberhasilan
melakukan Networking:
1) Sebisa mungkin untuk menghindari struktur formal karna membutuhkan pengurusan
administrasi yang panjang, misalnya harus membuat SK Bupati yang mana dapat
terkendala aturan birokrasi. Namun masih dapat dilakukan apabila sangat dibutuhkan,
misalnya harus kerjasama lintas sektor di Pemerintah Daerah.
2) Ketika kolaborasi harus ada struktur formal, maka perlu sekali untuk menjaga interaksi
secara informal;
3) Sebaiknya melakukan pendelegasian tanggung jawab seluas mungkin kecuali untuk hal
strategis dan hanya menjadi kewenangan pemangku kepentingan;
4) Saat ada hal yang harus diputuskan sebaiknya menjadi keputusan bersama;
5) Terus berusaha memahami kendala dan kekurangan stakeholder saran advokasi;
6) Menjaga kelancaran komunikasi, sebagai advokat sebaiknya tidak menunggu untuk
dihubungi, harus bisa menjaga komunikasi baik dan sehat agar tidak terputus antar
anggota koalisi.

VI. Tingkat otonomi dan Tingkat Komitmen dalam Kolaborasi atau Kerjasama

1) Otonomi Rendah : Otonomi kebijakan hanya dipegang oleh 1 pihak/ anggota saja.
Artinya kerjasama tidak terlalu dibutuhkan, jadi sifatnya mengambil alih
• Partnership formal (1 pihak saja yang kerja)
• Kesepakatan kebijakan
• Kolaborasi
• Koordinasi
• Mencari/menyediakan dukungan
• Mencari/menyediakan jasa konsultasi
2) Otonomi Tinggi : Karena kerjasama sudah sangat bagus, pembagian tugas sudah
bagus, dan pendelegasian sudah berjalan baik, koordinasi berjalan baik, sehingga
otonomi atau pengerjaan oleh masing-masing anggota menjadi tinggi .
• Mencari/menyediakan saran
• Diskusi
• Membentuk Jejaring
• Sharing Informasi
• Kerja Mandiri

-------------------------- TERIMA KASIH ------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai