Anda di halaman 1dari 19

Oleh :

SURYANA
Kemitraan
Suatu kerjasama formal antara individu-individu,
kelompok-kelompok, atau organisasi-organisasi untuk
mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu serta saling
berbagi baik dalam risiko maupun keuntungan yang
diperoleh.
3 Kata Kunci dalam Kemitraan
• Kerjasama antara kelompok,
1. organisasi, individu

• Bersama-sama mencapai tujuan


2. tertentu

• Saling menanggung resiko &


3. keuntungan
Membangun Kemitraan didasarkan
pd hal-hal berikut:
a. Kesamaan perhatian atau kepentingan
b. Saling mempercayai & saling menghormati
c. Tujuan yg jelas & terukur
d. Kesediaan utk berkorban, baik waktu, tenaga,
maupun sumber daya yg lain.
Prinsip-Prinsip Kemitraan
a. Persamaan (equity)

• Menjunjung azas demokrasi


• Tidak ada paksaan & dominasi terhadap yg lain
Prinsip-Prinsip Kemitraan
b. Keterbukaan (transparancy)

• Kekuatan & kelebihan masing2 anggota harus


diketahui oleh anggota yg lain
Prinsip-Prinsip Kemitraan
c. Saling menguntungkan (mutual benefit)

• Keuntungan tidak selalu diartikan dgn materi atau


uang, tetapi lebih kepada nonmateri.
3 Unsur pokok dlm Kemitraan
1. Unsur Pemerintah
2. Unsur Swasta
3. Unsur organisasi non pemerintah
Model-model Kemitraan dan Jenis
Kemitraan
 Model I
Model kemitraan yang paling sederhana adalah dalam
bentuk jaring kerja (networking) atau building linkages.
Kemitraan ini berbentuk jaringan kerja saja. Masing-
masing mitra memiliki program tersendiri mulai dari
perencanaannya, pelaksanaannya hingga evalusi
Model-model Kemitraan dan Jenis
Kemitraan
 Model II
Kemitraan model II ini lebih baik dan solid
dibandingkan model I. Hal ini karena setiap mitra
memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap
program bersama. Visi, misi, dan kegiatan-kegiatan
dalam mencapai tujuan kemitraan direncanakan,
dilaksanakan, dan dievaluasi bersama.
Menurut Beryl Levinger dan Jean Mulroy (2004),
ada empat jenis atau tipe kemitraan yaitu:

 Potential Partnership
 Pada jenis kemitraan ini pelaku kemitraan saling peduli satu sama lain
tetapi belum bekerja bersama secara lebih dekat.
 Nascent Partnership
 Kemitraan ini pelaku kemitraan adalah partner tetapi efisiensi
kemitraan tidak maksimal
 Complementary Partnership
 Pada kemitraan ini, partner/mitra mendapat keuntungan dan
pertambahan pengaruh melalui perhatian yang besar pada ruang
lingkup aktivitas yang tetap dan relatif terbatas seperti program
delivery dan resource mobilization.
 Synergistic Partnership
 Kemitraan jenis ini memberikan mitra keuntungan dan pengaruh
dengan masalah pengembangan sistemik melalui penambahan ruang
lingkup aktivitas baru seperti advokasi dan penelitian.
Bentuk-bentuk/tipe kemitraan
Menurut Pusat Promosi Kesehatan Departemen
Kesehatan RI yaitu terdiri dari aliansi, koalisi, jejaring,
konsorsium, kooperasi dan sponsorship. Bentuk-bentuk
kemitraan tersebut dapat tertuang dalam
 SK bersama
 MOU
 Pokja
 Forum Komunikasi
 Kontrak Kerja/perjanjian kerja
Langkah-langkah Kemitraan
 Pengenalan masalah
 Seleksi masalah
 Melakukan identifikasi calon mitra dan pelaku potensial
 Melakukan identifikasi peran mitra/jaringan kerjasama
antar sesama mitra
 Menumbuhkan kesepakatan yang menyangkut bentuk
kemitraan
 tujuan dan tanggung jawab, penetapan rumusan kegiatan
 Menyusun rencana kerja: pembuatan POA
 Pemantauan dan evaluasi
 Melaksanakan kegiatan terpadu
PEMBERDAYAAN
 Pemberdayaan adalah pemberian informasi dan
pendampingan dalam mencegah dan menanggulangi
masalah kesehatan, guna membantu individu,
keluarga atau kelompok-kelompok masyarakat
menjalani tahap-tahap tahu, mau dan mampu
mempraktikkan PHBS
 pemberdayaan masyarakat merupakan bagian yang
sangat penting dan bahkan dapat dikatakan sebagai
ujung tombak
TUJUAN
 Menumbuhkan kesadaran, pengetahuan, dan
pemahaman akan kesehatan individu, kelompok, dan
masyarakat.
 Menimbulkan kemauan yang merupakan
kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan atau
sikap untuk meningkatkan kesehatan mereka.
 Menimbulkan kemampuan masyarakat untuk
mendukung terwujudnya tindakan atau perilaku
sehat.
MASYARAKAT MANDIRI KESEHATAN
 Mereka mampu mengenali masalah kesehatan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi
 Mampu meningkatkan kesehatan secara dinamis dan
terus-menerus
 Mampu memelihara dan melindungi diri mereka dari
berbagai ancaman kesehatan dengan melakukan
tindakan pencegahan
 Mereka mampu mengatasi masalah kesehatan secara
mandiri dengan menggali potensi-potensi masyarakat
setempat.
PRINSIF PEMBERDAYAAN
KESEHATAN
 Menumbuhkembangkan potensi masyarakat.
 Mengembangkan gotong-royong masyarakat.
 Menggali kontribusi masyarakat.
 Menjalin kemitraan.
 Desentralisasi
Indikator hasil pemberdayaan masyarakat
 Input, meliputi SDM, dana, bahan-bahan, dan alat-alat yang
mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat.
 Proses, meliputi jumlah penyuluhan yang dilaksanakan,
frekuensi pelatihan yang dilaksanakan, jumlah tokoh
masyarakat yang terlibat, dan pertemuan-pertemuan yang
dilaksanakan.
 Output, meliputi jumlah dan jenis usaha kesehatan yang
bersumber daya masyarakat, jumlah masyarakat yang telah
meningkatkan pengetahuan dan perilakunya tentang kesehatan,
jumlah anggota keluarga yang memiliki usaha meningkatkan
pendapatan keluarga, dan meningkatnya fasilitas umum di
masyarakat.
 Outcome dari pemberdayaan masyarakat mempunyai kontribusi
dalam menurunkan angka kesakitan, angka kematian, dan angka
kelahiran serta meningkatkan status gizi masyarakat
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai