Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lidya Rahma Viana Afifah

Nim : 223331026
Prodi : Agribisnis
Matkul : MKI
Soal Topik “Integrative Management Issues”

1. Jelaskan apa saja yang perlu dipertimbangkan untuk menjadi organisasi yang go
internasional?
Ada beberapa hal agar menjadi organisasi go internasional diantaranya yaitu :
1. Foreign Subsidiary. Atau disebut (cabang luar negeri) yaitu investasi
langsung di luar negeri dengan mendirikan bangunan atau kantor yang
tersendiri dan independen. Manajemen cabang ini dapat berupa
organisasi multidomestik (kendali lokal) atau organisasi global
(kendali tersentralisasi).
2. Strategic Alliance. Adalah salah satu strategi yang bisa membantu bisnis
agar bisa terus eksis dan berkembang. Hubungan antar beberapa kelompok
yang mempunyai tujuan sama dan melibatkan beberapa bidang bisnis lainnya.
Dalam hal ini, pihak yang melakukan kegiatan aliansi tidak menjadi
kompetitor secara langsung walaupun memang memiliki produk yang sama
dan target pasar yang sama. Strategi aliansi ini bisa dilakukan oleh
perusahaan besar ataupun perusahaan UMKM. Dengan melakukan strategic
alliance, maka perusahaan yang terlibat di dalamnya bisa mengharapkan
adanya keuntungan yang lebih banyak dan juga meningkatkan brand
awareness perusahaannya. Selain itu, mereka juga berharap bahwa
perusahaan yang terlibat langsung di dalam ruang lingkup aliansi ini bisa
saling membantu dengan menerapkan sumber daya yang dimiliki oleh setiap
perusahaan. Aliansi ini bisa mencakup kerjasama strategi pemasaran yang
lebih efektif, menghemat biaya produksi, mengembangkan produk yang lebih
menarik, dan lain sebagainya.
3. Franchising. Franchising atau warabala adalah sebuah usaha atau bisnis
yang berlandaskan atas kesepakatan. Sepakat untuk mengelola serta
menjalankan segala aspek pada bisnis waralaba termasuk promosi dan
operasionalnya. Bentuk kerja sama usaha antara pemilik merk dagang,
produk, atau sistem operasional. Kerja sama ini didelegasikan kepada pihak
kedua yang berhak mendapatkan izin untuk pemakaian merek, produk, serta
sistem operasional tersebut dalam menjalankan sebuah usaha.
4. Licensing. Pengaturan di mana pemberi lisensi memberikan hak kepada
pihak lain (pemegang lisensi) untuk menggunakan hak kekayaan
intelektualnya untuk jangka waktu tertentu. Sebagai imbalannya, pemberi
lisensi menerima royalti dari pemegang lisensi. Perjanjian tersebut dapat
bersifat eksklusif atau non-eksklusif.
5. Exporting and Importing. sebuah hubungan antara dua sisi dari satu mata
uang. Untuk menjual sebuah barang kepada pengusaha di luar negeri maupun
sebaliknya, seorang penjual tidak dapat melakukannya sendiri. Ia
memerlukan banyak bantuan untuk melakukannya. Proses perdagangan disini,
yaitu kegiatan yang terjadi setelah melalui suatu proses negosiasi yang
membutuhkan kesabaran, ketekunan, keahlian dan waktu. Masing-masing
pihak mempunyai peranan penting untuk mencapai keberhasilan suatu
transaksi dagang.
6. Global Sourcing. Tindakan yang terencana dalam menemukan sumber
pasokan, berupa barang maupun jasa, sesuai kebutuhan organisasi. Saat ini
industri, seakan, sudah tidak lagi memiliki batasan dalam membangun
kerjasama dengan sumber pasokan. Perusahaan memiliki kemungkinan untuk
bermitra dengan sumber pasokan yang tersebar di dunia. Dalam memilih
sumber pasokan, organisasi setidaknya perlu mempertimbangkan aspek biaya,
kualitas, dan waktu ketersediaan pasokan.
2. Mengapa diperlukan pemahaman terhadap perbedaan budaya individu yang
bekerja dalam organisasi?
Diperlukannya pemahaman terhadap perbedaan budaya individu yang bekerja
dalam organisasi yaitu agar menjadikannya :
a) Tangguh. Tangguh dalam berorganisasi sangat penting seperti halnya
mempercepat kinerja dan memanfaatkan perubahan dan ketidakpastian.
Tangguh dalam mengontrol bagaimana mempersiapkan segala hal serta
mempersiapkan dan menanggapinya.
b) Orientasi Masa Depan. Planning yang disusun oleh individu untuk
mencapai tujuan bersama atau yang telah ditetapkan.
c) Persamaan Gender. keadaan bagi perempuan dan laki-laki menikmati status
dan kondisi yang sama untuk merealisasikan hak asasinya secara penuh dan
sama-sama berpotensi dalam menyumbangkannya dalam pembangunan,
dengan demikian kesetaraan gender adalah penilaian yang sama oleh
masyarakat terhadap persamaan dan perbedaan perempuan dan laki-laki
dalam berbagai peran yang mereka lakukan.
d) Menghindari Ketidakpastian. Mengandalkan aturan-aturan yang telah
tertera dengan tujuan mengurangi ketidakpastian untuk masa depan.
e) Ketidakseimbangan “power”. Untuk meminimalisir ketidakseimbangan
atau bahkan meningkatkan keseimbangan dalam suatu sistem, dibutuhkan
suatu proses yang disebut penyesuaian diri. Prosesnya mengarah pada
penyesuaian diri yaitu, pemahaman diri, penerimaan diri, pengembangan diri,
dan kepuasan diri.
f) Individualism dan Collectivism. Didefinisikan sebagai teori dan praktek
yang mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan individu
sebagai unit yang mendasarkan pada kepedulian relasi dengan kelompok
dengan kelompok suatu organisasi.
g) In-Group Collectivism. Membuat para anggota dalam organisasi merasa
bangga atas adanya organisasi tersebut .
h) Orientasi Kinerja. Mensupport, mendorong serta memberikan dukungan
kepada para anggota agar meningkatkan dan memaksimalkan kinerja mereka
dalam bidang tersebut.
3. Apa yang menjadi alasan sebuah organisasi yang mempunyai core business yang
sama dengan yang lain bisa melakukan kolaborasi?
Alasan sebuah organisasi yang mempunyai core business melakukan kolaborasi
dengan organisasi yang lain yaitu adalah:
 Agar organisasi tersebut lebih berkembang atau mengoperasikan aktivitasnya
melalui kegiatan yang akan mendorong pengembangan hingga menghasilkan
keunggulan yang lebih besar dan mempercepat pengembangan perusahaan dan
yang terpenting menjamin keberhasilan.
 Menciptakan keunggulan yang kompetitif.
 Meningkatkan sifat kritis terhadap kinerjanya.
 Memberikan kontribusi guna kesuksesan dalam jangka panjang.

4. Berikan pandangan anda terhadap organisasi yang menghadapi disruptif


teknologi (artificial intellegence, big data, data mining, internet of thing, ataupun
biometric sensor) ? Apakah dampak yang mungkin terjadi dengan adanya disruptif
teknologi terhadap pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi tersebut?
Dampak yang mungkin terjadi adanya disruptif teknologi adalah:
 Dampak besarnya yaitu berpindahnya pelanggan ke arah akses teknologi online.
 kemungkinan perusahaan besar yang sudah lama berdiri perlahan-lahan akan
digeser oleh perusahaan rintisan.
 Sistem penjualan offline tidak lagi menarik konsumen karena jasa online sudah
sangat marak adanya.

Anda mungkin juga menyukai