Anda di halaman 1dari 10

Evidence Based Terkait Asuhan

Pranikah
KELOMPOK 3 :
Tim Penyaji Tim penyanggah
1. Nengsih (210604408) 1. Adiba Perwirasari (210604075)
2. Dini Resa Oktavia (210604102) 2. Nurleni Binti Hanur (210604130)
3. Risa Warisatul ZA (210604138) 3. Meldawati (210604122)
4. Siti Julaeha (210604141) 4. Mujahidah Nurhana (210604015)
5. Herna Tisyawati (210604083) 5. Ratna Purnamaningsih (210604136)
6. Iis Srinopiati (210604086) 6. Euis Badriah (210604079)
7. Lutfi Aini Rofiqoh (210604119) 7. Rohanah (210604139)
8. N.Sarmanah (210604089) 8. Evi S.M Pandiangan (210604105)
What Is Evidence Based ???

Evidence Based artinya berdasarkan bukti. Artinya


tidak ada lagi berdasarkan pengalaman atau kebiasaan
semata.

Jika digunakan dalama proses pemberian informasi berdasarkan


bukti dari penelitian ( Gray, 1997). Jadi, Evidence Based Midwifery
adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti dari
penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan.
PRANIKAH
Pranikah adalah masa sebelum adanya
perjanjian antara laki-laki dan perempuan,
tujuannya untuk bersuami istridengan resmi
berdasarkan undang-undang perkawinan
agama maupun pemerintah
Evidence Based Terkait Masa Pranikah

1. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan wanita dalam masa
pranikah
2. Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayan dasar
3. Menyusun rencana tindakan/layanan sebagai prioritas mendasar bersama klien
4. Melaksanakan tindakan/layanan sesuai dengan rencana
5. Mengevaluasi hasil tindakan/layanan yang telah diberikan bersama klien
6. Membuat rencana tindak lanjut tindakan/layanan bersama klien
7. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan
Tujuan Pemeriksaan
Pranikah
Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengetahui secara dini kondisi Kesehatan para remaja. Adapun
Bimbingan terhadap remaja antara lain mencakup hal-hal :

Perkawinan yang Keluarga


sehat yang sehat

Sikap dan perilaku pada


Sisitem reproduksi dan
masa kehamilan dan
masalahnya
persalianan

Penyakit yang
berpengaruh terhadap
kehamilan dan
persalinan
Pentingnya Periksa Kesehatan Pra Nikah
Para ahli obstetric (ilmu kebidanan) dan ginekolgi (ilmu keturunan)
menyatakan ahwa sebaiknya calon pengantin memeriksakan dirinya tiga
bulan sebelum melakukan janji pernikahan. Rentang waktu itu diperlukan
untuk melakukan pengobatan jika ternyata salah seorang atau keduanya
menderita gangguan tertentu. Jenis pemeriksaan kesehtaan pra nikah dapat
disesuaikan dengan gejala tertentu yang dialami calon pengantin secara
jujur, berani dan objectif.
Jenis pemeriksaan Kesehatan pra nikah yang
perlu dilakukan
Pada peraturan pemerintah pun dijelaskan bahwa pada pasal 13 telah diatur tentang
Kesehatan reproduksi khususnya untul pra nikah. Dan peraturan pemerintah Republik
Indonesia (RI) nomor 61 tahun 2014 tentang Kesehatan reproduksi.
1. Pelayanan Kesehatan masa sebelum hamil nertujuan untuk mempersiapkan perempuan dalam
menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat, sertae memperoleh bayi yang
sehat.
2. Pelayanan Kesehatan masa sebelum hamil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
: Pemeriksaan fisik, imunisasi dan konsultasi kesehatan
3. Pelayanan Kesehatan masa sebelum hamil berupa pemeriksaan fisik dan imunisasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan b harus dilakukan oleh tenaga Kesehatan
sesuai dengan kompetensi dan kewenangan.
4. Pelayanan Kesehatan masa sebelum hamil berupa konsultasi Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf c dapat dilakukan oleh tenaga Kesehatan sesuai kompetensi dan
kewenangannya dan/atau tenaga nonkesehatan terlatih.
Ada beberapa persiapan yang perlu dihadapi menjelang pernikahan
selain pemeriksaan fisik, yaitu persiapan ilmu tentang pernikahan,
persiapan mental/psikologis dalam menghadapi pernikahan,
persiapan ruhiyyah menjelang pernikahan serta persiapan fisik
sebelum menikah.
Konsep manajemen asuhan kebidanan
pada pra nikah
Manajemen kebidanan memberikan asuhan komprehensif menurut hellen
varney (1997) terdiri dari 7 langkah :

Langkah I (Pengkajian) Langkah VI (Pelaksanaan)

Langkah II (Interpretasi data) Langkah VII (Evaluasi)

Langkah III (Identifikasi diagnosa dan


masalah potensial)
Langkah IV (Identifikasi tindakan segera
dan atau kolaborasi)
Langkah V (Rencana menyeluruh asuhan kebidanan)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai