KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini.Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Pada Perempuan dan
Anak dalam kelompok rentan. Selain itu,penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang kelompok rentan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yangtelah membantu proses
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis,
3
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 16
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemerintah Indonesia mendefinisikan arti kata disabilitas dalam Undang- Undang Republik
Indonesia (UU No 8 Tahun 2016). Disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan
fisik, intelektual, mental, dan/atau sensoris dalam jangka waktu lama dalam berinteraksi dengan
lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan
efektif dengan warga negara lainny kesamaan hak. Ragam penyandang disabilitas dapat dialami
secara tung -kan 5/16 multi dalam jangka waktu lama yang ditetapkan oleh tenaga medis sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Jadi, disabilitas adalah keterbatasan fisik,
intelektual, mental, dan/atau sensoris seseorang yang dialami dalam jangka waktu lama yang
menghambat aktivitas tertentu karena ketiadaan akses lingkungan yang mendukung.
Sementara dalam hal ini, bidan memiliki bagian dalam promosi Kesehatan terhadap perempuan
berkebutuhan khusus. Tuntutan berat terhadap tugas bidan adalah selalu berhadapan dengan
sasaran dan target pelayanan kebidanan, kesehatan masyarakat dengan memperkuat kepercayaan,
sikap, ilmu pengetahuan, dan sejumlah keahlian yang telah diterima dan berguna bagi
masyarakat.
Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia.
Keragaman budaya di Indonesia merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya
dan secara historis bangsa Indonesia memang berangkat dari keanekaragaman budaya. Dalam
menangani anak-anak berkebutuhan khusus, para pendamping memerlukan pengetahuan tentang
anak-anak tersebut, keterampilan mengasuh dan melayaninya. Anak berkebutuhan khusus perlu
mendapat dorongan, tuntunan, dan praktekKeragaman budaya atau “cultural diversity” adalah
keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia merupakan sesuatu
yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya dan secara historis bangsa Indonesia memang
berangkat dari keanekaragaman budaya. Dalam menangani anak-anak berkebutuhan khusus, para
5
B. RUMUSAN MASALAH
3. Bagaimana pemilihan jenis kelamin dengan berkebutuhan khusus pada permasalahan budaya?
4. Bagaimana Vaginal Birth After Cesarea (VBAC) dengan berkebutuhan khusus pada
permasalahan budaya?
6. Bagaimana peran bidan dalam asuhan berkebutuhan khusus pada permasalahan budaya?
6
BAB II
PEMBAHASAN
Promosi Kesehatan ( Health Promotion) adalah ilmu dan seni membantu masyarakat
menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan
sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Agar
promosi kesehatan dapat berjalan secara sistematis, terarah dan terencana sesuai
konsep promosi kesehatan bahwa individu dan masyarakat bukan hanya sebagai
objek/sasaran yang pasif menunggu tetapi juga sebagai pelaku maka perlu
pengelolaan program promosi kesehatan mulai dari pengkajian, perencanaan,
penggerakan pelaksanaan, pemantauan dan penilaian. Dan agar promosi kesehatan
berjalan secara efektif dan efesien maka pesan harus sesuai dengan karakteristik serta
kebutuhan / masalah sasaran. Sasaran utama promosi kesehatan adalah masyarakat
khususnya perilaku masyarakat. Karena terbatasnya sumber daya, akan tidak efektif
apabila upaya atau kegiatan promosi kesehatan langsung dialamatkan kepada
masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan pentahapan sasaran promosi kesehatan.
b. Peran Bidan Dalam Promosi Kesehatan
1. Peran Sebagai Advokator Advokasi adalah suatu pendekatan kepada seseorang/
badan organisasi yang di duga mempunyai pengaruh terhadap keerhasilan suatu
program atau kelancaran suatu kegiatan.
Bentuk kegiatan advocator:
a) Seminar
b) Bidan menyajikan masalah kesehatan di wilayah kerjanya
c) Bidan menyampaikan masalah kesehatan menggunakan media dalam bentuk lisan,
artikel, berita, diskusi, penyampaian pendapat untuk membentuk opini public.
2. Peran Sebagai Edukator Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling dalam
asuhan dan pelayanan kebidanan di setiap tatanan pelayanan kesehatan agar mereka
mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
Fungsi bidan sebagai educator:
a) Melaksanakan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan
kebidanan.
b) Membina kader dan kelompok masyarakat
c) Mentorship dan preseptorsip bagi calon tenaga kesehatan dan bidan baru.
3. Peran Sebagai Fasilitator
8
Hubungan antara kebudayaan dan kesehatan adalah sangat kompleks hal ini
dipengaruhi oleh beberapahalantara lain; Penyebab masalah Kesehatan Menurut
pandangan kesehatan modern sakit adalah suatu kelainan fisiologis atau gangguan
fungsi tubuh atau organ tubuh yang disebabkan oleh beberapa hal seperti bakteri,
virus, jamur dan sebagainya atau pertumbuhan sel tubuh yang tidak normal yang
disebut dengan pathologis.
Menurut cara pandang budaya bahwa kejadian suatu penyakiit berkaitan dengan
perubahan hubungan dengan masyarakat, dengan alam dan dengan lingkungan
9
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi
Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipungkiri keberadaannya dan secara historis bangsa Indonesia memang berangkat dari
keanekaragaman budaya. Dalam menangani anak-anak berkebutuhan khusus, para
pendamping memerlukan pengetahuan tentang anak-anak tersebut, keterampilan
mengasuh dan melayaninya. Anak berkebutuhan khusus perlu mendapat dorongan,
tuntunan, dan praktekKeragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan
yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia merupakan sesuatu yang
tidak dapat dipungkiri keberadaannya dan secara historis bangsa Indonesia memang
berangkat dari keanekaragaman budaya. Dalam menangani anak-anak berkebutuhan
khusus, para pendamping memerlukan pengetahuan tentang anak-anak
tersebut,keterampilan mengasuh dan melayaninya. Anak berkebutuhan khusus perlu
mendapat dorongan, tuntunan, dan praktek langsung secara bertahap. Potensi yang
dimiliki anak-anak berkebutuhan khusus akan tumbuh berkembang seiring dengan
keberhasilan peran pendamping dalam memahami dan memupuk potensi anak-anak
tersebut. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan atau
keluarbiasaan, baik fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional, yang
berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya
dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia dengannya.
Peran Bidan pada Wanita Berkebutuhan Khusus Secara Budaya. Dalam menjalankan
perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan panduan dalam memberikan asuhan.
Keyakinan tersebut meliputi:
a. Keyakinan tentang kehamilan dan Persalinan. Hamil dan bersalin merupakan suatu
proses alamiah dan bukan penyakit.
b. Keyakinan tentang perempuan. Setiap perempuan adalah pribadi yang unik
mempunyai hak, kebutuhan, keinginan masing-masing. Keyakinan fungsi Profesi dan
manfaatnya.
15
DAFTAR PUSTAKA