Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

Kelompok Khsuus Penyakit Menular dan Tidak Menular

Kelompok 7:
Azwan Abdhi Hafizuddin (20181660129)
Ramadhan Harahap (20181660118)
Norul Fatoni (20181660114)

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kepada Allah Subhanahu Wata’ala, atas berkat limpahan rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Keperawatan komunitas
kelompok khusus penyakit menular dan tidak menular sebagaimana mestinya dan
terlaksananya menyelesaikan tugas makalah tersebut.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
mengingat kurangnya pengetahuan serta pengalaman penulis, oleh karena itu
diharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun. Mungkin hanya sekian
pengantar ini kami buat, besar harapan bahwa makalah ini dapat diterima. Atas
perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Surabaya, 30 September 2020

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Umum.................................................................................................................2
D. Tujuan Khusus................................................................................................................2
E. Manfaat...........................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
KONSEP KELOMPOK KHUSUS............................................................................................4
A. Konsep kelompok penyakit menular dan tidak menular.................................................4
1. Penyakit Menular................................................................................................................4
2. Penyakit Tidak Menular.....................................................................................................5
B. Masalah-masalah kesehatan yang sering dialami oleh kelompok penyakit menular dan
tidak menular...................................................................................................................6
1. Penyakit Menular................................................................................................................6
2. Penyakit Tidak Menular.....................................................................................................7
C. Kebijakan pemerintah tentang kelompok penyakit menular dan tidak menular.............8
1. Penyakit Menular................................................................................................................8
2. Penyakit tidak menular.....................................................................................................11
D. Peran perawat pada kelompok penyakit menular dan tidak menular............................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perhatian terhadap penyakit menular dan tidak menular makin hari makin meningkat,
karena semakin meningkatnya frekuensi kejadianya pada masyarakat. Dari tiga penyebab
utama kemtian (WHO, 1990). Penyakit jantung, diare dan stroke, ketiganya merupakan
dampak dari pola hidup tidak sehat. Selama epidemiologi kebanyakan berkecimbung
dalam mengenai masalah penyakit menular bahkan kebanyakan terasa bahwa
epidemiologi hanya menangani penyakit menular. Karena itu, epidemiologi hampir selalu
dikaitkan dan dianggap epidemiologi penyakit menular dan tidak menular. Hal ini tidak
dapat disangka dari sejauh perkembangan penyakit menular.
Pentingnya mengetahui tentang penyakit dan menular dibelakangi dengan
kecenderungan semakin meningkatnya prevalensi PTM dalam dalam masyarakat
Indonesia. Bangsa Indonesia yang sementara membangun dirinya sendiri dari suatu
negara agrasis yang sedang berkembang menuju masyarakat industri bahwa
kecenderungan baru dalam pola penyakit masyarakat. Perubahan pola struktur
masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia yang sementara
menbangun dirinya dari suatu negara agrasis yang sedang maju menuju masyarakat
industri membawa kecenderungan baru dalam pola penyakit dalam masyarakat.
Perubahan pola struktur masyarakat agrasi ke masyarakat industri banyak menberi andil
terhadap perubahan pola pertilitas, gaya hidup, social ekonomi yang pada gilirannya
dapat memacu semakin meningkatnya PTM. Di Indonesia keadaannya perubahan pola
dari penyakit menular ke penyakit tidak menular lebih dikebal daam sebutan transisi
epidemilogi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kedokteran mendorong
para tenaga ahli selalu mengadakan riset terhadap berbagai penyakit termasuk salah
satunya adalah penyakit menular demi mengatasi kejadian penderitaan dan kematian
akibat penyakit. Berdasarkan perjalanannya penyakit dapat dibagi menjadi: Akut dan
Kronis. Berdasarkan sifat penularannya dapat dibagi menjadi: Menular dan Tidak
Menular. Proses terjadinya penyakit merupakan interaksi antara agen penyakit, manusia
(Host) dan lingkungan sekitarnya. Untuk penyakit menular, proses terjadinya penyakit
akibat interaksi antara: Agent penyakit (mikroorganisme hidup), manusia dan lingkungan
sedangkan untuk penyakit tidak menular proses terjadinya penyakit akibat interaksi antara
agen penyakit (non living agent), manusia dan lingkungan. Penyakit tidak menular dapat
bersifat akut dapat juga bersifat kronis. Pada Epidemiologi Penyakit tidak Menular
terutama yang akan dibahas adalah penyakit- penyakit yang bersifat kronis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep kelompok penyakit menular dan tidak menular?
2. Apa masalah-masalah kesehatan yang sering dialami oleh kelompok penyakit menular
dan tidak menular?
3. Bagaimana kebijakan pemerintah tentang kelompok penyakit menular dan tidak
menular?
4. Bagaimana peran perawat pada kelompok penyakit menular dan tidak menular?

C. Tujuan Umum
Untuk memberikan informasi atau pengetahuan kepada pembaca mengenai konsep
kelompok penderita penyakit menular dan tidak menular.

D. Tujuan Khusus
1. Mengetahui konsep kelompok penyakit menular dan tidak menular.
2. Mengetahui masalah-masalah kesehatan yang sering dialami oleh kelompok penyakit
menular dan tidak menular.
3. Mengetahui kebijakan pemerintah tentang kelompok penyakit menular dan tidak
menular.
4. Mengetahui peran perawat pada kelompok penyakit menular dan tidak menular.

E. Manfaat
1. Manfaat bagi penulis
Dapat menambah penegtahuan dan pengalaman membuat makalah dan
menambah wawasan khususnya tentang penyakit menular dan tidak menular.
2. Manfaat bagi pembaca
Menambah informasi tentang penyakit menular dan tidak menular serta dapat
mengetahui cara pengendalian dan pencegahan penyakit menular dan tidak menular.
BAB II

KONSEP KELOMPOK KHUSUS

A. Konsep kelompok penyakit menular dan tidak menular.


1. Penyakit Menular
Penyakit Menular adalah penyakit yang dapat menular ke manusia yang
disebabkan oleh agen biologi, antara lain virus, bakteri, jamur, dan parasit. Penyakit
menular dapat di tularkan secara langsung maupun tidak langsung. Penularan secara
langsung terjadi ketika kuman pada seseorang yang sakit berpindah melalui kontak
fisik, misalnya lewat sentuhan, melalui udara saat bersin dan batuk, atau melalui
kontak dengan cairan tubuh seperti urine dan darah, orang yang menularkan bisa saja
tidak memperlihatkan gejala dan tidak tampak seperti orang sakit, apabila dia hanya
sebagai pembawa (carrier) penyakit.
Selain metode penyebaran di atas, penyakit menular juga dapat menyebar
melalui gigitan hewan, atau kontak fisik dengan cairan tubuh hewan, serta melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi mikroorganisme penyebab penyakit.
Penyakit menular juga dapat berpindah secara tidak langsung. Misalnya saat
menyentuh kenop pintu, keran air atau tiang besi pegangan di kereta yang terkena
kontaminasi. Kuman dapat menginfeksi jika anda menyentuh mata, hidung, atau
mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah menyentuh barang-barang
tersebut.
Salah satu penyakit menular yang terjadi di Indonesia bahkan sudah mendunia
adalah virus corona COVID-19. Yang dimana penyebarannya mungkin terjadi di
Wuhan, TIONGKOK, pada bulan desember 2019.
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome corona virus 2 (SARS-
CoV-2) adalah virus yang menyerang system pernafasan. Penyakit karena infeksi
virus ini disebut COVID-19. Virus corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada
system pernafasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Severe Acute Respiratory Syndrome corona virus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih
di kenal dengan virus corona adalah jenis baru dari Corona virus yang menular ke
manusia. Walaupun lebih banyak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa
menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu
hamil dan ibu menyusui.

2. Penyakit Tidak Menular


Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan kondisi medic atau penyakit yang
tidak bersifat infektif. Biasanya memiliki durasi yang panjang dan perkemangan yang
relatif berkembang lambat. PTM biasanya di kenal sebagai penyakit kronis.
Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara
global. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia
pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya di sebabkan oleh
penyakit tidak menular. PTM juga biasanya membunuh penduduk dengan usia yang
lebih muda. Di negara-negara di tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari seluruh
kematian yang terjadi pada orang-orang berusia 60 tahun, 29% di sebabkan oleh
PTM, sedangkan di negara-negara maju, menyebabkan 13% kematian. Proporsi
penyebab kematian PTM pada orang-orang berusia kurang dari 70 tahun, penyakit
cardiovascular merupakan penyebab terbesar (39%), di ikuti kangker (27%),
sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan, da PTM yang lain
bersama-sama menyebabkan kematian sekitar 30%, serta 4% di sebabkan oleh
diabetes.
Menurut badan kesehatan WHO, penyakit tidak menular mengakibatkan
kematian yang diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan
terbesar akan terjadi di negara-negara menengah dan miskin. Lebih dari dua pertiga
(70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit tidak menular seperti
kangker, penykit jantung, stroke, dan diabetes. Di sisi lain, kematian akibat penyakit
menular, seperti malaria, TBC atau penyakit infeksi lainnya jumlah kematiannya akan
menurun. Pada negara-negara menengah dan miskin PTM akan bertanggung jawab
terhadap tiga kali dari tahun hidup yang hilang dan disability (disability adjusted life
years=DALYs) dan hampir lima kali dari kematian penyakit menular, maternal,
perinatal, dan masalah nutrisi.

B. Masalah-masalah kesehatan yang sering dialami oleh kelompok penyakit menular


dan tidak menular.
1. Penyakit Menular
a. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
ISPA adalah salah satu penyakit menular yang paling umum diderita. ISPA
dapat menimbulkan gejala seperti pilek, bersin-bersin, demam, atau nyeri
otot.Selain pilek, beberapa penyakit yang masuk sebagai ISPA antara
lain, sinusitis dan faringitis atau radang tenggorokan. Infeksi ini bisa disebakan
oleh virus maupun bakteri dan mudah menular melalui udara maupun percikan air
liur.
b. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang masuk sebagai salah satu
penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Di sini, jumlah penderita TBC
memang cukup banyak, yaitu mencapai 842.000 kasus per tahunnya.TBC adalah
penyakit yang sangat mudah menular dan disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Bakteri ini paling sering menyerang paru-paru meski bisa juga
menyerang tulang, otak, hingga kulit.
c. Hepatitis
Hepatitis adalah penyakit peradangan pada hati yang bisa disebabkan oleh
virus dan biasanya mudah menyebar melalui kontaminasi air dan makanan.
Beberapa jenis hepatitis juga bisa menyebar lewat cairan tubuh seperti darah,
cairan vagina, dan sperma.Hepatitis yang bisa menular disebut sebagai hepatitis
infeksius dan terdiri dari beberapa jenis, seperti hepatitis A,B,C,D, dan E.
2. Penyakit Tidak Menular
a. Stroke
Stroke adalah penyakit tidak menular yang paling banyak menyebabkan
kematian dengan persentase sebanyak 21% di tahun 2015. Stroke adalah penyakit
yang terjadi saat aliran darah di pembuluh darah otak tersumbat oleh plak
kolesterol maupun oleh gumpalan darah.Jika tidak menerima asupan darah yang
cukup, maka otak pun kekurangan oksigen untuk tetap berfungsi. Saat fungsi otak
terganggu, maka begitu juga yang akan terjadi pada fungsi kognitif dan motorik
seseorang.
b. Penyakit Jantung
Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di
Indonesia. Menurut data Litbangkes tahun 2015, sebanyak 12,9% penduduk
Indonesia meninggal dunia karena penyakit ini. Sedangkan berdasarkan Riskesdas
tahun 2013, jumlah orang Indonesia yang menderita penyakit jantung koroner
tercatat mencapai 2.592.116 orang. Angka tersebut belum mencakup jenis
penyakit jantung lainnya.

c. Diabetes Melitus
Diabetes menduduki peringkat ketiga penyebab kematian paling banyak di
Indonesia. Gaya hidup yang tidak sehat seperti tidak aktif olahraga dan tidak
memperhatikan pola makan, membuat Indonesia menjadi salah satu negara
dengan angka obesitas yang tinggi. Sementara itu, obesitas memang faktor risiko
diabetes.

C. Kebijakan pemerintah tentang kelompok penyakit menular dan tidak menular.


Kesehatan adalah hak fundamental setia warga oleh karena itu pemerintah
mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang merata adil
dan terjangkau bagi masyarakat serta negara bertanggung jawab mengatur sepenuhnya
hak hidup bagi setiap penduduk termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu
sebagaimana di amanatkan dalam undang undang dasar 1945 pasal 28H ayat (1)
menyebutkan bahwa “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan”.
Untuk menwujudkan kesehatan bagi masyarakan Indonesia pemerintah membuat
keputusan/ kebijakan mengenai kelompok khusus penyakit menular dan tidak menular,
serta kebijakan lain yang mengatur tentang segala hal yang menjadi penyebab penyakit
menular dan tidak menular.
1. Penyakit Menular
RENCANA AKSI PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT 2015-2019 (Revisi I - 2018) Keputusan Direktur Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK. 02.03/D1/I.1/527/2018

Dalam RPJMN, arah kebijakan dan strategi peningkatan pengendalian penyakit sesuai
dengan tugas fungsi Ditjen Pecegahan dan Pengendalian Penyakit adalah sebagai
berikut:
o Peningkatan surveilans epidemiologi faktor resiko dan penyakit.
o Peningkatan upaya preventif dan promotif termasuk pencegahan kasus baru
penyakit dalam pengendalian penyakit menular terutama TB, HIV dan malaria
dan tidak menular.
o Pelayanan kesehatan jiwa.
o Pencegahan dan penanggulangan kejadian luar biasa/ wabah.
o Penatalaksanaan kasus dan pemutusan rantai penularan.
o Peningkatan pengendalian dan promosi penurunan faktor risiko biologi
(khususnya darah tinggi, diabetes, obesitas), perilaku (khususnya konsumi buah
dan sayur, aktifitas fisik, merokok, alkohol) dan lingkungan.
o Peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk pengendalian penyakit.
o Pemberdayaan dan peningkatan peran swasta dan masyarakat dalam pengendalian
penyakit.
Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, selain kebijakan dan
strategi tersebut juga dirumuskan strategi untuk memperkuat pelaksanaan upaya
pencegahan dan pengendalian penyakit. Stretegi tersebut adalah:
a. Untuk mengendalikan penyakit menular maka strategi yang dilakukan, melalui:
- Perluasan cakupan akses masyarakat (termasuk skrining cepat bila ada
dugaan potensi meningkatnya kejadian penyakit menular seperti Mass
Blood Survey untuk malaria) dalam memperoleh pelayanan kesehatan
terkait penyakit menular terutama di daerah-daerah yang berada di
perbatasan, kepulauan dan terpencil untuk menjamin upaya memutus mata
rantai penularan.
- Untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan penanggulangan penyakit
menular, dibutuhkan strategi innovative dengan memberikan otoritas pada
petugas kesehatan masyarakat (Public Health Officers), terutama hak akses
pengamatan faktor risiko dan penyakit dan penentuan langkah
penanggulangannya.
- Mendorong keterlibatan masyarakat dalam membantu upaya pengendalian
penyakit melalui community base surveillance berbasis masyarakat untuk
melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang dapat menyebabkan
masalah kesehatan dan melaporkannnya kepada petugas kesehatan agar
dapat dilakukan respon dini sehingga permasalahan kesehatan tidak
terjadi.
- Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam pengendalian penyakit
menular seperti tenaga epidemiologi, sanitasi dan laboratorium.
- Peningkatan peran daerah khususnya kabupaten/kota yang menjadi daerah
pintu masuk negara dalam mendukung implementasi pelaksanaan
International Health Regulation (IHR) untuk upaya cegah tangkal terhadap
masuk dan keluarnya penyakit yang berpotensi menimbulkan kedaruratan
kesehatan masyarakat.
- Menjamin ketersediaan obat dan vaksin serta alat diagnostik cepat untuk
pengendalian penyakit menular secara cepat
b. Untuk pencegahan dan pengendalian penyakit menular maka strategi nasional
pencegahan dan pengendalian PTM di Indonesia, terdiri dari 4 pilar, yaitu:
- Meningkatkan Advokasi dan Kemitraan dalam upaya meningkatnya komitmen
politik dan berfungsinya mekanisme koordinasi lintas kementerian yang secara
efektif dapat menjamin tersedianya sumber daya yang cukup bagi pelaksanaan
program secara berkesinambungan.
- Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Penurunan Faktor Risiko dengan
menumbuhkan budaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada
komunitas melalui penerapan perilaku “CERDIK” yang merupakan akronim
dari “Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik,
Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stres”, dan
meningkatkan Upaya-upaya kesehatan berbasis masyarakat seperti Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM untuk mengendalikan faktor-faktor
risiko PTM.
- Menguatkan Sistem Pelayanan Kesehatan secara efektif dalam pengendalian
penyakit kronik melalui deteksi dini, diagnosa dini serta pengobatan dini,
termasuk penguatan tata-laksana faktor risiko memperkuat penanganan
kegawat-daruratan dan kasus-kasus yang perlu dirujuk dengan sinkroisasi
sesuai pola pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
- Menguatkan Surveilans, Monitoring dan Evaluasi serta Riset bidang PTM
dalam peningkatan ketersediaan data faktor risiko dan determinan lain PTM,
angka morbiditas dan mortalitas, serta penguatan sistem monitoring untuk
mengevaulasi kemajuan program dan kegiatan PPTM. Riset kebijakan dan
kesehatan masyarakat dalam bidang PTM amat dibutuhkan untuk menilai
bagaimana dampak dari berbagai kegiatan yang dirancang, mulai dari
advokasi, kemitraaan, promosi kesehatan dan penguatan sistem layanan
kesehatan primer erhadap berbagai indikator antara sebelum mengukur
outcome seperti penurunan prevalensi merokok di kalangan penduduk usia 15-
18 tahun.
c. Untuk mendukung upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan
tidak menular juga dilakukan dukungan laboratorium dalam sistem surveilans
nasional dan pelaksanaan pengendalian penyakit melalui pemeriksaan kesehatan
terhadap orang, barang dan alat angkut di Pelabuhan Bandara Lintas Batas.

2. Penyakit tidak menular


UU RI NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN Penyakit Tidak
Menular Pasal 158 Upaya yang dilakukan:
 Pencegahan
 Pengendalian
 Penanganan penyakit dan akibat yang ditimbulkan.
Untuk:
- Meningkatkan pengetahuan
- Meningkatkan kesadaran masyarakat
- Kemauan berperilaku sehat
- Mencegah terjadinya PTM beserta akibatnya

Manajemen Pelayanan Kesehatan PTM Pasal 161


- Promotif
- Preventif
- Kuratif
- Rehabilitatif
(Titik berat pada deteksi dini dan pengobatan)

KEBIJAKAN PTM
- Kebijakan surveilans/ pengawasan PTM
 Factor resiko
 Registry penyakit, dan
 Surveilans kematian
- Kebijakan Promosi dan Pencegahan PTM
- Kebijakan Manajemen Pelayanan Kesehatan PTM

Peraturan mentri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2013 tentang


Pencantuman informasi kandungan gula, garam, dan lemak serta pesan kesehatan
untuk pangan olahan dan pangan siap saji.
Pasal 3 Ayat (1) Setiap orang yang memproduksi pangan olahan yang
mengandung gula, garam, dan/ atau lemak untuk diperdagangkan wajib memuat
informasi kandungan gula, garam, dan lemak, serta pesan kesehatan pada label
pangan.
Pasal 3 Ayat (2) Kewajiban pencantuman informasi kandungan gula, garam,
dan lemak, serta pesan kesehatan pada label pangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan secara bertahap sesuai jenis olahan dengan mempertimbangkan besar
resiko kejadian penyakit tidak menular.

D. Peran perawat pada kelompok penyakit menular dan tidak menular.


PROMOSI KESEHATAN
Beberapa definisi promosi kesehatan telah dikemukakan, salah satunya definisi
Ottawa Charter, bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan
individu untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Termasuk didalamnya adalah
sehat secara fisik, mental dan sosial sehingga individu atau masyarakat dapat
merealisasikan cita-citanya, mencukupi kebutuhankebutuhannya, serta mengubah atau
mengatasi lingkungan-nya. Kesehatan adalah sumberdaya kehidupan bukan hanya objek
untuk hidup. Kesehatan adalah suatu konsep yang positif yang tidak dapat dilepaskan dari
social dan kekuatan personal. Jadi promosi kesehatan tidak hanya bertanggungjawab pada
sektor kesehatan saja, melainkan juga gaya hidup untuk lebih sehat.
WHO (1998) menyebutkan bahwa promosi kesehatan adalah strategi inti untuk
pengembangan kesehatan, yang merupakan suatu proses yang berkembang dan
berkesinambungan pada status social, kesehatan individu dan masyarakat. Pada
realitasnya, area-area promosi kesehatan itu harus dilakukan dengan menekankan pada
prioritas supaya pelaksanaannya lebih terarah, efektif dan tepat sehingga tujuan tercapai.
Pada tahun 2011 sampai dengan 2016 area prioritas promosi kesehatan, adalah;
1. Social determinant of health, yang termasuk determinan social untuk kesehatan ini
adalah kebijkan-kebijakan kesehatan, health equity, kesenjangan social termasuk
persoalan-persoalan ekonomi.
2. Noncommunicable disease control and prevention, DiIndonesia, data penyakit tidak
menular sebagai berikut,proporsi angka kematian penyakit tidak menular meningkat
dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 59,5% pada tahun 2007. Hasil Riskesdas tahun
2007 menunjukkan tingginya prevalensi PTM di Indonesia, yaitu : (1). hipertensi
(31,7 %), (2). penyakit jantung (7,2%), (3). stroke (0,83%), dan (4). diabetes mellitus
(1,1%). Faktor risiko PTM meliputi pola makan tidak sehat seperti pola makan rendah
serat dan tinggi lemak serta konsumsi garamdan gula berlebih, kurang aktifitas fisik
(olah raga) dan konsumsi rokok. Artinya bahwa perubahan pola penyakit di atas
sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan, transisi demografi, social ekonomi
dan sosial budaya. PTM menjadi salah satu tantangan dalampembangunan bidang
kesehatan.
3. Health promotion system, berkaitan dengan infrasturktur atau hal-hal yang yang
mendukung promosi kesehatan, seperti kempetensi, penelitian dan pengembangan
tentunya dengan melibatkan budaya, system dan teknologi-teknologi terbaru.
4. Promosi kesehatan yang berkelanjutan, melingkupi pendekatan-pendekatan
kemitraan, pendekatan lingkungan, pencegahan bencana dan manajemen pasca
bencana.

DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI (2010), Rencana Operasional Promosi Kesehatan dalam Pengendalian
penyakit tidak menular, Pusat Promosi Kesehatan RI, Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Undang-Undang No. 82 tahun 2014


tentang Penanggulangan Penyakit Menular. Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1501/MENKES/PER/X/2010


tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangan.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1479/MENKES/SK/X/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans
Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu.

Budiarto, E dkk. 2003. Pengantar Epidemiologi. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

LAMPIRAN
1. Kebijakan Penyakit Menular
RENCANA AKSI PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT 2015-
2019 (Revisi I - 2018) Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Nomor HK. 02.03/D1/I.1/527/2018

Pada RENCANA AKSI PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


2015-2019 (Revisi I - 2018) Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Nomor HK. 02.03/D1/I.1/527/2018 terdapat lampiran dibuktikan dengan adanya tulisan yang sama di
pojok kanan bawah yaitu Rencana Aksi Program P2P 2015-2019 (Revisi).

Dan ini merupakan isi Kebijakan dan strategi yang saya kutip dalam pembahasan
Penyakit Menular
2. Kebijakan Penyakit Tidak Menular
UU RI NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN
PERMENKES RI NOMOR 30 TAHUN 2013

Anda mungkin juga menyukai