PENDAHULUAN
Remaja adalah anak yang berusia 10-19 tahun. Pada masa inilah terjadi
Pada periode ini terjadi perubahan fisik, biologis, dan psikologi yang sangat
kesehatan dan nutrisinya. Ketidak seimbangan antara asupan zat gizi dan
(Briawan, 2014).
Kurang energi kronis (KEK) adalah salah satu dari empat masalah gizi
utama di Indonesia, KEK dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan
pada ibu hamil (bumil). Ibu hamil dan remaja putri adalah golongan yang
rawan terkena KEK. Bila ibu mengalami kekurangan energi selama hamil
akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya,
antara lain anemia, pendarahan dan berat badan ibu tidak bertambah secara
mengalami KEK adalah mempunyai risiko yang lebih besar untuk melahirkan
bayi dengan BBLR. KEK pada wanita apabila tidak tertangani dengan baik
dapat berkelanjutan saat hamil, yaitu selain dapat melahirkan bayi BBLR,
1
gizi yang baik, misalnya dengan LiLA tidak kurang dari 23,5 cm. Apabila
LiLA WUS sebelum hamil kurang dari angka ini, sebaiknya kehamilan
2012).
kategori LILA ada 80%. Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif
status gizi yang kurang akan mencerminkan fisik yang rendah dan akan
didapatkan dari asupan dan penggunaan zat gizi oleh tubuh (AsDI,2015).
Satus gizi dapat dilihat dari keadaan fisik yang dapat dikategorikan menjadi
lima katagori indeks masa tubuh berdasarkan umur yaitu sangat kurus, kurus,
Telah banyak dilakukan penelitian terkait LiLA dan IMT dengan status
gizi mengenai KEK, namun prevalensi KEK pada WUS masih cukup tinggi.
Penelitian mengenai gambaran status gizi berdasarkan LiLA dan IMT sebagai
faktor KEK perlu dilakukan pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kota
sehingga belum terdapat informasi yang memadai terkait status gizi remaja
2
1.2 Rumusan Masalah
berdasarkan lingkar lengan atas dan indeks massa tubuh pada remaja putri di
pada masyarakat.
3
1.4.3 Bagi Penyusun
lingkar lengan atas dan indeks massa tubuh pada remaja putri.
4
1.5 Keaslian Penelitian
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja
masa dewasa. Masa ini biasanya diawali pada usia 14 tahun pada laki-
laki dan 10 tahun pada perempuan. Pada masa ini remaja mengalami
berbagai sebab. Pertama, remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi
yang mempunyai kebutuhan gizi khusus, yaitu remaja yang aktif dalam
2011).
6
2.1.2 Tahapan Perkembangan Remaja
tahapan berikut :
Hal ini menyebabkan para remaja awal sulit mengerti dan dimengerti
dirinya. selain itu, pada tahap ini remaja berada dalam kondisi
kebingungan karena tidak tau harus memilih yang mana: peka atau
perasaan diri dari oedipoes complex (perasaan cinta pada ibu sendiri
7
pada masa kanak-kanak) dengan mempererat hubungan dengan
8
untuk beberapa bulan. Kemudian kecepatan linier mengalami
dengan TKS 4.
seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang lawan jenis kurang
9
b. Anemia
Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum
banyak zat gizi dari pada remaja laki-laki agar zat besi yang diabsorpsi
yang berkualitas tinggi. Seperti pada daging, hati, ikan, dan ayam
c. Obesitas
remaja dari pada dewasa, akan tetapi ada sebagian remaja yang
menurunkan berat badan. Diet tinggi serat sangat sesuai untuk para
10
2.2 Status Gizi
energi dipihak lain yang terlihat memalui indikator berat badan dan
gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Status gizi yang baik diperlukan
11
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh
antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal
jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh
12
Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, dimana lebih
dkk. 2016).
13
Tabel 2.3 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak
Berdasarkan BB/TB
Indeks Kategori Ambang batas
status gizi z-score
Berat badan menurut Sangat kurus <-3 SD
panjang badan Kurus -3 SD sampai dengan <-2
(BB/PB) atau berat SD
badan menurut Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
panjang badan Gemuk >2 SD
(BB/TB) anak umur
0-60 bulan
Sumber : Keputusan Mentri Kesehatan RI, 2010
1. Keunggulan antropometri gizi sebagai metode penilaian status gizi
yaitu:
lampau.
dan gizi buruk, karena sudah ada ambang batas yang jelas.
berikutnya.
14
h. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan
terhadap gizi.
yaitu:
2002).
anak 5-19 tahun WHO 2007 dapat dihitung nilai Z-Score TB/U
15
Tabel 2.4 Ambang Batas Z-Score
Kategori status gizi Ambang batas (Z-score)
Obesitas >2 SD
Sumber: Direktorat Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu dan Anak,
2011
sentral.
beberapa vitamin dan mineral (gizi mikro) sebagai beberapa bentuk dari
(Sitti, 2017)
gizi. Masalah gizi yang terjadi pada remaja merupakan kelanjutan dari
masalah gizi pada usia anak, yaitu anemia kekurangan besi serta
16
kekurangan dan kelebihan berat badan. Perempuan yang secara fisik
mengetahui pravalensi wanita usia subur umur 15-45 tahun dan Ibu
a. Mengetahui status gizi wanita usia subur, baik Ibu Hamil maupun
tinggi.
(Aritonang, 2010)
17
2.3.2 Cara Pengukuran LILA
mengetahui pravelensi wanita usia subur 14-45 tahun dan ibu hamil
(KEK).
c. Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan
siku).
g. Baca angka yang ditunjukan oleh tanda panah pada pita LILA
18
2.3.3 Ambang Batas Pengukuran LILA
dua kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm atau sama dengan 23,5
didalam bagian merah dari pita tapis berarti wanita tersebut menderita
tengah-tengah bagian antara bahu dan siku sebelah kiri .Lengan harus
berada dalam keadaan bebas, otot tidak dalam keadaan tegang. Alat
ukur / pita dilingkarkan pada lengan atas, jangan terlalu kencang atau
2010).
19
normal memungkinkan seseorang dapat mencapai harapan hidup lebih
menentukan batasan berat badan normal terhadap tinggi badan orang dewasa
berdasarkan nilai indeks massa tubuh (IMT)/body mass index (BMI). IMT
dihitung berdasarkan berat badan dalam kilogram (kg) dibagi dengan tinggi
badan dalam meter kuadrat (m2) dan tidak terikat dengan jenis kelamin. Di
FAO/WHO. Penggunaan IMT hanya dapat berlaku pada usia dewasa (> 18
tahun) dan tidak sedang hamil. Penggunaan IMT pada remaja dipengaruhi
oleh umur sehingga pengukuran yang dapat dilakukan adalah indeks massa
IMT=
20
2.5 kerangka Teori
Antropometri
BB TB LILA
Status gizi
21
BAB III
METODE PENELITIAN
status gizi berdasarkan indeks massa tubuh dan lingkar lengan atas pada
Variabel pada penelitian ini adalah lingkar lengan atas, dan indeks
massa tubuh pada remaja putri di SMA N 1 Kota Bengkulu tahun 2020.
ukur ukur
22
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
3.4.2 Sampel
diketahui:
n=
Dimana :
n = besar sampel
N = besar populasi
P = proporsi kejadian
n=
n =
n =
23
n =
n = 57 + 6 = 63 orang
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah Populasi
X IPA
X IPS
24
16
XI IPA
17
XI IPS
13
adalah:
25
a. Penyusunan Data
b. Klasifikasi Data
c. Analisis Data
teknik kuantitatif atau secara analitik. Pada dasarnya, analisis data terdiri
d. Pengujian Hipotesis
digunakan
26
menemukan kebenaran ilmiah. Dalam melakukan penafsiran hasil
Hasil dari data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel
27
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, M., & Wirjatmadi, B. (2012). Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.
Jakarta: Kencana
Aritonang I. 2010. Menilai status gizi untuk mencapai sehat optimal. Jakarta: PT
Gramedia
Asosiasi Dietesien Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia, Persatuan Ahli Gizi.
2015. Penuntun diet anak. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Edisi 3.
Briawan, D.2014. Anemia masalah gizi pada remaja putri. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.
Lubis, Zulhaida. 2005. Status gizi ibu hamil serta pengaruhnya terhadap bayi
yang dilahirkan. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Pattimah, S. 2017. Gizi Remaja Putri Plus 1000 Hari Pertama Kehidupan.
Bandung: PT Refika Aditama.
28
Sarwono, S. W. 2007. Psikologi remaja. jakarta: pt. Raja Grafindo.
Sitoyo, Peristyowati., 2014. Gizi pemanfaatan gizi, diet, dan obesitas.
Yogyakarta: Nuha Medika
Supariasa, DN, Bachyar, Bakri, Ibnu, Fajar. 2002. penilaian status gizi.
Jakarta:penerbit buku kedokteran.
29
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
Kode Responden :
Nama :
Kelas :
Alamat :
Jenis kelamin :
Tanggal Lahir :
Tanggal pengukuran :
Umur :
Tinggi badan : cm
Berat badan : kg
Status Gizi :
LILA :
IMT=
30
31