Anda di halaman 1dari 7

Bisnis adalah suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa untuk mendapatkan

profit.

1. Titik permulaan dalam manajemen yang efektif adalah menentukan tujuan.

2. Lingkungan bisnis dibedakan atas 2, yakni lingkungan internal dan eksternal.

3. Lingkungan internal terdiri atas karya manajemen, pemegang saham, modal dan
peralatan fisik, serta informasi.

4. Lingkungan eksternal terdiri dari dua komponen, yakni lingkungan khusus dan
umum.

5. Lingkungan khusus, meliputi konsumen, pemasok, pesaing, dan kelompok


kepentingan (pressure group).

6. Lingkungan umum, meliputi berbagai faktor, antara lain kondisi ekonomi, politik
dan hukum, sosial budaya, demografi, serta teknologi dan kondisi global.

Bisnis dan Sistem Ekonomi

Bisnis adalah suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa untuk mendapatkan
profit. Di mana yang dimaksud dengan profit adalah perbedaan antara pendapatan suatu
bisnis dan beban-bebannya.

Sistem ekonomi adalah sistem suatu negara untuk mengalokasikan sumber dayanya di
antara warga negaranya baik individu maupun organisasi.

Faktor-faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam produksi barang dan
jasa, yaitu sumber daya alami, tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan.

Ada 3 jenis sistem ekonomi, yakni planned economy, market economy dan mixed
economy.

Ada 4 tingkat kompetisi di dalam ekonomi pasar, yaitu pure competition (kompetisi
murni), kompetisi monopolistik, oligopoli, dan monopoli.

Etika Bisnis
1. Etika adalah kepercayaan tentang apa yang benar dan salah atau baik dan buruk
dalam tindakan yang mempengaruhi yang lain.

2. Perilaku etis adalah tingkah laku yang disesuaikan terhadap norma sosial yang
diterima secara umum berkenaan dengan tindakan yang berguna dan berbahaya.

3. Ada model 3 langkah sederhana untuk melakukan penilaian etika untuk situasi
yang muncul selama aktivitas bisnis, yakni:

a. mengumpulkan informasi relevan yang sesungguhnya;

b. menganalisis fakta-fakta untuk menetapkan nilai moral yang paling sesuai;

c. membuat keputusan etik berdasarkan pada kebenaran atau kesalahan dari kebijakan
atau aktivitas yang dimaksudkan.

4. Empat norma etik tersebut adalah kegunaan (utility), hak (rights), keadilan
(justice), dan kepedulian (caring).

5. Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap stakeholder, yakni meliputi tanggung


jawab kepada konsumen, karyawan, investor, pemasok, dan komunitas lokal di mana
bisnis berada.

6. Empat area tanggung jawab organisasi, yakni tanggung jawab ke depan terhadap
lingkungannya, konsumennya, karyawannya, dan investornya.

7. Empat macam pendekatan tanggung jawab sosial adalah Obstructionist stance,


Defensive stance, Accommodative stance, dan Proactive stance

BENTUK-BENTUK BADAN USAHA, PROSES MANAJEMEN, DAN KEWIRAUSAHAAN

Bentuk Organisasi dan Kerja Sama Bisnis

1. Bentuk-bentuk badan usaha dapat dibedakan menjadi berikut ini.

a. Perusahaan perseorangan. Perusahaan yang dimiliki satu individu. Akan tetapi, dalam
praktiknya badan usaha ini kerap kali merupakan perusahaan keluarga, yaitu perusahaan
yang menggunakan seluruh atau sebagian anggota keluarga untuk menjalankannya.

b. Perusahaan Perkongsian. Perusahaan yang merupakan penggabungan dari beberapa


orang. Ukurannya kecil dan relatif dapat dijalankan oleh para pemiliknya. Salah satu
dorongan penting untuk mengembangkan perkongsian adalah untuk menggabungkan
sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing pendirinya dan atau untuk melakukan
usaha di bidang yang diminati bersama.

c. Perusahaan Perseroan Terbatas. Perusahaan yang digolongkan kepada Perseroan


Terbatas adalah suatu unit kegiatan usaha yang didirikan sebagai suatu institusi badan
hukum yang pendiriannya dilakukan melalui akte notaris, di mana suatu dokumen
dikemukakan yang pada dasarnya mencantumkan tujuan pendirian, saham yang
dikeluarkan, dan nama-nama pimpinan yang akan menjalankan usaha. Pemegang saham
pada Perseroan Terbatas dianggap sebagai pemilik perusahaan, tetapi tidak ikut campur
dalam menjalankan kegiatan usaha.

d. Badan Usaha Milik Negara. Beberapa bentuk Badan Usaha Milik Negara, antara lain (1)
Perusahaan Jawatan atau Perjan; (2) Perusahaan Umum atau Perum; serta (3)
Perusahaan Perseroan Terbatas Milik Negara.

e. Koperasi. Koperasi merupakan badan usaha yang tujuan utamanya bukan sekadar
untuk mencari keuntungan, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

f. Badan Usaha yang bukan mencari keuntungan (Non Profit Organization/Non


Government Organization/Nirlaba). Terdapat juga badan-badan usaha yang tidak
bertujuan untuk mencari keuntungan. Umumnya usaha seperti ini bergerak di bidang
pendidikan dan rumah sakit.

2. Aspek lain dari organisasi perusahaan sebagai bentuk kerja sama bisnis, antara
lain berikut ini.

a. Perusahaan multinasional atau Multi National Corporation (MNC) adalah perusahaan


besar yang mengembangkan anak perusahaannya di berbagai negara lain.

b. Joint Venture merupakan dua atau beberapa perusahaan, yang sepakat untuk
mendirikan suatu perusahaan baru dengan kepemilikan bersama sebagai perusahaan
patungan.

c. Akuisisi/pengambilalihan. Pengambilalihan adalah suatu tindakan perusahaan yang


membeli perusahaan lain dengan cara membeli saham perusahaan itu. Dengan memiliki
sebagian besar saham dalam perusahaan lain tersebut maka kita dapat menguasai
perusahan tersebut.

d. Employee Stock Ownership Plan. Kesepakatan di mana perusaaan menyediakan


bagian dari sahamnya untuk didistribusikan kepada karyawannya.
e. Privatisasi merupakan langkah sebaliknya dari nasionalisasi. Di mana pemerintah
menjual perusahaan-perusahaan milik negara kepada pihak swasta. Kebalikan dari
privatisasi, nasionalisasi, yaitu tindakan pemerintah suatu Negara untuk mengambil alih
beberapa perusahaan milik swasta.

f. Investasi Langsung merupakan tindakan membeli atau mendirikan aset yang berwujud
(tangible assets) di negara lain.

g. Franchising, yaitu tindakan memberikan hak kepada seseorang atau suatu perusahaan
untuk beroperasi dan melakukan kegiatan seperti yang dilakukan oleh perusahaan yang
mengeluarkan franchise ini.

h. Licensing, yaitu penggunaan suatu brand/merek produk yang telah terkenal dengan
cara membeli hak penggunaan merek dari organisasi atau individu yang memilikinya.

Mengelola Bisnis melalui Manajemen yang Efektif

1. Langkah awal dari suatu proses manajemen adalah penetapan tujuan yang ingin
dicapai dan rencana strategis untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Penetapan tujuan bisnis dan strategi untuk mencapai tujuan akan sangat
menentukan keberhasilan bisnis. Penetapan tujuan bisnis memiliki manfaat utama
memberi arah dan pedoman bagi semua karyawan mengenai apa yang harus mereka
lakukan. Penentuan tujuan akan membantu perusahaan untuk mengalokasikan sumber
daya yang dimiliki, membantu perusahaan untuk menentukan budaya dan etos kerja di
perusahaan, dan membantu manajer/ pengelola bisnis untuk memberikan performa yang
lebih baik dan mendapatkan penghargaan yang sesuai dengan hasil yang dicapai.

3. Umumnya tujuan dibagi menjadi tujuan jangka panjang, menengah, dan tujuan
jangka pendek.

4. Untuk mengatasi ketidakpastian, perusahaan biasanya menggunakan contingency


planning dan crisis management.

5. Langkah penyusunan strategi perusahaan meliputi penetapan tujuan stratejik,


melakukan analisis terhadap kondisi lingkungan eksternal dan kekuatan internal
perusahaan, melakukan analisis terhadap kondisi internal perusahaan, dan memadukan
kondisi lingkungan dengan organisasi untuk memperoleh strategi terbaik. Proses
memadukan dan mendapatkan strategi ini merupakan langkah terpenting.

6. Proses manajemen meliputi tahapan planning, organizing, directing, dan


controlling.
7. Ada tiga level dasar manajer, yaitu top manager, middle manager, serta first line
manager.

8. Bidang manajemen yang harus ditangani manajer meliputi antara lain manajer
sumber daya manusia, manajer operasi, manajer pemasaran, manajer informasi dan
teknologi/IT, manajer keuangan, dan bidang manajemen lain.

Kewirausahaan

1. Kewirausahaan, yaitu perilaku yang mencakup perilaku berinisiatif (initiative


taking), perilaku mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial dan ekonomi
untuk mengubah sumber daya atau situasi praktis, serta perilaku menerima risiko atau
kegagalan. Istilah tersebut diperkenalkan pertama kali oleh Richard Antillon pada tahun
1755. Istilah ini semakin populer setelah digunakan oleh pakar ekonomi J.B. Say untuk
menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan sumber-sumber daya
ekonomis dari tingkat produktivitas rendah ke tingkat produktivitas yang lebih tinggi dan
menghasilkan lebih banyak lagi.

2. Joseph C. Shumpeter mengatakan bahwa wirausaha adalah pelaku utama dalam


pembangunan ekonomi dan fungsinya adalah untuk melakukan inovasi atau menciptakan
kombinasi-kombinasi baru. Wirausaha melakukan suatu proses yang disebut dengan
creative destruction terhadap keseimbangan pasar. Inovasi yang diciptakan oleh
wirausaha akan menghancurkan keseimbangan yang terdapat pada pasar untuk
kemudian mencapai keseimbangan baru dengan keuntungan-keuntungan atas inovasi
tersebut.

3. Seorang wirausaha adalah orang yang kreatif dan inovatif serta mampu
mewujudkannya untuk peningkatan kesejahteraan diri, masyarakat, dan lingkungannya.

4. Terdapat tiga aspek dasar yang ditekankan ketika Anda ingin menjadi seorang
entrepreneur: melibatkan proses kreasi, pengorbanan waktu dan usaha, serta reward
(hasil).

5. Terdapat sembilan karakteristik tingkah laku seorang wirausaha, antara lain sifat
instrumental, prestatif, keluwesan bergaul, kerja keras, keyakinan diri, pengambilan
risiko, swakendali, inovatif, serta kemandirian.

6. McClelland mengatakan bahwa wirausaha adalah orang-orang yang memiliki


dorongan berprestasi yang kuat. Hal ini terlihat dari tingkah laku wirausaha, di antaranya
kebutuhan berprestasi, rasa tanggung jawab yang tinggi, pemilihan risiko yang moderat,
adanya persepsi terhadap keyakinan sukses, menghadapkan umpan balik sebagai
dorongan, energik, berorientasi masa depan, memiliki keahlian organisasi, serta orientasi
uang sebagai simbol keberhasilan.
7. Steade, et.al. mengatakan bahwa terdapat 5 tingkah laku berkualitas dari
wirausaha, purposeful, persuasive, persisten, persumptuous, dan perceptive.

8. Terdapat faktor-faktor khusus dalam pembentukan sifat seorang wirausaha. Faktor


tersebut adalah nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarga kepada seorang anak.

9. Intrepreneur merupakan wirausaha yang ada di dalam lingkungan perusahaan.

10. Integritas merupakan persoalan krusial bagi keberhasilan pribadi dan bisnis.
Banyak orang cenderung melihat faktor-faktor di luar diri mereka sebagai penyebab
penyimpangan karakter. Padahal pengembangan integritas sebenarnya menjadi tugas
dalam diri setiap orang.

11. Tiga hal penting mengenai integritas yang berbeda dari pandangan umum, antara
lain integritas tidak ditentukan oleh lingkungan, tidak berdasarkan kedudukan, dan tidak
disamakan dengan reputasi.

12. Pada umumnya wirausaha memiliki lima karakteristik, yaitu mereka sangat
bersemangat dalam melihat atau mencari peluang-peluang baru dengan tetap selalu
waspada, mengejar peluang dengan disiplin yang ketat, hanya mengejar peluang yang
sangat baik dan menghindari mengejar peluang lain yang melelahkan diri dan organisasi
mereka, fokus pada pelaksanaan khususnya yang bersifat adaptif, serta
mengikutsertakan energi setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka.

13. Terdapat beberapa faktor yang memotivasi seseorang menjadi wirausaha, antara
lain foreign refugee, corporate refugee, paternal refugee, feminist refugee, housewife
refugee, society refugee, serta educational refugee.

14. Usaha kecil adalah suatu bentuk usaha yang tidak bergantung pada pemilik dan
manajemennya, serta tidak mendominasi pasar di mana ia berada (Lupiyoadi, 2004).

15. Tiga aspek yang penting dalam menjelaskan kontribusi bisnis skala kecil ini bagi
suatu negara, antara lain penciptaan lapangan kerja, inovasi, serta pengaruh bagi bisnis
besar.

16. Bentuk-bentuk usaha kecil yang populer, antara lain jasa, retailing,
grosir/distribusi, agribisnis, serta produksi atau manufaktur.

17. Beberapa alasan keberhasilan seorang wirausaha, antara lain kerja keras,
kekuatan tekad, dedikasi, berhasil memenuhi permintaan pasar, juga mempunyai
kemampuan manajemen.

18. Beberapa alasan gagalnya usaha kecil, antara lain kurangnya pengalaman dan
kemampuan dalam mengelola bisnis, lemahnya sistem kontrol, serta kurang modal.
19. Usaha yang sedang berkembang pesat dengan pertumbuhan jumlah personel dan
operasi pasarnya, perlu memformalkan perencanaannya karena beberapa hal, antara lain
derajat ketidakpastian, tingkat persaingan, serta jumlah dan jenis pengalaman wirausaha
(kurangnya pengalaman baik dalam teknologi maupun bisnis).

20. Terdapat 5 langkah yang harus diikuti dalam perencanaan strategis, antara lain
menguji/menganalisis lingkungan internal perusahaan dan lingkungan eksternal
(kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman), memformulasikan strategi perusahaan
jangka panjang dan pendek (misi, tujuan, strategi, dan kebijakan), menerapkan rencana
strategi (program, anggaran, prosedur), mengevaluasi kinerja strategi, melakukan follow
up (menindaklanjuti) umpan balik atau feedback yang berkesinambungan.

21. Terdapat 5 faktor pendorong kegiatan manajemen strategis suatu perusahaan


yang sedang berkembang, antara lain permintaan akan waktu manajemen strategis,
kecepatan pengambilan keputusan, problem politis internal, ketidakpastian lingkungan,
serta visi wirausaha.

22. Terdapat beberapa alasan yang menjadi penyebab perencanaan kurang baik,
antara lain keterbatasan waktu, kurangnya pengetahuan, kurangnya keahlian atau
keterampilan, kurangnya kepercayaan dan keterbukaan, adanya persepsi bahwa
perencanaan itu berbiaya tinggi sehingga cenderung menghindari perencanaan.

23. Michael E. Porter telah mencatat lima kesalahan fatal para wirausaha pada tahap
pengimplementasiannya, antara lain salah memahami daya tarik suatu industri, tidak ada
keunggulan kompetitif yang nyata, mengejar posisi kompetitif yang tidak terjangkau,
mengompromikan strategi pertumbuhan, kegagalan dalam mengkomunikasikan strategi
perusahaan secara terbuka kepada karyawannya.

Tentang iklan-iklan ini

Anda mungkin juga menyukai