Kelompok 7:
Azwan Abdhi Hafizuddin (20181660129)
Ramadhan Harahap (20181660118)
Norul Fatoni (20181660114)
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kepada Allah Subhanahu Wata’ala, atas berkat limpahan rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Keperawatan komunitas
kelompok khusus penyakit menular dan tidak menular sebagaimana mestinya dan
terlaksananya menyelesaikan tugas makalah tersebut.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
mengingat kurangnya pengetahuan serta pengalaman penulis, oleh karena itu
diharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun. Mungkin hanya sekian
pengantar ini kami buat, besar harapan bahwa makalah ini dapat diterima. Atas
perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Umum.................................................................................................................2
D. Tujuan Khusus................................................................................................................2
E. Manfaat...........................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
KONSEP KELOMPOK KHUSUS............................................................................................4
A. Konsep kelompok penyakit menular dan tidak menular.................................................4
1. Penyakit Menular................................................................................................................4
2. Penyakit Tidak Menular.....................................................................................................5
B. Masalah-masalah kesehatan yang sering dialami oleh kelompok penyakit menular dan
tidak menular...................................................................................................................6
1. Penyakit Menular................................................................................................................6
2. Penyakit Tidak Menular.....................................................................................................7
C. Kebijakan pemerintah tentang kelompok penyakit menular dan tidak menular.............8
1. Penyakit Menular................................................................................................................8
2. Penyakit tidak menular.....................................................................................................11
D. Peran perawat pada kelompok penyakit menular dan tidak menular............................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perhatian terhadap penyakit menular dan tidak menular makin hari makin meningkat,
karena semakin meningkatnya frekuensi kejadianya pada masyarakat. Dari tiga penyebab
utama kemtian (WHO, 1990). Penyakit jantung, diare dan stroke, ketiganya merupakan
dampak dari pola hidup tidak sehat. Selama epidemiologi kebanyakan berkecimbung
dalam mengenai masalah penyakit menular bahkan kebanyakan terasa bahwa
epidemiologi hanya menangani penyakit menular. Karena itu, epidemiologi hampir selalu
dikaitkan dan dianggap epidemiologi penyakit menular dan tidak menular. Hal ini tidak
dapat disangka dari sejauh perkembangan penyakit menular.
Pentingnya mengetahui tentang penyakit dan menular dibelakangi dengan
kecenderungan semakin meningkatnya prevalensi PTM dalam dalam masyarakat
Indonesia. Bangsa Indonesia yang sementara membangun dirinya sendiri dari suatu
negara agrasis yang sedang berkembang menuju masyarakat industri bahwa
kecenderungan baru dalam pola penyakit masyarakat. Perubahan pola struktur
masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia yang sementara
menbangun dirinya dari suatu negara agrasis yang sedang maju menuju masyarakat
industri membawa kecenderungan baru dalam pola penyakit dalam masyarakat.
Perubahan pola struktur masyarakat agrasi ke masyarakat industri banyak menberi andil
terhadap perubahan pola pertilitas, gaya hidup, social ekonomi yang pada gilirannya
dapat memacu semakin meningkatnya PTM. Di Indonesia keadaannya perubahan pola
dari penyakit menular ke penyakit tidak menular lebih dikebal daam sebutan transisi
epidemilogi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kedokteran mendorong
para tenaga ahli selalu mengadakan riset terhadap berbagai penyakit termasuk salah
satunya adalah penyakit menular demi mengatasi kejadian penderitaan dan kematian
akibat penyakit. Berdasarkan perjalanannya penyakit dapat dibagi menjadi: Akut dan
Kronis. Berdasarkan sifat penularannya dapat dibagi menjadi: Menular dan Tidak
Menular. Proses terjadinya penyakit merupakan interaksi antara agen penyakit, manusia
(Host) dan lingkungan sekitarnya. Untuk penyakit menular, proses terjadinya penyakit
akibat interaksi antara: Agent penyakit (mikroorganisme hidup), manusia dan lingkungan
sedangkan untuk penyakit tidak menular proses terjadinya penyakit akibat interaksi antara
agen penyakit (non living agent), manusia dan lingkungan. Penyakit tidak menular dapat
bersifat akut dapat juga bersifat kronis. Pada Epidemiologi Penyakit tidak Menular
terutama yang akan dibahas adalah penyakit- penyakit yang bersifat kronis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep kelompok penyakit menular dan tidak menular?
2. Apa masalah-masalah kesehatan yang sering dialami oleh kelompok penyakit menular
dan tidak menular?
3. Bagaimana kebijakan pemerintah tentang kelompok penyakit menular dan tidak
menular?
4. Bagaimana peran perawat pada kelompok penyakit menular dan tidak menular?
C. Tujuan Umum
Untuk memberikan informasi atau pengetahuan kepada pembaca mengenai konsep
kelompok penderita penyakit menular dan tidak menular.
D. Tujuan Khusus
1. Mengetahui konsep kelompok penyakit menular dan tidak menular.
2. Mengetahui masalah-masalah kesehatan yang sering dialami oleh kelompok penyakit
menular dan tidak menular.
3. Mengetahui kebijakan pemerintah tentang kelompok penyakit menular dan tidak
menular.
4. Mengetahui peran perawat pada kelompok penyakit menular dan tidak menular.
E. Manfaat
1. Manfaat bagi penulis
Dapat menambah penegtahuan dan pengalaman membuat makalah dan
menambah wawasan khususnya tentang penyakit menular dan tidak menular.
2. Manfaat bagi pembaca
Menambah informasi tentang penyakit menular dan tidak menular serta dapat
mengetahui cara pengendalian dan pencegahan penyakit menular dan tidak menular.
BAB II
c. Diabetes Melitus
Diabetes menduduki peringkat ketiga penyebab kematian paling banyak di
Indonesia. Gaya hidup yang tidak sehat seperti tidak aktif olahraga dan tidak
memperhatikan pola makan, membuat Indonesia menjadi salah satu negara
dengan angka obesitas yang tinggi. Sementara itu, obesitas memang faktor risiko
diabetes.
Dalam RPJMN, arah kebijakan dan strategi peningkatan pengendalian penyakit sesuai
dengan tugas fungsi Ditjen Pecegahan dan Pengendalian Penyakit adalah sebagai
berikut:
o Peningkatan surveilans epidemiologi faktor resiko dan penyakit.
o Peningkatan upaya preventif dan promotif termasuk pencegahan kasus baru
penyakit dalam pengendalian penyakit menular terutama TB, HIV dan malaria
dan tidak menular.
o Pelayanan kesehatan jiwa.
o Pencegahan dan penanggulangan kejadian luar biasa/ wabah.
o Penatalaksanaan kasus dan pemutusan rantai penularan.
o Peningkatan pengendalian dan promosi penurunan faktor risiko biologi
(khususnya darah tinggi, diabetes, obesitas), perilaku (khususnya konsumi buah
dan sayur, aktifitas fisik, merokok, alkohol) dan lingkungan.
o Peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk pengendalian penyakit.
o Pemberdayaan dan peningkatan peran swasta dan masyarakat dalam pengendalian
penyakit.
Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, selain kebijakan dan
strategi tersebut juga dirumuskan strategi untuk memperkuat pelaksanaan upaya
pencegahan dan pengendalian penyakit. Stretegi tersebut adalah:
a. Untuk mengendalikan penyakit menular maka strategi yang dilakukan, melalui:
- Perluasan cakupan akses masyarakat (termasuk skrining cepat bila ada
dugaan potensi meningkatnya kejadian penyakit menular seperti Mass
Blood Survey untuk malaria) dalam memperoleh pelayanan kesehatan
terkait penyakit menular terutama di daerah-daerah yang berada di
perbatasan, kepulauan dan terpencil untuk menjamin upaya memutus mata
rantai penularan.
- Untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan penanggulangan penyakit
menular, dibutuhkan strategi innovative dengan memberikan otoritas pada
petugas kesehatan masyarakat (Public Health Officers), terutama hak akses
pengamatan faktor risiko dan penyakit dan penentuan langkah
penanggulangannya.
- Mendorong keterlibatan masyarakat dalam membantu upaya pengendalian
penyakit melalui community base surveillance berbasis masyarakat untuk
melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang dapat menyebabkan
masalah kesehatan dan melaporkannnya kepada petugas kesehatan agar
dapat dilakukan respon dini sehingga permasalahan kesehatan tidak
terjadi.
- Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam pengendalian penyakit
menular seperti tenaga epidemiologi, sanitasi dan laboratorium.
- Peningkatan peran daerah khususnya kabupaten/kota yang menjadi daerah
pintu masuk negara dalam mendukung implementasi pelaksanaan
International Health Regulation (IHR) untuk upaya cegah tangkal terhadap
masuk dan keluarnya penyakit yang berpotensi menimbulkan kedaruratan
kesehatan masyarakat.
- Menjamin ketersediaan obat dan vaksin serta alat diagnostik cepat untuk
pengendalian penyakit menular secara cepat
b. Untuk pencegahan dan pengendalian penyakit menular maka strategi nasional
pencegahan dan pengendalian PTM di Indonesia, terdiri dari 4 pilar, yaitu:
- Meningkatkan Advokasi dan Kemitraan dalam upaya meningkatnya komitmen
politik dan berfungsinya mekanisme koordinasi lintas kementerian yang secara
efektif dapat menjamin tersedianya sumber daya yang cukup bagi pelaksanaan
program secara berkesinambungan.
- Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Penurunan Faktor Risiko dengan
menumbuhkan budaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada
komunitas melalui penerapan perilaku “CERDIK” yang merupakan akronim
dari “Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik,
Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stres”, dan
meningkatkan Upaya-upaya kesehatan berbasis masyarakat seperti Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM untuk mengendalikan faktor-faktor
risiko PTM.
- Menguatkan Sistem Pelayanan Kesehatan secara efektif dalam pengendalian
penyakit kronik melalui deteksi dini, diagnosa dini serta pengobatan dini,
termasuk penguatan tata-laksana faktor risiko memperkuat penanganan
kegawat-daruratan dan kasus-kasus yang perlu dirujuk dengan sinkroisasi
sesuai pola pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
- Menguatkan Surveilans, Monitoring dan Evaluasi serta Riset bidang PTM
dalam peningkatan ketersediaan data faktor risiko dan determinan lain PTM,
angka morbiditas dan mortalitas, serta penguatan sistem monitoring untuk
mengevaulasi kemajuan program dan kegiatan PPTM. Riset kebijakan dan
kesehatan masyarakat dalam bidang PTM amat dibutuhkan untuk menilai
bagaimana dampak dari berbagai kegiatan yang dirancang, mulai dari
advokasi, kemitraaan, promosi kesehatan dan penguatan sistem layanan
kesehatan primer erhadap berbagai indikator antara sebelum mengukur
outcome seperti penurunan prevalensi merokok di kalangan penduduk usia 15-
18 tahun.
c. Untuk mendukung upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan
tidak menular juga dilakukan dukungan laboratorium dalam sistem surveilans
nasional dan pelaksanaan pengendalian penyakit melalui pemeriksaan kesehatan
terhadap orang, barang dan alat angkut di Pelabuhan Bandara Lintas Batas.
KEBIJAKAN PTM
- Kebijakan surveilans/ pengawasan PTM
Factor resiko
Registry penyakit, dan
Surveilans kematian
- Kebijakan Promosi dan Pencegahan PTM
- Kebijakan Manajemen Pelayanan Kesehatan PTM
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI (2010), Rencana Operasional Promosi Kesehatan dalam Pengendalian
penyakit tidak menular, Pusat Promosi Kesehatan RI, Jakarta.
LAMPIRAN
1. Kebijakan Penyakit Menular
RENCANA AKSI PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT 2015-
2019 (Revisi I - 2018) Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Nomor HK. 02.03/D1/I.1/527/2018
Dan ini merupakan isi Kebijakan dan strategi yang saya kutip dalam pembahasan
Penyakit Menular
2. Kebijakan Penyakit Tidak Menular
UU RI NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN
PERMENKES RI NOMOR 30 TAHUN 2013