Anda di halaman 1dari 25

HUBUNGAN POLA

PEMBERIAN MAKAN
DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA BALITA
USIA 1-5 TAHUN
(Di Desa Tegaron Kecamatan Prambon
Kabupaten Nganjuk)
TIKA NUR TOFA’ATI
NPM : Bd.DH.2020.006

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2


Dian Rahmawati, S.ST.,MPH Aprilia Nurtika Sari, S.ST.,M.Keb
Latar Tujuan Manfaat
Belakang Penelitian Penelitian

Latar Belakang
Bab 1

Bab 2 Topic
Topic
Masa balita merupakan masa
Prevalensi balita stunting provinsi Jawa
pertumbuhan dan perkembangan
Timur (2022) mencapai 19,2%. Jawa
yang sangat pesat. Balita adalah
Bab 3 anak usia 0 sampai 59 bulan,
Timur berhasil memangkas angka balita
stunting sebesar 4,3. Pada tahun 2021,
termasuk kelompok rawan gizi yang
tercatat prevalensi balita stunting di
mudah menderita kelainan gizi.
provinsi Jawa Timur sebesar 23,5%.
Bab 4 Topic Topic
Stunting atau pendek merupakan kondisi Demi melakukan percepatan penurunan
gagal tumbuh pada bayi 0 – 11 bulan dan stunting, perlu dilakukannya edukasi pola asuh
Bab 5 anak balita 12 – 59 bulan, akibat dari makan seperti penyuluhan atau pelatihan
kekurangan gizi kronis terutama dalam tentang fungsi zat gizi dan sumber zat gizi
1000 hari pertama kehidupan dengan harga terjangkau.
Latar Tujuan Manfaat
Belakang Penelitian Penelitian

Bab 1 Tujuan Penelitian

Bab 2 1 Mengidentifikasi pola pemberian


makan pada balita Usia 1 - % tahun

Bab 3 Mengidentifikasi kejadian


2 stunting pada balita usia 1
– 5 tahun
Bab 4 Menganalisis hubungan pola pemberian
makan dengan kejadian stunting pada
balita usia 1 – 5 tahun di RW 2 Desa
Bab 5 3 Tegaron Kecamatan Prambon
Kkabupaten Nganjuk
Latar Tujuan Manfat
Belakang Penelitian penelitian

Manfaat Penelitian
Bab 1
1 Bagi Peneliti
Bab 2 Dapat menambah pengetahuan tentabg
stunting pada balita

2 Bagi Tempat Penelitian


Bab 3 Dapat memberikan informasi
tentang stunting

Bab 4 3 Bagi Pembaca


Dapat menambah informasi dan
pengetahuan tentang stunting
4 Bagi Institusi
Bab 5 Untuk melahirkan karya tulis ilmiah yang baru
dan dapat dijadikan literatur yang bermanfaat
Tinjauan Kerangka Hipotesis
Pustaka Konsep Penelitian

Tinjauan Pustaka
Bab 1

Bab 2 Gizi merupakan bagian penting


Pola Pemberian Makan
dalam pertumbuhan. Pola
1. Tidak Tepat, jika pemberian makan anak harus
Bab 3 skor <55% disesuaikan dengan usia anak
2. Tepat, jika skor supaya tidak timbul masalah
55% - 100%. kesehatan.
pemberian makan meliputi :
Bab 4 1) Jenis makanan
2) Jumlah Makanan
3) Frekuensi makan
Bab 5
Tinjauan Kerangka Hipotesis
Pustaka Konsep Penelitian

Tinjauan Pustaka
Bab 1

Bab 2 Menurut WHO stunting adalah


Kejadian Stunting status gizi yang menimpa anak
Lembar Observasi dengan tinggi atau panjang
badannya dibawah -2.0 Standar
Bab 3 Deviasi (SD) jika dilakukan
perbandingan rata – rata populasi.

Bab 4

Bab 5
Tinjauan Kerangka Hipotesis
Pustaka Konsep Penelitian

Bab 1 Kerangka Konsep

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5
Tinjauan Kerangka Hipotesis
Pustaka Konsep Penelitian
YOUR
LOGO

Bab 1 Hipotesis Penelitian

Bab 2

Bab 3 Tidak Ada Hubungan Pola


Pemberian Makan dengan
kejadian Stunting Pada Balita
Bab 4 Usia 1 – 5 Tahun

Bab 5
Metode Populasi dan
Analisis data
Penelitian Sampel
YOUR
LOGO

Bab 1 Metode Penelitian

Pendekatan
Cross sectional : merupakan rancangan
Bab 2 penelitian dengan melakukan pengukuran
atau pengamatan pada saat bersamaan.

Bab 3

Bab 4 Desain Penelitian Variabel Peneltian


Analitik : Untuk mengetahui Terdapat 2 variabel.
hubungan atau pengaruh Variabel Independen : Pola
antara variabel satu dengan
Bab 5 variabel lain.
pemberian makan
Variabel Dependen : Stunting
Metode Populasi dan
Penelitian Sampel Analisis Data
YOUR
LOGO

Bab 1 Populasi dan Sampel

Bab 2 Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian
ini adalah sebagian balita di RW 2
Desa Tegaron Kecamatan Prambon
Bab 3 Kabupaten Nganjuk sejumlah 46
Populasi sampel.
Dalam penelitian ini populasinya
Bab 4 adalah semua balita di RW 2
Desa Tegaron Kecamatan
Prambon Kabupaten Nganjuk
sejumlah 85.
Bab 5
Metode Populasi dan
Penelitian Sampel Analisis Data

Bab 1 Analisis Data

Bab 2 Analisis Data

Analisi data pada penelitian ini


Bab 3 menggunakan uji chi-square.
Teknik Pengumpulan Data
Bab 4 Pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan
kuesioner.
Bab 5
Data Umum Data Khusus

Bab 1 Hasil Penelitian

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5
Data Umum Data Khusus

Bab 1 Hasil Penelitian

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5
Data Umum Data Khusus

Bab 1 Hasil Penelitian

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5
Pola
Kejadian Hubungan Pola Pemberian
Pemberian
makan Stunting Makan dg Kejadian stunting

Hasil Penelitian
Bab 1
Fakta
Bab 2 Berdasarkan hasil penelitian mengenai
Teori
pola pemberian makan balita pada Pola makan merupakan perilaku penting
tabel IV.9 menunjukkan sebagian yang dapat mempengaruhi keadaan gizi
besar responden telah memberikan yang disebabkan karena kualitas dan
Bab 3 pola pemberian makan yang tepat
sebanyak 43 responden (93,5%) dan
kuantitas makanan dan minuman yang
dikonsumsi akan mempengaruhi tingkat
juga ditemukan pola pemberian kesehatan individu seperti pemenuhan
makan yang tidak tepat berjumlah 3 kebutuhan makan yang meliputi sikap,
Bab 4 responden (6,5%). kepercayaan dan pilihan makanan
(Prakhasita, 2018).
Opini

Bab 5 Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa lebih banyak pola pemberian makan tepat daripada pola
pemberian makan tidak tepat. Pola pemberian makan merupakan bentuk nyata pengasuhan orang
tua yang diterapkan pada anaknya berkaitan dengan pemenuhan gizi anak.
Pola
Kejadian Hubungan Pola Pemberian
Pemberian
makan Stunting Makan dg Kejadian stunting

Hasil Penelitian
Bab 1
Fakta
Bab 2 Berdasarkan tabel IV.1 menunjukkan
Teori
bahwa lebih banyak orang tua Faktor usia dalam pengasuhan anak
responden yang memiliki usia 20 – 35 dapat mempengaruhi kemampuan atau
tahun sebanyak 24 responden (52%). pengalaman yang dimiliki oleh orang
Bab 3 tua dalam memberikan zat gizi pada
anak, jika orang tua berpengalaman
maka akan semakin baik kemampuan
dalam merawat anaknya, membesarkan
Bab 4 dan memelihara tumbuh kembang anak
(Neherta, 2023).
Opini

Bab 5 Usia yang masih muda membuat ibu lebih mudah untuk menerima dan memahami informasi. Selain
itu, ibu masih memiliki cukup tenaga untuk mengaplikasikan pola pemberian makan yang tepat
sesuai dengan informasi yang diterima.
Pola
Kejadian Hubungan Pola Pemberian
Pemberian
makan Stunting Makan dg Kejadian stunting

Hasil Penelitian
Bab 1
Fakta
Bab 2 Berdasarkan tabel IV.2 menjelaskan
Teori
pola pemberian makan terpengaruh Menurut Arida,dkk (2015) dijelaskan ibu
juga dari pendidikan orang tua rumah tangga berperan dalam
responden, pada tabel tersebut sudah mengambil keputusan konsumsi
Bab 3 terlihat jika pendidikan tertinggi
adalah SMA sebanyak 25 responden
pangan, menyajikan bahan makanan
untuk seluruh anggota rumah tangga
(54%). menjadi tugas pokok ibu rumah tangga
(Husnaniyah.dkk,2020).
Bab 4
Opini

Bab 5 Tingkat pendidikan sebagian besar orang tua responden adalah SMA. Ibu yang berpendidikan tinggi
memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan seperti apa pola pemberian makan yang tepat
untuk anaknya.
Pola
Kejadian Hubungan Pola Pemberian
Pemberian
makan Stunting Makan dg Kejadian stunting

Hasil Penelitian
Bab 1
Fakta
Bab 2 Berdasarkan tabel IV.5 jumlah anak
Teori
terbanyak yang dimiliki oleh orang tua Menurut Proverawati dan Wati (2011:
adalah 1 anak & 2 anak dengan jumlah 74), anak pada keluarga dengan anggota
yang sama yaitu 17 responden (37%). keluarga yang banyak biasanya lebih
Bab 3 pendek daripada anak dengan anggota
keluarga sedikit. Hal ini disebabkan anak
pada keluarga dengan anggota banyak
lebih cenderung mendapat perhatian
Bab 4 dan perawatan yang minim (Ibrahim
dan Faramita, 2015).
Opini

Bab 5 Dalam penelitian ini, sebagian besar orang tua responden memiliki anak paling banyak 2 orang.
Dengan jumlah anak yang sedikit, orang tua bisa lebih fokus dalam memperhatikan asupan nutrisi
anak. Jumlah anak yang sedikit juga lebih meringankan keluarga dari segi keuangan.
Pola
Kejadian Hubungan Pola Pemberian
Pemberian
makan Stunting Makan dg Kejadian stunting

Hasil Penelitian
Bab 1
Fakta
Bab 2 Berdasarkan tabel IV.10 menunjukkan
Teori
dari 46 balita terdapat 39 balita (85%) Stunting menjadi faktor resiko
tergolong balita normal sedangkan 7 meningkatnya angka kematian,
balita (15%) tergolong balita stunting. rendahnya kemampuan kognitif, dan
Bab 3 perkembangan motorik, serta fungsi -
fungsi tubuh yang tidak seimbang.
Beberapa penelitian juga menunjukkan
kejadian stunting dikaitkan dengan
Bab 4 gangguan perkembangan, utamanya
kognitif (Syahrudin.dkk, 2021)
Opini

Bab 5 Dalam penelitian ini, lebih banyak balita normal dibanding balita stunting. Namun, angka stunting
masih tergolong tinggi karena masih diatas 10%. Gizi mempunyai peran penting terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pola
Kejadian Hubungan Pola Pemberian
Pemberian
makan Stunting Makan dg Kejadian stunting

Hasil Penelitian
Bab 1
Fakta
Bab 2 Berdasarkan tabel IV.3 menunjukkan
Teori
bahwa paling banyak orang tua Menurut Notoatmodjo, kemampuan
responden bekerja sebagai wiraswasta seseorang dalam melakukan pekerjaan
sebanyak 24 responden (52%). berbeda dengan orang lain, kemampuan
Bab 3 tersebut dapat berkembang karena
pendidikan dan pengalaman sehingga
lingkungan pekerjaan dapat menjadikan
seseorang memperoleh pengalaman dan
Bab 4 pengetahuan baik secara langsung
maupun tidak langsng (Frisilia &
Opini Handriani, 2022).

Bab 5 Status pekerjaan ibu sebagai pengasuh utama anak sangat menentukan perilaku itu dalam
pemberian nutrisi kepada anaknya. Ibu yang bekerja, waktunya akan banyak tersita untuk urusan
pekerjaan. Dampak dari hal tersebut adalah rendahnya waktu yang dimiliki ibu untuk mendampingi
anak selama proses tumbuh kembangnya.
Pola
Kejadian Hubungan Pola Pemberian
Pemberian
makan Stunting Makan dg Kejadian stunting

Hasil Penelitian
Bab 1
Fakta
Bab 2 Berdasarkan tabel IV.4 menunjukkan
Teori
bahwa paling banyak orang tua Menurut penelitian Rahmawati &
responden berpenghasilan Agustin, pendapatan yang kurang dari
≤Rp.2.000.000 sebanyak 42 responden UMR dapat meningkatkan kejadian
Bab 3 (91%), sehingga minim unutk
memenuhi kebutuhan balitanya.
stunting. Kejadian stunting adalah
dampak dari indeks kekayaan rumah
tangga (Agustin dan Rahmawati, 2021)

Bab 4
Opini

Bab 5 Pendapatan rendah yang terjadi secara terus – menerus dapat menjadi faktor penyebab terjadinya
stunting. Hal ini dikarenakan pendapatan keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk
membeli bahan pangan.
Pola
Kejadian Hubungan Pola Pemberian
Pemberian
makan Stunting Makan dg Kejadian stunting

Hasil Penelitian
Bab 1
Fakta Teori
Bab 2 Berdasarkan hasil penelitian ini Hasil penelitian ini didukung oleh
menunjukkan bahwa pola pemberian penelitian sebelumnya yang dilakukan
makan tidak berhubungan dengan kejadian oleh Suryawan, dkk (2022). Hasil
stunting pada balita usia 1 – 5 tahun penelitian Suryawan, dkk (2022)
Bab 3 dengan uji chi-square nilai (p=0,448) dan
nilai α=0,05.
menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara pola asuh pemberian
makan dengan kejadian stunting pada
balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja
Bab 4 Opini puskesmas Klakah Kabupaten Lumajang
Tidak adanya hubungan antara pola pemberian makan (Suryawan, Ningtyias dan Hidayati, 2022).
dengan kejadian stunting pada balita usia 1 – 5 tahun pada
penelitian ini kemungkinan disebabkan kualitas asupan
Bab 5 makan responden yang sudah baik. Selain itu, sebagian
besar orang tua responden juga sudah menerapkan pola
pemberian makan yang tepat untuk anaknya.
Kesimpulan Saran

Bab 1 Kesimpulan

Bab 2 Kesimpulan 1
Kesimpulan 2
Pola pemberian makan
Kejadian stunting pada
tepat sebanyak 43
balita usia 1-5 tahun
responden (93.5%).
Bab 3 sebanyak 7 responden
(15%).

Bab 4 Kesimpulan 3
Tidak ada hubungan antara pola
pemberian makan dengan kejadian
Bab 5 stunting pada balita usia 1 – 5 tahun di
RW 2 Desa Tegaron Kecamatan Prambon
Kabupaten Nganjuk.
Kesimpulan Saran

Bab 1 Saran

Bagi Peneliti
Bab 2 1 Selanjutnya

2 Bagi Tempat Penelitian


Bab 3
3 Bagi Institusi Penelitian
Bab 4
4 Bagi Pembaca
Bab 5
Bab 1

Bab 2

Bab 3 TERIMA
Bab 4 KASIH
Bab 5

Anda mungkin juga menyukai